Sebelum pergi 05
Di bawah langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang, sebuah perasaan hampa menghampiri
Berdiri di halaman rumah tua itu, memikirkan bagaimana caranya untuk selamat dari kota ini sesegera mungkin
Pemuda itu menengok sekilas ke belakang, dimana ada Deehan yang terus-terusan mengerang kesakitan saat diobati
Aldrin Lavionda
Menurut gue, kita punya banyak waktu untuk beristirahat dan memikirkan cara untuk kabur dengan selamat
Kael Hanelle
Menunggu Deehan pulih?
Aldrin Lavionda
Tentu. Lagipula kita nggak akan mati kelaparan disini, desa ini juga gue yakin bakal aman dari zombie
Kael Hanelle
Semoga saja begitu
Mereka berdua berjalan memasuki rumah itu, dimana sudah ada Deehan yang ditidurkan di atas dipan dengan paman Joan dan Huzair yang selalu ada di sisinya
Deehan sudah diobati, hanya menunggunya untuk pulih, semoga saja kucing liar itu tidak mengalami rabies
Keempat pemuda itu duduk di atas tikar, saling berdempetan dan hanya menyimak ucapan paman Huzair yang sedang menjelaskan kondisi Deehan serta menjelaskan berapa lama luka itu akan membaik
Huzair
Membutuhkan waktu paling cepat lima hari untuknya bisa berjalan, namun untuk memulihkan kondisinya kurang lebih satu minggu lebih
Huzair
Saya mau tanya, apa tujuan sebenarnya kalian datang kemari?
Panji Arnawama
Kami hanya menghindari yang ada di kota...
Huzair
Menghindari apa? Kalian sudah jauh dari kota kemari
Abyan Mahesnara
Paman tidak tahu??
Abyan Mahesnara
Zombie... Zombie bermutualan di kota, jadi kami ke hutan ini sebagai pelarian
Hening, keenam laki-laki itu menatap kearah paman Huzair yang masih mencerna ucapan Abyan
Huzair
Saya tidak tahu menahu tentang itu..
Kael Hanelle
Apakah sebelumnya tidak terjadi apapun di sini?
Huzair
Di sini aman, tidak ada zombie seperti yang kalian bicarakan
Panji Arnawama
Tapi paman harus percaya
Aldrin berdiri dari duduknya, menatap semua orang yang masih duduk dibawahnya
Aldrin Lavionda
Kalian lihat ini? Kami tidak sedang bercanda ataupun berbohong
Seragam sekolah yang Aldrin kenakan terlihat sangat lusuh walaupun masih melewati satu hari bertahan hidup, sudah banyak bercak tanah dan darah disana
Huzair
Lalu.. Kami berarti ada kemungkinan terserang oleh zombie seperti yang kalian bicarakan?
Joan Guerre
Tentu ada, namun lokasi ini masih jauh dari jangkauan para zombie yang kini bermutualan di kota
Joan Guerre
Kalau kami ber enam sudah akan pergi, saya akan meminta tim untuk mengevakuasi seluruh warga desa ini ke tempat yang aman
Abyan Mahesnara
Semoga disini aman
Tujuh hari setelah mereka tiba di desa terpencil itu, menghadapi segala sesuatu yang melibatkan masyarakat dan mengedukasi mereka apa itu pertahanan diri jikalau zombie menyerang
Kini pun kondisi Deehan semakin membaik, ia sudah bisa jalan sendiri walau masih membutuhkan tongkat untuk berjalan
Panji berjalan kearah dua orang yang sedang duduk di depan sebuah perapian, sengaja mereka nyalakan karena hawa dingin sangat menusuk kulit
Panji Arnawama
Perkiraan kita pergi dari desa ini mungkin lusa
Abyan Mahesnara
Lusa, kalau semuanya membaik kita bakal bisa pergi dengan cepat dan aman
Panji Arnawama
Han, lo yakin kalau lo udah baik-baik aja
Deehan Zacharias
Baik-baik aja, cuman untuk berjalan gue masih butuh tongkat kayu ini
Abyan Mahesnara
Kita bisa bantu lo belajar berjalan dengan menggunakan waktu paling lambat dua hari
Panji Arnawama
Kita nggak bisa pergi tanpa lo, dan kita nggak mungkin pergi meninggalkan lo disini
Ketiga pemuda itu duduk setengah melingkar di sebuah perapian yang mampu melindungi mereka dari angin malam yang menusuk kulit
Deehan Zacharias
Gue nggak apa-apa kok ditinggal disini, paman Huzair juga baik. Lagipula kalau gue terpaksa ikut sama kalian.. Yang ada gue jadi beban
Abyan Mahesnara
Enggak Han, lo sekarang aja udah sehat begini, cuman tinggal jalannya aja
Panji segera bangkit dari duduknya, menyerahkan telapak tangan kanannya ke hadapan Deehan berharap kalau ia akan menggapainya dan mulai berdiri
Deehan hanya menatap tangan itu terulur kemudian balik menatap Panji yang masih setia dengan posisinya
Dengan hitungan detik, Deehan bangkit dari duduknya, ditariknya tangan Deehan oleh Panji dengan senyuman yang terpampang dari wajah itu
Perlahan namun pasti, mereka berdua baik Panji maupun Abyan membantu Deehan berjalan tanpa menggunakan tongkat
Di pagi hari yang cerah seperti hari-hari sebelumnya, sudah ada paman Joan yang sedang bersiap di halaman rumah, ia sudah memakai kembali sepatunya dan sudah berkemas
Aldrin baru saja keluar dari rumah, sudah mendapati paman Joan yang sudah berdiri di halaman rumah
Aldrin Lavionda
Kita hari ini pulang?
Joan Guerre
Pulang kemana?
Aldrin diam, tidak bisa menjawab pertanyaan yang kembali dilemparkan oleh paman Joan kepadanya
Joan Guerre
Jangan bilang pulang, kita tidak punya tempat pulang. Pulang yang mungkin kamu maksud adalah kematian
Melihat Aldrin yang berdiri di sebelah paman Joan, membuat Abyan menaruh penasaran yang tinggi tentang apa yang sedang mereka bicarakan
Huzair
Jangan terburu-buru, sarapan dulu, makanan sudah ada di meja makan
Terlihat paman Huzair yang berjalan keluar dari rumah tua itu, membuat Abyan kaget karena ia berada di ambang pintu utama
Kini mereka berkumpul di sebuah dapur yang terbuat dari bambu anyaman, sangat luas dan terlihat nyaman
Setiap suapan menaruh banyak perasaan aneh karena mereka akan meninggalkan tempat yang sudah satu minggu mereka tempati, juga meninggalkan warga desa yang selalu membantu apapun yang mereka susahkan
Kael berhenti menggunakan sendoknya, lantas menatap paman Joan yang masih sibuk dengan makanan di hadapannya
Kael Hanelle
Paman Joan, mungkinkah kita bisa hidup dengan lama di perjalanan?
Abyan dan paman Joan menatap kearah Kael bersamaan, rupanya Kael merasakan apa yang Abyan rasakan juga. Entahlah, ada rasa sedih dan tidak percaya diri dalam hati
Joan Guerre
Kalau kita menginginkan untuk tetap hidup, kita harus memperjuangkannya
Panji Arnawama
Kita bakal tetap hidup kalau persenjataan ada
Aldrin Lavionda
Paman, bisakah kita mengambil senjata?
Laki-laki itu hanya diam, menatap kelima pemuda yang ada di hadapannya dengan rata
Joan Guerre
Jangan gegabah, jangan egois, dan jangan menembak temanmu sendiri.
Comments