Chapter 2 Kabut Hijau

Annora tersenyum bangga ketika mendengar pengumuman yang menyebutkan bahwa ada kabur hijau yang muncul dari dua puluh sisi. Ia sudah seperti spesialis pembasmi kabut hijau karena penglihatan tajamnya sangat cocok untuk eternal fog jenis itu. Sebab kabt hijau merupakan jenis eternal fog yang paling membuat pandangan buram. Oleh karena itu, occhio dengan penglihatan tajam sangat dibutuhkan untuk misi tersebut.

"Kelas G. Annora, Dean dan Soren. Silakan bergabung dengan sembilan belas divisi lainnya di lantai dua." Seorang pria yang bertanggung jawab untuk kelas G yang memiliki total occhio sebanyak tiga puluh orang itu berseru tegas.

"Hei, tumben sekali kalian berdua diminta bersamaku untuk misi ini," ujar Annora.

Walaupun eternal fog hijau paling pekat untuk menghalangi pandangan, namun strano yang menyemburkannya tidaklah terlalu sulit ditemukan dan tidak terlalu kuat. Hanya saja, bagian merepotkan adalah tentu saja dalam menerobos kabut.

Dean mendengus. Ia memakai occhio mask yang kemarin digunakan untuk menjalankan misi.

Cora terlihat mendekat. Lantas menepuk pundak Annora, "Baru kemarin kamu bilang ingin menjalankan misi dengan Soren. Sekarang semua sudah terkabul."

"Ah, apa istimewanya Soren. Dia bahkan tidak akan menang melawanku. Kelebihannya hanya pada kecepatan," pungkas Dean tidak Terima.

Memang ada yang berbeda dengan hari ini. Biasanya, mereka dikelompokkan dengan anggota yang itu-itu saja. Tapi kali ini, Annora justru bersama Soren dan Dean. Biasanya Soren dan Dean satu tim dengan Cora dan Archie.

Ketiga remaja itu langsung berjalan beriringan sebelum pria tadi kembali dan menatap mereka dengan mata merah yang menyeramkan.

Annora tidak bisa melepaskan senyumannya. Gadis ramah dengan rambut bercat warna ungu muda itu memang sangat bahagia berada di sisi Soren. Bukan berarti karena ia memiliki perasaan terhadap Soren. Hanya saja ia memang senang dan nyaman berada di dekat Soren.

"Hei, berhenti tersenyum gadis aneh. Kau membuatku mual," ketus Dean.

"Berisik, dasar berandal!" Annora membalas.

Masing-masing orang telah berbaring berdasarkan timnya. Annora, Dean dan Soren yang merupakan perwakilan dari kelas G bertugas di titik 5. Masing-masing eternal fog hijau saling menebal. Namun diyakini bahwa lokasi strano saling berjauhan. Oleh sebab itu setiap tim hanya menjalankan misi pada satu titik saja.

Benda terbang mirip selancar raksasa yang disebut Furaisafin itu adalah alat transportasi para occhio menuju pembatas antara kota dan Danger Mori. Para occhio akan memulai misi dari sana. Semua sudah terparkir di halaman depan markas. Untuk misi sendiri mereka tidak perlu menggunakan benda terbang karena melawan strano adalah pertarungan di permukaan tanah sebab mereka biasanya bersembunyi di tempat rendah hingga bawah tanah.

"Hei, lihat! Itu Ivory," ujar Annora sambil menunjuk seorang gadis di ujung sana. "Aneh sekali. Misi gampang seperti ini malah menurunkan Ivory. Tanpa senjata pun strano itu pasti akan musnah di tangan Ivory."

Beberapa orang yang berbaris di dekat mereka langsung menoleh karena suara Annora. Soren dan Dean langsung membuang wajah. Seperti malu dengan tingkah Annora.

☆☆☆

"Bagaimana, apakah sekarang kamu sudah melihat tanda-tandanya?" Dean bertanya sambil mendesak Annora.

"Sebentar, Dean. Aku tidak berkonsentrasi karena ucapanmu!"

"Apanya yang penglihatan tajam. Kamu bahkan lebih beban dibanding Cora."

Terdengar suara dari arah semak-semak di balik pohon tumbang. Soren langsung melesat. Meninggalkan Annora dan Dean yang masih asik berdebat.

Zing zing zing!

