Pertama Kali melihat Sasaran

Danica benar-benar menghabiskan waktunya untuk mempelajari berkas yang di berikan padanya, bahkan saat makan siang pun ia gunakan untuk tetap membaca agar tidak ada hal yang terlewat dan besok ia bisa lulus ujian dari atasannya

"apa kamu gak capek Danica" tanya Ema yang masih menikmati makan siangnya namun pandangannya sedikit terganggu karena Danica yang malah makan sambil membaca

"aku harus bisa mempelajari ini hari ini, soalnya aku harus lulus ujian tuan Dody agar pekerjaanku ini tetap bertahan " balas Danica tanpa mengalihkan fokusnya dari berkas yang ia baca

"kamu butuh banget pekerjaan ini ya Danica" Ema cukup penasaran dengan kegigihan Danica

Danica menoleh ke arah Ema "kebetulan aku menghidupi diriku sendiri sejak aku SMA jadi kalau sampai aku tidak dapat pekerjaan ini, aku nanti harus hidup dari mana" Danica sedikit mendramatisir ceritanya agar tidak terlalu banyak di tanya Ema

Karena biarpun benar adanya jika Danica sudah membiayai pendidikannya sejak SMA tapi bukan berarti ia tak bisa hidup jika ia tidak bekerja

sebab Valentino masih tetap memberikan biaya hidup untuk Danica dan ibunya yaitu Brigitta biarpun dari segi waktu Valentino hanya memberikan sedikit sisa waktunya, bahkan pernah satu kali dalam setahun Valentino datang berkunjung sama sekali padahal Brigitta sangat merindukan Valentino

"aku pikir di luar negeri gajihnya besar lah, kenapa kamu malah milih kerja di sini " tanya Ema yang cukup heran dengan pilihan Danica untuk bekerja di negara yang menurutnya memiliki gaji tak sebesar di negara tempat asal Danica

"aku ingin mencoba suasana baru saja, sedikit bosan dengan negara asalku" balas Danica dengan asal

"eh itu tuan Lionel " Ema menunjuk ke arah pria yang di ikuti dua orang dan kini sedang melintas di depan kantin tempat keduanya makan siang

Danica melihat ke arah telunjuk Ema " oh itu yang namanya tuan Lionel " jujur Danica baru pertama kali melihat wajah Lionel secara langsung biarpun jika dari segi foto ia sudah pernah melihatnya

sebab Danica memang mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai keluarga Lucas dan Dario hanya melalui internet saja dan berbekal apa yang di sampaikan sang nenek padanya

"iya, yang di belakangnya itu tuan Bara asisten tuan Lionel dan wanita cantik itu adalah Emira, sekertaris pribadi tuan Lionel " Ema menjelaskan satu persatu orang-orang yang ada di sekitar Lionel

"oh begitu" Danica hanya mengangguk saja akan penjelasan Ema

Emang kurang suka dengan tanggapan Danica yang terlihat biasa saja "tuan Lionel itu jadi idola di kantor ini loh Danica, tapi dia terlalu cuek orangnya, terkesan jijik gitu sama wanita, cuma mau dekat sama nona Emira saja " ucap Ema lagi

"oh begitu" Danica hanya mengiyakan saja ucapan Ema tanpa banyak menyahuti lebih lanjut

*

"tuan Lionel ada rapat di jam 2 nanti dan di jam 5" ucap Erma menjelaskan jadwal kerja Lionel pada sang atasan

"issh banyak amat lah Emira, gak bisa di kurangin apa sedikit saja" keluh Lionel akan banyaknya jadwal kerja yang harus ia lakukan hari ini

"ga bisa tuan Lionel, jangan bikin aku kena tegur ayahku lagi karena tidak bisa mengingatkan tuan akan pekerjaan tuan yang seharunya " ucap Emira dengan sinis akan tingkah bosnya yang selalu mengeluh dengan jadwal kerja yang sudah ia susun dengan baik

"ia sih" Lionel hanya memutar bola matanya malas mendapati teguran Emira untuk kesekian kalinya

"oh ya Bara, gimana wanita yang ngirim rekomendasi dari dosenku dulu itu " tanya Lionel tanpa menoleh ke arah Bara yang berjalan tepat di belakangnya

"anaknya sudah mulai kerja hari ini tuan, anda mau ketemu dia " tanya Bara

"enggak perlu ah, yang penting aku sudah menuruti keinginan pak Smith untuk menerima salah satu mahasiswa terbaiknya" tolak Lionel dengan cepat akan tawaran Bara

"tapi ngomong-ngomong kerja di bagian apa dia " tanya Lionel

"di bagian pemasaran kan itu bidangnya, dan itu juga usul yang di berikan dosen anda " balas Bara

" iya juga " Lionel tak mau ambil pusing lagi dan lebih memilih untuk melanjutkan pekerjaannya "toh aku sudah menuruti keinginan pak Smith jadi sudah habis urusan, dan masalah dia bertahan atau tidak tinggal melihat kemampuannya saja " ujar Lionel dengan santainya

Sepanjang perjalanan Lionel selalu mendapatkan tatapan penuh kagum dari semua wanita yang bekerja di perusahaan yang di wariskan sang kakek sebelum meninggal padanya.

Dan itu wajar saja, karena selain Lionel yang adalah bos mereka, Lionel juga termasuk kategori pria tampan dan jelas kaya raya dan yang paling penting Lionel masih cukup muda, 24 tahun.... Usia yang masih di bilang baru mulai berkilauan bagi seorang pria

Hari ini Lionel harus mempercepat pekerjaannya karena dirinya sudah berjanji tidak akan telat di acara ulang tahun sepupunya yang kebetulan hanya memiliki selisih usia beberapa minggu saja dengannya

"Emira kamu sudah carikan aku kado untuk Safiya kan " tanya Lionel pada sekertarisnya

"sudah tuan, kemarin saya cari pas sekalian saya cari kado buat dia, dan kadonya sudah saya kirim terlebih dahulu ke rumah Safiya agar bisa langsung di pakai sama dia" balas Emira

"kamu kadoin dia apa" Lionel tidak ingin mendapat murka dari sepupunya lagi jika ketahuan bukan dirinya yang mencari langsung kado untuk sepupunya itu

"untuk kali ini saya memilih sepatu limited edition yang dia mau, fotonya sudah saya kirim via pesan pada anda, makanya anda baca pesan yang di kirim untuk anda biar gak ketinggalan informasi " balas Emira dengan sedikit ketus

"oh" Lionel langsung memeriksa ponselnya dan benar saja ada kiriman pesan dari Emira di mana terpampang foto sepatu yang sudah di beli Emira menggunakan kartu Lionel tentunya

"terima kasih banyak Emira" ucap Lionel, kembali menyimppan ponselnya

"Kalau gitu saya permisi ke ruangan saya tuan " pamit Emira

"ya" balas Lionel

***

Lionel berjalan santai memasuki kawasan rumah megah dengan hamparan dekorasi memukau untuk sebuah pesta ulang tahun seorang gadis muda yang kebetulan adalah sepupunya, anak dari kakak mamanya

"kalau bukan karena mama yang memaksaku ogah banget aku ikut acara beginian" gerutu Lionel yang terpaksa datang ke acara ulang tahun sepupunya yang terbilang cukup megah menurutnya

padahal kebanyakan saudaranya yang lain tidak suka menggelar acara mewah seperti ini, dan lebih suka menggelar acara sederhana yang hanya di hadiri orang terdekat saja, tapi entah kenapa sepupunya yang satu ini begitu suka keramaian yang lebih ke arah membanggakan diri dengan uang orang tua

"dasar anak manja " Lionel kembali menggerutu akan terlalu banyaknya tamu undangan di pesta sepupunya, padahal sepupunya itu belum masuk dunia kerja dan hanya mengandalakan uang dari kedua orang tua dari sepupunya itu

"Lionel" sebuah suara terdengar memanggil namanya

Suara yang paling ia hindari di setiap ada kesempatan mereka ada dalam satu momen bersama "ah sial sekali aku hari ini" geram Lionel akan sosok yang paling membuatnya malas ikut ke acara sepupunya itu

"aku harus kabur" buru-buru Lionel berjalan menjauh agar tidak menyapa seseorang yang paling membuatnya risih

Episodes
1 Melamar Kerja
2 Hari Pertama Kerja
3 Pertama Kali melihat Sasaran
4 Paling Beda
5 Memberi Pelajaran Hidup dengan Tegas
6 Rekan Kerja
7 Memiliki Kesan
8 Tugas Luar
9 Berusaha dengan baik
10 Pertemuan Menggetarkan Hati
11 Makin Dekat
12 Menginginkannya
13 Mengajak ke Janah
14 Jangan di Paksa
15 Berharap Sendirian
16 Momen Kedekatan
17 Kejutan Demi Kejutan
18 Masih Belajar
19 Merasa Makin dekat
20 Jatuh Hati
21 Bertemu
22 Merasa di Bohongi
23 Bukan hal yang penting
24 Kembali ke Awal
25 Menyibukkan diri
26 Harus Bicara
27 Salah Sangka
28 Salah Pilih Lawan
29 Menganggap Saudara
30 Pilihan Terbaik
31 Sebuah Fakta
32 Kecemburuan
33 Gencar
34 Nekat
35 Tidak Mau
36 Jalan Pelarian
37 Menolak Menerima
38 Trauma
39 Pertama
40 Anakku
41 Mencari jalan keluar
42 Meminta Penjelasan
43 Biarkan dia tetap hidup
44 Terpaksa Tinggal
45 Kembali Bekerja
46 Melihat Dari Jauh
47 Apakah Sepadan
48 Pertanda
49 Dugaan Yang Benar
50 Bingung
51 Pilihan Sulit
52 Mati Kutu
53 Batas Maksimal
54 Tinggal Bersama
55 Percaya Saja
56 Terdesak
57 Perjanjian Pranikah
58 Menikah
59 Masuk ke kehidupan suram
60 Memanfaatkan Jabatan
61 Makan di Pinggir Jalan
62 Posisi Istri Sah
63 Siapa?
64 Kalah
65 Tidak suka saja
66 Makan Berdua
67 Obrolan Malam
68 Menemani Tidur
69 Terlalu nyaman
70 Menang banyak
71 Suamiku Licik
72 Perasaan
73 Tidak Memahami
74 Apa Tujuanmu
75 Serba Salah
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Melamar Kerja
2
Hari Pertama Kerja
3
Pertama Kali melihat Sasaran
4
Paling Beda
5
Memberi Pelajaran Hidup dengan Tegas
6
Rekan Kerja
7
Memiliki Kesan
8
Tugas Luar
9
Berusaha dengan baik
10
Pertemuan Menggetarkan Hati
11
Makin Dekat
12
Menginginkannya
13
Mengajak ke Janah
14
Jangan di Paksa
15
Berharap Sendirian
16
Momen Kedekatan
17
Kejutan Demi Kejutan
18
Masih Belajar
19
Merasa Makin dekat
20
Jatuh Hati
21
Bertemu
22
Merasa di Bohongi
23
Bukan hal yang penting
24
Kembali ke Awal
25
Menyibukkan diri
26
Harus Bicara
27
Salah Sangka
28
Salah Pilih Lawan
29
Menganggap Saudara
30
Pilihan Terbaik
31
Sebuah Fakta
32
Kecemburuan
33
Gencar
34
Nekat
35
Tidak Mau
36
Jalan Pelarian
37
Menolak Menerima
38
Trauma
39
Pertama
40
Anakku
41
Mencari jalan keluar
42
Meminta Penjelasan
43
Biarkan dia tetap hidup
44
Terpaksa Tinggal
45
Kembali Bekerja
46
Melihat Dari Jauh
47
Apakah Sepadan
48
Pertanda
49
Dugaan Yang Benar
50
Bingung
51
Pilihan Sulit
52
Mati Kutu
53
Batas Maksimal
54
Tinggal Bersama
55
Percaya Saja
56
Terdesak
57
Perjanjian Pranikah
58
Menikah
59
Masuk ke kehidupan suram
60
Memanfaatkan Jabatan
61
Makan di Pinggir Jalan
62
Posisi Istri Sah
63
Siapa?
64
Kalah
65
Tidak suka saja
66
Makan Berdua
67
Obrolan Malam
68
Menemani Tidur
69
Terlalu nyaman
70
Menang banyak
71
Suamiku Licik
72
Perasaan
73
Tidak Memahami
74
Apa Tujuanmu
75
Serba Salah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!