Keesokan Paginya
Saat fajar menyingsing, Nara sudah bersiap. Dia mengenakan blazer hitam yang anggun dan celana panjang krem yang rapi, menambah kesan profesional. Dengan koper kecil di tangan, dia memesan taksi menuju bandara.
Di perjalanan, dia memeriksa ponselnya untuk memastikan jadwal penerbangan. Semua terlihat lancar. Nara tiba di bandara dan menunggu penerbangan ke Paris. Dia membaca koran bisnis untuk memantau kondisi pasar. Setelah tiba di Paris, Nara langsung menuju kantor perusahaannya.Namun, ketika sampai di bandara, sebuah pengumuman terdengar.
Melalui pengeras suara:
"Perhatian kepada seluruh penumpang penerbangan ke Paris dengan nomor penerbangan AF123. Kami mohon maaf karena terjadi penundaan selama 30 menit akibat gangguan teknis pada pesawat. Harap menunggu di ruang tunggu."
nara alexsa
Menghela napas panjang. “Tentu saja, ini bukan perjalanan yang mudah,” gumamnya sambil tersenyum kecil, mencoba tetap positif.
Dia memutuskan untuk memanfaatkan waktu tunggu dengan berjalan-jalan sebentar. Di dekat ruang tunggu, dia melihat sebuah minimarket yang familiar Indomaret. Pikirannya langsung tertuju pada camilan favoritnya yang bisa menemaninya selama penerbangan panjang.
Di Indomaret
Nara masuk ke Indomaret dengan langkah santai. Suasana toko yang terang dan aroma khas makanan instan membuatnya merasa sedikit lebih santai. Dia mengambil beberapa barang, seperti keripik kentang, cokelat, susu coklat,dan sebotol air mineral. Saat berjalan menuju kasir, dia mendengar suara seorang anak kecil yang sedang meminta ibunya untuk membeli mainan kecil di dekat kasir.
Tawa kecil anak itu mengingatkannya pada masa kecilnya. Dia tersenyum sendiri, membayangkan betapa hidupnya telah berubah sejak dulu.
Setelah membayar, Nara kembali ke ruang tunggu dengan kantong belanja di tangannya. Dia duduk dan membuka salah satu bungkus cokelatnya, mencoba menikmati waktu meskipun sedang menunggu, sambil melihat iPad nya memantau perusahaan dan apa yang telah terjadi di dalam dan kenapa perusahaan bisa sampai mengalami penurunan sebanyak 10% disana.
Setelah 30 menit berlalu, pengumuman kembali terdengar:
"Penerbangan AF123 menuju Paris telah siap untuk boarding. Dimohon para penumpang untuk bersiap di gerbang keberangkatan."
Nara segera mengangkat koper kecilnya dan berjalan menuju gerbang. Setelah proses pemeriksaan tiket dan paspor selesai, dia akhirnya masuk ke pesawat. Tempat duduknya berada di kelas bisnis, memberikan kenyamanan ekstra untuk perjalanan panjang ini dan dia meminta pramugari untuk meletakkan koper nya di sebelah nya karena ada banyak dokumen penting di dalamnya dan berbagai barang juga.
Saat dia duduk, seorang pramugari menyapanya dengan senyum ramah.
pramugari
Selamat pagi, nona. Apakah ada yang bisa kami bantu?
nara alexsa
Saya hanya ingin segelas air putih, terima kasih.
Dia meletakkan koper kecilnya di sebelah nya dan duduk dengan nyaman. Dari jendela pesawat, dia bisa melihat landasan pacu yang sibuk. Pesawat mulai bergerak perlahan, dan Nara merasa perasaannya bercampur aduk antara cemas dan bersemangat.
Selama beberapa menit sebelum lepas landas, Nara membuka tablet miliknya untuk membaca laporan keuangan terbaru dari perusahaan. Data menunjukkan penurunan yang cukup signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Dia mulai mencatat beberapa poin penting untuk dianalisis lebih lanjut.
Pesawat akhirnya lepas landas, meninggalkan tanah airnya dan menuju langit biru yang membentang. Nara memejamkan mata sejenak, mencoba membayangkan langkah langkah yang harus diambil untuk menyelesaikan masalah perusahaan di Paris.
Di tengah penerbangan, pramugari kembali menghampirinya.
pramugari
Nona, apakah Anda ingin mencoba menu sarapan kami hari ini? Kami memiliki pilihan nasi goreng atau omelet dengan roti.
nara alexsa
Memilih omelet dan secangkir teh hijau,dan meminta secangkir kopi.
Dia mencoba untuk bersantai dan mengalihkan pikirannya dari tekanan pekerjaan. Dia menyadari bahwa perjalanan ini bukan hanya tentang menyelamatkan perusahaan, tetapi juga tentang membuktikan kepada dirinya sendiri bahwa dia mampu menghadapi tantangan besar.
Nara terus mencatat ide-ide di tablet miliknya. Dia memikirkan strategi pemasaran baru, efisiensi operasional, hingga kemungkinan restrukturisasi kecil. Meskipun lelah, dia merasa lebih percaya diri setiap kali menemukan solusi potensial.
Nara menyandarkan tubuhnya ke kursi pesawat yang nyaman. Hawa dingin dari pendingin ruangan membuat suasana terasa tenang. Dia membuka jendela kecil di sampingnya, melihat hamparan awan putih yang luas seperti lautan kapas. Pemandangan itu memberinya sedikit ketenangan di tengah pikirannya yang sibuk.
Sambil menyeruput kopi yang hangat, Nara kembali membuka dokumen digital yang sebelumnya dia unduh. Laporan keuangan menunjukkan bahwa masalah utama perusahaan terletak pada dua sektor: penurunan penjualan produk unggulan dan tingginya biaya operasional di beberapa cabang. Beberapa mitra kerja juga mengurangi pesanan, sesuatu yang jarang terjadi sebelumnya.
Nara berpikir keras, mencoba mengaitkan data yang ada dengan kebiasaan pasar saat ini. "Mungkin ini terkait tren baru yang belum kita tangkap," gumamnya. Dia mencatat kemungkinan untuk menggandeng konsultan pemasaran atau bahkan melakukan survei mendalam di pasar Eropa.
pramugari
Nona, apakah Anda membutuhkan sesuatu lagi? Kami memiliki beberapa pilihan minuman tambahan.”
nara alexsa
Terima kasih, saya sudah cukup* sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum
Setelah pramugari pergi, Nara mencoba mengalihkan pikiran dari pekerjaan. Dia memejamkan mata sejenak, berharap bisa tidur meskipun hanya beberapa menit. Namun, bayangan masa lalu muncul kenangan saat dia memulai perusahaan ini dengan modal kecil dan keyakinan besar. Dia ingat perjuangan untuk membangun reputasi di pasar internasional. Sekarang, perusahaan itu menghadapi tantangan yang tidak dia prediksi sebelumnya.
Comments
Vikale5
Author, kamu memang jenius menulis cerita ini!
2024-12-31
1