Jika hanya mengandalkan pelayannya, tidak mungkin Xin Wei bisa membalaskan dendamnya. Bahkan sebelum berhasil membalaskan dendamnya, ia bahkan tidak bisa hidup lebih lama lagi.
Dengan tubuh yang lemah itu, mustahil kembali ke alam siluman. Apalagi ia juga tidak tahu sudah berapa lama berada di tempat tidurnya.
Dalam waktu tiga hari, Xin Wei telah menyerap energi spiritual di sekitarnya. Ia dapat menggunakan sedikit kemampuannya. Yaitu mengeluarkan tanaman merambat dari tangannya. Nantinya tanaman tersebut akan bisa tumbuh memanjang dan dapat digunakan untuk bertarung.
Aroma makanan tercium lebih dekat dan saat itu ia melihat keluarganya telah memakan makanan mewah. Sementara dirinya hanya bisa makan bubur yang telah diberikan pelayannya. Hidup ini kadang tidak adil. Apalagi dengan keadaannya yang mengkhawatirkan.
Jangankan untuk makan dengan layak, orang yang dianggap keluarga itu bahkan tidak pernah menjenguknya ketika ia sakit. Mereka hidup bergelimang harta dan tak peduli sekitarnya.
'Dulu mungkin aku bisa hidup seperti mereka. Menindas yang lemah dan mencampakannya. Kini aku tahu bagaimana hidup seperti yang mereka alami karena keegoisanku.'
Dikehidupan sebelumnya, Xin Wei juga memperlakukan keluarganya dengan buruk. Membiarkannya kelaparan dan menyiksa sampai mati. Kekejamannya bahkan lebih parah dari apa yang dilakukan keluarga itu padanya.
"Baiklah, mungkin aku tidak bisa menjadi orang baik untuk sekarang. Mulai saat ini, aku akan berbuat jahat pada orang sejenisku."
Bahkan sulit untuk merubah sikapnya menjadi baik. Xin Wei yang telah hidup dengan kejahatan dimasa lalu, ia tahu dunia apa itu. Ia murni karena tak tahan melihat beberapa orang yang seperti mereka.
Mengendalikan tanaman juga merupakan keahlian yang dimiliki olehnya. Meski untuk saat ini hanya bisa mengontrolnya dengan lemah, cukup membuat hukuman kecil bagi mereka. Awalnya ia menggerakkan tanaman yang ada di sekitar tempat tersebut. Membiarkan tanaman itu bergerak dan membuat kehebohan.
Melihat tanaman yang bisa bergerak, membuat orang-orang itu ketakutan. Tiga wanita yang merupakan seorang putri pertama, seorang wanita paruh baya yang merupakan orang tuanya serta satu pelayan yang setia. Berlari ketakutan ketika melihat tanaman bunga yang berada di pot bergerak dan mendekat.
"Aaahh! Ibuu ... takut! Ada hantuuu!" pekik Xin Feni, kakak pertama Xin Wei. Ia ketakutan dan berlari karena melihat tanaman itu bergerak sendiri.
"I-ibu juga takut ..." lirih Lie Xuni, ibu dari Xin Feni. Ia merupakan istri sah di keluarga Xin. Meskipun ia dulunya hanya seorang selir yang diangkat menjadi istri sah setelah ibunya Xin Wei wafat.
"Penjaga! Tolong ada hantu!" teriak pelayan wanita. Ia juga ketakutan namun harus bekerja dengan profesional. Meski takut, memanggil penjaga atau pengawal adalah langkah yang tepat.
Sementara Xin Wei sudah kelelahan setelah mengendalikan tanaman yang berukuran kecil. Ia telah mengerahkan lebih dari setengah kekuatannya hanya untuk menggerakkan tanaman tersebut. Namun ia sudah merasa puas setelah melihat raut muka ketakutan mereka.
"Ugh, hanya segini saja kekuatanku? Ah, bagaimana mungkin hanya sebatas ini? Lihat saja nanti, setelah kekuatanku kembali."
Ia meninggalkan tempat itu dan menyelinap agar tidak ketahuan oleh penjaga. Rasa lapar karena kekurangan makan juga masih terasa. Mereka yang bisa makan, makanan mewah setiap hari. Sementara dirinya bersama pelayannya hanya makan bubur dan harus menahan lapar setiap harinya. Balasan itu menurutnya masih belum setimpal untuk keluarga Xin yang selalu menindasnya.
