Reynaldo berdiri di depan peta kota. Tangannya mengepal, matanya tajam menatap Distrik Barat yang kini hampir hancur. Lorenzo dan Marco berdiri di belakangnya, diam, menunggu perintah.
Marco Antonio
(kesal, melempar gelas ke dinding)
"Sialan! Gudang kita habis! Kita kehilangan separuh bisnis dalam semalam!"
Lorenzo Antonio
(lebih tenang, tapi matanya penuh kemarahan)
"Ricardo tidak hanya ingin kita bangkrut. Dia ingin kita hancur total."
Reynaldo Castiglione
(suara dingin, penuh dendam)
"Dia sudah terlalu lama bermain aman di balik orang-orangnya. Sekarang, kita buat dia tahu arti ketakutan."
Marco Antonio
(menyeringai, mengangkat pistolnya)
"Akhirnya! Aku sudah muak bertahan tanpa balas!"
Reynaldo Castiglione
(menatap mereka dengan tegas)
"Tapi kita tidak akan menyerang seperti orang bodoh. Kita harus merobek fondasi kekuasaannya. Mulai dari jantung bisnisnya."
(Lorenzo mengangguk, berpikir sejenak.)
Lorenzo Antonio
(serius)
"Kasino utama Ricardo di pusat kota adalah sumber uang terbesarnya. Kalau kita bisa menghancurkannya…"
Reynaldo Castiglione
(tersenyum dingin)
"Maka dia akan kehilangan banyak uang. Dan orang-orangnya akan mulai meragukannya."
Semua saling berpandangan, menyadari bahwa ini bukan hanya serangan biasa. Ini awal dari akhir bagi Don Ricardo
Di ruang bawah tanah, Vito masih terikat di kursinya. Wajahnya babak belur, tapi matanya tetap tajam.
Reynaldo Castiglione
(duduk di depannya, melempar rokok ke atas meja)
"Aku bisa membunuhmu sekarang, Vito. Tapi aku butuh sesuatu darimu."
Vito Moretti
(tertawa pelan, batuk sedikit darah)
"Aku tahu ini akan terjadi. Kau butuh informasi."
Reynaldo Castiglione
(menatapnya tajam)
"Aku ingin tahu segalanya tentang sistem keamanan kasino Ricardo. Segala celah, siapa yang bekerja di dalam, kapan waktu paling tepat untuk menyerang."
Vito Moretti
(menyeringai, bersandar sedikit)
"Dan kalau aku menolak?"
Marco Antonio
(menempelkan pisau ke leher Vito, berbisik)
"Maka ini akan jadi percakapan terakhirmu."
(Vito terdiam sejenak, lalu menghela napas.)
Vito Moretti
(serius, tatapannya tajam)
"Aku mau hidup. Kalau aku membantu, aku ingin jaminan aku bisa keluar dari kota ini dengan selamat."
Reynaldo berpikir sejenak. Marco ingin menolak, tapi Lorenzo menatap Reynaldo, memberi isyarat bahwa ini mungkin pilihan terbaik.
Reynaldo Castiglione
(dengan suara dingin)
"Kau bantu aku menjatuhkan Ricardo, maka aku akan membiarkanmu hidup."
Vito tersenyum tipis, tahu dia tidak punya pilihan lain.
Vito Moretti
(mengangguk)
"Baiklah. Aku akan memberitahumu segalanya."
Di kasino utama Ricardo, suasana ramai dengan pelanggan kaya dan para penjudi. Tapi di lantai atas, Don Ricardo berdiri di ruangannya, melihat ke arah kota dengan gelisah.
Massimo Moscow
(tangan kanan Ricardo, berbicara dengan nada tegas)
"Reynaldo tidak akan diam saja setelah Distrik Barat. Kita harus bersiap."
Don Ricardo
(menghisap cerutu, lalu menatap Massimo dengan tajam)
"Aku tidak akan menunggu mereka datang. Kita buat perhitungan sebelum mereka sempat menyerang."
Massimo mengangguk, lalu memberi isyarat kepada anak buahnya untuk memperkuat penjagaan.
Tapi mereka tidak tahu bahwa Reynaldo sudah lebih dulu merencanakan sesuatu yang jauh lebih berbahaya.
Malam hari. Reynaldo, Marco, dan Lorenzo berdiri di seberang jalan, mengamati kasino dari kejauhan. Di telinga mereka, suara Vito terdengar melalui alat komunikasi.
Vito Moretti
"Penjagaan diperketat, tapi ada celah di sisi barat. Ada lorong layanan yang bisa kalian gunakan. Kalau kalian ingin masuk tanpa menimbulkan kecurigaan, lakukan sekarang."
Marco Antonio
(mendengus)
"Kau yakin tidak menjebak kami, Vito?"
Vito Moretti
(tertawa pelan di radio)
"Kalau aku ingin kalian mati, aku sudah melakukannya tadi."
Reynaldo memberi isyarat. Mereka bergerak cepat, masuk melalui jalur layanan. Dengan cekatan, mereka menyusup ke dalam kasino.
Di dalam kasino, Reynaldo dan timnya bergerak cepat. Lorenzo menanam bahan peledak kecil di beberapa titik strategis. Marco mengawasi para penjaga.
Reynaldo Castiglione
(berbisik ke radio)
"Vito, kami sudah di dalam. Apa berikutnya?"
Vito Moretti
"Naik ke lantai dua. Ricardo ada di ruang VIP. Tapi hati-hati, Massimo dan orang-orangnya ada di sana."
Reynaldo memberi isyarat kepada Marco dan Lorenzo. Mereka naik dengan hati-hati, menyelinap melewati penjaga.
Tapi tiba-tiba—DOR! DOR! Alarm berbunyi! Mereka ketahuan! Para penjaga mulai menyerang!
Marco Antonio
(berteriak sambil menembak balik)
"Sial! Kita ketahuan!"
Lorenzo Antonio
(menekan detonator, beberapa ledakan kecil terjadi di lantai bawah!)
"Kita harus percepat rencana!"
Di tengah kekacauan, Reynaldo melihat Don Ricardo berlari ke arah pintu keluar VIP. Dia tidak bisa membiarkan musuhnya kabur!
Reynaldo Castiglione
(mengejar Ricardo dengan pistol terangkat, matanya penuh amarah)
"RICARDO! KALI INI KAU TIDAK AKAN LARI!"
Reynaldo Castiglione
Ricardo menoleh, matanya tajam. Dia tersenyum dingin sebelum berlari ke arah lift rahasia.
Comments