"hadeuhhh... Capek banget anjir... Ini hutan berapa ratus hektar sih?"
Zhull masih berjalan di hutan selama beberapa jam dan masih belum menemukan tanda-tanda jalan keluar. Dia terus berjalan dan menggerutu tidak jelas, sambil sesekali melihat benda di kedua lengannya. Benda itu seperti pelindung tangan dengan masing-masing memiliki dua bilah pisau yang tampaknya tidak terlalu tajam, dan satu kristal berwarna biru dan kadang berubah menjadi hijau toska.
"Benda ini buat apa sih? Hmmm...."
Zhull berhenti dan memutuskan mencoba sesuatu dengan benda itu yang masih belum jelas untuk apa.
"Oke lah..." Zhull menutup matanya dan membayangkan sebuah energi berkumpul di kedua lengannya. Kedua tangannya mengepal dan bersiap-siap mengeluarkan jurus. "Sshhaaaaaaaarkkkkkhhhh..." Zhull mengeluarkan suara yang menurutnya keren dan mulai membentuk tanda 'Plus' dengan tanganya dan berteriak "SINAR SPACIUM!!!"... "Ehh?..." Tidak terjadi apapun kecuali dia yang berteriak konyol dan mengeluarkan pose yang aneh.
"Lah?... Kok gak muncul jurus sih? Anjir, gw kira bakal keluar jurus kayak Ultraman atau semacamnya... Ahhh, sialan. Imajinasi gw kebangetan liarnya sampe gw beneran ngerasa punya kekuatan super"
Zhull terus menggerutu dan yang jelas kalian gak bakalan mau dengar/baca.
"Yah, untung gak ada yang liat, kalo ada pasti gw malu setengah mati. Kalo jurus sinar gak bisa, mungkin tinjuan super bisa. Yoooshhh!"
Zhull bersiap-siap memukul pohon. Dia pikir mungkin dia punya tinju super tapi...
"TINJUAN SUPER!!! HYAAAAKKK"
Zhull memukul pohon didepannya sekuat tenaga, tapi yang terjadi hanya tangannya yang jadi sakit.
"Aduh, aduh, aduh... Sakit banget sat! Kampret, nih benda buat apaan anjir? Masa iya cuma buat gaya-gayaan doang?" Dia menggerutu lagi dan sambil melompat-lompat seperti anak tantrum.
"KENAPA GW SELALU SIAAALLLLL!!...."
____________________________
Zhull kembali melanjutkan perjalananya sambil menggerutu, sesekali melihat kearah langit dan hanya mendengarkan suara burung dan dedaunan yang tertiup angin.
*Krruuukkkk. Dia mulai kelaparan, bahkan suara perutnya terdengar jelas.
"Aarkkkkhhhh... laper banget anjir. Gak ada buah-buahan atau hewan kecil yang halal dimakan gitu? Gw laper banget." Seperti biasa, dia menggerutu dan mengatakan hal-hal yang tidak jelas.
*brukkk. "Aduhh"
Saat dia sedang melihat pohon-pohon dan berharap ada pohon yang berbuah dia tersandung akar dan jatuh tersungkur. Namun itu adalah keberuntungan, karena dia melihat Padang rumput di depannya yang berjarak kurang lebih 100 meter di depannya. Dia mulai bangkit dan berlari menuju ke sana sambil melompat kegirangan.
"CIHUYYY... AKHIRNYA. AKHIRNYA GW KELUAR DARI HUTAN YANG SURAM INI... UHUYYY..." Dia berteriak dan melompat kegirangan.
Saat sampai di tepi hutan, dia terpukau melihat pemandangan yang sangat indah dan asri. Dia tidak pernah melihat hal semacam ini di dunia lamanya karena kebanyakan sudah menjadi kota dan daerah padat penduduk.
"Wooowww... Ini gilak banget coyy... Padang rumput yang luas, hijau, dan udara yang seger. Beuhhh... Gw bisa betah di dunia ini kalo gini ceritanya mahh..."
