Bab 4: Malam yang Menakutkan

**Happy Reading**
Malam itu terasa lebih gelap dari biasanya. Alea terbangun dalam keadaan keringat dingin, tubuhnya terjaga oleh suara aneh yang datang dari luar kamarnya. Ketukan pelan di jendela membuatnya merasakan ketegangan yang mendalam. Ia menatap jam di samping tempat tidur, yang menunjukkan pukul tiga pagi. Di luar, langit tampak begitu hitam, hanya diterangi oleh sinar bulan yang redup. Semua orang di asrama tampaknya sudah tidur, dan suasana di sekitarnya benar-benar sunyi.
Alea menarik selimutnya, namun ketukan itu semakin jelas terdengar. Ketukan itu teratur, hampir seperti ada yang mencoba menarik perhatiannya. Ia merasakan gelombang rasa cemas yang luar biasa merayap di tubuhnya, tapi ia mencoba menenangkan dirinya.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(berbisik pada dirinya sendiri) Mungkin hanya angin...
Namun, semakin lama, ketukan itu terdengar semakin kuat, seolah-olah ada yang benar-benar ingin ia dengar. Suara itu semakin memekakkan telinga, seakan ingin menembus keheningan malam.
Dengan hati-hati, Alea beranjak dari tempat tidur dan berjalan mendekati jendela kamarnya. Langkahnya terasa berat, penuh ketegangan. Ia menyentuh tirai dengan pelan, mencoba untuk tidak membuat suara. Tangan kirinya gemetar saat ia menarik tirai jendela untuk melihat ke luar.
Di luar, gelap. Tidak ada apa-apa yang tampak di bawah cahaya bulan yang redup. Namun, jantungnya langsung berhenti berdetak saat ia melihat sebuah sosok berdiri di luar kamarnya.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(terkejut, berbisik) Siapa itu?
Sosok itu berdiri dengan punggung menghadap ke dalam, tidak bergerak sama sekali. Ia tidak bisa melihat wajahnya, karena bayangan sosok tersebut tertutup oleh gelapnya malam. Alea merasa ada sesuatu yang sangat salah, tapi dia tidak bisa memalingkan matanya dari sosok itu. Ada sesuatu yang begitu mencekam, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan.
Tiba-tiba, sosok itu berbalik.
Alea menahan napasnya, matanya terbuka lebar. Wajah sosok itu semakin terlihat jelas, tetapi semakin mendekat, semakin terasa kabur, seperti kabut yang mulai menutupi bentuknya. Sosok itu... tidak memiliki wajah. Tidak ada mata, tidak ada mulut. Hanya sebuah kekosongan yang gelap.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(terkejut, gemetar) Apa itu?
Sosok itu mulai bergerak mendekat, langkahnya tidak terdengar sama sekali, namun gerakannya terasa begitu cepat, hampir melayang. Alea mundur, merasa ketakutan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Tiba-tiba, sosok itu berhenti. Ia hanya berdiri di luar jendela, seolah menatap Alea dengan kosong. Rasanya seperti ada yang mengikat tubuh Alea, membuatnya tidak bisa bergerak.
Kemudian, dengan gerakan yang cepat, sosok itu menghilang. Bayangan itu tidak lagi ada di luar jendela. Seakan menguap begitu saja.
Alea terengah-engah, tubuhnya lemas dan masih terperangkap dalam rasa takut. Ia berpikir sejenak, mencoba meyakinkan dirinya bahwa itu mungkin hanya khayalan. Tapi, rasa takut itu terus menghantuinya. Ketukan itu... siapa yang mengetuk jendelanya?
Ia berbalik dan melihat kamarnya. Semua tampak normal, tidak ada yang berubah. Hanya perasaan cemas yang menambah ketegangan dalam dirinya. Alea kembali berbaring di tempat tidurnya, namun tidak bisa tidur.
Suara detakan jam yang terus berdetak semakin terdengar jelas di kegelapan malam. Waktu terasa melambat. Alea tidak bisa melepaskan bayangan yang baru saja ia lihat. Rasa takut itu masih mengejarnya, mengikat setiap langkahnya dalam ketidakpastian.
Tiba-tiba, suara ketukan itu terdengar lagi, kali ini lebih keras, lebih mengganggu. Alea menutup telinganya, mencoba untuk tidak mendengarnya. Namun suara itu terus berlanjut.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(dalam hati) Apa yang harus aku lakukan?
Ia bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju pintu. Dengan hati yang berdegup kencang, ia membuka pintu kamar dengan pelan. Kegelapan yang begitu pekat menyambutnya di luar.
Ia melangkah ke lorong yang sepi, tidak ada seorang pun di sana. Pintu-pintu kamar lainnya tertutup rapat. Suasana malam itu begitu sunyi, hanya ada suara langkah kaki Alea yang terasa begitu keras di tengah kesunyian. Setiap sudut lorong tampak gelap, dan Alea merasa seolah-olah dia terjebak dalam dunia yang berbeda, dunia yang penuh dengan hal-hal yang tidak bisa ia jelaskan.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(berbisik pada dirinya sendiri) Apa yang sebenarnya terjadi di sini?
Dia menatap sekelilingnya, mencoba mencari petunjuk apa pun, namun semuanya terlihat biasa saja. Namun, perasaan tidak biasa itu tetap menghantuinya. Langkahnya terus bergerak ke ujung lorong, tempat tangga menuju lantai dua.
Tiba-tiba, langkahnya terhenti. Di ujung lorong, ada bayangan samar yang terlihat bergerak. Bayangan itu terdeteksi hanya dalam sekejap, seolah melintas begitu cepat. Alea mengernyit, berusaha melihat dengan jelas.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
Apa itu?
Ia melangkah maju, matanya tertuju pada bayangan itu. Bayangan itu menghilang dengan cepat saat ia mendekat. Alea merasa ada sesuatu yang mengintai, sesuatu yang menunggu di balik kegelapan lorong itu.
Kemudian, sebuah suara keras terdengar, membuat Alea terlonjak kaget. Suara itu berasal dari dalam ruangan yang berada di dekat ujung lorong. Suara ketukan yang sama seperti yang ia dengar tadi, tetapi kali ini jauh lebih keras.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(memegangi dada) Siapa di sana?
Tidak ada jawaban. Hanya ketukan yang terus berlanjut, semakin cepat, seolah-olah ada sesuatu yang mencoba menerobos masuk. Alea merasa dirinya semakin terperangkap. Ada perasaan seperti tertutup oleh sesuatu yang tidak bisa ia lihat, sesuatu yang terus mengelilinginya.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(berbisik) Aku tidak bisa tinggal di sini.
Dengan hati-hati, Alea berbalik dan mulai berjalan kembali ke kamarnya. Langkahnya tergesa-gesa, tetapi ia merasa seolah ada sesuatu yang mengikuti setiap gerakannya. Ketegangan semakin menambah ketakutan dalam dirinya. Rasanya seperti ada yang mengawasi setiap langkahnya.
Tiba-tiba, ketukan itu terdengar lagi, kali ini di pintu kamarnya.
Alea Dwi Salsabila
Alea Dwi Salsabila
(terkejut) Tidak...
Ia berlari ke pintu, tetapi begitu ia membuka pintu dengan tergesa-gesa, tidak ada siapa-siapa di luar. Hanya lorong yang gelap dan sunyi.
Namun, sesuatu di dalam dirinya mengatakan bahwa ia tidak sendirian. Ada sesuatu di sini, sesuatu yang lebih gelap, lebih menakutkan dari yang bisa ia bayangkan.
Dengan tubuh gemetar, Alea menutup pintu kamarnya dan menguncinya dengan cepat. Ia kembali ke tempat tidurnya, menyelimuti dirinya dengan selimut, berharap bisa tidur dan melupakan apa yang baru saja terjadi.
Namun, suara ketukan itu tidak pernah berhenti.
**Lanjut**

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!