Masa Pacaran SMP

Tak terasa hubungan mereka sudah hampir 1 tahun. Dimana saat ini Simon sudah mulai mempersiapkan untuk ujian akhir sekolah karena dia sudah kelas 9.

Hubungan mereka berjalan seperti remaja pubertas pada umumnya, namun dengan batasan batasan batasan dari orang tua mereka tentunya.

Simon selalu diajarkan untuk tidak melakukan kontak fisik berlebihan kepada Maria oleh ayahnya. Sedangkan Maria selalu diajarkan ibunya untuk selalu menjada pakaiannya agar sopan dna tidak mengundang perhatian lawan jenis.

Selain itu, Ron, ayah Simon juga mendatangkan guru ngaji kepada Simon tentunya untuk lebih memberikan batasan agama dalam pergaulan mereka.

Walaupun mereka adalah konglomerat, namun mereka selalu mengutamakan agama dalam segala aspek kehidupan.

Dan dengan batasan batasan itu, sejauh ini gaya Pacaran Simon dan Maria hanya sebatas pergi les bareng, jalan jalan dan tentunya piknik keluarga bersama.

Sedikit pun tidak pernah terbesit hal lain dari sisi mereka walaupun terkadang, teman teman mereka selalu iseng bertanya "lu udh cium dia belum?" atau "kalian udh ngapain aja?".

Yang hanya dijawab dengan gelengan kepala oleh Simon. Awalnya ia risih. namun lama kelamaan itu adalah hal yang biasa baginya.

"kak!! Gimana hasi Try Out nya?" Maria menghampiri Simon dan bertanya. Ditangannya ada sebuah Ipad yang belakangan selalu ia bawa kemana mana karena berisi latihan soal olimpiade matematika tingkat Nasional. Ya, sesuai dengan arahan dari sang ayah, Maria sekarang menggeluti dunia OSN. Taun lalu ia berhasil mendapatkan mendali emas OSN SMP bidang Matematika dan taun ini dia berkesempatan untuk mengikuti OSN SMA.

"Alhamdulillah memuaskan dong," jawab Simon seraya mengusap kepala Maria lembut. Sejauh ini hanya itu yang dia lakukan. Merangkul, bahkan memelukpun dia tidak berani. Karena jika sampai ketahuan ayahnya sudah pasti ia akan mendapatkan hukuman.

Selama ini yang selalu keras mewanti wanti Simon adalah ayahnya, bukan ayah Maria. dan Simon selalu segan dengan ayahnya itu sehingga ia tidak berani mengecewakannya.

"Syukurlah, aku senang mendengarnya. Gimana dengan persiapan daftar SMA kamu? Apakah kamu dapat kuota?" Maria kembali bertanya.

"Papa bilang biar dia yang urus, jadi santai saja."

sekolah SMA yang akan Simon masuki adalah sekolah islam terpadu yang paling terkenal di Bandung. Untuk masuk kesana saja ada kuota dan tentunya tidak bisa sembarang anak, minimal sudah fasih baca Al-Qur'an . Jumlah siswa yang diterima pun dibatasi hanya 200 orang perangkatannya.

dan karena hal itu pula Maria takut, takut jika suatu saat Simon bisa saja memutuskannua karena dia mendapatkan wanita lain di sekolah itu. Apalagi jika dilihat mungkin saja agama mereka lebih bagus daripada Maria.

"ka, kamu ga akan mutusin aku kan?"

Simon tertawa kecil.

"kamu ngomong apa sih? Ya ga mungkin lah aku mutusin kamu. Aku kan sayang sama kamu"

"yaa kali aja di SMA nanti kamu ketemu cewe lain yang lebih dari aku." Maria murung. Ia benar Benar takut berpisah dari Simon.

"kamu, bisa ga usah SMA aja ga sih? huhu.. "kini air matanya menetes. Simon panik, pasalnya selama 1 tahun ini Maria belum pernah menangis karena dirinya.

