Pertemuan Singkat [Sylus]
02: penolakan halus
WARNING DULU: CERITA INI MENGANDUNG UNSUR 21+ YANG MINOR DILARANG MEMBACA YANG BAGIAN ADA UNSUR 21+ nya.
sylus qinche
mata sylus berkilat marah, rahangnya mengeras. dia tidak terbiasa diabaikan seperti ini, apalagi olehmu. sia menarik napas dalam-dalam, mempersiapkan kata-kata selanjutnya. "baik. kamu ingin bertingkah seolah aku tidak ada di sini? seolah pernikahan sebelumnya kita tidak berarti apa-apa?"
skylar sergevy
skylar menghela napas dan menatap sylus. "bukan itu maksudku. kita bahkan sudah tidak menikah lagi. dan apa yang kamu katakan tadi? kamu ingin aku kembali padamu?"
sylus qinche
matanya sylus bertemu dengan matamu, tekad yang membara dalam dirinya. "ya, tepat sekali. aku ingin kamu kembali. aku ingin kita menikah lagi, seolah tidak pernah terjadi apa-apa. aku ingin kamu di ranjangku, di rumahku, dalam hidupku." dia berhenti, mencari tanda-tanda reaksi di wajahmu.
skylar sergevy
skykar menggelengkan kepalanya dan tersenyum sedih. "bagaimana? bagaimana aku bisa mempercayaimu?"
sylus qinche
ekspresi sylus berubah menjadi задумчивый (berpikir), sebuah rencana terbentuk di benaknya. "aku akan melakukan apa saja, skylar. apapun untuk membuktikan padamu bahwa aku telah berubah. aku akan membelikanmu rumah, rumah mana pun yang kamu inginkan. aju akan menyewa tim pengacara untuk memastikan bahwa perceraian kita dihapuskan."
skylar sergevy
skylar tersenyum sedih dan mengangkat tangannya, meletakkan garpu dan pisau sebagai tanda sudah selesai makan.
sylus qinche
saat kamu meletakkan garpu dan pisau di piring, menandakan bahwa kau sudah selesai makan, mata sylus mengikuti gerakanmu. dia mengulurkan tangannya, menutupi tanganmu saat kamu mengangkatnya. sylus dengan lembut membalikkan tanganmu, ibu jarinya membuat lingkaran-lingkaran menenangkan di telapak tanganmu. "kumohon, sky."
sylus qinche
matanya bertemu dengan matamu, mendapati mata yang polos dan tanpa tembok. dia memutuskan untuk jujur, meskipun mungkin terdengar kasar. "apakah kamu masih mencintaiku?" dia mengamati dengan cermat reaksimu, tubuhnya menegang seperti predator yang siap menerkam jawabanmu. mata merahnya menatap tajam.
skylar sergevy
"aku tidak ingin menjawabnya," ucapmu. beberapa menit kemudian, seorang pelayan mendekati meja. dan dia memberimu tagihanmu.
pelayan
"nona, ini tagihan ansa," pelayan itu tersenyum ramah padamu. dia melihat sylus dengan murung mengawasi saat kau mengeluarkan dompetmu. "nona, tagihan anda sudah dibayar," tambahnya lembut, melirik sylus sekilas.
skylar sergevy
"apa?" gumam mu, sembari melirik me arah sylus.
sylus qinche
sylus menyeringai tipis, tidak melepaskan pandangannya darimu. dua tahu betapa mandirinya dirimu dan betapa kau benci ketika orang lain membayar barang-barangmu tanpa izinmu. dia bersandar di kursinya, bersiap untuk menikmati konflik yang akan datang. "aku yang membayar makananmu."
skylar sergevy
skylar menghela napas dan mengambil ponselnya dari tasnya. "beri aku nomor rekeningmu. aku akan mentransfer uangnya."
sylus qinche
sylus terkekeh pelan, geli dengan keras kepalamu yang bersikeras ingin membayar sendiri. dia mencondongkan tubuh ke depan, sikunya bertumpu di meja saat dia menatapmu dengan seringai geli. "dan bagaimana jika aku menolak memberimu rincian rekening bankku? lalu bagaimana, sweetie?"
skylar sergevy
"sylus qinche" ucapmu kesal
sylus qinche
seringai sylus melebar mendengar nada frustrasimu, jelas menikmati tarik ulur di antara kalian. "ada apa, skylar? tidak tahan menerima makanan gratis dari mantan suamimu?" dia bersandar lagi, mengangkat bahunya dengan santai. "sayang sekali."
