Rumah Siska kini gelap gulita. Alya, Siska, dan Nina menahan napas di ruang tamu yang sempit. Hanya ada cahaya redup dari ponsel mereka yang menyinari wajah-wajah cemas.
Siska
Kita harus cari tempat sembunyi. Kalau mereka masuk, kita gak punya waktu untuk lari.
Nina
Apa kita yakin ini bukan cuma paranoia?
Tiba-tiba, terdengar suara dentingan logam, seperti seseorang mencoba membuka pintu belakang. Alya menunjuk tangga.
Alya
Di atas. Kita harus naik.
Mereka bertiga dengan hati-hati menaiki tangga, berusaha menghindari suara berisik. Namun, sebelum sampai di atas, terdengar suara keras dari lantai bawah—seperti sesuatu jatuh ke lantai.
Siska
[Berbisik]
Siska
Mereka masuk!
Mereka segera berlari ke kamar Siska di lantai dua dan mengunci pintu. Siska membuka lemari pakaian, memberi isyarat kepada Nina dan Alya untuk masuk.
Siska
Diam di sini. Aku bakal coba lihat dari jendela.
Nina
Siska, jangan gila! Kalau mereka lihat kamu, kita semua dalam bahaya.
Namun, Siska tetap mendekati jendela, menarik tirai sedikit untuk mengintip ke luar. Tidak ada apa-apa di halaman, hanya bayangan pohon yang bergoyang ditiup angin.
Siska
Gak ada siapa-siapa di luar... mungkin suara tadi—
Pernyataannya terpotong ketika ponselnya berbunyi. Nama Erik muncul di layar. Siska langsung mengangkat panggilan itu.
Siska
Erik, apa yang kamu temuin?
Erik
Dengarkan aku baik-baik. Aku baru saja keluar dari lab. Kantong darah ini... aku yakin ini hasil percobaan. Tapi bukan untuk pengobatan. Ini sesuatu yang lebih gelap.
Alya
[Berbisik dari dalam lemari]
Alya
Apa maksudnya, Erik?
Erik
Ini seperti cairan pengawet untuk sesuatu yang hidup. Tapi bukan untuk manusia.
Sebelum Erik bisa menjelaskan lebih jauh, terdengar suara kaca pecah di lantai bawah. Siskà menutup panggilan dan mendekat ke lemari.
Siska
Mereka di sini. Kita harus keluar sekarang.
Alya
Keluar lewat mana? Kalau turun, kita pasti ketemu mereka.
Siska menunjuk jendela kamar yang mengarah ke balkon kecil.
Siska
Lewat sini.
Pelarian dari Rumah Siska
Mereka bertiga berhasil turun ke halaman lewat balkon. Dengan hati-hati, mereka menyelinap ke jalanan belakang yang gelap.
Nina
Kemana kita sekarang?
Alya
Kita harus ketemu Erik. Dia yang tahu semua tentang darah ini.
Namun, ketika mereka hendak menuju jalan utama, terdengar langkah kaki cepat dari arah belakang. Sebuah suara laki-laki memanggil dengan nada serak.
???
Berhenti! Jangan bawa kantong itu pergi!
Alya menoleh, dan di bawah cahaya samar lampu jalan, ia melihat seorang pria bertopeng hitam berdiri di ujung gang. Tangannya menggenggam pisau besar.
Alya
Lari!
Mereka bertiga berlari sekuat tenaga ke arah lain, berusaha menghindari kejaran pria itu.
Di Tempat Erik
Ketika mereka akhirnya sampai di apartemen Erik, pintu terbuka sedikit. Lampu di dalam menyala, tapi suasananya aneh. Tidak ada suara apa pun.
Siska
Erik?
Tidak ada jawaban. Mereka perlahan masuk dan menemukan ruang tamu Erik berantakan. Komputer Erik terbuka, menampilkan diagram aneh tentang struktur darah. Di sudut meja, kantong darah kedua yang dibawa Erik sudah robek, dan isinya berserakan.
Di dinding, ada tulisan yang dicoret dengan darah:
"Berhenti sebelum semuanya terlambat."
Alya
Kita terlalu terlambat...
Tiba-tiba, terdengar suara langkah berat di belakang mereka. Mereka berbalik, dan sosok bertopeng yang tadi mengejar mereka kini berdiri di ambang pintu.
???
Kalian seharusnya tidak pernah menemukan ini.
Pria bertopeng itu berdiri diam di ambang pintu, dengan pisau di tangannya. Nafasnya berat, terdengar jelas dalam keheningan yang mencekam. Alya, Siska, dan Nina menatapnya dengan kaku, tidak harus berbuat apa.
???
Kantong itu bukan milik kalian. Kembalikan sekarang, dan aku akan membiarkan kalian pergi.
Alya
[Berani]
Alya
Apa sebenarnya yang kamu mau? Kenapa darah ini begitu penting?
Pria itu tidak menjawab. Sebaliknya, ia melangkah masuk, perlahan namun pasti.
Siska
[Berbisik ke Alya]
Siska
Kita harus keluar dari sini...
Sekarang juga.
Alya menggenggam kantong darah erat-erat di tangannya. Ia tahu bahwa benda itu adalah kunci dari semua misteri ini. Tapi ada sesuatu yang menghalanginya untuk menyerahkan begitu saja.
Nina
Kita bawa kantong itu dan lari!
Ketiganya segera bergerak, memanfaatkan momen ketika pria bertopeng itu masih berdiri di dekat pintu. Mereka berlari ke arah jendela, mencoba membuka kuncinya untuk melarikan diri.
Namun, pria itu bereaksi cepat. Ia melempar pisaunya, mengenai dinding tepat di samping kepala Alya.
???
Aku bilang, jangan lari.
Siska
Apa yang kamu mau dari kami?!
Pria itu mendekat, tatapan matanya di balik topeng terlihat marah
???
Darah itu... Akan membangkitkan sesuatu yang seharusnya tetap terkubur. Kalau kalian tahu apa yang terbaik, kalian akan menyerahkannya sekarang juga
Pengejaran di apartemen
Alya, Siska dan Nina berhasil membuka jendela dan memanjat keluar ke balkon. Namun pria itu mengejar mereka tanpa ragu. Ia melompat ke balkon, menarik Alya dengan kasar.
???
Kamu tidak mengerti apa yang sedang kamu hadapi!
Alya melawan sekuat tenaga, tapi pria itu jauh lebih kuat. Siska dan Nina mencoba membantu dengan menarik pria itu dari belakang, namun sia-sia.
Tiba-tiba sebuah suara keras terdengar dari dalam apartemen. Suara tembakan.
Pria bertopeng itu langsung melepas Alya dan mundur perlahan. Dari dalam apartemen, Erik muncul dengan pistol di tangannya, wajahnya penuh dengan luka ringan.
Erik
Sentuh mereka lagi, dan aku tidak akan ragu untuk menembak.
Pria itu berdiri diam, menimbang situasinya. Akhirnya, ia melompat turun dari balkon, menghilang ke dalam kegelapan malam.
Nina
Erik! Kamu gak apa-apa?
Erik
Aku baik-baik saja. Tapi kita harus keluar dari sini sebelum dia kembali.
Rahasia Erik
Mereka berempat melarikan diri ke sebuah gudang tua di pinggiran kota yang Erik sebuah sebagai "tempat aman" Di sana, Erik mulai menjelaskan apa yang ia temukan.
Erik
Aku sempat memeriksa darah itu sebelum dia datang. Ini bukan darah biasa. Ada sesuatu di dalamnya, mungkin semacam parasit atau formula kimia aneh. Tapi yang jelas, ini di buat untuk satu tujuan : membangkitkan sesuatu
Alya
Membangkitkan apa?
Erik
[Serius]
Erik
Aku tidak tahu pasti. Tapi jika benar ini terkait dengan cerita yang kudengar dari rumah sakit itu, mungkin ini sesuatu yang sudah mati... atau seharusnya mati.
Siska
Jadi, semua ini tentang eksperimen?
Erik
Bukan hanya eksperimen. Aku yakin ini semacam ritual, menggunakan sains sebagai alatnya.
Alya menatap kantong darah yang ada di tangannya. Ia merasa ada sesuatu yang jahat di dalamnya, sesuatu yang tidak boleh di lepaskan ke dunia.
Alya
Jadi apa yang harus kita lakukan?
Erik terdiam sejenak sebelum menjawab.
Erik
Kita harus menghancurkannya. Sebelum Mereke mendapatkan nya kembali.
Comments