Ya dia sering sih melihat Maria menangis, tapi paling karena cape latihan soal, atau karena dimarahi papa nya. Tapi kali ini Maria nangisin dia?

Aduh gimana ini?

Simon panik sendiri

"eehh Mar jangan nangis dongg.. Aku kan masih disini. SMA nya masih 3 bulan lagi kok. " Simon nerusaha menenangkan Maria. Ia memberikan tisu untuk menghapus air mata Maria.

Tidak berani untuk langsung menghapuskan air mata itu.

Maria menghapus air matanya da mencoba tersenyum.

" a.. Akuu cuma ga kebayang aja nanti les ga ada yang nemenin, ga ada kamu juga yang semangati aku kalo mau tanding. Terus nanti kamu ketemu cewe lain disana gimana hiks.."

"engga kok. Aku janji. Cewe yang bakal aku liat cuma kamu. Oke. Apa perlu aku janji ke papa kamu lagi?" Kembali Simon mengusap rambut Maria dengan lembut.

"udah yaa . Yuk aku anterin kamu les. Udah telat lohh.."

...****************...

Hari OSN pun tiba, Maria yanb sudah berlatih selama berbulan bulan untuk olimpiade ini akhirnya selesai mengerjakan soal.

Sampai akhirnya pengumuman hasil keluar dan Maria dinyatakan mendapatkan mendali Perak. ya, walaupun perak tapi Maria bari kelas 8 SMP dan ia mengikuti OSN tingkat SMA itu sudah sagat berprestasi.

"selamat sayang kamu hebat!!" Sofia meraih anaknya dan memeluknya erat.

"papa mana ma?" Maria melepas pelukannya dan mencari ayahnya.

"Papa ada meeting mendadak sayang, tapi ada seseorang spesial yang datang kok" ibunya mengerling kearah belakang. Dan di belakang ada Simon yang daang dengan sebuah bucket bunga yang harum.

"Ka Mon!!" Maria menghampiri Simon sambil mengacungkan mendali yang ada di lehernya, menunjukkan bahwa ia sudha berhasil memenangkan pertandingan itu.

Simon tersenyum seraya memberikan bucket bunga itu. Maria menerkmanyadengan bahagia

"selamat ya, kamu hebat!!" kemabali, hanya mengusap rambut Maria dengan lembut saja yang bisa dia lakukan.

"Makasi kak, ink semua berkat support dari kaka. Makasi ya selalu nemenin aku latihan soal"

"urwell, so aku baru buka tabungan aku, jadi hari ini aku mau traktir kamu, dan mama kamu buat makan".

Simon memang selalu menabung, hal itu karena ayahnya tak pernah memberikan ia uang untuk sekedar mentraktir Maria. Jadi, ia hanya punya jatah sebulan sekali ajak Maria jalan jalan. Tentunya dari hasil tabungan uang jajan nya selama sebulan.

Begitupun dengan Maria. Terkadang ia suka membelikan Simon beberapa barang seperti raket, sepatu ataupun buku menggunakan uang tabungan nya. Namun berbeda dengan Simon, Maria masih diberikan uang oleh ayahnya jika ia ingin membelikan sesuatu untuk Simon.

...****************...

Hari ini adalah hari perpisahan Simon. Maria murung sejak tadi pagi. Ia seperti tak rela harus berpisah dengan sang kekasih.

Namun ayahnya selalu menenangkan Maria. Ya, dalam hal ini ayahnya harus turun tangan karena jika dibiarkan, ia takut Maria akan memeluk Simon. Brian paling takut jika hal itu terjadi, baginya jika sekali saja terjadi kontak fisik antara keduanya, maka itu akan menjadi gerbang menuju kontak fisik yang lainnya.

"its okay sayang, kalian masih bisa bertemu seminggu sekali kok"

"iya pa Maria ngerti ko" jawab Maria badmood.

Ia badmood karena jika ada ayahnya, ia tak leluasa berbicara dengan Simon. Bukan karena malu, namun terkadang Ayahnya lebih senang mengobrol dengan Simon daripada dirinya. Sehingga dia merasa diabaikan.

Episodes
1 Awal Jadian
2 Persetujuan
3 Masa Pacaran SMP
4 LDR?
5 The Real LDR
6 After LDR
7 Semester 1 SMA
8 Ujian Akhir SMP
9 Semuanya terserah Papa
10 SMA Islamic Boarding school
11 MOS?
12 MOS? (2)
13 LDKS
14 Calon ketua OSIS
15 Konflik (?)
16 Konflik (lagi?)
17 Pemilihan Ketua OSIS
18 Seleksi OSN
19 Cemburu tanda apa?
20 TIM OSN SEKOLAH
21 Rakor Tahunan
22 Kelelahan
23 Khawatir
24 Sore hari Di rumah Maria
25 Ujian pertama ketua OSIS
26 Obrolan para Ayah
27 Pertanyaan dari Lucky
28 Reaksi Cintia
29 Seberapa Pintar Maria?
30 Tissa tau?
31 Ucapan Terimakasih Tissa
32 Drama Sebelum OSN
33 Setelah Insiden
34 Simon Naksir Maria?
35 Simon Dikacangin
36 Berduaan walaupun sebentar
37 Konten anak Jurnalistik OSIS
38 Teguran halus dari Brian
39 kisah di hari Jum'at minggu ke 3
40 Maria tidak seburuk yang kalian pikirkan
41 Simon as a Ketos
42 About gift
43 Kenapa?
44 Calon Mertua?
45 Persiapan
46 Gosip
47 Simon mode Galak(?)
48 Manajerial Simon
49 Rapat OSIS
50 Obrolan Satai antara anak dan kedua orangtuanya
51 Maria suka Desain
52 Maria bisa nyanyi
53 Perdebatan ditempat latihan
54 H-3
55 H-1
56 Hari H (1)
57 Hari H (2) Venus
58 Calon menantu(?)
59 Mahar?
60 Cubitan kecil dari Ron untuk Brian
61 Semoga kita berjodoh
62 Teman(?)
63 Jangan sekarang
64 Belum siap menikah
65 Lomba Kimia
66 Hubungan haram (?)
67 Toko fotokopi
68 Hari Sabtu
69 Semangat Bro!
70 IMO (lagi?)
71 Anak Dady
72 Seleksi IMO
73 Asrama
74 Diikuti Reyhan
75 orang paling beruntung
76 Naksir Maria
77 Tunggu aku, jangan kepincut cowo lain (partnya pendek)
78 Mengagumi dalam diam #Rayan
79 Drama di kelas Akselerasi
80 Syarat dan ketentuan berlaku
81 Lamaran Pak Danu
82 Mengingap Di Rumah Maria(?)
83 Rutinitas
84 Kenyataannya Maria Naksir Simon (partnya panjang banget)
85 kenapa Maria ?
86 Obrolan para Ayah (part pendek)
87 LDR part sekian
88 sama sama di kagumi
89 after IChO
90 a day in minimarket
91 Info
92 Unit Bisnis
93 obrolan bersama mbah kiyai
94 Gebyar
95 Akward
96 Maria mode Tutor
97 Kita adalah Pasangan serasi
98 Doa yang sama
99 Rapat angkatan
100 Lamaran dari Orang tak di kenal
101 Dijodohkan(?)
102 Hati yang terluka
103 Luapan Emosi
104 Dibayar untuk mengganggu
105 Turun Gunung
106 Merasa Gagal
107 Mencoba memperbaiki
108 Rapat orangtua kelas 12
109 Simon mode bos(?)
110 Blubup
111 Progres Yusuf Dan CC Fashion
112 Kantor baru
113 beberapa hari akan libur dulu
114 Kebakaran Konveksi
115 Runtuh
116 Kekecewaan Maria
117 Ritme Kerja bersama Simon
118 Pasrah
119 Patuh
120 Acara Gladi Resik
121 Surprise!
122 Kakek Irawan Tau semuanya
123 Keputusan Simon
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Awal Jadian
2
Persetujuan
3
Masa Pacaran SMP
4
LDR?
5
The Real LDR
6
After LDR
7
Semester 1 SMA
8
Ujian Akhir SMP
9
Semuanya terserah Papa
10
SMA Islamic Boarding school
11
MOS?
12
MOS? (2)
13
LDKS
14
Calon ketua OSIS
15
Konflik (?)
16
Konflik (lagi?)
17
Pemilihan Ketua OSIS
18
Seleksi OSN
19
Cemburu tanda apa?
20
TIM OSN SEKOLAH
21
Rakor Tahunan
22
Kelelahan
23
Khawatir
24
Sore hari Di rumah Maria
25
Ujian pertama ketua OSIS
26
Obrolan para Ayah
27
Pertanyaan dari Lucky
28
Reaksi Cintia
29
Seberapa Pintar Maria?
30
Tissa tau?
31
Ucapan Terimakasih Tissa
32
Drama Sebelum OSN
33
Setelah Insiden
34
Simon Naksir Maria?
35
Simon Dikacangin
36
Berduaan walaupun sebentar
37
Konten anak Jurnalistik OSIS
38
Teguran halus dari Brian
39
kisah di hari Jum'at minggu ke 3
40
Maria tidak seburuk yang kalian pikirkan
41
Simon as a Ketos
42
About gift
43
Kenapa?
44
Calon Mertua?
45
Persiapan
46
Gosip
47
Simon mode Galak(?)
48
Manajerial Simon
49
Rapat OSIS
50
Obrolan Satai antara anak dan kedua orangtuanya
51
Maria suka Desain
52
Maria bisa nyanyi
53
Perdebatan ditempat latihan
54
H-3
55
H-1
56
Hari H (1)
57
Hari H (2) Venus
58
Calon menantu(?)
59
Mahar?
60
Cubitan kecil dari Ron untuk Brian
61
Semoga kita berjodoh
62
Teman(?)
63
Jangan sekarang
64
Belum siap menikah
65
Lomba Kimia
66
Hubungan haram (?)
67
Toko fotokopi
68
Hari Sabtu
69
Semangat Bro!
70
IMO (lagi?)
71
Anak Dady
72
Seleksi IMO
73
Asrama
74
Diikuti Reyhan
75
orang paling beruntung
76
Naksir Maria
77
Tunggu aku, jangan kepincut cowo lain (partnya pendek)
78
Mengagumi dalam diam #Rayan
79
Drama di kelas Akselerasi
80
Syarat dan ketentuan berlaku
81
Lamaran Pak Danu
82
Mengingap Di Rumah Maria(?)
83
Rutinitas
84
Kenyataannya Maria Naksir Simon (partnya panjang banget)
85
kenapa Maria ?
86
Obrolan para Ayah (part pendek)
87
LDR part sekian
88
sama sama di kagumi
89
after IChO
90
a day in minimarket
91
Info
92
Unit Bisnis
93
obrolan bersama mbah kiyai
94
Gebyar
95
Akward
96
Maria mode Tutor
97
Kita adalah Pasangan serasi
98
Doa yang sama
99
Rapat angkatan
100
Lamaran dari Orang tak di kenal
101
Dijodohkan(?)
102
Hati yang terluka
103
Luapan Emosi
104
Dibayar untuk mengganggu
105
Turun Gunung
106
Merasa Gagal
107
Mencoba memperbaiki
108
Rapat orangtua kelas 12
109
Simon mode bos(?)
110
Blubup
111
Progres Yusuf Dan CC Fashion
112
Kantor baru
113
beberapa hari akan libur dulu
114
Kebakaran Konveksi
115
Runtuh
116
Kekecewaan Maria
117
Ritme Kerja bersama Simon
118
Pasrah
119
Patuh
120
Acara Gladi Resik
121
Surprise!
122
Kakek Irawan Tau semuanya
123
Keputusan Simon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!