• Dark romance, kekerasan, obat-obatan, perselingkuhan, Club malam, narkotika, pembunuhan, tindakan impulsif, dan adegan disturbing lainnya. •
Yang tidak kuat silakan pergi, jangan pura-pura buta dengan peringatan sejelas itu.
•
.
◇
Lee [Name]
Sayang, bukankah kita telah mengikat janji suci?
Lee [Name]
Mengapa kau mengingkarinya~?
Kang Dagyeom
A-aku... minta maaf, [Name]
Lee [Name]
Hm~?
Lee [Name]
Maaf, apa kau tahu apa kesalahanmu?
Kang Dagyeom
A... aku-ARGHHHHH
Lee [Name]
Legenda katanya? Apa legenda meraung seperti itu di hadapan perempuan?
Lee [Name]
Kau mengecewakan, DG.
•
.
◇
Choi [Name]
Usia : 24 tahun
Gen : ???
Afiliasi : ???
◇
Kang Dagyeom / Lee Jihoon
Usia : 26 tahun
Gen : 1
Afiliasi : legenda, 10 jenius, jenius dalam segala bidang, raja generasi 1, puncak, idol k-pop, CEO PTJ entertainment
Dalam palung kalbu yang kelam, di mana kebencian dan keegoisan bersemayam, mereka melebur menjadi satu kesatuan yang pekat. Bagai lumpur yang mengotori mata air, ia membutakan pandangan, mengaburkan segala yang tampak. Ia menggerogoti kejernihan, mengotori beningnya nurani. Ia adalah riak yang tak henti bergelora, ditiup angin nafsu duniawi, dan dahsyatnya tak terperi, sulit untuk ditenangkan kembali.
Ketika nalar dan logika terjerat dalam belenggu hasrat, saat itulah sang pujangga kehilangan kemampuan untuk menorehkan tinta keindahan. Kata-kata terbungkam, ide-ide menguap, dan puisi tak lagi mampu lahir dari jiwa yang terbelenggu. Degup jantung yang semula berdebar karena cinta, kini berubah menjadi gelisah dan nestapa. Setiap detak adalah jeritan kesedihan, setiap irama adalah ratapan pilu. Di saat itulah, kesadaran menyergap, bahwa hanya neraka yang menanti di penghujung cerita.
Bahkan para tabib dengan segala kepandaiannya, tak mampu menyembuhkan penyakit yang menggerogoti jiwa ini. Penyakit yang tak kasat mata, namun dampaknya begitu nyata. Tetapi, di tengah kegelapan yang pekat, keburukan dan teriakan itu berubah menjadi desahan cinta yang begitu bergelora.
Sang Raja, dengan kharismanya yang paripurna, memancarkan cahaya keagungan. Ia adalah simbol kekuatan, kebijaksanaan, dan ketakutan. Sementara itu, sang Ratu, dengan ketetapannya yang agung, menjadi teladan kesetiaan, cinta, dan pengorbanan. Keduanya adalah dua sisi mata uang yang sama, saling melengkapi, saling menguatkan.
Namun, manakah yang paling bersinar? Pertanyaan ini menggema dalam keheningan, mengajak kita merenung. Apakah cahaya Raja yang benderang, ataukah keteguhan Ratu yang tak tergoyahkan? Jawabannya mungkin terletak pada bagaimana kita memaknai cinta, pengorbanan, dan keagungan dalam diri kita masing-masing.
Kata mereka konflik dalam pasangan akan membuat hubungan semakin harmoni?
Tapi, mengapa pasangan ini justru semakin terjerumus ke dalam penderitaan dan kehancuran?
Comments
𝕶𝖆𝖎𝖘𝖊𝖗
aduh kamu masih kecil udah bikin cerita beginiieeehhhhh
2025-04-22
0
Ndaa_?!
aishh, penasaran aku thor..., ma kelanjutannya...
2025-03-28
1