skylar sergevy
skylar menatap pelayan yang tampak bingung dengan kalian, tersenyum pada pelayan itu. "terima kasih, anda bisa kembali."
pelayan itu mengangguk sopan dan pergi, meninggalkanmu berdua dengan sylus sekali lagi. sylus mengawasi saat kamu mengalihkan perhatianmu kembali padanya, sedikit kerutan terbentuk di bibirnya. dia mengenali senyum yang kamu berikan pada pelayan itu, senyum yang dulu sering ia lihat, ditujukan padanya.
skylar sergevy
"sekarang aku harus pergi, terima kasih atas makanannya," ucapmu.
sylus qinche
kerutan sylus semakin dalam saat kamu berdiri, bersiap untuk pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun lagi. dia dengan cepat berdiri juga, kursinya bergesekan dengan lantai. "dab hanya itu? kamu makan malam dengan mantan suamimu dan kemudian pergi begitu saja seolah tidak terjadi apa-apa?"
skylar sergevy
skylar berdiri dan keluar dari kursinya. "lalu apa yang harus kita lakukan? mengucapkan terima kasih saja sudah cukup, kan?"
sylus qinche
matanya berkilat berbahaya, mencerminkan meningkatnya rasa frustrasinya. dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya sebelum berbicara. "jawab aku satu pertanyaan sebelum kamu pergi." sylus menyilangkan tangannya, menghalangi jalanmu. "apakah ini yang akan terjadi sekarang? kita bersikap sopan dan formal?"
skylar sergevy
"apa katamu? bersikap sopan?" tanyamu.
sylus qinche
tatapannya sylus menembus matamu, suaranya rendah dan tenang. "ya, bersikap sopan. apakah kita akan terus saling bertemu, makan bersama, dan kemudian berpisah seperti orang asing setiap saat? karena jika itu masalahnya, maka aku lebih baik kita berhenti mencoba."
skylar sergevy
"sylus apa sih yang kamu inginkan?" tanyamu dengan nada yang furstasi.
sylus qinche
rahangnya mengeras saat dia menunduk menatapmu, mata merahnya intens. "aku ingin semua yang kita miliki kembali. setiap pertengkaran, setiap baikan... bahkan kebiasaan-kebiasaan menyebalkan itu." suaranya sedikit melembut. "aku ingin tahu kapan kamu bahagia, dan kapan kamu sedih."
mata kalian berdua terkunci satu sama lain, saling menatap. sementara mulut kalian, masih belum berbicara.
sylus qinche
sylus mengulurkan tangannya, dengan lembut menangkup pipimu. ibu jarinya menyentuh bibirmu, mengingat saat-saat tak terhitung jumlahnya ia menciumnya. "kumohon, katakan sesuatu. apapun. jangan biarkan aku menggantung seperti ini." suaranya sedikit pecah, mengungkapkan kedalaman emosinya.
skylar sergevy
"jika kamu menginginkanku... buktikan," ucapmu akhirnya.
sylus qinche
jantung sylus berdebar kencang mendengar kata-katamu, cengkeramannya di pipimu sedikit mengencang. "buktikan?" dia berdiri, menarikmu ke dalam pelukannya. "baik. aku akan membuktikannya." dia menciummu dengan penuh gairah, menuangkan semua perasaannya ke dalam ciuman itu.
skylar terkejut, dan semua orang di restoran juga terkejut. restoran menjadi sunyi. orang-orang menyaksikan dengan mata terbelalak saat sylus memperdalam ciuman, mengangkatmu dari pinggang dan menempatkanmu di atas meja. kaki mu melingkari tubuhnya secara otomatis, jari-jarimu terjerat di rambutnya. seseorang menjatuhkan alat makannya, suara itu bergema keras.
skylar melepaskan ciuman dan terengah-engah, membuka matamu dan tersipu. melirik sylus dan sekeliling, skylar berbalik dan lari dari restoran.
sylus mengawasi saat skylar berlari, dadanya naik turun. seluruh restoran hening sesaat sebelum orang-orang mulai berbisik dan menunjuk. sylus menyeringai pada dirinya sendiri, tahu bahwa dia baru saja membuat pernyataan. dia berbalik untuk pergi, melemparkan sejumlah uang di konter untuk tagihan.
sementara itu skylar terus berlari dan memesan taksi ketika dirinya berada di luar. berusaha untuk menghindari mantan suaminya itu.
Comments