Zhull berjalan kearah barat daya dari Sandora. Hutan Yra tidak jauh dari Sandora, hanya berjarak tiga puluh menit berjalan kaki.
"Anjir... Setengah jam jalan tapi capek juga." Gumamnya sambil sesekali melihat peta.
Beberapa menit kemudian, Zhull sampai di depan hutan. Suasana di dalam tampak gelap dan suram. "Yah, setidaknya itu tidak lebih suram dari hutan sebelumnya." Ucapnya dengan penuh canda.
Zhull melangkah masuk dan memperhatikan sekitar dan mencoba merasakan aroma bunga mawar yang terbakar. "Mawar gosong. Tunggu! Gw gak pernah nyium bau mawar gosong anjir!" Gerutunya sambil melihat bentuk bunga di kertas misi yang masih dia bawa.
Semakin dia masuk, semakin gelap hutan itu. Namun bukan karena pohon yang rindang namun hari yang mulai malam.
Zhull melihat ke langit dan benar saja. Sore sudah lewat dan malam mulai datang.
"Kampret lah. Harusnya gw ambil misi ini besok aja. Udah malem lagi." Gerutunya sambil menggaruk-garuk kepalanya karena frustasi. "Betapa tololnya gw... ini malu-maluin. Gimana ceritanya ilmuan bisa seceroboh dan setolol ini? Hahh... Mampus lah gw." Dia masih menggerutu seperti biasa karena kesalahannya sendiri.
________________________
Langit semakin gelap dan hutan semakin menyeramkan. Zhull memutuskan untuk berhenti dan beristirahat sambil membuat api.
Dia duduk di batang kayu roboh dan merenungkan apa yang terjadi hari ini.
"Kalo gak salah sih gw harusnya masuk kedunia ini waktu pagi, mungkin subuh kali. Kemudian benda ini jadi satu dengan gw dan gak bisa dilepas. Gw belom yakin kalo benda ini cuma ngasih regenerasi super, bilah pisaunya juga gak tajem. Oh ya, harusnya bandit sialan itu paling enggak ngambil benda ini kan? Tapi kenapa ini masih ada di lengan gw? Apa mereka gak mikir buat motong tangan gw? Ehh... gw yakin kalo waktu itu gw mati." Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi kepala Zhull. Hal-hal yang terjadi di dunia ini memang diluar dugaannya.
"Gw kira gw bakalan dapat kekuatan OP, eh taunya cuma dapat benda ini. Mana gw gak punya sihir lagi." Zhull memikirkan hal-hal tidak jelas sambil memandangi api di depannya.
Beberapa saat kemudian terdengar sebuah suara dari semak. Itu membuat Zhull terkejut dan waspada. "Apaan tuh? Semoga bukan beruang atau semacamnya." Dia mengambil posisi siap bertarung dan mengeluarkan katana-nya, bersiap untuk serangan tiba-tiba walau dengan tangan sedikit gemetar. "Gemetar dikit gak ngaruh."
Tak lama kemudian muncul sebuah hewan yang mirip seperti ayam namun tingginya hampir satu meter dengan mata merah dan paruh besar.
Zhull hanya tertegun dengan apa yang dia lihat. "Apaan nih? Ayam jumbo kah? Wah kebetulan gw lagi laper." Zhull melangkah maju dengan kemampuan yang dia punya, tapi ayam itu bisa menghindar dengan mudahnya. "Cepet juga Lo, ayam."
Zhull melangkah dan mencoba menyerang berkali-kali namun ayam itu tetap lincah. "Sial. Eh?! AHA!!" Tiba-tiba Zhull mendapatkan sebuah ide tak terduga.
Zhull segera berjalan kearah api yang dia buat dan segera mematikannya dengan kayu agar membuat tempat itu menjadi gelap. Dan benar saja, ayam itu tidak bisa melihat apapun. "Ayam tetap ayam." Ucapnya dalam hati sambil tersenyum sinis.
Zhull berjalan perlahan kearah ayam itu yang sekarang diam tidak bergerak. Dan dengan gerakan cepat dia langsung memegang leher ayam itu dan menyembelihnya di tempat. "DEMI MAKANAN!!!" ayam itu langsung teriris di bagian lehernya dan beruntungnya tidak terputus. Seketika ayam itu ambruk dan mati.
Zhull kembali menghidupkan api dan mulai memanggang ayam itu.
Setelah matang, Zhull langsung mencobanya dan matanya terbelalak setelah mencoba satu gigitan. "Woanjirrr... gak pakek bumbu tapi enak beut Cok, hahahaha hanyink..." Zhull menikmati setiap gigitan dari daging ayam itu. Walaupun tidak menggunakan bumbu, tapi rasa gurihnya seakan sudah ada dalam daging, seolah ayam itu memang memakan rempah-rempah yang membuat dagingnya memiliki rasa seperti masakan yang diberi bumbu.
Beberapa menit kemudian Zhull selesai dan merasa puan dengan rasa ayam itu. "Ahhh... kenyang banget cok. Sayang gak ada nasi kecap nya." Katanya sambil tertawa kecil.
____________________
Malam semakin gelap, Zhull mulai merasakan ketegangan dan mendengar suara-suara makhluk liar. "Ngeri juga lama-lama."
Zhull terus memandangi api di depannya, dia membayangkan hal-hal yang berkemungkinan akan terjadi di malam itu, dari dimakan beruang, dikejar serigala, tersesat, dan hal-hal lain. Namun, keheningan itu pecah saat dia mendengar suara ranting patah karena terinjak.
Zhull berdiri dan menoleh ke arah sumber suara tersebut. "Siapa di sana?" Tidak ada jawaban.
Tiba-tiba sebuah mata merah menyala bersinar dari balik kegelapan hutan. Suara mengerang yang berat terdengar jelas. Tubuh hitam tinggi besar dengan cakar muncul dari kegelapan.
"Yang bener aja!" Zhull melangkah mundur, menjaga jarak dari makhluk itu.
Makhluk itu meraung dengan suara yang menggelegar, suaranya bagaikan halilintar didepan mata. Makhluk itu semakin mendekat dan wujudnya kini tampak jelas. Itu adalah beruang besar.
Zhull dengan tangan gemetar mengangkat katana-nya, mengarahkan bilah yang tajam kearah beruang dengan tinggi hampir tiga meter. "Jangan mendekat..." Suara seakan tersangkut di tenggorokan.
Beruang itu menyerang Zhull dengan kecepatan yang luar biasa. Zhull dengan cepat langsung segera menghindar dan terjatuh.
"Mampus gw. Kalo kena bisa-bisa jadi Rojo Santoro gw." Ucap nya sambil berdiri.
Beruang itu meraung lebih keras, menandakan bahwa dia semakin marah. Dan sebelum Zhull sempat berfikir, beruang itu kembali melayangkan serangannya kearah Zhull.
"Mati gw." Zhull yang panik mengayunkan katana-nya dengan sembarangan. Namun, tanpa diduga serangan asal-asalan itu malah menebas tangan beruang besar itu hingga putus.
Beruang itu meraung kesakitan, kehilangan satu tangannya.
Zhull yang masih panik hanya bisa diam dan kembali mengambil posisi siaga. "Apa yang—"
Sebelum mengatakan apapun beruang itu langsung melompat kearahnya dan hendak menggigitnya tapi Zhull berhasil menghindar sekali lagi dengan melompat dan berguling.
Beruang yang kehilangan satu tangannya kesulitan untuk bergerak cepat karena keseimbangannya sedikit berkurang.
"Beneran Gilak anjir... Gw beneran bisa mokad disini bangke!" Dia dengan cepat segera bangkit dan berdiri, tapi kali ini dia memutuskan untuk nekat menyerang balik.
"HYAAAAAAAA!!!" Zhull berteriak dengan keras dan dengan satu tebasan dia berhasil memotong kaki kanan beruang itu. "GOTCHA!"
Beruang itu tidak mampu berdiri lagi dan terbaring kesakitan. Suara raungannya bergema disekitar api.
"Akan aku akhiri!" Zhull memenggal kepala beruang itu. "Hah... hah... selesai... sudah selesai..." nafasnya terengah-engah, suara detak jantungnya terdengar jelas, keringat bercucuran berkilau terkena sinar api. "Mengerikan..."
________________________
Sinar matahari mulai menyinari setiap sudut hutan. Sinar yang melewati celah-celah dedaunan menyinari wajah Zhull dibagi hari. Dia terbangun dengan rambut acak-acakan.
"Hoaammmm.... Sudah pagi ya?" Zhull mengusap kelopak matanya dan menggeliat seperti orang kesurupan.
Zhull mulai berdiri, dia memandangi bekas darah akibat pertarungan semalam. Bekas cakar di tanah, dan jejak kaki beruang seukuran kepala. "Hoaammm.... waktunya melanjutkan misi." Sambil menguap dia berjalan jauh kedalam hutan.
Setelah beberapa lama berjalan, dia akhirnya menemukan sebuah kolam kecil, cahaya hanya nampak di bagian tengah kolam yang dikelilingi oleh pohon-pohon besar. "Bau apa ini?" Zhull tiba-tiba mencium aroma terbakar, namun bercampur dengan aroma seperti bunga mawar. "Gak salah lagi. Bau mawar gosong. Ini pasti bunga Ok.. OSIS... Oksi.. Akhhh atau apa lah namanya." Zhull terus mengendus sekitarnya, membawanya semakin dekat dengan keberadaan bunga Oxydra.
Zhull mengikuti aroma itu hingga dia menemukan sekumpulan bunga yang tumbuh liar bawah pohon dan di celah bebatuan. Dia melihat salah satu Bungan dengan kelopak biru dengan bintik merah. "Wah, beneran. Mirip kayak yang digambar. Tempat teduh dan lembab, bau mawar gosong. Warna biru dengan bintik merah. Udah jelas ini bunga Okpi... Okta...Osteo... yah itulah pokoknya. Karena ada banyak mending aku ambil sebanyak-banyaknya aja." Zhull mengambil bunga Oxydra dan mengantonginya kedalam kantong yang diberikan Arine. "Wah-wah... kantong ini kayak kantong ajaib Doraemon, apa ini kantong empat dimensi ya?" Pikirnya sambil memetik beberapa bunga lain.
Selama sepuluh menit dia berhasil mengumpulkan Dua puluh tangkai Bunga Oxydra, dan beberapa bunga yang belum jelas jenisnya. "Gw rasa udah cukup. Sisakan beberapa agar bisa berkembang biak dan tumbuh kembali."
Zhull memutuskan untuk kembali ke kolam yang dia temui tadi untuk mencuci muka.
Kolam itu tampak tenang dan indah. Seperti tidak ada bahaya yang mengintai dari dalam kolam.
"Ahhh seger juga." Zhull mencuci muka dan rambutnya yang kusut.
Setelah itu dia kembali dan keluar dari hutan.
__________________________
"Padahal cuma satu misi gampang, tapi gw hampir mati." Zhull menggerutu seperti biasanya.
Dalam perjalanan kembali ke Sandora, langit terlihat sangat cerah, dunia yang penuh magis ini terlihat damai. "Kira-kira di dunia ini ada raja iblis gak ya? Pasti bakalan seru nih kalo bisa baku hantam ama raja iblis." Ucapnya dalam hati.
Satu jam keluar dari hutan dan tiga puluh menit menuju Sandora, akhirnya dia sampai di Sandora dan segera bergegas kembali ke Serikat dan menyerahkan bunga Oxydra yang dia dapat.
Sesampainya di Serikat Petualang.
"Halo nona manis, aku sudah menyelesaikan Quest ku." Kata Zhull dengan senyuman penuh candaan dan kejahilan sambil menyerahkan bunga Oxydra yang dia dapatkan kepada Arine.
"Ini banyak sekali, Zhull-san. Berapa tangkai yang kau ambil?" Tanya Arine.
"Ada dua puluh. Sebenernya sih masih ada lagi, tapi supaya populasi nya di sana masih terjaga jadi aku biarin aja sisanya." Ucapnya dengan nada sok bijak dan sok pintar.
"Baiklah, misi mengumpulkan Bunga Oxydra Selesai."
...______________________...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments