“Ibu, bisakah besok ibu datang ke sekolah ku?”
“Aku harus kerja tak punya waktu untuk mengurusi hal seperti itu”
“Ta,,tapi Bu,,”
“Jika kamu tidak ingin melihat ku marah maka pergilah sekarang juga”
Tak ada yang bisa di lakukan oleh Haru, dia tak mungkin memaksa ibunya untuk pergi ke sekolahnya, dia tak ingin ibunya semakin membencinya.
Pagi pun tiba, dengan segera Haru bersiap untuk pergi ke sekolah.
“Ibu,, apa ibu yakin tidak bisa pergi bersamaku?”
Dengan wajah memelas Haru masih berusaha untuk bisa membujuk ibunya untuk yang terakhir kali.
“Baiklah Bu aku pergi”
Tak ada jawaban sedikitpun dari Rula, walaupun merasa sedikit sedih tapi Haru tak pernah menunjukkan nya kepada siapapun, dia adalah seorang anak manis yang akan selalu ceria di depan semua orang.
“Maaf Bu, ibu saya tidak bisa datang karena sedang bekerja”
Haru memberi tahu kepada gurunya jika tak ada wali yang bisa datang untuk menemui sang guru.
“Tak apa haru kemarilah, ada yang harus ibu katakan kepadamu”
Bukan rahasia lagi, hampir semua orang yang kenal dengan Haru telah mengetahui keadaan keluarganya, dan gurunya pun bisa mengerti.
“Haru ibu lupa memberitahumu, tentang beasiswa yang kamu dapatkan, ibu lupa memberitahumu jika di sekolah itu mereka mewajibkan setiap siswa untuk tinggal di asrama, sedangkan untuk beasiswa yang akan kamu dapat mencakup semuanya terkecuali asrama, kamu harus membayar untuk bisa tinggal di sana dan biayanya cukup mahal”
Seperti tersambar petir, Haru yang awalnya bersemangat untuk bisa melanjutkan sekolah di tempat terbaik sepertinya kini dia harus merelakan impiannya.
“Dari mana aku akan dapatkan uang, aku juga tak mungkin meminta ibu untuk membayarnya, untuk kebutuhan sehari-hari saja ibu harus bekerja keras”
Haru terdiam terhanyut dalam lamunannya.
“Haru!! Haru!!”
Suara guru membuyarkan lamunannya.
“Bu guru apa tak ada sekolah lain yang bisa menerimaku dengan memberikan beasiswa penuh padaku?”
“Dengan kecerdasan dan nilai yang kamu miliki akan sangat mudah untuk masuk ke sekolah manapun, dan untuk beasiswa mungkin masih bisa ibu bantu untuk pengajuan ke sekolah lainnya,tapi kamu tahu sendiri letak sekolah menengah cukup jauh dari tempat ini, kamu juga akan mengalami kesulitan untuk akses pergi ke sekolah setiap harinya, belum lagi ongkos dan waktu yang kamu butuhkan”
“Baiklah Bu, saya akan memberitahu ibu saya dulu, nanti jika ibu saya setuju untuk mengirim saya ke sekolah itu , saya akan segera memberitahu bu guru”
Haru yang tak ingin semakin kecewa mendengar penjelasan gurunya memutuskan untuk segera pergi.
“Baiklah Haru hati-hati di jalan, ibu doakan agar kamu bisa masuk ke sekolah yang kamu inginkan”
“Jika aku putus sekolah, aku tak bisa menjadi orang sukses dan ibu harus bekerja selama hidupnya, tapi jika aku sekolah aku tak punya uang untuk membayarnya”
Di perjalanan pulang Haru merasa bingung, dia ingin melanjutkan sekolah tetapi dia juga tak tahu bagaimana untuk membayar biayanya.
“Apa lebih baik aku memberi tahu ibu ya?”
Haru bergumam dalam hati.
“Baiklah sepertinya lebih baik aku memberitahu ibu dan aku akan berusaha meyakinkan ibu jika aku bersekolah aku janji akan bekerja keras dan menjadi orang kaya nantinya”
Haru bertekad untuk bersekolah, dia akan meyakinkan Rula jika tak ada ruginya menyekolahkannya di sekolah yang terbaik”
“Apa aku bisa bertemu ibu?”
Haru mendatangi tempat ibunya bekerja, Rula bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah perusahaan.
