Besokan harinya, Mei menyiapkan sebuah meja besar untuk para Keponakannya di kamar tidurnya, saat mereka sudah datang, mereka membawa banyak sekali makanan,
"Wahhh banyak sekali makanan, kalian memang tau kesukaanku," Mei
"Btw, kemana tuh Si Bulkrishmu KaMei?? Biasanya selalu kayak anjing terikat rantai dengan," Dinara
"Ekhm!! Jangan ngomongin di belakang,"
Bulkrish tiba tiba keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih sedikit basah,
"Aduh Bulkrish, lantainya kan jadi basah," Mei
Mei menarik Bulkrish agar duduk dan Mei mengeringkan rambut Bulkrish dengan handuk,
"Kamu ini, apa gak malu hm, selalu bermanja manja seperti ini," Mei
"Lahhh aku hanya malas handukan aja," Bulkrish
"Oh ya Cemumuk, kudengar kau juara satu karate wanita??" Mei
"Jangan panggil aku Mumuk Ka, namaku tuh Dinara, D-I-N-A-R-A, ugh!! Oh iya, aku dapat mendali emas," Dinara
"Hanya tingkat Kabupaten aja bangga, aku yang tingkat dunia dan seasean game aja biasa aja," Bulkrish
"Hei jaga perkataanmu Eka," Dinara
"Semua orang juga tau kaleee kalau kau itu memenangkan beberapa mendali di asean game tahun lalu," Derick
"Sudahlah jangan bertengkar, Mumuk-Derick kalian baru pulang setelah sebulan, kalian tak boleh selalu bertengkar," Mei
Mereka terdiam dan memakan makanan di meja, tiba tiba ada yang mengetuk pintu, Mei membukakannya,
"Aji," Mei
Laki laki bernama Aji tersenyum lebar dan langsung memeluk Mei,
"Aku merindukanmu Mei," Aji
Bulkrish dan lainnya jelas terkejut, Bulkrish langsung bangun dan memisahkan mereka berdua, Bulkrish mendorong Aji hingga terjatuh ke lantai, Bulkrish membawa Mei ke belakang punggungnya,
"Jangan menyentuh Mei, Mei milikku," marah Bulkrish
Aji berdiri,
"Sudah 10 tahun dan kau masih menyebalkan, kau itu bukan siapa siapa!! Bahkan kau tak ada hubungan apapun dengan keluarga ini," Aji
"Lalu kenapa?? Diantara keluargamu dan aku, akulah yang tetap di rumah ini, jadi apa gunanya hubungan Keluarga jika tak kepedulian," Bulkrish
"Bulkrish sudahlah, jangan berkelahi," Mei
Mei memegang erat lengan Bulkrish,
"Aji, kenapa kau datang sih?? Kan Kaka belum menyuruh kau kembali," Dinara
"Aku dengar, Mei membuat pesta para keponakan, aku juga salah satunya, jadi aku bisa ikut di pesta, dan yang harusnya gak datang itu adalah dia," Aji menunjuk Bulkrish
"Aji-" Bulkrish
"Sudah cukup!!" potong Mei
Mei keluar dari belakang punggung Bulkrish,
"Aji, aku menganggap Bulkrish itu segalaya dan memang kau tak terundang disini, jadi kau tak bisa datang dalam pesta," Mei
"Ke-Kenapa??" Aji
"Karena mereka rendah,"
Mereka melihat pria 45 tahunan yang berbadan besar berobesitas dan terlihat seram,
"Gede," getar Mei
"Mei jangan takut, Dinara bawa Mei masuk dan kunci semua pintu dan jendela," Derick
"Sayang sekali, sudah terlambat," Gede
Gede seperti raksasa menyerang Mei dan memukuli Mei, Bulkrish tak bisa diam saja, Bulkrish menarik paksa Gede menjauhi Mei,
"Jangan berani menyentuh Meiku," marah Bulkrish
"Cih, anak dari tempat sampahmu bisa berbuat apa," Gede
"Aku memang dari tepat sampah tapi yang sampah itu kau!!" Bulkrish
Bulkrish memukuli Gede, namun Gede seperti raksasa jahanam menyerang Bulkrish membabi buta, Derick mencoba membantu Bulkrish, disisi lain, Dinara dan Mei bersembunyi didalam kamar mandi yang mereka kunci dari dalam, Mei teringat jelas meliht Bulkrish dipukuli demi melindunginya sedang Aji hanya diam saja.
Aji pun memutuskan menyuntikan obat tidur dosis tinggi ke Gede hingga akhirnya Gede pingsan,
"Maaf Ayah," Aji
Mei dan Dinara keluar dan melihat Bulkrish dan Derick terkapar,
"Bulkrish," Mei
"Kakak," Dinara
Mei pergi ke Bulkrish dan Dinara pergi ke Derick,
"Mei kamu baik baik saja kan?? Maaf, aku masih lemah," Bulkrish
"Tidak, kau harus selamat, aku akan membawamu ke Dokter," Mei
"Setidaknya kamu tak terluka parah, aku sudah senang," Bulkrish
Bulkrish memeluk Mei, Mei menatap Aji yang terdiam,
"Mei maafkan aku," Aji
"Tidak ada yang harus dimaafkan. Aji, aku tidak mau melihatmu lagi, kembali ke Amerika secepatnya," Mei
"Aku tidak mau Mei, aku mau bersamamu-" Aji
"Sudah kubilang aku tak mau melihatmu!!! Pergi dari hadapanku!!! Bawa Ayah bangs*tmu ini!!!" Mei
"Mei-" lirih Aji
"Pergi!!! Sampai aku bilang kau boleh menemuiku, jangan pernah menemuimu, jika tidak, aku akan membencimu, sangat membencimu seperti aku membenci si bangs*t ini," Mei
"Maafkan aku Mei, jika suatu hari nanti kamu membebaskanku, pada hari itu aku akan memilikimu, aku akan tetap mencintaimu selamanya," Aji
Aji pergi sambil membawa Gede, namun Mei tak melihat senyum licik Bulkrish,
"Aku satu satunya yang memiliki Mei, Mei adalah milikku, milikku seutuhnya, membunuh Gede itu adalah hal mudah, tapi untuk sekarang hanya Mei yang bisa mengasingkan si Aji itu, dan rencanaku berhasil," bathin Bulkrish.
.
.
.
Di rumah sakit, Bulkrish sudah diobati, Dinara menemuinya tanpa adanya Mei,
"Kau memang licik ya Eka, kau kira aku tak tau kalau kau itu pura pura kalah, aku masih ingat bagaimana cara bertarungmu yang brutal saat menghabisi satu grup mafia kecil yang berisi orang orang seperti Gede," Dinara
"Jika aku tak melakukan itu apa Mei akan mengasingkan si Aji itu, sekarang mereka sudah kembali ke Amerika, rasanya luka lukaku sudah sembuh semuanya," Bulkrish
"Ck ck, sepertinya aku harus hati hati jika bersamamu, sudahlah, aku mau menemani Kak Derick, kau cepatlah sembuh supaya kita bisa bertengkar lagi," Dinara
"Tentu saja," Bulkrish
Dinara pergi, tak lama Mei datang,
"Bulkrish, aku membawakanmu bubur," Mei
"Bubur rumah sakit tak enak Mei," Bulkrish
"Aku yang suapi maza gak enak," Mei
"Kalau kamu yang suapi, garam aja kamu suapi udah kayak makan coklat," Bulkrish
"Gombalanmu keterlaluan Bulkrish, nah ayo bilang A," Mei
"A," Bulkrish
Mei menyuapi Bulkrish, setelah Bulkrish nenghabiskannya, Mei mengusap bibir Bulkrish dengan tisu,
"Nah sekarang sudah bersih," Mei
Bulkrish menarik Mei dalam dekapannya,
"Mei, kamu tau kenapa aku selalu memintamu jangan menikah, itu karena aku mencintaimu Mei," Bulkrish
"Apa?" Mei terkejut
"Aku mencintaimu, sungguh mencintaimu," Bulkrish
Bulkrish tiba tiba mencium bibir Mei yang sudah sangat ia inginkan, ciuman lembut namun bernafsu dari Bulkrish membuat Mei mudah mengimbanginya,
"Aku mencintaimu," bisik Bulkrish
Mei tersadar dan melepaskan ciuman Bulkrish lalu bergegas pergi,
"Apa ini terlalu cepat ya, tapi sungguh aku mencintaimu Mei," Bulkrish.
.
Sejak saat itu, Mei tak menjenguk Bulkrish lagi, selalu Kakek atau Dinara yang menjenguknya, Bulkrish menjadi bersalah dan ingin menemui Mei, namun Ayahnya Mei selalu melarang Bulkrish keluar rumah sakit tanpa persetujuan dokter.
Namun Dinara malah mengompori Bulkrish dengan mengatakan yang tidak tidak, namun Bulkrish tak berdaya karena perintah Sang Kakek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Dinda Natalisa
Hai author aku mampir nih kasih like jangan lupa mampir di novel ku "menyimpan perasaan" mari saling mendukung.
2021-03-07
0