Ada Kisah Di Pesantren

Ada Kisah Di Pesantren

AWAL

“KALIAN MAU MEMBATALKAN PUASA?”

Seorang laki-laki tua dengan pakaian baju kokoh putih serta sarung hitam kotak-kota dan ditangannya memegang sorban menatap penasaran kearah depan di mana terdapat empat santri yang entah sedang melakukan apa.

Empat santriwati itu panik saat mendengar dan kemudian melihat siapa yang baru saja meneriaki mereka, dengan wajah panik dan masih terkejut mereka perlahan berdiri berjejer dan menundukkan kepala.

“Mampus lah kita…,” lirih seorang diantara mereka berempat.

“Husstttf, diam.” Yang lain ikut berbisik.

“Sedang apa kalian disini?” Tanya laki-laki itu setelah sampai tepat di depan para santri putri yang masih asik menunduk itu.

“Assalamu’alaikum kiyai,” salam mereka secara bersamaan saat tahu di depan mereka adalah sang kiyai dan pemilik yayasan.

Kiyai Aldan Nakhlan, pendiri yayasan pondok pesantren Al-Nakhla. Seorang Kiyai yang begitu dikagumi dikalangan santri-santrinya yang menimba ilmu di pondok pesantren Al-Nakhla. Sosok yang begitu kental dengan kerendahan hatinya dan kesederhanaan hidupnya. Menjadikan kiyai Aldan adalah sosok yang menjadi panutan setiap santrinya.

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,” jawab kiyai Aldan. “Sedang apa di sini?” Tanyanya kembali.

Kiyai Aldan dapat melihat para santriwati di depannya sedang mengode satu sama lain membuatnya menghela napas panjang.

“Adira, Almaira, Aruna, Ayyara. Saya tanya sedang apa kalian di sini?” Tanya kiyai Aldan masih berusaha mendapatkan jawaban dari satri putri ini.

“Mmm… maaf kiyai, ki-kita anu… aaa itu…,” Adira salah satu dari santri yang berdiri ditengah dengan tangan sibuk mencolek kedua temannya untuk membantunya menjawab.

Kiyai Aldan menatap Adira dengan alis terangkat. “Apa? Kenapa gagap seperti itu?”

“Ehhh… bukan seperti itu kiyai, kami di sini cuman aa-mm… anu…,” timpal Ayyara yang berdiri di sisi kiri Adira.

“Mau membatalkan puasa?” Tebak kiyai Aldan. Keempat santri putri itu kaget.

Mereka berempat menatap kiyai Aldan dengan wajah panik, seperti biasa mereka sudah tahu ujung dari masalah ini nanti.

Meringis pelan, memilin ujung hijabnya. Adira menjawab. “Heheh, maaf kiyai,” ucapnya dengan pelan.

“Kamu jangan ketawa ihhh, liat mukanya kiyai mau makan hidup-hidup kita,” bisik pelan Aruna. Dia sedikit takut dengan wajah kiyai Aldan saat ini.

“Jadi benar kalau kalian mau membatalkan puasa sunnah lagi?” Tanya kiyai Aldan. Tidak habis fikir dengan anak didiknya ini.

Sang pelaku hanya mengangguk pelan dan memberikan senyum terbaik kepada kiyai Aldan, mereka tampak terlihat dekat. Tidak ada rasa takut, mungkin karena keseringan berhadapan dengan kiyai-Nya ini.

“Lailahaillah… kalian ini astaga.” Kiyai Aldan mengusap wajahnya dengan pelan. Lelah menghadapi mereka.

Keempatnya kembali meringis pelan melihat respon kiyai Aldan yang masih terlihat tetap awet muda diusianya yang tidak muda lagi, wajahnya tak keriput di makan oleh waktu. Semakin bertambahnya usia kiyai Aldan maka semakin terlihat juga wajah tampan laki-laki itu.

“Kiyai… k-kita tidak bermaksud membatalkan puasa, cuman ini benar-benar mendesak dan genting kiyai,” jelas Aruna.

“Benar kiyai.”

“Betul banget kiyai.”

“Benar kiyai.”

Yang lain ikut menimpali perkataan Aruna. Kiyai Aldan masih berdiri di tempatnya dengan tatapan tak lepas dari keempatnya.

“Tetap saja,” balas kiyai Aldan sedikit galak. “Sudah batal atau belum puasanya? Kalian ini bukan anak kecil lagi, kalian juga sudah biasa puasa sunnah kan? Terus kenapa mau dibatalkan? Ha?” Cecar kiyai Aldan.

Santri putri itu menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan terakhir kiyai Aldan kepada mereka.

Kiyai Aldan mengangguk sekilas. “Bagus, habis sholat asar temui kiyai di pendopo. Jangan telat seperti kemarin, paham?”

“PAHAM KIYAI.”

“Bagus, sekarang kembai ke asrama dan istirahat. Jangan berkeliaran,” lanjut kiyai Aldan.

“NA’AM KIYAI.”

“Mmm maaf kiyai, ki-kita tidak dihukum?” Tanya Adira dengan pelan. Menghiraukan tatapan tajam ketiga temannya.

Kiyai Aldan tersenyum tipis. “Mau dihukum sekarang?” Tanya kiyai Aldan kembali.

Sontak pertanyaan kiyai Aldan membuat mereka menggeleng cepat, bisa-bisa tambah lemas dihukum di siang bolong begini. Mana lagi puasa.

“Heheh, tidak kiyai. Yasudah kami pamit kiyai, assalamu’alaikum.” Ayyara menunduk sopan. Menarik dengan cepat tangan Adira setelah mencium punggung tangan kiyai Aldan.

“Pamit kiyai, assalamu’alaikum,” lanjut Aruna.

“Aku juga pamit kiyai, assalamu’alaikum’” lanjut Almaira.

Kiyai Aldan hanya menggeleng melihat tingkah mereka.

“Wa’alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh.”

xxx

Puk

“Ihhh kenapa sih? Lagian juga kiyai tidak bilang mau memberi kita hukumankan? Jadi santai aja,” jawab Adira mengusap-usap pelan lengan yang baru saja ditipuk Ayyara.

Adira Talitha Tanjaya atau Adira. Santri putri yang tahun ini akan berumur 19 tahun, perempuan imut, cantik, mandiri dan memiliki tinggi hanya 150 cm. tubuhnya yang pendek dan imut itulah menjadi andalannya saat ingin menerobos kerumunan dan juga dia memiliki pipi berisih. Makannya banyak tapi tubuhnya tetap saja kecil.

Adira anak paling sabar, lebih sabar lagi jika menginginkan sesuatu. Ramah, namun orang-orang yang hanya melihatnya sekilas dia adalah anak yang misterius dan dingin tapi kenyataannya tidak begitu jika mengenalnya lebih jauh lagi.

Santri putri dengan segala tingkahnya yang sulit ditebak itu adalah Adira Talitha anak bapak Jaya.

“Kamu tadi tidak dengar kiyai bilang pendopo? Kamu tahu artinya kan Adira?” Tanya Almaira.Duduk lesehan di lantai dengan menyandarkan punggungnya di tempat tidur bertingkat itu.

Almaira Gava Putri atau Almaira. Santri putri pecicilan, terkadang caper jika sudah melihat yang bening-bening, anak baik, cerewet, gampang nangis dan tentunya kurang sabar. Almaira lebih tua dari Adira hanya selisih sebulan.

Anaknya cantik, punya tubuh tinggi 155 cm dengan badan kecil, memiliki lesung pipi disebelah kananya, moodnya gampang berubah-ubah dan paling sabar jika ada maunya.

“Benar, aku mencium bau-bau kita bakalan dihukum lagi. Apes banget sih kita ini,” timpal Aruna dengan wajah memalas.

Aruna Maheswari atau Aruna. Santri putri dengan segala tingkah pecicilannya, agak manja, punya kebiasaan mengandeng lengan temannya seperti hendak menyeberang jalan, dan tentunya anak baik.

Aruna adalah yang paling muda dari ketiga temannya, dia cantik, memiliki dua gingsul yang menambah kesan manis ketika senyum, tingginya 157 cm dan jangan lupakan dia tidak memiliki kelopak mata, terkadang jika bangun tidur matanya seperti habis digigit nyamuk terlihat bengkak. Dan satu lagi, dia termasuk anak paling mageran.

“Aku lebih penasaran kiyai ngasih hukuman apa lagi ke kita, bukannya hampir semua sudut di pesantren ini kita udah jelajahi karena hukuman kiyai?” Tanya Ayyara dengan wajah penasarannya.