Zhull masih melihat ke hamparan Padang rumput, dan tidak berselang lama dia melihat sebuah kereta kuda yang berarti itu menandakan ada jalan disana.
"Sip dah. Di sana pasti ada jalan. Waktunya utiwi!"
Zhull berjalan kearah kereta kuda itu muncul. Tidak terlalu jauh, mungkin sekitar 300 meter. Zhull terus berjalan dan akhirnya sampai dijalan, tapi sayang kereta kuda itu sudah jauh kedepan dan karena dia kelaparan dia tidak kuat mengejarnya.
"Haduh... Laper banget... Mana kereta kuda itu cepet banget lagi. Haaaahh... Yaudah lah, gw ngikutin jalur kereta kuda itu aja. Barangkali disana ada desa atau kota"
Zhull berjalan dan kali ini tidak menggerutu, mungkin karena dia sudah sangat kelaparan.
_______________________________
Zhull terus berjalan dan mengikuti jalan itu. Saat melewati sungai, Zhull berhenti dan memutuskan untuk menangkap ikan dan minum air karena dia sudah sangat kehausan, lapar, dan lelah.
"Akhirnya!!! Ada sungai. Ikannya juga lumayan banyak" dia melihat ke tepi sungai dan dan melihat ada ikan yang besar. "Wahh... ikan itu gede banget! CIHUYYY... bakal kenyang nih"
Zhull mulai mencari sebuah batu pipih yang akan dia gunakan untuk berburu ikan. Begitu dapat tanpa basa-basi dia langsung melemparkan batu itu kearah ikan besar besar itu dan tepat mengenai kepala nya. Ikan itu menggeliat dan akhirnya mati karena batu itu hampir membelah sepertiga kepalanya.
"Asik... Iwak bakar pasti mantep nih."
Zhull membakar rumput kering dan menggunakan batu kering di sungai untuk membuat api. Begitu api menyala, Zhull langsung memanggang ikan itu sambil bernyanyi tidak jelas.
"Iwak-iwak kali... Moro o nang arah ku, tak tangkep awak mu... gen dadi lawuh ku" (ikan ikan... sungai... Datanglah kearah ku, ku tangkap dirimu... supaya jadi lauk ku)
Setelah ikan itu matang, dia melahapnya sampai hanya tersisa tulang. Ya jelas, siapa yang akan makan tulang ikan?.
"Wah... biar gak pakek bumbu, ikan ini masih enak, sayang banget gak ada nasi." Zhull berdiri dan melanjutkan perjalanannya mengikuti jalan, namun kali ini dengan perasaan yang lebih semangat karena sudah makan.
___________________________
Zhull terus berjalan, jalan itu membawanya masuk ke hutan kecil, tapi tiba-tiba.
"HEI! BERHENTI DI SANA!"
Suara seorang pria terdengar dari balik pohon. Pria itu keluar bersama dengan dua orang lainnya.
"Yooo... Santai kawan! Dari tampang lo pada kayaknya lo semua gak niat buat nyambut tamu datang" kata Zhull sambil berpura-pura tidak panik
"Huh? Cara bicaramu aneh" kata pria berbadan besar dan membawa pedang, dia juga yang menyuruh Zhull untuk berhenti.
"Boss, sepertinya dia berasal dari Benua Tenggara. Aku pernah dengar bahwa mereka berbicara dengan nada yang aneh" kata seorang pria yang badannya sedikit lebih kecil sambil membawa tombak.
"Pakaiannya juga aneh. Sepertinya dia benar-benar dari Benua Tenggara, boss." Kata pria dengan badan tinggi kurus dan membawa pisau kecil.
"Huh... Benua tenggara ya. Kau pasti orang miskin"
Zhull mulai panik dan tidak tau harus bagaimana. Dia memang seorang ilmuan, tapi bukan petarung. "Anuu... Aku pengembara miskin, aku terdampar saat kapal yang aku tumpangi diterjang badai." Zhull mencoba menyembunyikan kepanikannya dan berbohong untuk meyakinkan orang-orang yang jelas mereka adalah seorang bandit.
"Anak-anak! Bunuh dia!"
"Baik boss!" Kedua anak buah bandit itu menjawab serempak dan mendekat kearah Zhull.
"Gawat!!" Zhull sangat panik dan mencoba kabur. Tapi, para bandit itu berlari sangat cepat dan berhasil mengkapnya.
"Kena kamu!" Ucap bandit tinggi kurus dan sambil menusukkan pisaunya ke paha Zhull.
Zhull mengerang kesakitan dan kini tidak bisa lari. Sebelum dia bisa memohon ampun, si bandit pendek langsung menusukkan tombaknya ke perut Zhull berkali-kali. Kesadaran Zhull mulai menghilang dan dia hanya bisa pasrah menerima kematiannya.
"Gw... Berakhir... di... disini... hehe... gw jadi... m-mati konyol deh..." Zhull terkapar dan melihat ke langit. Kesadarannya mulai menghilang dan dia hanya tertawa sinis melihat nasibnya yang selalu sial.
"Hahaha... adios... isekai..."
__________________________
"Hei... Hei nak... bangun!..." suara pria tua tiba-tiba terdengar dan seperti khawatir"
"Nak, bangunlah! Kenapa kau tidur di tengah jalan?" Suara itu semakin jelas, dan seperti berusaha membangunkan seseorang.
"Ehh? Gw udah di surga ya?" Zhull membuka matanya perlahan. "Eh??? Huh??? Lah?? dia langsung terkejut, melompat dan kebingungan. "Mungkin kah kau??? Eh?? Luka gw, hilang?"
Pria tua itu hanya mengerutkan alis sambil kebingungan. "Aku tidak tau apa maksud mu nak. Tapi kenapa kau tidur di tengah jalan? Apa kau tidak takut terlindas kereta barang?"
"Apakah kau yang menyembuhkan ku pak tua?"
"Tidak, bukan aku. Aku sudah menemukanmu tergeletak disini. Aku pikir kau tidur di jalan, jadi aku membangunkan dirimu agar tidak terlindas kereta. Jadi, apa yang terjadi kepadamu anak muda?"
Zhull menceritakan apa yang baru saja terjadi, tentang dia yang sedang mengembara dan malah diserang bandit.
"Ohh jadi kau adalah pengembara dari Benua Tenggara ya? Pantas saja pakaian dan caramu berbicara sedikit unik. Aku dengar Benua Tenggara adalah daerah yang cukup miskin, tapi memiliki sumber daya yang melimpah. Tapi sepertinya kau diserang cukup parah. Kau sepertinya memiliki regenerasi di atas manusia biasa nak. Tidak ada luka sama sekali di tubuhmu walaupun banyak bekas tusukan di bajumu"
"Emmm... Ya, Begitulah. Saat ini aku sedang mencari tempat terdekat untuk tinggal sementara."
"Ikutlah aku! Naik saja ke gerobak ku, kebetulan di depan sana ada kota kecil bernama Sandora, kita bisa ke sana bersama"
"Terimakasih banyak Pak tua"
"Hehe... Panggil saja aku Granos! Ngomong-ngomong siapa namamu nak"
"Namaku, Dz.... ahh... Panggil saja aku Zhull, Pak Granos"
"Baiklah Zhull, ayo kita berangkat!"
"Ayok!"
Mereka pun berangkat ke Sandora bersama. Zhull merasa beruntung karena bertemu orang baik seperti Granos. Pria tua berambut putih, dengan jenggot tebal dan wajah yang ramah.
...___________________________...
...TBC...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
AR.Crassher
Halo sobat Crassher. maaf kalo memang ceritanya kurang atau bahkan tidak menarik sama sekali. gw baru aja mulai menulis novel
2024-09-26
0