Pengasuh Cantik Anak Spesial Pak Dosen

Pengasuh Cantik Anak Spesial Pak Dosen

Judul Skripsi Pembawa Keberuntungan

"Arga sialan! Ganti judul lagi, ganti judul lagi. Dia kira gue kuliah bayar pakai daun? Uang cuy, mana emak udah bilangin tetangga wisuda tahun ini!"

"Pusing gue anjir!" Viola mengacak rambutnya dengan frustasi.

Wanita yang tengah menempuh semester akhir itu harus dibuat pusing dengan judul skripsi yang belum selesai-selesai di tengah gempuran teman-temannya yang sudah sidang sempro. Bagaimana tidak menyala otaknya?

"Ini semua salah pak Arga! Coba aja kalo dia mudah ditemui 'kan enggak bakalan seribet ini," ketus Viola lagi kembali menyalahkan Arga, dosen pembimbingnya.

Viola kembali mengacak rambutnya, dia dibuat pusing dengan skripsi yang tidak berkembang-kembang, bagaimana ini? Otaknya saja sudah buntu tidak mau digunakan lagi.

"Salah sendiri ngambil pak Arga, udah tau killer, malah nekat. Kena batunya sendiri 'kan!" Lena datang sambil meletakan dua mangkok pangsit membuat Viola mendengus kesal.

Semua ini bermula dari wajah pak Arga yang dikatakan sangat ganteng, bahkan pak Arga menjadi primadona di kampus, banyak wanita-wanita yang menggoda pria itu tetapi sama sekali tidak digubris, begitu pula dengan Viola.

Wanita gila itu malah mengambil Arga sebagai dosen pembimbingnya padahal banyak teman-temannya yang mengatakan jika pria itu killer, walau saat kuliah dengan Arga, nilainya mentok B+ tapi bagi Viola tidak masalah. Tetapi siapa sangka kenanya malah saat pembuatan skripsi.

"Emang lo ambil judul apa?" Lena membuka percakapan, di penasaran judul apa yang diambil oleh Viola sehingga ditolak oleh pak Arga.

"Mental health, bunuh diri, keluarga, semuanya ditolak sama pak Arga," keluh Viola.

"Bagaimana kalo soal anak spesial gitu?"

"Indigo?" cetus Viola asal-asalan membuat Lena memukul bahu wanita itu membuat Viola meringis kesakitan.

'Kan dia benar, jadi di mana letak salahnya? Anak spesial 'kan? Ya indigo, apalagi?

"Maksud gue anak yang punya kebutuhan khusus gitu."

Mendengar ucapan Lena barusan, telinga Viola langsung berdiri, otaknya langsung bekerja membuat wanita itu segera membuka laptop padahal mereka tengah makan. Tidak ada yang lebih penting daripada skipsi.

Lena hanya bisa menggelengkan kepala, dia membiarkan Viola yang sudah asik mengetik, tidak sampai satu jam, wanita itu tersenyum lebar, dia melirik jam di tangannya dan mengeluarkan selembar yang berwarna hijau.

"Ini ya, gue harus temui pak Arga!"

Viola berlari kembali ke kampus membuat Lena hanya bisa menggelengkan kepala, padahal wanita itu baru sedikit menghabiskan pangsitnya tetapi dia sudah pergi begitu saja. Apa boleh buat, kalo skripsi belum selesai hidup belum aman.

Melihat lift yang penuh, terpaksa Viola melangkah ke arah tangga, menaikinya satu persatu sampai akhirnya di lantai tiga. Dengan napas yang ngos-ngosan, dia terus melangkah ke arah ruangan Arga. Untung saja setelah sampai di sana Arga ada di dalam sehingga usahanya tidak sia-sia.

"Permisi pak." Viola mengetuk pintu lalu membukanya, dia tersenyum melihat Arga yang sempat melihatnya sebentar lalu kembali fokus ke laptopnya, wanita itu lalu masuk setelah dipersilakan oleh Arga.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Arga dengan nada suara dingin, tetapi jujur sikap Arga yang dingin dan sulit digapai itu membuat semua orang semakin tergila-gila kepada pria itu, aura Arga itu sangat menarik dan begitu menggoda untuk didapatkan.

"Saya mau konsul soal judul skripsi saya, pak," balas Viola membuat Arga mulai memfokuskan pandangan ke arah Viola.

Walau Arga terkesan killer, tetapi pria itu selalu menghargai mahasiswanya, walau kadang-kadang dia sambil mengerjakan tugas lain tetapi jika soal konsul Arga akan memusatkan fokusnya kepada mahasiswa.

Melihat Arga yang tengah menatapnya, Viola segera menjelaskan judul skripsi yang dia ajukan, dia menjelaskannya dengan tingkat percaya diri walau sebenarnya dia belum melakukan riset secara dalam, yang dia pikirkan sekarang adalah agar judulnya diterima dulu.

"Saya setuju dengan judul kamu. Silakan lanjutkan, jika ada kendala hubungi saya!"

"Serius pak?" tanya Viola dengan penuh semangat membuat Arga membalas dengan anggukan kepala.

Viola hampir bersorak gembira, wanita itu lalu berpamitan keluar dari ruangan Arga dengan perasaan yang sangat senang. Tetapi saat baru saja akan melangkah ke arah lift, kaki Viola berhenti, "Di mana gue harus dapatin data soal anak spesial ini?"

"Bego lo Vio! Kenapa baru sekarang kepikirannya?" Viola memukul kepalanya dengan pelan.

Dia melirik ke arah ruangan Arga lalu menghela napas pelan, kaki wanita itu melangkah memasuki lift, baru sedetik yang lalu dia senang karena judul skripsinya diterima Arga, sekarang dibuat bingung lagi.

Viola duduk di dekat Lena yang masih ada di warung pangsit tadi, wanita itu tengah asik memainkan ponselnya, dia melirik Viola yang sedang memasang wajah uring-uringan.

"Kenapa? Judulnya ditolak lagi?"

Viola menggelengkan kepala sebagai jawaban membuat Lena mengerutkan kening, jika judulnya diterima lalu kenapa Viola malah berwajah seperti itu? Apa lagi masalahnya?

"Gue harus cari anak spesial di mana?"

"Lah? Di sekolah luar biasa 'kan ada," ujar Lena membuat Viola menghela napas pelan.

Harusnya memang ada tetapi masalahnya dia membuat judul yang sedikit agak laen agar diterima oleh Arga, memang judulnya ini diterima tetapi ... Dia yang pusing sendiri.

"Anaknya ditinggal ibunya?" beo Lena setelah mendengar penjelasan Viola.

"Iya cuy, jadi kayak anak spesial itu ditinggalin sama ibunya atau enggak diurus oleh ibunya. Jadi bagaimana perkembangan itu anak, nah masalahnya di mana gue harus cari tu anak?"

"Kalo begini gue juga angkat tangan Vi," balas Lena seraya mengangkat tangannya.

Viola menghembuskan napas kasar, dia meminum es teh yang ada di atas meja, keluar dari kamar harimau malah masuk ke kandang hiu, mana dia tidak bisa berenang, bisa mampus 'kan?

"Lagian lo ngasih judul enggak mikir-mikir."

Viola sama sekali tidak mempedulikan ucapan Lena, wanita itu hanya diam sambil melirik ponselnya, sama sekali tidak ada notifikasi dari pria yang dia tunggu membuat Viola semakin menghela napas panjang, kira-kira ke mana pria itu?

"Eh, itu apa?" Jari telunjuk Viola mengarah kepada salah satu postingan di instagram tentang info loker pencarian pengasuh.

"Dicari pengasuh yang mempunyai tingkat kesabaran yang tinggi untuk mengasuh dua anak. Di sini ditulis salah satu dari dua anak itu, anak spesial," ujar Lena membacakan isi postingan tersebut membuat nyawa dan energi Viola kembali terkumpul.

DIA HARUS DAFTAR UNTUK KEPENTINGAN SKRIPSINYA!

"Len, bacain kontaknya! Gue harus daftar, semoga aja ini rezeki skripsi gue!"

Dengan cepat Lena membacakan kontak yang ada di sana, setelah itu tanpa menunggu banyak waktu, Viola langsung menghubungi nomor tersebut. Satu kali tidak diangkat, dua kali juga tidak, untung saja yang ketiga kalinya diangkat membuat Viola tersenyum lebar.

"Maaf bu, saya Viola, ingin mendaftar menjadi pengasuh anak ibu," ujar Viola dengan lembut dan penuh kesopanan.

"Datang besok jam tujuh pagi ke jalan merpati gang 5, nomor rumah 147!"

"Baik pak," balas Viola lalu panggilan terputus membuat Viola sedikit melongo, suaranya agak tidak asing, tetapi siapa? Bomat lah, yang penting jalannya untuk mengerjakan skripsi sudah sedikit demi sedikit terbuka.

Semoga berjalan dengan lancar!

...****...

Terpopuler

Comments

atulyaas

atulyaas

hallo thorr, permulaan yang sangat menarik, cayooo

2025-08-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!