"Seminggu sebelum festival?? Memangnya apa yang terjadi saat itu sampai kalian begini?
Beomgyu
"Yeonjun hyung dan Soobin hyung waktu itu menjadi anggota dance, mereka berdua termasuk yang paling hebat dan pintar menghafal gerakan dengan cepat. Tapi tiba-tiba Yeonjun hyung tidak bisa ikut lomba itu karena cedera saat latihan dan guru meminta Yeonjun hyung mundur dari lomba digantikan oleh Soobin hyung." jelas Beomgyu.
Karina
"Berarti seharusnya itu bukan sepenuhnya salah Soobin kan?? Dia mungkin saja tidak ingin ikut lomba itu."
Yeonjun
"Menurutmu begitu?! Menurutmu dia hanya mengikuti perintah guru saja gitu?!! Kenapa tidak ditolak saja kalo gitu?? Aku akan mengerti dan pasrah jika itu bukan Soobin, tapi ini Soobin Rin!! Dia sahabat gue, sebagai sahabat yang baik seharusnya dia mengerti."
Karina
"Hmm tapi menurut gue kalian berdua nggak ada yang benar." ucap Karina.
Heejin
"Sama, gue juga nggak berpikiran ada yang benar di antara kalian." timpal Heejin.
Karina
"Menurutmu bagaimana Lia?"
Lia
"Ya. Kalian terlalu kekanak-kanakan untuk berantem dengan persoalan ini."
Yeonjun yang mendengar itu hanya terdiam.
Yeonjun
"Jadi lo nggak berada di pihak gue Rin? Lo merasa gue juga salah?"
Karina
"Ya itu menurut gue Jun, lebih baik jujur kan daripada gue dukung lo tapi perbuatan itu salah. Kenapa kalian nggak coba saling memaafkan? Kalian itu cocoknya berlima, bukan tiga atau dua orang." saran Karina.
Tanpa basa-basi Yeonjun langsung pergi dari kantin membuat Beomgyu dan Kai menyusulnya.
Beomgyu
"Nanti kita kencan ya Jin, aku jemput sore ini!!" teriak Beomgyu sebelum benar-benar keluar kantin.
Lia
"Dasar bucin." ucap Lia membuat Heejin memelototi Lia, sementara Lia hanya memutar bola matanya malas.
Karina
"Gue salah ngomong kah?" tanya Karina ke dua sahabatnya.
Heejin
"Nggak."
Lia
"Nggak."
Yeonjun dengan lesu diam di atap sekolah. Beomgyu dan Kai datang.
Beomgyu
"Masih memikirkan masalah hyung dan Soobin hyung??"
Kai
"Kenapa hyung nggak coba saran dari Karina noona? Baikan aja gih. Gue sama Beomgyu juga kangen dengan kebersamaan kita berlima."
Yeonjun
"Gitu ya?"
Yeonjun
"Akan gue pikirin."
Pulang sekolah ini Yeonjun bertekad ke rumah Soobin. Di jalan Yeonjun malah bertemu musuhnya, mereka tidak lain ialah Jinyoung, Yonghee, Seunghun, BX, dan Hyunsuk.
Jinyoung
"Eh sendirian lo. Nggak bareng sama sahabat lo itu?"
Yonghee
"Ya kali young, mereka kan sudah terbagi dua kubu. Gimana caranya mau manggil temannya? Paling yang datang cuma si cerewet Beomgyu sama si lemah Kai." ucap Yonghee memandang remeh Yeonjun.
Yeonjun mengepalkan tangannya.
Yeonjun
"Berisik lo!! Sini kalo berani lawan gue satu-satu!! Gue nggak takut sama kalian." tantang Yeonjun dengan emosinya yang sudah sangat tinggi.
Geng Jinyoung hanya saling menatap dan akhirnya mengeroyok Yeonjun bersama. Perkelahian itu sudah pasti dimenangkan geng Jinyoung.
Yeonjun sudah babak belur dan terluka parah. Jinyoung memberitahu ke Yeonjun bahwa sebenarnya Jinyoung lah yang menyuruh Soobin untuk mengikuti lomba itu sebagai perwakilan dengan ancaman jika Soobin tidak mau Yeonjun dan yang lain terluka karena geng Jinyoung.
Memang benar bahwa dibandingkan dengan geng Yeonjun, Jinyoung jauh lebih kuat dalam pertarungan. Tapi dalam balapan dan kepintaran, geng Yeonjun lah yang unggul karena memiliki Yeonjun yang pintar balapan dan Soobin yang cerdas.
Yeonjun yang semakin merasa bersalah karena sudah membenci Soobin memutuskan untuk cepat-cepat ke rumah sahabatnya itu. Namun naas, dirinya malah mengalami kecelakaan.
Anonim
"Bagaimana??"
Anonim 2
"Sesuai rencana. Sepertinya bocah ini akan kehabisan darah. Ayo cepat bereskan semua ini sebelum orang lain datang."
Yeonjun memang samar-samar mendengar suara dua orang dan kemudian tak sadarkan diri.
Ayah Yeonjun dan Beomgyu serta Kai datang ke rumah sakit untuk melihat keadaan Yeonjun.
Jin
"Putra bungsu saya bagaimana dok?" tanya Jin dengan cemas.
Dokter
"Maafkan saya pak tapi anak bapak sudah tidak tertolong lagi saat sampai di rumah sakit." dokter memegang bahu Jin dan menguatkan Jin.
Beomgyu
"Nggak mungkin." Beomgyu tidak percaya.
Kai
"Ini mustahil." sahut Kai.
Dokter
"Oh iya sebelum anak anda pergi, dia menitipkan ini kepada anda pak." sebuah surat diberikan kepada Jin.
Dokter
"Kalo begitu saya pamit dulu. Permisi." dokter itu pergi meninggalkan Jin, Kai, dan Beomgyu.
Jin membaca surat yang diberikan Yeonjun. Beomgyu dan Kai juga ikut melihatnya.
Jin
"Kita harus mengikuti keinginan Yeonjun." ucap Jin.
Kai
"Hah?? Paman Jin yakin?"
Beomgyu
"Apa nggak berdampak nanti?"
Jin
"Tenang saja, paman akan menjamin semua akan baik-baik saja."
Jin
"Tapi sebelum itu kita perlu mengabari kakak Yeonjun."
Comments