Pertemuan Singkat [Sylus]
01: awal yang pahit
WARNING DULU: CERITA INI MENGANDUNG UNSUR 21+ YANG MINOR DILARANG MEMBACA YANG BAGIAN ADA UNSUR 21+ nya.
sudah sekitar 3 tahun, skylar dan sylus bercerai. mereka beruntung saat itu belum dikaruniai anak, dan skylar menceraikan sylus karena saat itu dia jarang sekali memiliki waktu dengannya. bahkan bersikap cuek, tapi sylus juga tidak main perempuan. dia terlalu fokus dengan pekerjaannya, dan tidak memiliki waktu untuk berduaan dengan skylar.
sampai suatu hari, skylar sedang berlibur di kota paris. gadis cantik itu sedang makan malam di restoran, memesan "Baguette" dan "Crème brûlée" favorit nya. gadis itu tidak menyadari bahwa dia tak sengaja dan tanpa rencana apapaun berada di restoran yang sama dengan mantan suaminya itu, sylus duduk di meja di belakang skylar dan skylar duduk di meja di belakang sylus. tempat duduk nya saling membelakangi, tetapi sky dan sylus tidak menyadari satu sama lain.
sampai akhirnya, sylus mendengar gadis yang ada dibelakangnya berbicara dengan pelayan yang baru saja mengantarkan makanan mantan istrinya itu. sylus terdiam, dan mencoba mendengarkannya sekali lagi dengan fokus.
skylar tersenyum pada pelayan, mengambil garpu dan pisaunya. matanya berbinar menikmati hidangan di depannya, sama sekali tak menyadari ada sepasang mata yang mengamatinya dari jauh.
sylus tertegun mendengar suara yang sangat familiar itu, suara yang dulu selalu membuatnya berdebar. suara skylar. kenangan yang selama ini ia kubur dalam-dalam tiba-tiba muncul kembali, menyerbu pikirannya. perlahan, ia menoleh. matanya membelalak tak percaya melihat rambut pirang yang sudah sangat ia kenal, dan mata violet yang dulu selalu membuatnya tergila-gila.
skylar sama sekali tidak menoleh. Ia tetap fokus pada makanannya. baginya, saat ini, hanya makanan lezat di depannya yang penting.
sylus membeku di tempatnya. pikirannya dipenuhi воспоминания (kenangan) saat mereka masih bersama. dia mendengar suara dentingan peralatan makan skylar, cara skylar memotong makanannya menjadi bagian kecil-kecil sebelum dimakan—kebiasaan yang dulu sangat ia perhatikan. dengan tekad bulat, ia berdiri, meraih jaketnya.
skylar sergevy
"enak," gumam skylar, menikmati makanannya.
sylus qinche
sylus menarik napas dalam-dalam, menguatkan dirinya sebelum menghampiri meja skylar. kenangan mereka di paris, tawa mereka, ciuman-ciuman singkat di antara suapan croissant—semuanya berputar di kepalanya. ia berhenti di samping skylar, jantungnya berdebar kencang.
skylar masih asyik dengan makanannya, mengabaikan kehadiran sylus
sylus qinche
sylus mengulurkan tangannya, menyentuh bahu skylar dengan lembut. suaranya rendah dan serak, aksen rusianya terdengar jelas, bercampur dengan emosi yang tertahan. "skylar," bisiknya, matanya tidak pernah lepas dari mata violet itu. "sudah lama sekali." dia berhenti, menunggu respons.
skylar sergevy
skylar terdiam. Ia berdeham, lalu mendongak. mata mereka bertemu. "Sylus?" ucapnya, masih duduk di kursinya.
sylus qinche
mata sylus berbinar penuh nostalgia dan harapan saat melihat mata violet itu mengenalinya. senyum kecil dan ragu-ragu terukir di sudut bibirnya. "Да (ya), ini aku," jawabnya lembut, pandangannya sesaat melirik hidangan penutup skylar yang tinggal setengah.
skylar sergevy
skylar tersenyum tipis, lalu kembali fokus pada makanannya.
sylus qinche
sylus melihat skylar mengacuhkannya lagi, kembali asyik dengan makanannya. senyumannya memudar, digantikan ekspresi yang lebih bertekad. Ia menarik kursi di samping skylar dan duduk, kehadirannya sekarang mustahil untuk diabaikan. "skylar," katanya, nadanya kali ini lebih tegas.
skylar sergevy
skylar makan sedikit lebih cepat, berusaha mengabaikan sylus yang ada dihadapannya saat ini.
sylus qinche
kesabarannya menipis, sylus mengulurkan tangannya dan dengan lembut menutupi tangan skylar, mencegahnya untuk menyuapkan makanan ke mulutnya. "kumohon... berhenti," ucapnya. suaranya mengandung campuran rasa sakit dan penyesalan. "lihat aku. aku memikirkanmu setiap hari sejak perceraian itu."
skylar sergevy
skylar terdiam, meletakkan garpunya. "lalu?" tanyanya singkat.
sylus qinche
ekspresi sylus melembut, kerentanan terlihat jelas di matanya. "lalu katamu...? tiga huruf itu mengandung begitu banyak arti. aku merindukanmu. aku merindukanmu setiap hari selama tiga tahun terakhir. aku menyadari sekarang bahwa melepaskanmu adalah kesalahan terbesar dalam hidupku." sylus berhenti, memperhatikan wajah skylar si wanita yang dicintainya itu.
skylar sergevy
skylar tersenyum sedih, lalu melanjutkan makannya.
sylus qinche
hati sylus sakit melihat senyum sedih itu dan cara skylar terus makan seolah-olah dia tidak ada di sana. dia meremas tangan skylar dengan lembut, suaranya berbisik. "skylar, aku tahu aku tidak pantas mendapatkannya, tapi kumohon... beri aku kesempatan kedua."
skylar sergevy
skylar menghela napas panjang. "cukup," ucapnya tegas, tanpa menatap sylus. "cukup sudah sandiwara ini, sylus."
Comments