Adrian berdiri kaku di dapur kos Bu Diana. Lampu dapur yang mati memang butuh diganti, tapi bukan itu yang membuatnya gugup. Cara Bu Diana menatapnya dengan senyum tipis itu... ah, entah kenapa terasa seperti tes ketahanan mental.
Adrian
Eh, Bu... bolam cadangannya ada di mana ya?
Bu Diana
Oh, sebentar. Ada di atas lemari dapur.
Adrian mencoba menjangkau lemari, tapi tubuhnya yang jangkung malah membuat kepalanya hampir terbentur rak gantung.
Adrian
aduh...
Bu Diana
Hati-hati dong. Jangan sampai kos saya malah hancur gara-gara kamu.
Diana tertawa kecil, suaranya lembut tapi terdengar sedikit menggoda di telinga Adrian.
Adrian berhasil mengambil bolam cadangan. Tangannya sedikit gemetar saat memasangnya. Bayangan Bu Diana yang berdiri di belakangnya dengan santai benar-benar mengganggu fokusnya.
Bu Diana
Kamu kelihatan panik, Adrian. Takut ketahuan main ke kos saya, ya?
Adrian
Eh, nggak kok, Bu. Saya cuma... ya, nggak biasa aja tengah malam begini.
Bu Diana
Oh, jadi kalau siang nggak masalah?
Adrian
Bukan gitu maksud saya!
Diana tertawa pelan, dan Adrian makin salah tingkah.
Setelah bolam terpasang, dapur kembali terang. Adrian menarik napas lega, tapi belum sempat melangkah keluar, Diana sudah lebih dulu bersandar di pintu dapur, menghadang jalannya.
Adrian
Ehm, Bu... kalau nggak ada apa-apa lagi, saya pulang ya?
Bu Diana
Sebentar dulu!
Adrian menahan napas. Diana menatapnya serius, membuat suasana mendadak tegang.
Bu Diana
Kamu belum bilang apa-apa soal nilai tugas akhirmu.
Adrian
Oh... Nilai saya gimana, Bu?
Bu Diana
Tergantung seberapa baik kamu menjaga rahasia malam ini.
Diana tersenyum lebar, dan Adrian merasa darahnya mengalir deras ke wajahnya.
Comments
Heulwen
Gak sabar nih nunggu kelanjutannya, semangat thor!
2025-02-02
0