Para penjaga, satu persatu mulai berdatangan dan memeriksa apa yang telah terjadi. Bertanya pada pelayan dengan apa yang telah terjadi. Pelayan pun menjelaskan bahwa ada hantu tanaman yang menakuti tuannya.
Kabar tentang adanya hantu yang masuk ke dalam ruang makan keluarga Xin telah menyebar dan menjadi bahan pembicaraan para penjaga dan pelayan lain. Tentu saja peristiwa itu menimbulkan rasa takut dari para penghuni rumah.
Kepala keluarga adalah seorang menteri istana kerajaan. Ia sudah sejak pagi memasuki istana dan jarang bertemu dan mengurusi urusan rumah. Yang bahkan tidak mempedulikan putri keduanya yang disiksa dan mendapat jatah makan sedikit.
Bukannya para bawahan tidak mengetahuinya, mereka yang mencoba membantu Xin Wei, hanya akan bernasib buruk. Hanya Youyou yang berani membantu putri kedua tersebut. Juga merupakan pelayan pribadi mendiang ibunya.
Meski masih cukup muda, Youyou sejak kecil dianggap sebagai anak sendiri oleh mendiang ibunya Xin Wei. Sehingga loyalitas sebagai bawahan semakin kuat. Bahkan ia tidak takut menjadi musuh bagi pelayan lain yang melayani putri pertama dan ibunya.
***
Bukan hanya satu kali, setiap harinya Xin Wei akan datang pada pagi hari. Disaat mereka sedang menikmati makanan mewahnya. Untuk itu, mereka tidak bisa hidup dengan tenang sejak kejadian itu. Bahkan saking ketakutannya, mereka juga memanggil pendeta untuk mengusir roh jahat atau hantu yang menakuti sepasang ibu dan anak itu.
Untuk menutupi kebenaran yang terjadi, Xin Wei tidak melakukan apapun dihari itu. Ia sengaja berpura-pura tidak bisa bangun dari tempat tidur. Dengan ditemani oleh pelayan setianya, hanya terbaring di ranjang.
Pendeta tersebut membawa pedang kayu sebagai senjata untuk mengusir roh jahat. Juga telah membawa senjata lain seperti jimat dan beberapa kertas mantra. Namun ia tidak merasakan adanya makhluk ghaib yang ada di sekitar ruang makan itu. Bahkan tanaman yang pernah bergerak telah dibakar oleh penjaga. Sehingga tak ada lagi jejak kekuatan spiritual Xin Wei untuk mengendalikan tanaman.
"Aneh sekali. Padahal tidak ada tanda-tanda makhluk ghaib maupun kekuatan spiritual. Beberapa orang mungkin memiliki kekuatan untuk menggerakkan benda. Namun di sini tidak ada barang satupun yang memiliki aura tersebut. Jika ada hantu, akan langsung terdeteksi oleh artefak ini."
Pendeta itu memegang sebuah piringan yang dapat merasakan aura spiritual ataupun keberadaan makhluk halus. Namun ia tidak menemukan apapun. Hanya tempat yang mewah serta berbagai makanan berlebihan berada di meja makan.
"Mengapa makanan di sini begitu banyak? Apakah nyonya memiliki keluarga yang banyak? Namun hanya ada tiga kursi. Tapi menyediakan banyak makanan. Ini adalah porsi untuk sepuluh sampai lima belas orang, bukan?"
"Anu, tuan Pendeta. Ini adalah makanan yang biasa disediakan setiap pagi. Ini untuk nyonya dan nona pertama," ucap pelayan dengan jujur. Ia juga merasa heran pada tuannya yang selalu boros dalam segala sesuatu.
Bahkan makanan yang tersisa akan dibuang dan tidak ada satupun yang boleh memakannya. Meskipun tersisa banyak makanan yang bahkan ada yang tidak disentuh sama sekali.
"Karma ... apakah ini adalah karma karena menyia-nyiakan makanan? Ini tidak benar. Mengapa ada yang janggal dari situasi ini?" Pendeta itu pun menghitung jemarinya. Lalu terkejut setelah mengetahui apa yang terjadi.
"Ada apa?" tanya pelayan setelah melihat ekspresi pendeta. Ia juga semakin was-was karena telah bekerja dengan keras di kediaman menteri Xin.
"Kalian telah menyinggung yang tidak seharusnya disinggung. Ingat, ratu siluman datang menuntut balas. Aku tidak tahu, sekarang bukan urusanku."
Pendeta itu langsung meninggalkan kediaman Xin setelah meramal. Ia bisa mengetahui kejadian itu ada hubungannya dengan ratu siluman. Meski tidak tahu identitasnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments