Sebelum bertemunya Haru dan Toramus untuk pertama kalinya, semuanya bermula pada tahun 2000.
Ada sebuah keluarga kecil yang sedang menanti kelahiran anak pertamanya.
Setelah penantian selama enam tahun akhirnya sang istri mengandung dan tak lama lagi anak yang telah lama mereka idam-idamkan akan segera melengkapi kebahagiaan dalam keluarga mereka.
“Rula kamu sedang apa tengah malam begini? Ibu kan sudah melarangmu untuk melakukan pekerjaan rumah”
“Aku sangat lapar bu, aku mau buat nasi goreng, tadi mau beli di luar tapi ini sudah tengah malam”
Dengan suara lembutnya dan wajah memelas Rula berharap agar dia tak mendapat omelan.
“Kemana Harsa, kenapa dia membiarkan mu memasak sendiri?”
“Dia tidur, aku tak tega untuk membangunkannya”
“Kamu itu sedang hamil anaknya, seharusnya dia bisa selalu siaga untuk kamu, udah sekarang kamu duduk aja biar ibu yang masak buat kamu”
Wanita yang sedang memarahi Rula itu bernama Nola, dia adalah ibu dari Harsa.
Walaupun Rula adalah menantunya tapi kasih sayang Nola sangat besar padanya.
Nola tak pernah membedakan antara Harsa ataupun Rula, semuanya diperlakukan dengan baik olehnya bahkan jika ada permasalahan di antara suami istri itu Nola akan lebih membela menantunya dibandingkan anak kandungnya.
“Ibu,,”
Suara lembut Rula menghentikan ocehan ibu mertuanya.
“Hem,, kenapa?”
“Ibu,,, apa ibu tak sayang padaku?”
Setiap kali ibu mertuanya sedang marah atau mengomel Rula akan selalu mengatakan hal itu.
“Hahah baiklah baiklah, ibu tak akan mengomeli mu lagi”
Dan saat menantu kesayangan nya sudah memelas begitu Nola tak akan bisa lagi melanjutkan ocehannya.
Rula yang sudah tak memiliki orang tua sejak kecil dipertemukan dengan Nola yang sangat menginginkan seorang anak perempuan, membuat mereka bisa saling memahami dan saling mengasihi satu sama lain.
“Ini nasi gorengnya”
Tak butuh waktu lama bagi Nola untuk membuat nasi goreng.
“Terimakasih Bu, waaah,, kayaknya enak banget, ayo kita makan bersama”
Ajak Rula yang sudah tak sabar untuk segera melahap makanan yang sudah berada di depan matanya itu.
“Ibu tidak lapar , nasi gorengnya buat kamu saja, ibu temani aja kamu makan”
“Kalau ibu tidak mau makan, ibu tidur saja ini sudah malam, biar aku makan di kamar aja”
“Baiklah kamu pergilah ke kamar dulu, ibu akan membersihkan dapur sebentar lalu tidur”
“Baik bu, muacchh,,”
Rula mencium pipi ibunya sebelum meninggalkanya untuk pergi ke kamar.
“Praaang!!!”
Suara piring pecah bersama dengan suara jeritan Rula.
“Ibu perut ku sakit sekali”
Nola melihat Rula yang sudah terjatuh di lantai, dia sudah meringis kesakitan.
“Kamu akan melahirkan? tunggu sebentar ibu akan bangunkan Harsa”
Mereka Pun segera pergi ke rumah sakit.
Akhirnya waktu yang sudah ditunggu pun tiba pada bulan Juni, hari Jumat tanggal 2 dini hari lahirlah seorang bayi laki-laki.
Kebahagiaan yang tengah mereka rasakan tak akan pernah bisa digantikan dengan apapun.
“Cucu nenek tampan sekali, mulai sekarang nenek akan selalu menjagamu”
Nola mendekap erat cucu pertamanya itu, di dalam gendongannya pun bayi itu tertidur lelap.
“Apa maksud ibu, bukankah ibu menjaganya sejak dia ada di dalam perut ku”
“Haha iya benar juga”
Kehadiran bayi laki-laki semakin menambah kehangatan dalam keluarga kecil itu.
“Apa kalian sudah menyiapkan nama untuk cucuku?”
“Aku belum menemukan nama yang bagus bu”
Jawab Harsa merasa bingung.
“Sayang apa kamu sudah terpikirkan sebuah nama?”
Tanya Harsa kepada Rula.
“Aku sudah mencari nama bayi yang bagus tapi masih belum ada yang cocok”
“Ibu punya ide, gimana kalau kita gabungkan nama kalian, jadi namanya Haru”
Dengan semangat Nola memberi tahu idenya tersebut.
“Wah itu bukan ide yang buruk, namanya juga bagus Haru, gimana sayang apa kamu setuju?”
Harsa yang menyukai nama yang diberikan oleh ibunya meminta persetujuan dari istrinya.
