★★★
Desman tidak punya pilihan lain, ide nya cukup cemerlang. Dari pada pusing lebih baik ia mengambil mobil untuk mengejar wanita nakal itu.
"Nel ayo masuk," titah nya saat Nela berjalan berpapasan dengan mobil nya.
"Sudah ku bilang aku tidak mau, untuk apa kamu mengikuti ku terus," jawab Nela dengan ketus, dan terus berjalan mengabaikan Desman.
"Benar-benar kamu membuat ku marah Nela!" gertak Desman, keluar dan membanting pintu mobil lalu berlari mengejar Nela yang sudah mulai jauh mendahului nya.
Nela yang tidak menyadari keberadaan Desman dari belakang tiba-tiba saja merasa di kejutkan saat tubuh nya terangkat dan dibawa lari masuk ke dalam mobil.
"Ahhh lepaskan aku!" Nela berteriak sambil memberontak memukuli bahu Desman dengan sekuat tenaga.
"Turunkan aku atau aku pecahkan kaca mobil mu," bentaknya menatap Desman penuh dengan amarah saat tubuhnya berhasil terseret kedalam mobil.
"Bodoh amat! ," Desman merasa menang sekarang, tidak peduli lagi seberapa besar amarah Nela padanya. Ia tersenyum lalu melajukan mobilnya.
"Desman!!!! Berhenti sekarang---!!" berteriak sekencang mungkin sambil menarik kuat handel pintu mobil.
"Nela, tenang," sahutnya yang hanya melirik kearah Nela namun tetap fokus untuk menyetir.
"Aku tidak mau, turunkan aku sekarang!" teriak Nela semakin histeris di dalam mobil.
Desman tak lagi menyahut, hanya sesekali mengulurkan tangan kearah Nela namun dengan kasar Nela menepis.
"Nel kok kamu tidak seperti biasa nya," tanya Desman merasa heran.
"Yah aku memang sudah tidak seperti biasa lagi pada mu," sahut Nela yang kemudian menatap tajam kearah Desman.
"Kamu tahu kenapa?" tanya Nela---namun Desman menggeleng.
"Tidak, aku sama sekali tidak tahu," jawab nya pada akhirnya tanpa merasa bersalah.
"Berarti kamu memang sudah tidak waras sekarang," sahut Nela masih berapi-api. Ia membuang pandangannya kearah jendela sambil menyandarkan punggungnya di kursi jok kemudi.
Desman kembali menoleh kearah kirinya lalu mendapati Nela sudah mulai sedikit tenang.
"Aku tidak habis pikir setelah kejadian yang membuat ku sangat malu dengan perilaku tunangan mu, kamu malah terlihat biasa saja," Nela memang lagi sedih dan kacau, seharusnya Desman mengerti keadaannya bukan malah semakin membuatnya emosi seperti ini.
"Ah tentang tadi sore sudah lupakan saja, dia hanya tunangan masih belum resmi menjadi istri ku," jawaban Desman yang membuat Nela kikuk, pria ini memang benar gila.
Kejadian tadi sore Desman hanya terlihat bodoh amat untuk menanggapi nya.
Nela menelan saliva nya dengan kasar sembari menatap heran kearah Desman.
"Aku ingin hentikan semua ini Des. Aku tidak mau jadi korban dalam emosi tunangan mu," ucap Nela memohon. Setelah satu tahun mengenal pria ini hari-harinya memang penuh dengan kebahagiaan, Desman selalu memberi perhatian padanya namun dibalik itu Nela hanya di jadikan sebatas pemuas nafsu tanpa mengatakan cinta atau perasaan lebih pada hubungan yang telah mereka jalin.
Mendengar permohonan Nela, Desman tersenyum kecut
"Aku tidak bisa Nel, sudah lah kamu jangan takut dengan ancaman tidak karuan dari Najwa. Percaya lah selagi ada aku, ku pastikan kamu tetap aman," entah bagaimana perasaan Desman kepada perempuan itu, untuk mengungkapkan nya saja ia bingung.
Tidak ingin terikat dengan cinta namun ia sendiri tidak bisa menghentikan keinginannya terhadap Nela.
"Jika kamu seperti ini berarti sama halnya kamu juga bertujuan untuk menyakiti ku,"ucap Nela dengan lirih, dan tanpa penolakan setetes air mata yang paling berharga bagi nya terjatuh begitu saja.
"Bukan seperti itu Nel," sahut Desman mulai tidak enak.
