Bukan Kirana

Nalendra keluar dari mobil mewahnya. Dengan pakaian hoodie yang tertutup rapat, Masker serta kacamata hitam pria itu kenakan untuk menjaga identitasnya sebagai artis terkenal pewaris sang Daddy.

Nalendra mengitari mobilnya dan membuka pintu belakang di mana gadis yang tengah tak sadarkan diri itu berada. Putra dari Pengusaha Alvaro Winanda itu celingak celinguk mencari aman. Takut saja ada yang diam-diam mengambil gambarnya dan tentu pasti akan menjadi bahan keviralan nantinya.

"Semoga saja aman.."Gumam Nalendra kembali menarik tangan Ayra dan membawanya sama seperti tadi. Selama dalam perjalanan Nalendra hanya fokus saja ke depan tanpa harus menoleh kesana kemari.

Hingga saat sampai di depan Apartemen mewah miliknya, Nalendra segera memencet bel. beruntung ada Brian sang sepupu disana.

Cukup kesulitan sebenarnya karena sebelah tangan Nalendra membawa makanan yang sejak tadi ia beli di Cafe itu.

"Astagaa.. Ini Bian kemana sih..

Ting Tong..

Ting Tong...

Ting...

Ceklek.

Pintu terbuka dan hanya menampilkan Brian yang membuka pintu hanya bertelanjang dada.

"Orang masih mandi juga, Gak sabaran banget. Orang tinggal pencet kodenya doang susah amat.. " Ucap Brian yang belum menyadari apa yang di bawa Nalendra.

"Aku tidak bisa memencet kode, Tanganku kesulitan asal kau tau! " Jawab Nalendra sembari menyerahkan makanan tersebut kepada orangnya.

Nalendra berjalan melewati Brian begitu saja hingga setelah Nalendra berlalu, Barulah Brian sadar jika sang sepupu pulang tidak sendiri melainkan membawa seorang wanita.

"Enda, Dia siapa? "Tanya Brian dengan rasa penasarannya.

"Bukan siapa-siapa.. lebih baik pergi sana dan makan makananmu, katanya lapar..

"Aku memang lapar, Tapi aku tidak bisa makan sebelum rasa penasaran ku terjawab.." Brian terus saja mengekor di belakang Sepupunya. Brian juga juga berusaha mencuri pandang dan ingin tau seperti apa wajah wanita itu.

Di bawa layaknya membawa karung beras, Membuat rambut panjang gadis itu terurai ke depan hingga menutupi wajah cantiknya.

"Kamu ngapain sih?

"Aku cuma penasaran aja..Ini cewek siapa dan untuk apa kau bawa pulang..."Mata Brian seketika membola ketika gadis yang sejak tadi di bawa oleh Nalendra di rebahkan di atas tempat tidur.

"What?? Kirana?? "Brian menatap Sang sepupu dengan gadis itu secara bergantian, Brian mengusap matanya berkali-kali memastikan yang di lihat di depannya ini benar atau tidaknya.

"Dia bukan Kirana.. Kalau tidak Salah namanya Ayra..."Lagi-lagi Brian menatap Nalendra dengan tatapan tak percaya. Pria itu berpikir, Apa gadis ini yang di maksud Nalendra tadi?

"E..Tunggu? Dia bukan hantu kan?

"Apa kau percaya kalau hantu itu ada?",Tanya Nalendra balik.

"Kalaupun aku percaya, Tidak akan ada hantu secantik dia.. Tapi bisa jadi sih Enda..

"Bisa jadi punggungnya bolong.."Lanjut Brian sambil tertawa..

"Apanya??

"Punggungnya..Karena kata orang-orang hantu paling cantik itu mbak sun..Sundel bolong maksudnya.."Ucapan Brian langsung mendapat lemparan bantal tepat di wajahnya.

"Ngaco!! Udah sana makan.. Setelah itu tidur.." Sampai lelah Mulut Nalendra tapi sepupunya yang satu ini masih sangat penasaran sampai-sampai Brian naik ke atas tempat tidur, Mengikis jarak antara Dirinya dan Ayra. Bukan ingin mencium atau apa, Hanya ingin sekedar memastikan nafas dan nyawanya saja.

"Benar.. Dia masih hidup dan nafasnya masih teratur.."Nalendra menggaruk kepalanya, Sungguh ia lelah dengan putra bandel Uncle Leon itu.

Hingga mata Brian teralihkan oleh sebuah tanda pengenal milik gadis itu. Di raihlah benda tersebut lalu di bacanya.

"Ayra Zalfa Aryani... Heum.. nama yang bagus, Cantik lagi.."Brian kembali menatap Gadis itu kemudian menatap Nalendra yang berdiri bersedekap dada disana.

"Sudah? mending kau keluar atau aku usir..

"Iya..iya.. Bawel.."Brian akhirnya beranjak dan keluar dari kamar tersebut meninggalkan Nalendra yang masih berada disana bersama Ayra.

Pria itu menarik nafas, Nalendra duduk di tepi ranjang. Di tataplah wajah ayu nan teduh milik gadis itu.

"Dia sangat mirip.. Mirip sekali...

Tak ingin di sangka yang tidak-tidak Nalendra akhirnya memilih untuk pergi saja. Baru saja beranjak, Racauan Ayra membuat Nalendra terdiam beberapa saat.

"Ke..napa kalian te..ga.. Aku ju..ga butuh kasih sayang..

Nalendra mengerjab pelan mendengar Racauan tersebut. Sepertinya gadis ini memang hidup sengsara pikirnya.

.

.

.

Malam gelap yang semalam sudah terlewati. kini sudah berganti menjadi hari yang cukup cerah. Sinar pagi hari yang menyingsing mulai masuk melalui celah jendela membuat Ayra yang semalam tertidur karena mabuk berat itu merasakan silau..

Mata Ayra masih menyipit, Nyawanya pun belum terkumpul sepenuhnya. Wanita itu masih di ambang kebingungan, Hingga saat perlahan mulai sadar. Ayra bangkit, Gadis itu merasa kebingungan.

"A..aku ada dimana? Ponsel? ponselku mana.."Dengan panik Ayra mencari tasnya. Gadis itu juga mengacak-acak tasnya takut ada barangnya yang hilang.

"Haaah...Untung ketemu, Aku kira hilang.."Ayra menyalakan ponsel miliknya yang sudah retak di bagian layarnya. Memang waktunya ganti, Tapi duit dari mana?

"Astagaa!! "Mata Ayra melotot, Jam sudah menunjukkan hampir pukul delapan pagi. Dengan tergesa Ayra bangkit. Gadis itu mencari sepatu miliknya yang entah kemana..

"Persetan ini rumah siapa aku tidak peduli, Yang penting hari ini aku harus pergi dan segera berangkat bekerja.."Dengan kondisi yang cukup acak-acakan Ayra keluar dari kamar mewah tersebut.

"Bruukk..

Saking buru-burunya Ayra sampai tidak sengaja menabrak Brian yang hendak pergi ke dapur.

"Aawwss... Hati-hati nona..." Ayra sudah tidak peduli, Gadis itu membenarkan tasnya dan langsung pergi begitu saja tanpa mengucapkan rasa terima kasih.

"Aneh.. Dia kenapa?" Gumam Brian yang cukup heran melihat kelakuan Ayra.

"Kau kenapa?" Brian mengalihkan pandangannya terhadap Sang sepupu yang sepertinya sudah siap hendak bekerja.

"Gadis itu.. dia pergi..

"Hah? Pergi?

"Iya pergi..kenapa??" Nalendra menggelengkan kepalanya seakan abai dengan semuanya. Nalendra lebih memilih pergi ke ruang makan karena memang ia baru bangun dari tidurnya.

Brian pun juga, Tapi baru saja selangkah Brian tak sengaja melihat sebuah buku kecil yang ia yakini itu adalah deary milik gadis tadi.

"Wah ketinggalan.."Di ambillah buku tersebut dan membawanya ke ruang makan. Bahkan saking kurang sopannya, Brian dengan lancang membuka buku tersebut dan membaca isinya layaknya sedang berpuisi.

"Ayaaah.... Kenapa kau tega padaku... Aku ini juga anakmu ayah... Ibu... Asal kau tau?? Aku..

"Apa yang kau baca.. Kenapa sampai segitunya.."Tanya Nalendra sembari mengunyah roti selai yang kini penuh di mulutnya.

"Ini.. Aku baca Buku milik gadis tadi.. sepertinya ketinggalan.."Jawab Brian seraya menunjukkan buku deary milik Ayra tadi.

"Kenapa bisa ada padamu?

"Di bilang tadi ketinggalan juga..."Dengan kasar Nalendra meraih buku itu membuat Alis Brian mengernyit.

"Kena...

"Biar aku yang kembalikan.."Brian membuka mulutnya. Namun sedetik kemudian pria itu mengangkat kedua bahunya seakan-akan masa bodo. Akan tetapi dalam hatinya Brian merasa senang akan hal itu. Sebagai pria yang menyayangi Sepupunya tentu saja Sikap Nalendra yang seperti ini termasuk perubahan bagi Brian sendiri.

"Aku hanya berdoa yang terbaik untukmu Enda.. Dan semoga wanita tadi akan menjadi penyembuh atas lukamu yang terjadi lima tahun ini..

.

.

.

Tbc

Terpopuler

Comments

Evi Alvian

Evi Alvian

Tingkah Brian bkin yg baca senyum" suka deh....lanjut thour suka bnget ama novelnya