Ayyara Belvi Adsila atau Ayyara. Santri putri yang memiliki mageran tingkat stadium akhir, terkadang memiliki jiwa paling semangat jika ada maunya. Punya mulut tajam dan dia juga anak yang pemberani.

Ayyara adalah yang paling tua diantara ketiga teman-temannya, terkadang dia tidak bisa menjadi dewasa dan penengah diantara teman-temannya namun dia bisa diandalkan. Anaknya cantik dan tingginya 157 cm, terkadang dia juga kurang sabar kecuali ada maunya.

Ketiganya menatap Ayyara, benar juga. Kiyai Aldan sudah banyak memberi mereka hukuman hingga mungkin setiap sudut pondok pesantren ini kecuali asrama putra mereka sudah jelajahi akibat hukuman yang diberikan oleh sang kiyai.

“Iya juga ya, tapi… kalau hukumannya kali ini kita di jadiin santri khusus gimana dong?” Tanya Almaira.

Adira menatap Almaira yang duduk tepat disebelahnya. “Tenang, kalau dipikir-pikir kayanya tidak mungkin sampai kesana,” jawabnya.

“Kenapa begitu?” Tanya mereka bertiga kepada Adira.

“Cuman ada dua, kiyai hukum kita kaya biasa atau bisa jadi kiyai…,”

SELAMAT MENIKMATI, TAHAP REVISI YA BESTI 😅😁

PAPPAY👋👋

Episodes
1 AWAL
2 TAMPAN TAPI NYEBELIN
3 PERTEMUAN PERDANA MEREKA
4 TERLAMBAT
5 MENYUSUN RENCANA
6 SUDAH LELAH KAH?
7 TERNYATA SALAH
8 KECELAKAAN
9 BUKU HITAM ATAU SANTRI KHUSUS
10 TIDAK PEDULI PADA OMONGAN KOSONG MEREKA
11 WAJAH LELAH PARA USTADZ TAMPAN
12 MISI MEREKA BERHASILKAN?
13 SISI BAIKNYA MEREKA
14 KEJADIAN DI ASRAMA KHUSUS BAGIAN 1
15 KEJADIAN DI ASRAMA KHUSUS BAGIAN 2
16 KESALAH PAHAMAN
17 KEPUTUSAN YANG AKAN MENGUBAH KEHIDUP MEREKA
18 INI BUKAN MIMPI
19 DI HUKUM LAGI
20 SEBUAH FAKTA
21 APAKAH MEREKA MENYESAL?
22 MILIKNYA USTADZ MUDA AL-NAKHLA
23 KABUR DARI PONDOK
24 HUKUMAN APA YANG PANTAS UNTUK MEREKA?
25 PANTAI DAN HUKUMAN?
26 NASEHAT PERNIKAHAN
27 PERMINTAAN MAAF
28 JANJI HANYALAH JANJI
29 HUKUMAN LAGI
30 TERNYATA TIDAK SEMUDAH ITU MENAHAN EMOSI
31 KEBENARAN AKAN SELALU MENANG DARI KEBOHONGAN
32 HARI H
33 PENUTUPAN PENTAS SENI
34 TIBA-TIBA BERSIFAT KALEM
35 MEREKA ITU KENAPA?
36 TERHERAN-HERAN
37 PEMBINA ASRAMA BARU
38 WASPADA
39 KENAPA LAGI?
40 CEMBURU
41 KAPALANYA MULAI BERLAYAR DILAUTAN
42 PERUBAHAN TIDAK SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN
43 MASIH TETAP SAMA
44 KETERTARIKAN PEMBINA PUTRI
45 RENCANA JAHAT
46 UJIAN RUMAH TANGGA SEMAKIN BERAT SAJA
47 KESALAH PAHAMAN BERUJUNG PERTENGKARAN
48 PART AGRA & ADIRA
49 PART BIMA & ALMAIRA
50 PART ABRAHAM & ARUNA
51 PART ABYAN & AYYARA
52 BAIKAN
53 TERANG-TERANGAN MENYUKAINYA
54 HAMPIR SAJA KECOLONGAN
55 HUKUMAN DARI MAS SUAMI
56 RENCANA LICIK
57 PREDATOR BETINA?
58 MUSIBAH DATANG KAPAN SAJA
59 KECELAKAAN
60 MASALAH DATANG SILIH BERGANTI
61 SUAMI SIAP SIAGA
62 MENUNGGU DENGAN SABAR
63 KEBOHONGAN & FITNAH
64 ALMAIRA & AYYARA
65 ADIRA & ARUNA
66 KEMBALINYA SANG USTADZ MUDA
67 SIFAT ASLINYA MEREKA
68 KEMBALI KE ASRAMA
69 BUKAN RAHASIA LAGI
70 HARI YANG BAIK
71 RENCANA LIBURAN PART 1
72 RENCANA LIBURAN PART 2
73 PASAR MALAM
74 PONDOK PESANTREN DARUL MU’MIN
75 PANTAI
Episodes

Updated 75 Episodes

1
AWAL
2
TAMPAN TAPI NYEBELIN
3
PERTEMUAN PERDANA MEREKA
4
TERLAMBAT
5
MENYUSUN RENCANA
6
SUDAH LELAH KAH?
7
TERNYATA SALAH
8
KECELAKAAN
9
BUKU HITAM ATAU SANTRI KHUSUS
10
TIDAK PEDULI PADA OMONGAN KOSONG MEREKA
11
WAJAH LELAH PARA USTADZ TAMPAN
12
MISI MEREKA BERHASILKAN?
13
SISI BAIKNYA MEREKA
14
KEJADIAN DI ASRAMA KHUSUS BAGIAN 1
15
KEJADIAN DI ASRAMA KHUSUS BAGIAN 2
16
KESALAH PAHAMAN
17
KEPUTUSAN YANG AKAN MENGUBAH KEHIDUP MEREKA
18
INI BUKAN MIMPI
19
DI HUKUM LAGI
20
SEBUAH FAKTA
21
APAKAH MEREKA MENYESAL?
22
MILIKNYA USTADZ MUDA AL-NAKHLA
23
KABUR DARI PONDOK
24
HUKUMAN APA YANG PANTAS UNTUK MEREKA?
25
PANTAI DAN HUKUMAN?
26
NASEHAT PERNIKAHAN
27
PERMINTAAN MAAF
28
JANJI HANYALAH JANJI
29
HUKUMAN LAGI
30
TERNYATA TIDAK SEMUDAH ITU MENAHAN EMOSI
31
KEBENARAN AKAN SELALU MENANG DARI KEBOHONGAN
32
HARI H
33
PENUTUPAN PENTAS SENI
34
TIBA-TIBA BERSIFAT KALEM
35
MEREKA ITU KENAPA?
36
TERHERAN-HERAN
37
PEMBINA ASRAMA BARU
38
WASPADA
39
KENAPA LAGI?
40
CEMBURU
41
KAPALANYA MULAI BERLAYAR DILAUTAN
42
PERUBAHAN TIDAK SEMUDAH MEMBALIKKAN TELAPAK TANGAN
43
MASIH TETAP SAMA
44
KETERTARIKAN PEMBINA PUTRI
45
RENCANA JAHAT
46
UJIAN RUMAH TANGGA SEMAKIN BERAT SAJA
47
KESALAH PAHAMAN BERUJUNG PERTENGKARAN
48
PART AGRA & ADIRA
49
PART BIMA & ALMAIRA
50
PART ABRAHAM & ARUNA
51
PART ABYAN & AYYARA
52
BAIKAN
53
TERANG-TERANGAN MENYUKAINYA
54
HAMPIR SAJA KECOLONGAN
55
HUKUMAN DARI MAS SUAMI
56
RENCANA LICIK
57
PREDATOR BETINA?
58
MUSIBAH DATANG KAPAN SAJA
59
KECELAKAAN
60
MASALAH DATANG SILIH BERGANTI
61
SUAMI SIAP SIAGA
62
MENUNGGU DENGAN SABAR
63
KEBOHONGAN & FITNAH
64
ALMAIRA & AYYARA
65
ADIRA & ARUNA
66
KEMBALINYA SANG USTADZ MUDA
67
SIFAT ASLINYA MEREKA
68
KEMBALI KE ASRAMA
69
BUKAN RAHASIA LAGI
70
HARI YANG BAIK
71
RENCANA LIBURAN PART 1
72
RENCANA LIBURAN PART 2
73
PASAR MALAM
74
PONDOK PESANTREN DARUL MU’MIN
75
PANTAI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!