Di markas keluarga Castiglione, Reynaldo berdiri di depan peta besar dengan wajah serius. Para letnan keluarga—Marco, Lorenzo, dan Vito—berkumpul. Mereka bersiap untuk menyerang bisnis ilegal Don Ricardo.
Reynaldo Castiglione
(dingin, penuh strategi)
"Kita tidak bisa menyerang secara terang-terangan. Kita buat mereka jatuh perlahan. Malam ini, kita hancurkan dua gudang uang mereka."
Marco Antonio
(mengangguk, semangat)
"Orang-orangku sudah siap. Kami bisa menghancurkan gudang di distrik utara."
Lorenzo Antonio
(menunjuk peta)
"Aku dan timku akan menangani distrik barat. Tapi, kita harus hati-hati. Ini harus cepat dan senyap."
Reynaldo Castiglione
(menatap mereka satu per satu)
"Lakukan dengan rapi. Jangan tinggalkan jejak."
Vito diam. Menunjukkan ekspresi penuh rahasia.
GUDANG DISTRIK UTARA – OPERASI MARCO
Malam gelap. Gudang uang Don Ricardo dijaga ketat oleh anak buahnya. Marco dan timnya mendekat dalam bayangan, senjata terpasang dengan peredam.Mereka menyelinap masuk, menembak penjaga satu per satu secara senyap
ank buah Marco
(berbisik)
"Bos, kita hampir sampai ke ruang penyimpanan."
Marco Antonio
(tersenyum dingin)
"Bakar semuanya."
Mereka menuangkan bensin dan menyalakan api. Gudang mulai terbakar, asap hitam naik ke langit. Marco dan tim kabur sebelum alarm berbunyi.
GUDANG DISTRIK BARAT – OPERASI LORENZO
Lorenzo dan timnya mendekati gudang di distrik barat. Tapi sesuatu terasa aneh—terlalu sepi.
Lorenzo Antonio
(curiga)
"Ada yang tidak beres..."
Tiba-tiba—
DOR! DOR! DOR! (Serangan mendadak! Mereka dijebak! Anak buah Don Ricardo sudah menunggu di dalam gudang.)
Lorenzo berlindung di balik mobil, menembak balik. Anak buahnya mulai tewas satu per satu.
Lorenzo Antonio
(berteriak ke radio)
"Reynaldo! Kita dijebak!"
Reynaldo yang mendengar ini di markas langsung sadar—ada pengkhianat di antara mereka! Kamera menyorot wajah Vito yang terlihat tenang, terlalu tenang.
MARKAS CASTIGLIONE
Lorenzo dan sisa timnya berhasil melarikan diri, tapi mereka kehilangan banyak orang. Mereka tiba di markas, wajah penuh amarah.
Lorenzo Antonio
(menghantam meja, berteriak)
"Seseorang memberi tahu mereka rencana kita! Ada tikus di antara kita!"
Reynaldo menatap tajam ke arah semua orang. Matanya penuh curiga. Dia melangkah mendekati Vito.
Reynaldo Castiglione
(dengan suara rendah dan tajam)
"Vito… aku percaya padamu selama ini. Tapi kenapa aku merasa ada yang aneh
Vito tersenyum samar, lalu berdiri.
Vito Moretti
(dengan nada tenang)
"Reynaldo, kau terlalu paranoid."
Marco tiba-tiba menarik pistol, menodongkan ke kepala Vito.
Marco Antonio
(geram)
"Kalau kau tidak bersalah, buktikan!"
Ketegangan meningkat. Vito menatap Marco tanpa takut, lalu perlahan mengangkat tangannya.
Vito Moretti
(tersenyum tipis)
"Kalau kau mau membuktikan sesuatu, tembak aku sekarang."
Semua diam. Reynaldo menatap Vito dalam-dalam, mencoba mencari tanda kebohongan. Tapi sebelum dia bisa bicara—
DOR!
Pintu markas terbuka! Puluhan anak buah Don Ricardo menyerbu! Markas mereka diserang!
PERTEMPURAN BESAR DI MARKAS CASTIGLIONE
Peluru terbang ke segala arah. Reynaldo dan anak buahnya berusaha melawan. Lorenzo dan Marco berlindung di balik meja, membalas tembakan.
Lorenzo Antonio
(berteriak ke Reynaldo)
"Mereka tidak mungkin tahu lokasi kita kalau bukan karena pengkhianat!"
Reynaldo menoleh ke Vito, tapi Vito sudah menghilang! Dia melarikan diri di tengah kekacauan!
Reynaldo Castiglione
(menggeram, marah)
"Bajingan itu benar-benar pengkhianat!"
Suara ledakan mengguncang ruangan. Don Castiglione yang sudah tua muncul dari tangga, menembak ke arah musuh dengan pistolnya.
Don Salvatore Castiglione
(berteriak)
"Bunuh mereka semua! Jangan biarkan satu pun keluar hidup-hidup!"
Pertempuran semakin brutal. Darah berceceran. Para pengawal Castiglione satu per satu tumbang. Reynaldo dan Marco berhasil meloloskan diri ke ruangan belakang.
Di luar markas, Vito masuk ke dalam mobil hitam. Di dalamnya, Don Ricardo menunggunya dengan senyum puas.
Don Ricardo
(menyodorkan segelas anggur ke Vito)
"Bagus, anak muda. Kau sudah memilih sisi yang benar."
Vito mengambil gelasnya, tersenyum dingin.
Vito Moretti
(tenang)
"Keluarga yang kuat adalah keluarga yang menang."
Mobil melaju menjauh, meninggalkan markas Castiglione yang kini hancur terbakar.
Comments