Aku baru aja keluar dari ruang arsip, tapi aku ngerasa ada yang ngikutin aku. Pas aku nengok, koridornya kosong, tapi aku yakin banget ada langkah kaki tadi.
Siska
Alya, jangan-jangan ada yang tahu kamu masuk ke sana. Kamu harus hati-hati!
Nina
Aku rasa kamu harus berhenti dulu, Alya. Kalo mereka tahu kamu udah terlalu jauh, kamu bisa bahaya.
Alya
Aku gak bisa berhenti, Nina. Aku udah nemuin sesuatu yang lebih parah. Ada catatan lain di ruang arsip yang nyebutin nama pasien yang ikut percobaan itu. Beberapa nama mereka dicoret dengan tulisan tangan, dan catatan terakhirnya cuma satu kata: "gagal".
Siska
Gagal? Maksudnya apa? Apa pasiennya... meninggal?
Alya
Kayaknya begitu. Tapi yang lebih seram, ada beberapa pasien yang namanya gak dicoret. Dan di sebelah namanya, ada tulisan "proyek lanjutan."
Nina
Proyek lanjutan? Apa itu berarti mereka masih hidup?
Alya
Aku gak tahu, Nin. Tapi aku nemuin satu nama yang bikin aku merinding: Rita Wibowo.
Siska
Tunggu... Rita Wibowo? Itu nama ibu kepala rumah sakit, kan?
Alya
Iya. Dan catatan terakhir soal dia itu lima tahun yang lalu, pas eksperimen ini dimulai. Setelah itu gak ada informasi sama sekali tentang dia.
Malam Itu
Alya memutuskan kembali ke ruang penyimpanan darah untuk memastikan kecurigaannya. Saat ia membuka pintu gudang, aroma aneh menyeruak, seperti darah yang sudah lama membeku. Kantong-kantong darah yang tersusun rapi terlihat mencurigakan di bawah pencahayaan redup. Namun, ada satu kantong yang menarik perhatian Alya.
Alya
[Bicara pada dirinya sendiri]
Alya
Kenapa kantong ini terlihat berbeda? Tulisannya udah pudar, tapi kayaknya ini darah yang paling lama disimpen di sini.
Saat Alya mengangkat kantong darah itu, ia mendengar suara langkah kaki mendekat dari arah luar gudang. Paniknya makin meningkat.
Alya
[Dalam hati]
Alya
Siapa itu? Jangan-jangan mereka tahu aku di sini.
Alya cepat-cepat menyimpan kantong darah itu di dalam tasnya dan bersembunyi di balik rak. Ia menahan napas saat pintu gudang terbuka perlahan, dan bayangan seseorang muncul.
30 menit kemudian
Alya
Guys, aku gak tahu ini siapa, tapi ada seseorang yang masuk ke gudang tadi. Dia pakai jas dokter, tapi aku gak lihat wajahnya. Pas dia pergi, aku sempat ngintip dan lihat dia bawa keluar beberapa kantong darah.
Siska
Kamu harus hati-hati banget, Alya. Ini udah gak main-main.
Nina
Kita harus lapor ke polisi. Ini udah jelas-jelas melanggar hukum.
Alya
Aku setuju, tapi kita butuh bukti yang lebih kuat. Besok aku bakal coba cek isi kantong darah ini di laboratorium kecil yang aku tahu.
Siska
Alya, tolong jangan sendirian. Kasih tahu aku lokasi kamu, aku bakal datang.
Nina
Aku juga ikut. Kita gak boleh ngebiarin kamu hadapin ini sendiri.
Malam semakin mencekam. Kantong darah di tas Alya terasa berat, seolah-olah menyimpan rahasia gelap yang siap terbongkar. Namun, ia tahu bahwa ini baru permulaan dari misteri yang jauh lebih dalam.
08:00
Pagi Hari di Laboratorium Kecil
Alya bertemu Nina dan Siska di laboratorium kecil milik seorang teman lama, Erik, seorang teknisi medis yang pernah bekerja di rumah sakit. Ia setuju membantu mereka dengan satu syarat: semua ini harus dirahasiakan.
Erik
[Mengamati kantong darah]
Erik
Ini darah lama banget, Alya. Kamu yakin ini dari rumah sakit kalian?
Alya
Iya, Erik. Aku nemuin ini di gudang penyimpanan. Aku perlu tahu apa ada sesuatu yang aneh.
Erik
Oke, aku coba analisis. Tapi jangan harap hasilnya cepat. Ini butuh waktu.
Alya dan teman-temannya menunggu dengan tegang. Erik sibuk dengan peralatan laboratoriumnya, mengeluarkan sampel dari kantong darah yang sudah tampak usang itu.
Setelah beberapa saat, Erik berhenti. Wajahnya tampak pucat.
Erik
Ini... gak masuk akal.
Nina
[Panik]
Nina
Apa maksudmu, Erik?
Erik
Darah ini... masih aktif. Hemoglobinnya masih bisa berfungsi, bahkan setelah lima tahun. Ini gak mungkin secara ilmiah.
Siska
[Terkejut]
Siska
Apa? Tapi itu udah expired, kan?
Erik
Justru itu. Secara teori, darah yang udah expired pasti membusuk atau kehilangan seluruh fungsinya. Tapi ini seperti... ada sesuatu yang menjaga darah ini tetap hidup.
Alya
[Mencoba memahami]
Alya
Kamu pikir ini eksperimen?
Erik
Bisa jadi. Tapi siapa pun yang bikin ini pasti gak punya niat baik. Alya, kamu harus hati-hati. Kalau ada orang yang tahu kamu punya kantong ini, kamu bakal jadi target.
Malam Hari
Alya pulang ke rumah dengan perasaan tak menentu. Ia mencoba menenangkan pikirannya, tapi bayangan hasil analisis darah itu terus menghantui. Tiba-tiba, ponselnya bergetar
???
Berhenti mencari tahu. Atau kamu akan menyesal.
Alya
[Panik, bicara sendiri]
Alya
Siapa ini?
Ia mencoba melacak nomor itu, tapi hasilnya nihil. Alya sadar, langkahnya sudah diawasi sejak awal.
beberapa menit kemudian
Alya
Guys, aku dapet pesan ancaman. Kayaknya mereka tahu aku bawa kantong darah itu.
Siska
Alya, kamu harus sembunyiin kantong itu! Jangan sampai mereka nemuin kamu.
Nina
Kita harus kasih tahu Erik biar dia berhati-hati juga.
Alya
Aku setuju. Aku bakal sembunyiin kantong ini di tempat yang gak ada yang tahu.
Namun, sebelum Alya sempat melanjutkan, terdengar suara langkah kaki di depan rumahnya. Ia mengintip dari jendela dan melihat seseorang berdiri di depan pintu dengan bayangan gelap yang samar.
Comments