Reynaldo menodongkan pistol ke kepala Vito. Di belakangnya, api masih menyala dari ledakan truk. Jeritan kesakitan terdengar dari anak buah Don Ricardo yang tersisa.
Reynaldo Castiglione
(suara dingin, penuh kebencian)
"Kau mengkhianati keluarga, Vito."
Vito Moretti
(menelan ludah, mencoba tetap tenang)
"Dengar, Rey. Ini bukan tentang pengkhianatan. Ini tentang bertahan hidup."
Marco Antonio
(datang dengan wajah penuh amarah, mengarahkan senjatanya ke Vito)
"Kita bunuh dia sekarang!"
Lorenzo Antonio
(lebih tenang, menatap Reynaldo)
"Dia bisa berguna. Kita interogasi dulu."
(Reynaldo menimbang sejenak, lalu menarik napas dalam.)
Reynaldo Castiglione
(kepada anak buahnya)
"Ikat dia. Bawa ke markas."
(Dua anak buah mengikat tangan Vito dengan kasar, menyeretnya pergi.)
Reynaldo Castiglione
(menatap mayat-mayat anak buah Ricardo, lalu berbicara pada dirinya sendiri)
"Ini baru permulaan."
Di ruang bawah tanah yang remang-remang, Vito terikat di kursi. Marco berjalan mondar-mandir dengan pisau di tangannya, sementara Reynaldo duduk di depannya.
Reynaldo Castiglione
(dengan suara dingin)
"Kenapa, Vito? Setelah semua yang keluarga ini lakukan untukmu?"
Vito Moretti
(menghela napas, menatap Reynaldo dengan mata lelah)
"Aku sudah lelah hidup dalam bayang-bayangmu, Rey. Aku selalu jadi tangan kanan, tapi tidak pernah jadi kepala. Don Ricardo memberiku kesempatan untuk sesuatu yang lebih besar."
Marco Antonio
(tertawa sinis, lalu menghantam wajah Vito dengan kepalan tangan)
"Kau pikir Ricardo akan berbagi kekuasaannya? Dia hanya memanfaatkanmu!"
(Vito terbatuk, darah keluar dari bibirnya. Tapi dia tetap tersenyum tipis.)
Vito Moretti
(menyeringai, dengan nada penuh misteri)
"Kalian pikir ini hanya tentang aku dan Ricardo? Kalian tidak tahu apa-apa."
(Reynaldo mengerutkan dahi, lalu menatap Lorenzo. Ada sesuatu yang tidak beres.)
Reynaldo Castiglione
(menyipitkan mata)
"Bicaralah sebelum aku membuatmu tidak bisa bicara lagi."
Vito Moretti
(tertawa pelan, lalu berbisik)
"Ada orang lain yang menginginkan kehancuran keluarga Castiglione... dan mereka sudah ada di dalam keluarga ini."
(Ruangan menjadi hening. Marco dan Lorenzo saling bertukar pandang, lalu menatap Reynaldo.)
Lorenzo Antonio
(berbisik)
"Maksudnya… ada pengkhianat lain di antara kita?"
Di markas Don Ricardo, Ricardo berdiri di depan peta besar kota. Tangannya menunjuk ke beberapa titik strategis.
Don Ricardo
(kepada anak buahnya)
"Reynaldo lebih kuat dari yang kita duga. Kita kehilangan banyak orang di pelabuhan. Tapi sekarang… kita buat dia sibuk dengan sesuatu yang lebih besar."
Seorang pria bertubuh besar bernama Massimo, tangan kanan baru Ricardo, maju ke depan.
Massimo Moscow
(mengangguk)
"Kami sudah mengatur segalanya. Malam ini, kita serang bisnis mereka di Distrik Barat."
Don Ricardo
(tersenyum puas, lalu mengambil cerutunya)
"Bakar semuanya."
Reynaldo berjalan mondar-mandir di ruangannya, pikirannya penuh dengan kata-kata Vito. Jika Vito tidak berbohong, maka ada seseorang di dalam kelompoknya yang masih bermain dua kaki.
Lorenzo Antonio
(datang, wajahnya serius)
"Rey, kita harus bicara. Aku punya kecurigaan."
Reynaldo Castiglione
(menatap Lorenzo dengan tajam)
"Siapa?"
Lorenzo Antonio
(menghela napas, berbicara hati-hati)
"Franco."
Reynaldo terdiam. Franco, salah satu anggota kepercayaannya, telah bersama mereka sejak awal. Tapi apakah dia benar-benar setia?
Reynaldo Castiglione
(dengan suara rendah, hampir berbisik)
"Kalau dia memang pengkhianat, kita harus memastikan sebelum bertindak."
(Marco masuk dengan tergesa-gesa, wajahnya panik.)
Marco Antonio
(berteriak)
"Rey! Distrik Barat sedang diserang! Gudang kita dibakar!"
Reynaldo mengepalkan tangannya. Dia tahu ini adalah langkah berikutnya dari Don Ricardo.
Gudang Castiglione terbakar. Api menjulang tinggi di langit malam. Anak buah Castiglione bertempur melawan pasukan Ricardo di jalanan. Tembakan beruntun terdengar di mana-mana.
Reynaldo tiba dengan mobil hitamnya, keluar bersama Marco dan Lorenzo. Mereka langsung ikut dalam baku tembak.
Reynaldo Castiglione
(berteriak kepada anak buahnya)
"Jangan biarkan mereka mengambil apa pun!"
Marco menyerbu masuk ke dalam gudang, menembak seorang pria bersenjata. Lorenzo menembak dari balik mobil, melindungi Reynaldo.
Di tengah kekacauan, Reynaldo melihat seseorang berlari ke arah mobil Don Ricardo. Dan dia terkejut… itu Franco!
Reynaldo Castiglione
(marah, berteriak)
"FRANCO!"
Franco menoleh, wajahnya pucat. Tapi sebelum dia bisa berkata apa pun—DOR! Sebuah peluru menembus kepalanya. Dia jatuh ke tanah.
Dari jauh, Reynaldo melihat Don Ricardo yang tersenyum puas di dalam mobilnya, sebelum mobil itu melaju pergi.
Reynaldo berjalan ke tubuh Franco yang sudah tidak bernyawa. Dia menghela napas, lalu menatap langit.
Reynaldo Castiglione
(berbisik pada dirinya sendiri)
"Satu pengkhianat sudah tumbang. Tapi perang ini baru saja dimulai."
Comments