2. Gadis Dari Masa Depan

Vanya membungkuk, mengayunkan arit dengan cekatan ke batang-batang padi yang melambai di bawah sinar matahari pagi. Tangannya bergerak cepat, namun pikirannya jauh melayang, terjebak dalam arus kenangan dan kecemasan.

Dia masih sulit percaya bahwa dia berada di sini, di dunia kuno yang seharusnya hanya ada dalam novel yang pernah dia baca. Namun, kenyataan itu tak terbantahkan.

Dia, Vanya, sudah meninggal di dunianya yang asli. Dan entah bagaimana, dia terbangun kembali di dunia fiksi ini.

Dunia ini adalah panggung tragedi. Sebuah novel yang pernah dia baca.

Cerita itu dimulai dengan kehancuran keluarga besar Whiradarma di desa Sawentar, binasa dalam kekacauan yang tak terelakkan. Tidak ada yang selamat, kecuali satu orang, Arka Aniruddha, kakaknya.

Arka, sosok yang kini duduk santai di atas batu dengan angin pagi menerpa rambutnya, tampak begitu malas dan acuh tak acuh. Namun, Vanya tahu lebih dari itu. Kakaknya ini adalah calon penjahat utama dalam novel tersebut. Sosok yang kelak akan menghancurkan banyak kehidupan, seorang monster yang lahir dari dendam dan kehancuran.

Vanya menelan ludah, mencoba menahan gejolak yang memenuhi dadanya. Dia mengingat jelas rasa sakit dan keputusasaan yang melahirkan sisi kelam Arka. Kehilangan demi kehilangan menimpa kakaknya, menghancurkan hatinya hingga yang tersisa hanyalah kehampaan.

Dan semua itu bermula dari satu tuduhan kejam.

Dia mengingat bagian pertama novel itu dengan jelas.

Ketika musibah datang, seorang pendekar elit dari kerajaan datang membantu desa Sawentar. Salah satu penduduk desa, berusaha menyenangkan pendekar tersebut dan berhasil. Dia akhirnya memiliki hubungan dengan Pendekar Penyelamat.

Pada saat pemindahan penduduk, dia menuduh keluarga Whiradarma sebagai pemalas, pelit, dan tidak peduli pada masyarakat. Penduduk desa lainnya, yang takut pada kekuasaan pendekar itu, mendukung tuduhan tersebut.

Dan itu, adalah awal kehilangan Arka.

Vanya mengepalkan tangannya kuat-kuat, menyembunyikan kemarahan yang membakar dadanya. Tatapannya menjadi tajam dan suram. Beruntung dia sedang menunduk, sehingga tidak ada yang menyadari perubahan ekspresinya, kecuali satu orang yang selalu memperhatikannya.

Dalam novel itu, Vanya hanya menganggap kehancuran keluarga Whiradarma sebagai bagian dari alur cerita untuk membangun karakter penjahat. Namun sekarang, setelah hidup bersama mereka, dia tahu kenyataannya jauh berbeda.

Kakeknya, Darma, adalah sosok keras kepala tapi adil, selalu membantu tetangga yang membutuhkan. Anak-anak Darma, saudara-saudara ayahnya, juga sangat akrab dengan masyarakat desa, bahkan neneknya, Sundari, sering menjaga anak-anak desa dengan sukarela.

Satu-satunya kelemahan keluarganya hanyalah ayah, ibu, dan kakaknya, Bhanu, Nirmala, dan Arka, yang memang terlalu malas mengikuti ritme kerja keras desa.

Meski begitu, mereka mencintai keluarganya dengan sepenuh hati, terutama Arka, yang meskipun terlihat malas, selalu melindungi Vanya dari bahaya.

Namun, itu tidak cukup. Jika takdir tetap berjalan seperti dalam novel, mereka semua akan mati.

Dia tidak bisa membiarkan itu. Dia akan memastikan akhir cerita berubah.

Langkah pertama? Mengubah citra buruk ayah dan ibunya di mata penduduk desa.

Tiba-tiba, sebuah tangan menggenggam lengannya dengan kuat. Vanya tersentak ketakutan. Tanpa dia sadari entah sejak kapan, Arka sudah berdiri di dekatnya.

“Hati-hati,” kata Arka pelan, suaranya lemah terlihat malas seperti biasanya.

Vanya melihat ke bawah, dan tubuhnya langsung membeku. Mata arit yang tajam hanya beberapa inci dari tangannya. Kakinya seketika terasa lemas seketika. Jika bukan karena Arka yang menghentikannya, dia mungkin sudah kehilangan tangan ini.

Arka menatapnya sejenak, di matanya yang malas melintas sedikit ketertarikan yang tidak disadari siapapun. Lalu, dia melepas tangan Vanya, kembali ke tempat duduknya di atas batu, seolah tak terjadi apa-apa.

