Dia itu berbeda...
Dia berbeda dengan Naresh atau semua perempuan yang sedang mendekatiku.
Dia terlihat sangat sederhana, seperti bunga Daisy.
Aku pastikan usianya juga masih tergolong muda.
Aku memang sudah menyukainya sejak pertama kali melihatnya, seperti ada radar yg kuat menarik ku untuk mendekatinya.
~ Prama ~
Akhirnya setelah berhasil menggiring Aida, di kantin Prama dan Aida duduk berhadapan.
Aida
Terimakasih kak traktiran minumnya.
Prama
Hemm, mau pesen yang lain? biar aku pesankan lagi.
Aida
Gak kak, gak usah ini udah cukup kok terimakasih ya.
Aida
Duhh aku jadi ngrepotin kakak nih.
Prama
Enggak dong, kan aku yang ajak.
Aida
Kakak kerja di sini juga kah?
Prama mengangguk, isyarat membenarkan.
Aida
Aku serius lupa kak kalo kita pernah ketemu sebelumnya? Lagi kapan itu? Dimana?
Prama
Satu bulan yang lalu, di resepsi pernikahannya Langgeng dan Naresha.
Prama
Kamu yang...
Aida
Ohh wait wait kak.. aku ingat. Kakak yang saat itu kemejanya kena air minum ku kan?
Prama
Sudah ingat?
Aida
Hehehehe maaf kak, tadi barusan inget.
Aida
Sebenernya waktu itu bukan tugas aku sih buat nyanyi, aku cuma pengganti. Tapi bang Malik mintanya dadakan.
Prama
Kok bisa, kenapa?
Aida
Iya temenku yang harusnya nyanyi disana tiba-tiba anaknya sakit, harus dibawa kerumah sakit gitu.
Aida
Aku terburu-buru pas itu, sekali lagi aku minta maaf buat kejadian hari itu.
Prama
Oke, gak apa-apa. Gak masalah.
Prama
Berapa umur kamu, oh iya nama kamu Nirmala kan?
Aida
Nirmala nama panggung aku kak, namaku sendiri Aida. Kata bang Malik nama Aida kurang menjual, jadi beliau kasih nama itu.
Aida
Oh iya umur ku tahun ini 21 tahun, hehehehe udah tua ya kak.
Prama menipiskan bibirnya, apa katanya? Dua puluh satu tahun udah merasa tua, lah apa kabar Prama yang tahun ini genap kepala tiga?
Prama
Ngomong-ngomong siapa bang Malik itu? Kakak kamu ya?
Dia suaminya Mbak Retno, Mbak Retno ini tetanggaku di kampung yang bawa aku ke kota ini, terus dimasukkan ke group milik suaminya itu.
Prama
Jadi biduan? Ohh sorry maksudnya penyanyi?
Aida
Hemm begitulah hehehe, mbak Retno tau dari kecil aku suka nyanyi dan katanya suaraku itu bagus.
Prama
Kenapa kamu gak lanjut sekolah? Maaf klo pertanyaan aku lancang.
Aida bungkam, Prama menanyakan itu. Dia hanya menggelengkan kepalanya pelan.
Prama
Maaf kalo pertanyaan aku terlalu lancang ya Ai, skip aja. Oke?
Aida
Gak apa-apa kak, hehehe.
Alasannya aku udah capek belajar. Aku pengen nyari duit buat bantu-bantu ibu sama bapak di kampung. Biar bisa bantu bayarin sekolah adik ku juga.
Prama
Berapa adik kamu?
Aida mengangkat tangannya menunjukkan dua jarinya.
Aida
Dua kak masih kecil-kecil. Bapak ku kerjanya serabutan, kadang kuli bangunan, kadang ikut di penebangan kayu, apapun yang bisa bapak lakukan asal halal. Dan ibuku, cuma ibu rumah tangga biasa, ibuku lagi sakit sebenernya, Diabetes. Tapi ibu melarang aku pulang.
Prama
Kenapa?
Aida
Entahlah, ibu cuma ngomong ibu baik-baik aja, ada bapak ada adik. Aku fokus aja gitu disini, jangan sering pulang gak enak sama bang Malik sama Mbak Retno.
Prama mendengar ada getir disetiap kata yang Aida ucapkan tatkala menyebutkan nama orangtuanya. Tapi Prama melihat wajah Aida tetap tersenyum.
Hati Prama terenyuh dan untuk mendapatkan Aida semakin besar saja. Prama sudah bertekad apapun itu, ia tak akan melepaskan Aida.
Aida
Eh itu Mbak Nurma sudah selesai!
Prama
Yang mana temen kamu?
Aida
Itu loh kak yang lagi jalan ke arah sini, yang pake kemeja putih.
Prama
Ohh itu temen kamu.
Sebenarnya Prama masih ingin ngobrol banyak dengan Aida. Tapi memang dilihatnya seorang perempuan, yang usianya diatas Aida tampak melambaikan tangan kearah Aida.
Prama
Ai...
Aida
Iya kak?
Prama
Boleh aku minta nomer ponsel kamu?
Aida
Aku gak bawa hp kak, hehehe lupa tadi buru-buru.
Prama
Tapi kamu inget kan nomer nya?
Aida menggelengkan kepalanya, meringis.
Aida
Enggak kak, aku lupa.
Nurma
083xxxxxxxxx
Nurma
Itu nomer nya Aida mas.
Prama segera memasukkan deretan nomer yang tadi disebutkan Nurma di kolom kontaknya.
Prama
Ini bukan nomernya?
Tanya Prama menunjukkan ponselnya ke Aida, sebelum gadis itu pergi dengan temannya.
Aida mengangguk, tersenyum tipis meninggalkan Prama.
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟❀∂я
lah sebulan yg lalu kirain baru semalam 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2025-03-24
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟❀∂я
wah baru pertama kali ngobrol udah seterbuka itu aida nyeritain soal keluarga nya ke prama
2025-03-24
0
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦⒋ⷨ͢⚤IмᷡαͤѕͥᏦ͢ᮉ᳟❀∂я
baru liat visual prama angga yunanda ya🤭
2025-03-24
1