2024-04-20

0

Viena Alfiatur Rohman

Viena Alfiatur Rohman

Entah gimana klnjutan hubungan mreka nnti.. lnjut thor

2024-04-20

0

Erlangga❤

Erlangga❤

Si Brian ada2 aja ya tingkahnya...Bisa2 tuh deary buat puisi😁

2024-04-20

0

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Beginilah Nasib
3 Tetap Kecil
4 Di Bawa Pulang
5 Bukan Kirana
6 Di Pecat Dan Di Usir
7 Tidak Kenal
8 Ternyata Artis
9 Perusuh
10 Sikap Perhatian
11 Jangan Samakan
12 Kau Punya Kami
13 Beginilah Ujian Hidup
14 Nasehat Daddy
15 Tak Di Sukai
16 Jadi Bahan Ghibah
17 Penasaran
18 Ternyata Bukan Aku
19 Rasa Khawatir
20 Tekanan
21 Penghibur
22 Terpesona
23 Keributan
24 Berhentilah
25 Dugaan Mami Irene
26 Penampilan Baru
27 Tahan Cemburu
28 Jangan Sentuh Dia!!
29 Mati Rasa
30 Maaf, Aku Lancang
31 Psikolog?
32 Kemarahan Nalendra
33 Keputusan Hati
34 Belum Terlambat
35 Dilema
36 Butuh Waktu
37 Madu Tiga?
38 Si Paling Pengertian
39 Calon Nyonya Besar
40 Saling Mendukung
41 Bertemu Nenek Tua
42 Berusaha Kabur
43 Di Gebrek?
44 Tak Di Sangka
45 Biarkan Saja
46 Iri Bilang Boss!!
47 Bukan Artis Tapi Pria Miskin
48 Tamu Tak Di Undang
49 Tercengang
50 Semakin Riuh
51 Pengalaman Pertama
52 Hari Yang Menyebalkan
53 Aku Tidak Peduli Lagi Dengannya
54 Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
55 Keluarga Besar
56 Nenek Pembuat Kue
57 Maaf Untuk Wanita Di Masa Lalu
58 Apa Yang Kau Pikirkan?
59 Menjadi Yang Terakhir
60 Nalendra, I Love You
61 Dia Masih Mencintaiku kan??
62 Belah Duren
63 Mertua Idaman
64 Mereka Harus Tau
65 Ketika Pengganggu Datang
66 Kabar Mengejutkan
67 Saya Istrinya!
68 Semua Sudah Berbeda
69 Sebuah Penolakan
70 Semua Pasti Baik-baik Saja
71 Bukan Jodoh
72 Kejutan Yang Tak Di Sangka-Sangka
73 Heboh
74 Kebakaran Jenggot
75 Mengundang Masalah
76 Tunggu Jandanya Saja
77 Yang Kedua Kalinya
78 Peringatan Terakhir
79 Rencana
80 Bertemu Kembali
81 Ibu Dan Anak Sama Saja
82 Rencana Beraksi
83 Sukses!
84 Ikhlas
85 Cukup Disini Saja
86 Akhirnya...
87 Antara Menang Dan Kalah
88 Orang Baru
89 Janji Nalendra
90 Aku Tidak Butuh
91 Doakan Yang Baik-Baik Saja
92 Firasat
93 Mimpi Yang Menjadi Nyata
94 Hadirnya Sang Pelita
95 Kejanggalan
96 Nasib Orang Jahat
97 Keras Hati
98 Merindu
99 Diskusi Dan Titik Terang
100 Selamat
101 Yang Sebenarnya
102 Belajar Hidup Sederhana
103 Ikatan Cinta
104 Terpaksa Jadi Korban
105 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
106 Amarah Ayra
107 Merendah
108 Turun Pangkat?
109 Anak Yang Kuat
110 Bukankah Itu....
111 Kabar Baik
112 Remaja Miskin
113 Di Fitnah
114 Ternyata Oh Ternyata...
115 Sang Tuan Muda
116 Pulang
117 Melepas Rindu
118 Melepas Rindu ll
119 Tidak Sebanding
120 Kedatangan Keluarga Besar
121 Makan Malam Bersama
122 Sangat Rindu
123 Pergi Jalan-Jalan
124 Orang Baru Lagi
125 Menemui Malika
126 Undangan
127 Senjata Makan Tuan
128 Viral
129 Akulah Pawangnya
130 Secinta Itu?
131 Perkenalan
132 Promo Novel Baru : Cinta Tulus Arumi (Kisah Brian)
133 Panik
134 Kejutan (END)
135 BONCHAP 1
136 BONCHAP 02
137 BONCHAP 03
138 BONCHAP 04
139 BONCHAP 05 (END)
140 Promo Novel Baru : Cinta Luar Biasa
141 Promo Novel Baru:Cinta Suci Sang Pendosa
142 Promo Novel Baru: Yasmine (Wanita Sempurna)
143 Promo Novel Baru : Zakia (Satu-satunya Cinta)
144 Promo Novel Baru: Pernikahan Impian
Episodes