Vanya menatap punggung kakaknya dengan campuran rasa syukur dan rasa bersalah. Dia berjanji dalam hati, sekali lagi, bahwa dia akan melindungi keluarganya dan kakaknya dari takdir tragis yang menunggu mereka.

—————

Hari itu mereka bekerja sampai siang. Untungnya, ayahnya yang dikenal licik dan ibunya yang cerdik tidak bermain trik seperti biasanya.

Mungkin juga karena melihat Vanya bekerja lebih keras dari biasanya, membuat mereka tak tega dan memutuskan untuk benar-benar membantu sampai akhir.

Saat matahari terik di atas kepala, mereka berhenti untuk beristirahat di bawah rindangnya pohon besar di tepi ladang. Di bawah sengatan matahari seperti ini, tubuh mudah lelah, bahkan bisa pingsan jika dipaksakan. Mereka memutuskan untuk menunggu satu hingga dua jam sebelum melanjutkan pekerjaan.

Darma dan yang lainnya duduk bersama para penduduk desa, menikmati angin sepoi-sepoi yang membawa sedikit kelegaan dari udara panas. Vanya memilih tempat dekat dengan beberapa orang tua yang tinggal lebih dekat ke gunung. Diaa menyesap air dari kendi kecil yang dia bawa, sembari mendengarkan gosip yang mulai menyeruak di antara mereka.

"Apa kalian mendengar gemuruh semalam? Sangat mengerikan," kata seorang ibu paruh baya dengan suara pelan, Sinem. Kata-katanya yang pelan masuk ke pendengaran Vanya dan menarik perhatiannya.

"Sepertinya tidak ada hujan. Gemuruh apa yang kamu dengar, Mbak Nem." Sahut seorang wanita muda, Yunita dengan bingung.

“Aku juga mendengar raungan dari gunung. Itu aneh,” gumam seorang lelaki kurus dengan kerutan di wajahnya, Giyanto.

“Aneh bagaimana?” tanya Yunita semakin penasaran.

“Bukan seperti raungan binatang biasanya. Suara itu seperti petir yang menggelegar, tapi kalian tahu semalam tidak ada hujan sama sekali.” Giyanto menggeleng pelan, lalu menambahkan, “Lebih dari itu. Rasanya seperti... logam beradu, tajam dan menusuk telinga.”

“Logam? Itu cuma imajinasimu,” potong seorang lelaki tua yang duduk bersandar pada batang pohon. Wajahnya penuh guratan pengalaman, namun sorot matanya mencerminkan kehati-hatian.

“Suara-suara yang kamu dengar itu mirip saat gunung hampir meletus puluhan tahun lalu. Kita dulu mengungsi jauh dengan bantuan prajurit kerajaan, tapi tetap saja banyak yang tidak diselamatkan.” Lelaki tua itu mendesah panjang, wajahnya seolah kembali mengingat kejadian yang menyakitkan.

“Pakde Yan, jangan terlalu mengada-ada,” potong seorang pemuda lain, Gunawan dengan senyum santai meski wajahnya juga terlihat sedikit tegang. Jelas dia juga mendengar suara di gunung semalam.

“Kalau itu tanda-tanda letusan gunung, pasti sudah banyak hewan yang turun. Kita saja tidak melihat ada monyet atau kijang dari hutan atas.” tambah Giyanto.

Pakde Yani mendengus kesal, wajahnya semakin mengerut. "Kalian anak muda benar-benar tidak bisa dikasih tahu. Apa yang kalian tahu tentang tanda-tanda bencana? Gunung itu menyimpan rahasianya sendiri."

Suasana hening sejenak, hanya terdengar suara angin yang menggerakkan dedaunan di atas mereka. Vanya menyadari keheningan ini bukan hanya karena rasa lelah, tetapi juga kekhawatiran yang mulai menjalar di benak mereka semua. Dia menunduk, pura-pura membetulkan letak sendalnya, tapi pikirannya berputar.

Sebenarnya, Vanya juga telah melihat sesuatu dari puncak gunung. Meskipun dia tidak tau hal apa itu.

Karena kata-kata yang baru dia dengar, kilatan cahaya yang dia lihat semalam terus terngiang di benaknya. Dia yakin, di kejauhan, ada sesuatu yang aneh. Sebuah siluet bayangan samar berdiri tegak dalam kegelapan, seolah-olah itu adalah seorang manusia.

Tunggu, sepertinya dia ingat tentang sebuah kekuatan yang dimiliki oleh pendekar dalam novel itu. Bukankah kakaknya adalah bos terakhir dalam novel karena dia memiliki kekuatan tersebut pada tingkat tertinggi.

Apa namanya?

Sepertinya tidak ada penduduk desa yang tahu.

Yah, apa yang bisa dia harapkan dari orang-orang biasa? Jika dia benar-benar ingin mengetahuinya, dia harus pergi ke Perguruan, Sanggar, atau Wiku. Tapi dia tidak tau dimana lokasi tempat-tempat itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!