"Aku cuman ingin kita bersenang-senang saja sebelum kita terikat dalam pernikahan, sudah cuman itu saja," Ucap Desman yang masih merasa bodoh amat dan menganggap jika Nela melakukan hal yang sama dengannya.
Setelah tersadar dari lamunan, Nela baru menyadari jika arah rumah nya telah dilalui oleh Desman.
"Des kamu mau bawa aku kemana? Stop Des, putar balik kearah rumah ku!" desaknya menarik lengan Desman dengan brutal.
"Kita ketempat biasa dulu," sahutnya tetap tidak mau menuruti keinginan Nela.
"Tidak, pokoknya aku tidak mau!!!" dan tentu saja, Nela kembali dengan sikapnya yang tadi. Menarik dan memukuli Desman serta berteriak-teriak meminta untuk diantar pulang.
"Terlambat Nel, kita sudah sampai ayo turun," Desman turun dari mobil sembari membukakan pintu untuk Nela.
"Aku tidak mau!" Nela masih enggan turun, wajah nya begitu cemberut sambil melipat kedua tangan nya di dada.
"Apa kamu mau aku gendong sampai kedalam?" tanya Desman menampakkan senyumnya.
"Tidak perlu," jawabnya lalu turun dengan terpaksa.
Melihatnya sedikit menurut, Desman mengangguk lalu berjalan kearah apartemen nya.
"Kamu pikir aku semudah itu nurut pada mu," gumam Nela yang berencana kabur.
Sementara Desman, tampak menyadari saat Nela berlari.
"Nela kamu mau kemana!" teriaknya ikut berlari mengejar Nela.
Langkah kaki yang begitu besar sangat mudah mengalahkan langkah kecil Nela sehingga ia dengan cepat menahan Nela kembali.
" Aku tidak mau ikut denganmu Des, lepaskan aku," dan lagi-lagi rencananya gagal, pria itu selalu berhasil tanpa memberi ruang untuk Nela terbebas dari kungkungan nya.
"Hufft, aku tidak habis pikir, segigih ini rencana mu untuk kabur dariku," Desman terlihat sesak, namun ia tetap berhasil.
Akhirnya Nela kembali ia genggam walau pun secara paksa.
***
Beberapa menit kemudian, kini keduanya telah sampai di dalam apartemen milik Desman yang secara diam-diam Desman membeli nya tanpa sepengetahuan Najwa tunangan nya.
"aw Desman sakit!!!!!" jeritan serta teriakan terdengar sangat menggema di ruang apartemen itu saat Desman membanting nya dengan kasar di atas sofa.
"Hihi, habis kamu berat banget," sahut nya malah tertawa cekikikan.
"Hufft!" Desman membuang nafas lega sambil meregangkan otot tangan dan leher nya.
Sementara Nela menatap nya penuh dengan kebencian.
"Kamu mau membicarakan hal apa, ayo ucapkan!" ucap Nela langsung pada intinya, dan tidak ingin berlama-lama lagi disana.
"Nanti saja, rilex dulu sebentar," sahut Desman yang hanya mengabaikan kekesalan dan emosi Nela padanya.
"Cih dasar pria aneh," Selain mengomel tidak ada lagi yang bisa dilakukan Nela, ia pasrah dan menunggu apa yang akan terjadi selanjut nya.
"Hem," mendengar omelan demi omelan, Desman cukup dibuat berisik namun tak mengapa yang terpenting sekarang ia sudah berhasil membawa Nela kesana.
"Nah minum dulu," ucap Desman menawarkan sebotol air mineral yang baru saja ia ambil dari dalam lemari pendingin.
"Tidak butuh," sahut malah Nela menolak nya.
"Lalu apa yang kamu butuh, kehangatan kah?" tanya Desman memancing.
"Cih ogah!" sahut Nela kesal sembari melempari Desman bantal sofa.
★★★
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
D3Si Z1MB0
Setau ku dia bukan pria labil tapi buaya udh punya tunangan juga masih ngejer cewek lain,minimal jadi cowok itu setia udah Nela jauhin Desman nanti sakit hati loh
2025-08-28
1
Rizka_Dwi
kasian nela klk cuma di jadikan pemuas nafsu aja sma desman, trus kenapa nela masih bertahan sih
2025-08-31
1
Mahākavi
ya ampun Des, emangnya najwa kurang cihuy apa /Facepalm/
2025-09-02
1