Alena memilih sibuk bekerja.

Jadwal kontrol Ibu mertuanya,membuat Alena mau nggak mau harus menghubungi suaminya untuk meminta uang,Alena tak sudi lagi jika harus menggunakan uang hasil kerjanya,karena Ia akan mulai menabung untuk masa depannya jika suatu saat Ia memang menyandang status janda tanpa anak.

Alena terus berusaha menghubungi suaminya yang tak mengangkat telponnya,namun Alena tak gentar,Ia harus mendapatkan uang itu untuk berobat Ibu mertuanya.

Sampai seorang perempuan yang Ia pikir adalah madunya mengangkat ponsel milik Bagas.

"Halo...,Mas Bagasnya lagi mandi,berisik banget sih,ini siapa?masih pagi udah telpon-telpon aja",omel Clara yang tak suka karena tidurnya jadi terganggu.

Alena yang penasaran dengan nama panggilan dirinya diponsel suaminya,memiilih untuk menanyakan kepada Clara.

"Memang disitu nggak ada namanya ya?sampai kamu harus nanya ini siapa?",tanya Alena dengan ketus.

Clara yang ditanya seperti itu langsung melihat nama yang ada dilayar ponsel milik suaminya,tertera nama Babu Ibuku yang membuat Clara langsung dapat menebak bahwa yang menelpon suaminya adalah istri pertamanya.

"Hahahaha....,ternyata istri pertama suamiku dikasih nama Babu Ibuku,kasian sekali sih kamu,udah nggak punya anak,LDR pula sama suamimu eh dianggap babu buat mengurus Ibunya,sabar ya Mbak...,atau kalau sudah nggak tahan boleh banget kok bercerai,aku nungguin loh,karena aku yang akan menempati posisi itu".

Alena yang mendengarnya meremas tangannya kuat-kuat,Ia ingin memaki istri siri suaminya tapi Ia sedang berada dirumah dan ada Ibu mertuanya yang masih tertidur,namun Alena juga tidak ingin dipermalukan seperti itu,akhirnya memilih masuk kedalam kamar mandi dan menutupnya dengan kencang.

"Eh pelakor,jangan bangga kamu dinikahi hanya karena kamu punya anak,bisa aja setelah ini Mas Bagas masih terus bermain dengan banyak wanita diluaran sana,karena biasanya laki-laki kalau sudah selingkuh akan selingkuh terus,dan kamu harus tau,aku telah mengajak Mas Bagas bercerai,tapi melihat Ibu mertuaku sakit seperti ini membuat aku tidak tega,tapi yang jelas aku sudah tak sudi lagi disentuh oleh Mas Bagas,karena mulai saat aku mengetahui suamiku telah menikah denganmu diam-diam,harap tubuhku disentuh Mas Bagas!!,terserah kalian menganggap aku babu atau apapun,yang jelas aku lebih baik daripada kalian".

Setelah ucapan itu,Alena masih ingin terus mengucapkan makian terhadap Clara,namun karena suaranya berganti dengan Bagas yang menyapanya,membuat Alena langsung menyampaikan tujuannya meminta uang untuk berobat Ibu mertuanya.

"Pakai uang kamu dulu lah Alena..,uangku habis buat beli susu dan kebutuhan disini,gajimu banyak kan,udahlah jangan itung-itungan seperti itu,atau kalau mau suruh Ibu jual perhiasan atau apa gitu,karena sepertinya untuk beberapa bulan kedepan aku nggak bisa kirim".

"Nggak bisa Mas!aku nggak sudi menggunakan uangku lagi,kamu nggak ingat kalau nantinya kita juga akan bercerai,cepat kirimkan uangnya sekarang atau Ibumu aku biarkan saja ditempat tidur".

Bagas yang ketakutan jika Alena benar-benar nekat,memilih untuk mengirimkan uangnya kepada Alena,karena bagaimanapun Ibunya memang butuh terus kontrol,karena walaupun Bagas berharap Ibunya cepat mati,Bagas tetap menginginkan warisan yang Ibunya miliki yang sampai saat ini belum menyerahkan apapun kepada Bagas saat Ia terus memintanya.