Updated 144 Episodes

1
Pertemuan
2
Beginilah Nasib
3
Tetap Kecil
4
Di Bawa Pulang
5
Bukan Kirana
6
Di Pecat Dan Di Usir
7
Tidak Kenal
8
Ternyata Artis
9
Perusuh
10
Sikap Perhatian
11
Jangan Samakan
12
Kau Punya Kami
13
Beginilah Ujian Hidup
14
Nasehat Daddy
15
Tak Di Sukai
16
Jadi Bahan Ghibah
17
Penasaran
18
Ternyata Bukan Aku
19
Rasa Khawatir
20
Tekanan
21
Penghibur
22
Terpesona
23
Keributan
24
Berhentilah
25
Dugaan Mami Irene
26
Penampilan Baru
27
Tahan Cemburu
28
Jangan Sentuh Dia!!
29
Mati Rasa
30
Maaf, Aku Lancang
31
Psikolog?
32
Kemarahan Nalendra
33
Keputusan Hati
34
Belum Terlambat
35
Dilema
36
Butuh Waktu
37
Madu Tiga?
38
Si Paling Pengertian
39
Calon Nyonya Besar
40
Saling Mendukung
41
Bertemu Nenek Tua
42
Berusaha Kabur
43
Di Gebrek?
44
Tak Di Sangka
45
Biarkan Saja
46
Iri Bilang Boss!!
47
Bukan Artis Tapi Pria Miskin
48
Tamu Tak Di Undang
49
Tercengang
50
Semakin Riuh
51
Pengalaman Pertama
52
Hari Yang Menyebalkan
53
Aku Tidak Peduli Lagi Dengannya
54
Buah Jatuh Tak Jauh Dari Pohonnya
55
Keluarga Besar
56
Nenek Pembuat Kue
57
Maaf Untuk Wanita Di Masa Lalu
58
Apa Yang Kau Pikirkan?
59
Menjadi Yang Terakhir
60
Nalendra, I Love You
61
Dia Masih Mencintaiku kan??
62
Belah Duren
63
Mertua Idaman
64
Mereka Harus Tau
65
Ketika Pengganggu Datang
66
Kabar Mengejutkan
67
Saya Istrinya!
68
Semua Sudah Berbeda
69
Sebuah Penolakan
70
Semua Pasti Baik-baik Saja
71
Bukan Jodoh
72
Kejutan Yang Tak Di Sangka-Sangka
73
Heboh
74
Kebakaran Jenggot
75
Mengundang Masalah
76
Tunggu Jandanya Saja
77
Yang Kedua Kalinya
78
Peringatan Terakhir
79
Rencana
80
Bertemu Kembali
81
Ibu Dan Anak Sama Saja
82
Rencana Beraksi
83
Sukses!
84
Ikhlas
85
Cukup Disini Saja
86
Akhirnya...
87
Antara Menang Dan Kalah
88
Orang Baru
89
Janji Nalendra
90
Aku Tidak Butuh
91
Doakan Yang Baik-Baik Saja
92
Firasat
93
Mimpi Yang Menjadi Nyata
94
Hadirnya Sang Pelita
95
Kejanggalan
96
Nasib Orang Jahat
97
Keras Hati
98
Merindu
99
Diskusi Dan Titik Terang
100
Selamat
101
Yang Sebenarnya
102
Belajar Hidup Sederhana
103
Ikatan Cinta
104
Terpaksa Jadi Korban
105
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga Pula
106
Amarah Ayra
107
Merendah
108
Turun Pangkat?
109
Anak Yang Kuat
110
Bukankah Itu....
111
Kabar Baik
112
Remaja Miskin
113
Di Fitnah
114
Ternyata Oh Ternyata...
115
Sang Tuan Muda
116
Pulang
117
Melepas Rindu
118
Melepas Rindu ll
119
Tidak Sebanding
120
Kedatangan Keluarga Besar
121
Makan Malam Bersama
122
Sangat Rindu
123
Pergi Jalan-Jalan
124
Orang Baru Lagi
125
Menemui Malika
126
Undangan
127
Senjata Makan Tuan
128
Viral
129
Akulah Pawangnya
130
Secinta Itu?
131
Perkenalan
132
Promo Novel Baru : Cinta Tulus Arumi (Kisah Brian)
133
Panik
134
Kejutan (END)
135
BONCHAP 1
136
BONCHAP 02
137
BONCHAP 03
138
BONCHAP 04
139
BONCHAP 05 (END)
140
Promo Novel Baru : Cinta Luar Biasa
141
Promo Novel Baru:Cinta Suci Sang Pendosa
142
Promo Novel Baru: Yasmine (Wanita Sempurna)
143
Promo Novel Baru : Zakia (Satu-satunya Cinta)
144
Promo Novel Baru: Pernikahan Impian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!