Pedang tajam Soren langsung berayun kilat memotong salah satu strano di titik 5. Pandangan buram akibat eternal fog hijau tidak menghalangi langkah kilat Soren.

"Berpencar! Kalian berdua tidak bisa diandalkan jika terus mengoceh. Masih ada beberapa strano lagi yang bersembunyi di titik ini." Soren berseru tegas. Berhasil memutus perdebatan Annora dan Dean.

"Cih, apanya yang penglihatan tajam!" seru Dean lagi sebelum berlalu untuk berpencar mencari strano.

Gelang tipis pada pergelangan tangan Soren, Annora, Dean dan semua occhio yang sedang bertugas berkedip. Tanda sudah ada titik yang berhasil diatasi. Padahal, durasi waktunya belum mencapai lima menit.

Melihat informasi itu, Dean mendengus. Merasa iri karena mereka baru mengalahkan satu strano.

"Ah, itu dia!" Annora berseru heboh hingga terdengar jelas pada tempat Soren dan Dean.

Pedang tajam Annora terhunus. Menebas seekor strano yang ternyata lincah itu. Ia tidak melawan. Namun berlari menjauh dengan sayatan luka kecil yang ditorehkan Annora.

"Tidak! Jangan menghilang lagi!"

"Berisik gadis lemah! Mengalahkan satu ekor saja tidak bisa!" Suara Dean terdengar dari jarak beberapa meter.

Zing!

Kali ini satu tebasan Annora mengenai lengan strano hingga putus. Namun strano itu masih bisa berlari.

"Sial. Lebih baik aku bertemu strano yang melawan daripada yang penakut seperti ini. Menjengkelkan!"

Belasan menit berlalu. Akhirnya Annora berhasil menebas leher strano hingga mati. Ia sudah cukup berpeluh. Padahal hanya berhasil membunuh satu.

Zing zing zing!

Lagi-lagi gerakan kilat Soren. Ia sudah membunuh sebelas ekor.

Zing zing zing!

Disusul Dean yang berhasil membunuh sembilan ekor.

Strano terakhir muncul. Mereka langsung berkumpul di tempat yang sama. Soren dan Dean sengaja diam. Agar makhluk terakhir itu dibasmi oleh Annora. Namun, pandangan kedua laki-laki itu membuat Annora grogi. Terutama karena Soren. Hingga tubuhnya gemetar dan membuat pedang terjatuh sebelum ia sempat mengarahkan pedang ke arah strano. Strano yang melihat itu langsung melompat ke arah Annora yang tidak memegang senjata itu. Namun Dean langsung melesat dan menebas strano tersebut sekaligus untuk menyelamatkan Annora.

Dean mendekatkan wajahnya pada Annora, "Benar, 'kan. Lebih beban dibanding Cora!"

Daripada terpaku dengan Annora dan Dean, Soren langsung mengambil tabung kecil penampung eternal fog. Dalam sekejap. Kawasan tempat mereka sudah bersih dari eternal fog. Dean langsung membuka occhio mask-nya. Ia memang sebenarnya benci memakai masker. Tapi ia tidak mungkin bisa berada di tengah-tengah eternal fog tanpa bantuan occhio mask. Sehingga, ia terpaksa memakainya daripada sengaja bunuh diri di kabut berbahaya itu.

"Baik, bagian kita sudah selesai. Tersisa empat bagian lagi yang belum," ujar Soren.

"Sial, kita menjadi lima tim terlama dalam misi ini. Semua karena gadis lemah ini. Apanya yang penglihatan tajam. Apanya yang spesialis kabut hijau."

"Cukup, Dean!" tegas Annora dengan air mata yang terjatuh. Ia sudah sangat kenyang dengan perkataan tajam dari Dean.

"Kita akan kesulitan menemukan lokasi strano jika tanpa penglihatannya. Aku tahu, mereka jarang berada di dekat-dekat tempat Annora karena mereka tahu bahwa Annora dapat melihat posisi mereka lebih baik dibanding kita," ucap Soren menengahi yang dilanjutkan dengan menekan remot untuk mendatangkan Furaisafin. Benda terbang yang mirip selancar raksasa itu.

"Cepatlah naik, dasar cengeng!" tegas Dean. Sengaja tidak mendahului Annora untuk menaiki Furaisafin. Sebab sebenarnya ia sedikit menyesal karena sudah keterlaluan.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 Occhio
3 Chapter 2 Kabut Hijau
4 Chapter 3 Archie
5 Chapter 4 Kelas A
6 Chapter 5 Shiroi dan Ginela
7 Chapter 6 History
8 Chapter 7 Occhio Elit?
9 Chapter 8 Teman
10 Chapter 9 Kabut Putih
11 Chapter 10 Aksi Kelas A
12 Chapter 11 Lais
13 Chapter 12 Sunniva
14 Chapter 13 Soren VS Dean
15 Chapter 14 Kabut Hitam
16 Chapter 15 Axial Tilt
17 Chapter 16 Ivory
18 Chapter 17 Floryn
19 Chapter 18 Soren
20 Chapter 19 Cora
21 Chapter 20 Dean
22 Chapter 21 Jejak
23 Chapter 22 Kama
24 Chapter 23 Dia Pahlawan
25 Chapter 24 Sky Caprio
26 Chapter 25 Praeses
27 Chapter 26 Gelang Tipis
28 Chapter 27 Si Anak Emas
29 Chapter 28 Pecundang
30 Chapter 29 Stagonidia
31 Chapter 30 Jalan Rahasia
32 Chapter 31 Informasi Gerimis
33 Chapter 32 Naif
34 Chapter 33 Gelap Mata
35 Chapter 34 Kekuatan Sebenarnya
36 Chapter 35 Ilusi
37 Chapter 36 Terpejam
38 Chapter 37 Lemah
39 Chapter 38 Mati Terhormat
40 Chaprter 39 Penggemar
41 Chapter 40 Bunga Anyelir
42 Chapter 41 Ahli Berpura-pura
43 Chapter 42 Alat
44 Chapter 43 Tanpamu
45 Chapter 44 Seafloor Conch
46 Chapter 45 Diri yang Lain
47 Chapter 46 Merah
48 Chapter 47 Niloufar
49 Chapter 48 Cinta Terakhir
50 Chapter 49 Jangka Waktu
51 Chapter 50 Kertas
52 Chapter 51 Astero
53 Chapter 52 Fall
54 Chapter 53 Stven
55 Chapter 54 Rencana
56 Chapter 55 Hemat
57 Chapter 56 Merrivale
58 Chapter 57 Aguna
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 Occhio
3
Chapter 2 Kabut Hijau
4
Chapter 3 Archie
5
Chapter 4 Kelas A
6
Chapter 5 Shiroi dan Ginela
7
Chapter 6 History
8
Chapter 7 Occhio Elit?
9
Chapter 8 Teman
10
Chapter 9 Kabut Putih
11
Chapter 10 Aksi Kelas A
12
Chapter 11 Lais
13
Chapter 12 Sunniva
14
Chapter 13 Soren VS Dean
15
Chapter 14 Kabut Hitam
16
Chapter 15 Axial Tilt
17
Chapter 16 Ivory
18
Chapter 17 Floryn
19
Chapter 18 Soren
20
Chapter 19 Cora
21
Chapter 20 Dean
22
Chapter 21 Jejak
23
Chapter 22 Kama
24
Chapter 23 Dia Pahlawan
25
Chapter 24 Sky Caprio
26
Chapter 25 Praeses
27
Chapter 26 Gelang Tipis
28
Chapter 27 Si Anak Emas
29
Chapter 28 Pecundang
30
Chapter 29 Stagonidia
31
Chapter 30 Jalan Rahasia
32
Chapter 31 Informasi Gerimis
33
Chapter 32 Naif
34
Chapter 33 Gelap Mata
35
Chapter 34 Kekuatan Sebenarnya
36
Chapter 35 Ilusi
37
Chapter 36 Terpejam
38
Chapter 37 Lemah
39
Chapter 38 Mati Terhormat
40
Chaprter 39 Penggemar
41
Chapter 40 Bunga Anyelir
42
Chapter 41 Ahli Berpura-pura
43
Chapter 42 Alat
44
Chapter 43 Tanpamu
45
Chapter 44 Seafloor Conch
46
Chapter 45 Diri yang Lain
47
Chapter 46 Merah
48
Chapter 47 Niloufar
49
Chapter 48 Cinta Terakhir
50
Chapter 49 Jangka Waktu
51
Chapter 50 Kertas
52
Chapter 51 Astero
53
Chapter 52 Fall
54
Chapter 53 Stven
55
Chapter 54 Rencana
56
Chapter 55 Hemat
57
Chapter 56 Merrivale
58
Chapter 57 Aguna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!