Alena mengakhiri sambungan telponnya begitu saja saat uang yang Ia minta telah masuk.

Alena langsung mengajak pengasuh Ibu mertuanya untuk bersiap ke Rumah Sakit,karena mulai saat ini Alena akan mengajari pengasuh Ibu mertuanya untuk bisa menemani kontrol keRumah Sakit,karena pelan-pelan Alena akan membiarkan urusannya terhadap Ibu mertuanya diberikan keorang lain.

Setelah semuanya siap,Alena mengendarai mobilnya dengan pelan,dan begitu sampai Rumah Sakit Ia mengajari pengasuhnya untuk melakukan apa yang Ia suruh.

Setelah membayar biaya pemeriksaan rutin,Alena berpamitan kepada Ibu mertuanya dan Bi siti.

"Ibu...,mulai hari ini Ibu sama Bi Siti ya kontrolnya,karena Alena sedang sangat sibuk pekerjaannya,semua sudah Alena bayar,Ibu tinggal masuk dan menunggu obat,nanti kalau Bi sudah selesai,Bi siti bisa naik taxi ya,gunakan uang ini untuk membayarnya".

Setelah itu Alena benar-benar pergi dari Rumah Sakit dan membawa mobilnya melaju ke kantor.

Ditengah perjalanan,Alena melihat CEO baru tempatnya bekerja berdiri dipinggir jalan dengan mobil yang sepertinya mogok.

Alena memberanikan diri untuk menepi dan menyapa Pimpinan Perusahaannya.

"Pagi Pak...,Saya Alena Manager Divisi Finance tempat Bapak bekerja,Apa ada kendala dengan mobilnya Pak?sepertinya Bapak terlihat kebingungan,saya bisa membantu Bapak untuk sama-sama kita berangkat kekantor,kebetulan mobil yang saya pakai juga milik Perusahaan".

Bara langsung menghubungi supir Perusahaan untuk membawa mobilnya kebengkel dan Ia mengikuti Alena untuk berangkat bersama.

Bara memilih mengemudi dan Alena berada disampingnya dengan perasaan canggung luar biasa.

Tidak ada pembicaraan apapun selama perjalanan membuat suasana semakin canggung sampai akhirnya tiba diPerusahaan.

Banyak karyawan yang kaget sekaligus iri kepada Alena yang berada dalam satu mobil dengan Bara CEO baru diPerusahaan.

Alena langsung ditarik saat memasuki ruangan Finance oleh beberapa teman-temannya."Mbak...,kok bisa sih semobil sama Pak Bara?kalian janjian atau gimana?aku juga mau dong semobil sama Pak Bara,pasti wangi banget ya mbak,pasti rasanya pengen meluk ya...",ucap salah satu temannya yang bernama Arini.

Alena hanya mengangkat bahunya acuh,tapi semua temannya tetap menuntut untuk Alena menceritakan apa yang terjadi.

"Mobil Pak Bara mogok dan dia supir dia sedang cuti,jadi dia kebingungan dipinggir jalan,karena aku melihatnya ya aku bantu,udah itu aja,lagian sepanjang perjalanan juga tidak ada obrolan apapun,aku bingung harus mengobrol apa,Pak Bara juga mungkin sama bingungnya,jadi kita sama-sama diam sampai Perusahaan".

Arini dan teman lainnya merasa gemes sama Alena yang bersikap datar."Mbak Alena ih,orang mah ngobrol atau tanya apa gitu,rugi banget nggak sih kalian diam".

Namun Alena memilih kembali kemeja kerjanya karena ada beberapa laporan pekerjaan yang harus dia cek yang nantinya bisa langsung diserahkan pihak Direktur keuangan.

Sedangkan Bara yang sudah lama menduda karena perselingkuhan istrinya,kini Ia merasakan jantungnya kembali berdetak dengan kencang hanya karena semobil dengan karyawannya.

"Nggak bisa nggak bisa,aku diPerusahaan ini mau serius bekerja dengan baik,aku nggak boleh menggunakan hatiku untuk mencintai seseorang,cintaku sudah hilang bersama seorang penghianat",gumam Bara didalam hatinya.

Namun tetap saja wajah ayu dan senyum Alena saat menyapanya terus terngiang dikepalanya.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

suka ceritanya 👍👍👍

2025-04-07

1

lihat semua
Episodes
1 Dari Kapan Mas?
2 Kembali ke Clara
3 Rencana hidup Alena
4 Keresahan Clara
5 Alena memilih sibuk bekerja.
6 Berusaha biasa aja
7 Bara kaget Alena telah menikah
8 Kemarahan Bara
9 Ikrar Perceraian
10 Clara selingkuh
11 Laura dan Clara
12 Terungkapnya Rahasia Clara
13 Bagas biadab
14 Bagas semakin Tak terkendali
15 Ibunya Bagas meninggal
16 Isi Surat Wasiat
17 Alena Pamitan
18 Kesombongan Bagas
19 Kebaikan Bara
20 Perhatian Bara
21 Kesedihan Clara
22 Ayah Clara meninggal
23 Permintaan Maaf Clara untuk Alena
24 Alena bimbang
25 Bara menemui Alena
26 Alena bertemu Clara
27 Kebusukan Laura terbongkar
28 Alena bingung
29 Alena said yes
30 Alena galau
31 Mantan Kembali
32 Rencana busuk
33 Kecurigaan Alena
34 Rencana Bagas Gagal
35 Bagas dan Arum
36 Laura hamil
37 Rasa sakit yang terpendam
38 Laura pergi
39 Kehancuran Bagas
40 Kehangatan keluarga Mas Bara
41 Rencana pernikahan
42 Bertemu Laura
43 Bagas semakin hancur
44 Laura bertingkah
45 Clara menemui Laura
46 Rencana Laura
47 Bagas telah tau semuanya
48 Clara pergi
49 Laura gila
50 Bagas menemukan Laura
51 Bagas Pasrah
52 Persiapan pernikahan
53 Perihal momongan
54 Kedatangan orang tak disangka
55 Rencana Paman dan Bibi
56 Kedatangan Cindy dan Ayahnya
57 Pengumuman Pernikahan
58 Kebusukan Asti.
59 Sebuah pesan
60 Pencarian pelaku
61 Kemarahan Alena
62 Kehancuran
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Dari Kapan Mas?
2
Kembali ke Clara
3
Rencana hidup Alena
4
Keresahan Clara
5
Alena memilih sibuk bekerja.
6
Berusaha biasa aja
7
Bara kaget Alena telah menikah
8
Kemarahan Bara
9
Ikrar Perceraian
10
Clara selingkuh
11
Laura dan Clara
12
Terungkapnya Rahasia Clara
13
Bagas biadab
14
Bagas semakin Tak terkendali
15
Ibunya Bagas meninggal
16
Isi Surat Wasiat
17
Alena Pamitan
18
Kesombongan Bagas
19
Kebaikan Bara
20
Perhatian Bara
21
Kesedihan Clara
22
Ayah Clara meninggal
23
Permintaan Maaf Clara untuk Alena
24
Alena bimbang
25
Bara menemui Alena
26
Alena bertemu Clara
27
Kebusukan Laura terbongkar
28
Alena bingung
29
Alena said yes
30
Alena galau
31
Mantan Kembali
32
Rencana busuk
33
Kecurigaan Alena
34
Rencana Bagas Gagal
35
Bagas dan Arum
36
Laura hamil
37
Rasa sakit yang terpendam
38
Laura pergi
39
Kehancuran Bagas
40
Kehangatan keluarga Mas Bara
41
Rencana pernikahan
42
Bertemu Laura
43
Bagas semakin hancur
44
Laura bertingkah
45
Clara menemui Laura
46
Rencana Laura
47
Bagas telah tau semuanya
48
Clara pergi
49
Laura gila
50
Bagas menemukan Laura
51
Bagas Pasrah
52
Persiapan pernikahan
53
Perihal momongan
54
Kedatangan orang tak disangka
55
Rencana Paman dan Bibi
56
Kedatangan Cindy dan Ayahnya
57
Pengumuman Pernikahan
58
Kebusukan Asti.
59
Sebuah pesan
60
Pencarian pelaku
61
Kemarahan Alena
62
Kehancuran

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!