“Masuklah , ibumu ada di dalam”
Penjaga yang sudah mengenal Haru menyuruh pria muda itu masuk untuk menemui ibunya.
“Ibu!”
“Kenapa kamu ke sini?”
Tanya Rula dengan nada sinis.
“Ada yang ingin aku katakan”
“Pergilah! kita bisa bicara di rumah”
“Tapi buu,,”
Haru menatap ibunya dengan wajah melas
“Baiklah katakan saja sekarang”
Rula sedikit iba melihat putranya.
“Ini tentang sekolahku,”
Masih dengan sedikit rasa takut Haru mulai menceritakan semuanya kepada Rula.
“Aku sudah bilang kalau aku gak akan membiayai sekolah mu!”
Rula yang mulai emosi berteriak kepada Haru.
“Tapi Bu jika aku sekolah aku akan bisa mendapatkan pekerjaan yang baik nantinya dan ibu tidak harus bekerja lagi, kita akan hidup bahagia setelah aku sukses nanti Bu”
Haru masih berusaha untuk meyakinkan ibunya.
“Omong kosong semua itu, apa kamu masih tidak sadar juga haru, selama ini kamu lah yang menyebabkan kita hidup susah, dan sekarang kamu ingin aku membiayai sekolahmu? Untuk makan saja aku harus bekerja siang dan malam.
Selama ini aku bertanya tanya kenapa aku bisa melahirkan anak pembawa sial seperti mu, jika kamu tidak lahir aku tidak akan menghadapi semua ini, jika kamu tidak lahir makan ibu dan suamiku tidak akan pergi meninggalkan aku.
Apa kamu tak tau sebesar apa aku membencimu? Apa kamu tidak ingin pergi saja dari hidupku?”
Tak peduli dengan orang-orang yang sedang melihatnya Rula melampiaskan emosinya kepada Haru.
“Itukah alasan ibu selalu mengabaikan ku selama ini? Selama ini aku berpikir jika ibu bersikap dingin kepadaku karena ibu telah lelah bekerja, selama ini aku hidup dengan perasaan bersalah karena ibu harus bekerja keras karena menghidupiku sendirian tanpa sosok suami.
Ternyata ibu bukan hanya membenciku tapi ibu juga menyesal telah melahirkan ku.
Baiklah aku akan pergi, semoga ibu hidup bahagia setelah kepergianku”
Selama ini Haru berusaha mengerti dengan apa yang dilakukan oleh ibunya kepadanya, selama ini dia bisa memaklumi semuanya karena ibunya telah berusaha keras untuk merawatnya seorang diri, tapi kali ini kata-kata yang keluar dari mulut ibu nya sangat menyakiti hatinya, dan dia tidak pernah menyangka semua kalimat itu akan keluar dari mulut ibunya.
“Apa aku pernah meminta untuk dilahirkan? Apa salah jika aku memiliki impian?
Tuhan tak ada lagi yang bisa aku lakukan di dunia ini, selama ini aku bertahan dan hidup karena ibuku dan sekarang bahkan ibuku sudah tak ingin melihatku lagi”
Kekecewaan yang mendalam membuat Haru membenci dirinya sendiri.
“Tuhan ambilah nyawaku!! Hilangkan aku dari muka bumi ini, aku ingin membuat ibuku senang, aku ingin dia hidup bahagia”
Haru berteriak dengan keras
Dengan hati yang teramat sakit Haru pergi berjalan tanpa arah tujuan, dia pergi kemana kakinya melangkah, sampai akhirnya dia bertemu seseorang.
“Awasss!!!”
Dengan sekuat tenaga Haru mendorong seorang pria dari tengah jalan, pria itu pun selamat dari kecelakaan, tapi di sisi lain Haru yang tak sempat menyelamatkan dirinya, harus merelakan tubuhnya dihantam oleh sebuah mobil yang mengakibatkan dia terluka parah.
Untungnya pria yang selamat itu adalah seorang dokter, walaupun Haru terluka parah tapi setidaknya dia mendapatkan pertolongan pertama secepat mungkin.
Hari itu adalah hari terakhir Haru sadar sebelum akhirnya dia koma selama lima tahun.
Pria yang di tolong oleh Haru adalah Dokter Toramus.
Itulah alasan Tora selalu menjaga dan merawat Haru selama ini.
Bersambung,,,,,,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments