Bab 5 Terkejut

"Udah pada nyiapin sarapan bareng aja" ucap Malik senang saat melihat istri dan menantu nya terlihat akrab sembari menyiapkan sarapan di meja makan.

Zea yang melihat suaminya datang segera mengajak nya untuk sarapan bersama "ayo pah, sarapan dulu"

"Haura, panggil Ghaffar suruh dia turun buat sarapan" titah mama Zea pada menantu nya itu

"Iyaa, Bu" Haura langsung mengangguk dan menuruti perintah ibu mertua nya itu. Namun baru beberapa langkah ia dari ruang makan, tiba-tiba saja terlihat Ghaffar yang tengah berjalan kearah nya dengan ekspresi datar.

"Mas" panggil Haura saat Ghaffar sudah berada dihadapan nya

"Ngapain?" Tanya Ghaffar singkat

"Ah, Tadi saya baru saja akan memanggil anda untuk sarapan bersama" jawab Haura. Namun dengan cuek nya Ghaffar malah,

"Oh" ber-oh ria saja lalu melewati Haura begitu saja.

Haura menghela napas panjang. Setidaknya, Ghaffar tidak begitu cuek seperti kemarin, mungkin.

Dengan sedikit berat hati, Haura pun segera menyusul suaminya kembali ke meja makan.

"Pagi, mom. Pagi dad" sapa Ghaffar pada kedua orangtuanya itu

"Eh, kamu udah datang, baru aja tadi Haura mau manggil kamu" ucap Zea saat melihat putranya itu datang

"Hm" sahut nya, Ghaffar kemudian menarik kursi untuk dirinya duduk. Namun baru saja ia menduduki kursi nya, mama Zea tiba-tiba berdehem seperti memberi kode kepadanya.

"Ekhem! Ghaffar, tarikin kursi buat istri mu dong?" Titah nya pada putra nya itu

Haura terhenyak mendengar ucapan mama Zea "Ya? Tidak usah Bu, tidak perlu sampai-"

Drrkkk...

belum selesai Haura bicara tiba-tiba saja Ghaffar langsung menarikan kursi untuk nya dengan satu tangan nya tanpa mengatakan apa-apa.

'kaya terpaksa banget muka nya' pikir Haura saat melihat wajah Ghaffar yang tetap datar tanpa ekspresi apapun.

Dirinya pun segera duduk di kursi yang sudah disediakan Ghaffar tadi dengan sedikit canggung.

🖤🖤🖤

Saat mereka berempat tengah menikmati sarapan, papa Malik tiba-tiba membuka pembicaraan untuk menghangatkan suasana.

"Ghaffar, kamu mulai bekerja nya minggu depan saja, untuk sekarang nikmati waktu cuti mu dengan istri mu ya" ucap nya pada putra nya itu

Ghaffar melirik kearah papa itu dengan dahi yang mengkerut "seminggu? Apa tidak bisa hanya cuti 3 saja? Aku bosan kalau seminggu dirumah terus" protes nya

"Ya maksud papamu, kamu cuti lebih lama agar kamu dan Haura bisa saling mengenal satu sama lain" ucap mama Zea menjelaskan

Haura melirik kearah suaminya. Dirinya melihat ekspresi pria itu yang seperti tidak suka dengan keputusan sepihak dari kedua orang tuanya.

"Haura juga sepertinya tidak masalah kan?" Sambung mama Zea sembari melirik kearah menantunya

Haura terkesiap saat ibu mertuanya itu seperti meminta keputusan darinya. "itu...saya setuju sama mas Ghaffar Bu" jawab Haura. Seketika Ghaffar langsung menatap kearah nya

"Cuti 3 hari sudah cukup bagi kami, apalagi saya juga tidak bisa tutup toko terlalu lama" lanjut nya beralasan.

Sebenarnya Haura bisa saja setuju dengan permintaan mertuanya itu, namun karena tidak ingin selama cuti dirinya bertengkar terus dengan Ghaffar lebih baik menyetujui ucapan dari suaminya.

"Oh iya, kamu punya butik ya? Maaf Haura ibu sempat lupa" ucap mama Zea merasa bersalah

"Iyaa, tidak apa-apa Bu" balas Haura tak mempermasalahkan

"Memang sih kalau punya toko sendiri tidak bisa libur lama-lama. Yaudah bapak potong cuti nya jadi 3 hari saja untuk mu, Ghaffar" ucap Malik mengertikan

"Tapi selama 3 hari itu perlakuan istri mu dengan baik! Kalau papa dapet laporan kamu menyakiti atau macam-macam dengan istri mu. Bapak sama ibu gak segan-segan sama kamu" ancam nya pada Ghaffar. Malik sengaja mengancam putra nya itu sebagai gertakan agar Ghaffar tak berani kasar pada Haura sekalipun menantu nya itu bukanlah wanita yang dicintai oleh putra nya.

Ghaffar tak menjawab, dirinya malah syok saat mendengar perkataan bahwa istrinya memiliki butik sendiri. Ia kira selama ini Haura adalah wanita rumahan yang tidak bekerja, saat pertama kali bertemu dengan nya namun, ternyata istrinya adalah seorang pemilik butik!

"Ghaffar?" Panggil Malik karena putra nya itu sama sekali tak menjawab ucapan nya barusan

"Ya? Ah, iya dad. Aku tidak akan melakukan hal-hal seperti itu pada nya" jawab Ghaffar cepat

To be continue~

Terpopuler

Comments

Johanah Tata

Johanah Tata

tapi dibaca gimana ya ceritanya penuh dengan kemunafikan jadinya.

2025-01-01

0

Teh Euis Tea

Teh Euis Tea

syukur klu haura punya penghasilsn sendiri jd tdk bergantung sm pemberian ghaffar

2024-10-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!