“Aku tidak setuju!”
Rula menatap tajam kepada suami dan ibu mertuanya.
“Ta,,tapi , sayang,,”
Tak biasanya istrinya bersikap seperti itu kepada ibunya, membuat Harsa merasa heran.
“Gak papa sayang ibu cuma memberi saran, jika kamu tidak setuju tak apa kita akan mencari nama yang lebih bagus”
Keadaan menjadi sedikit canggung, karena sikap Rula yang sedikit berbeda dari biasanya.
“Aku tidak setuju jika anak kita diberi nama dari nama kita berdua, aku maunya dia diberi nama dari nama kita bertiga”
“Maksudnya?”
Tanya Harsa yang masih bingung.
“Ya dia akan memiliki nama kamu, aku dan nama ibu.
Jadi nama bayi kita adalah Haruno”
“Sayang”
Nola tak menyangka dan merasa terharu dengan pemikiran menantu kesayangan nya itu.
“Iya ibu, anak ini bukan hanya buah cinta kamu tapi dia juga wujud cinta kita bertiga”
Perkataan Rula semakin membuat Nola terharu.
“Terimakasih sayang, ibu benar-benar beruntung karena memilikimu.
Jika kamu tidak menikahi Harsa ibu tidak tahu apa ibu bisa merasakan kebahagiaan seperti ini”
Semua terhanyut dalam perasaan bahagia, tapi semua kebahagiaan itu hanya berlangsung beberapa waktu.
Tiga bulan setelah kelahiran Haru, Nola tiba-tiba saja menderita sakit parah yang akhirnya merenggut nyawanya.
Kepergian sang ibu membuat Harsa dan Rula cukup terpukul.
Harsa yang sangat mencintai ibunya, benar-benar terpuruk, seakan hidupnya runtuh dalam sekejap, dia menjadi hilang arah, di saat seperti ini dia butuh dukungan dan penyemangat untuk bisa melanjutkan hidupnya tapi disisi lain istri yang dia harapkan bisa menjadi penyemangat untuk nya malah lebih menderita dan lebih terpuruk dari dirinya.
Walaupun Rula bukan anak kandungnya tapi selama ini dia juga sangat mencintai Nola yang sudah dianggap sebagai orang tua kandungnya.
Rula yang sudah menjadi yatim piatu sejak kecil dan sangat kekurangan kasih sayang, tapi selama dia menikah, Nola lah yang sudah menyembuhkan luka hatinya, wanita itu yang sudah menyiraminya dengan kasih dan cinta yang amat besar.
Berada pada posisi yang harus merawat bayi berumur tiga bulan bersamaan dengan rasa kehilangan membuat Rula menjadi sedikit kacau.
Selama ini setelah kelahiran anaknya, Nola lah yang selalu siap menjaga dan membantunya mengurus Haru,
Rasa lelah yang teramat sangat dan rasa sedih menumbuhkan rasa kebencian dalam dirinya.
Benci pada diri sendiri, benci pada keadaan bahkan ada kebencian yang mulai tumbuh kepada anak kandungnya sendiri, Menganggap jika bayinya lah yang membawa nasib sial.
Keadaan yang memang sudah buruk lebih di perburuk lagi saat Harsa kehilangan pekerjaannya, semakin hari hubungan yang pernah sangat harmonis tiba-tiba menjadi asing satu sama lain.
Sampai akhirnya Harsa meninggal karena overdosis obat-obatan terlarang.
Haru akhirnya tumbuh menjadi anak yang pendiam, walaupun Rula membencinya tapi Rula tetap merawat dan membesarkannya.
Haru kecil mulai tumbuh menjadi remaja, dia akan memasuki sekolah menengah pertama.
“Ibu aku lulus dengan nilai terbaik, selain itu aku juga di terima di smp Karang sekolah terbaik di kota ini”
Haru dengan banga memberi tahu sang ibu tentang prestasinya.
“Aku tak punya uang untuk menyekolahkan mu, lagi pula sekolah itu hanya untuk orang-orang kaya bukan untuk orang miskin seperti kita”
“Tapi Bu, karena aku mendapatkan nilai terbaik aku mendapat beasiswa, ibu tak perlu pusing memikirkan biaya sekolahku”
“Terserah kamu aja, tapi ingat aku gak akan mengeluarkan uang sepeserpun untuk sekolah mu”
“Iya ibu, aku hanya butuh dukungan dari ibu, selebihnya aku akan berusaha sendiri dan aku janji gak akan merepotkan ibu”
Haru tak pernah berkecil hati dengan sikap ibunya, dia juga tak pernah sekalipun marah atau membenci ibunya.
Haru hanya berpikir jika sikap Rula yang dingin dikarenakan dia terlalu lelah bekerja untuk menghidupi meneka ber dua.
Bersambung,,,,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments