Eh, ini serius, Bu? Tengah malam, ke kosan? Jangan bercanda, ah.
Bu Diana
Kamu pikir saya iseng? Kalau nggak datang, nilai tugas akhir kamu yang jadi urusannya.
Adrian
I-iya, Bu. Tapi… ini aman, kan? Maksud saya… nggak ada orang yang bakal salah paham?
Bu Diana
Adrian, kamu itu kebanyakan nonton drama! Cepat ke sini sebelum saya berubah pikiran!
Adrian memandangi ponselnya dengan kening berkeringat. Jantungnya berdetak kencang, dan otaknya dipenuhi berbagai pikiran liar.
“Ini pasti ada apa-apa. Masa iya Bu Diana butuh bantuan saya tengah malam? Dia kan dosen paling galak di kampus. Apa ini jebakan?” pikir Adrian panik.
Ia mendesah panjang sebelum akhirnya memesan ojek online dengan tangan gemetar. Dalam perjalanan, pikiran Adrian semakin liar.
“Tapi… kalau dia butuh bantuan mendesak, kenapa saya? Apa dia sengaja? Agh, nggak mungkin. Bu Diana kan serius banget orangnya… eh, tapi dia pernah bercanda sama saya, dan itu bikin saya salah tingkah.”
Sesampainya di depan kos Bu Diana, Adrian berhenti sejenak. Pintu kos terlihat remang, dan ada bayangan seseorang di balik tirai jendela. Ia menelan ludah.
“Tuhan, lindungi hamba dari pikiran-pikiran aneh ini.”
Bu Diana
Sudah sampai? Masuk saja, pintunya nggak saya kunci
Adrian
Eh, Bu? Saya… saya udah di depan.
Bu Diana
Ya sudah, cepat masuk. Jangan lama-lama di luar!
Dengan langkah berat, Adrian mendorong pintu kayu yang berderit pelan. Di dalam, ia melihat Bu Diana berdiri santai dengan kaus longgar dan celana pendek. Rambutnya dikuncir sederhana, tetapi wajahnya masih terlihat begitu cantik.
Adrian
Eh, Bu… Saya sudah sampai. Ada apa ya?
Bu Diana
Santai dulu. Jangan tegang begitu. Saya cuma butuh bantuan kecil kok.
Adrian
Oh… B-bantuan apa, Bu?
Diana tersenyum tipis dan mendekat, membuat Adrian mundur tanpa sadar.
Bu Diana
Lampu dapur saya mati. Kamu bisa pasangin, kan?
Adrian
Eh? Itu… cuma itu, Bu?
Diana terkekeh, membuat Adrian salah tingkah luar biasa.
Comments