Meredam Kepanikan

Walan
Walan
Kinna udah siap?
Kinna
Kinna
Iya aku udah siap
Semalam tidak ada barang yang dikeluarkannya dari ransel hitamnya kecuali ponsel, kabel pengisi daya dan bank daya miliknya jadi tidak butuh lama untuknya bersiap-siap. Benda-benda itu sudah ada di dalam tasnya sekarang dan tidak lupa juga untuk mematikan daya ponselnya.
Topi hitam, jaket hitam lengan panjang dan celana kargo biru bertengger di tubuhnya, terlihat sangat selaras dengan rambut pendeknya.
Walan
Walan
Aku baru sadar kalo penampilan kamu keren
Walan melihatnya dari ujung kepala sampai kaki
Dari luar memang terlihat biasa saja namun saat memperhatikan Kinna dari dekat, Walan merasakan suatu penyesalan yang tak bisa ia hindari.
Walan
Walan
'Aku akan melindungimu apapun yang terjadi'
Tangannya mendarat sempurna di atas topi Kinna yang bertengger di kepalanya, lalu mengelusnya pelan.
Sedangkan Kinna, ia sedang berusaha sekeras mungkin agar ekspresi wajahnya tetap datar, tidak menunjukkan ekspresi salah tingkah.
Kinna
Kinna
Iya dong
Kinna
Kinna
Btw baju kita samaan loh
Walan langsung melihat dirinya sendiri terbalut celana hitam dan jaket biru.
Walan
Walan
Lumayan serasi
Ia pun tersenyum
Namun ekspresinya langsung berubah ketika menyadari kalau mereka berdua belum berganti baju sejak semalam.
Walan
Walan
Aku lupa, kita belum ganti baju dari semalem
Walan
Walan
Di rumah Rhea kayaknya ada bajuku di sana
Walan
Walan
Di sana juga ada adiknya Rhea yang sepantaran kamu, kayaknya bajunya bakal muat sama kamu
Kinna tercengang mendengar penuturan Walan. Walau begitu ia masih berusaha untuk menutupi rasa kagetnya dengan wajah datar.
Kinna
Kinna
'Siapa lagi itu Rhea?? Terus kenapa baju Kakak ada di sana?!'
Padahal sejak mereka datang ke rumah Zoya, Kinna selalu berbaik sangka dan menenangkan dirinya sendiri kalau Walan hanya punya hubungan sebatas teman dan tidak lebih dengan Zoya. Tapi sekarang?...
Kinna
Kinna
'Tenang, tenang.... Aku belum tau faktanya'
Karena tidak ingin memperpanjang rasa resahnya Kinna pun tak bertanya apa pun dan hanya mengangguk tanda setuju.
Kinna
Kinna
Ayo Kak
Kinna
Kinna
Kak Zoya udah nungguin kita
Dan benar saja, di depan pintu kamar, Zoya sudah menunggu dengan pakaian perginya. Jaket hitam kulitnya membuat penampilannya semakin menawan.
Zoya
Zoya
Ada masalah dengan lorong bawah tanahnya
Zoya
Zoya
Jadi kita terpaksa jalan kaki ke jalan rahasia yang lain biar ngga menimbulkan keributan
Zoya
Zoya
Apakah kamu kuat Kinna?
Bukannya menjawab kekhawatiran Zoya, Kinna justru tertawa pelan yang diikuti oleh Walan.
Kinna
Kinna
Kakak kalo mau ngomong pake bahasa baku juga gpp kok
Kinna
Kinna
Ngga usah dipaksa cuma karena aku
Zoya menatap Kinna, lalu beralih ke Walan yang masih tertawa pelan. Pandangannya kini beralih lagi ke Kinna.
Zoya
Zoya
Benarkah?
Zoya
Zoya
Tapi aku ingin berbicara lebih santai denganmu
Zoya
Zoya
Apa bahasaku terlalu buruk?
Walan
Walan
Tidak seburuk itu sih
Walan
Walan
Tapi terdengar agak kaku
Kinna pun tersenyum melihat Zoya yang berusaha untuk mendekatinya.
Kinna
Kinna
Kalo gitu terserah Kakak aja deh mau pake gaya bahasa apa
Kinna
Kinna
Yang penting aku ngerti, ya kan kak Walan?
Walan
Walan
Iya bener
Zoya
Zoya
Begitu ya
Zoya
Zoya
Baiklah
Zoya tersenyum simpul. Ia pun mengingatkan Kinna lagi akan pertanyaannya sebelumnya.
Zoya
Zoya
Tapi kamu kuatkan Kinna? Karena perkiraanku, kita akan sampai di sana menjelang tengah hari jika tanpa hambatan
Kinna
Kinna
Iya aku kuat kok Kak
Zoya
Zoya
Bagus
Zoya
Zoya
Lagipula jika kamu tidak kuat, ada Walan yang siap menggendongmu
Walan
Walan
Hemm...
Tadi Walan menertawai Zoya, kini Zoya membalasnya walau hanya dengan senyuman licik. Zoya melakukan itu tentu saja untuk menyindir Walan yang terlalu protektif terhadap Kinna sampai membuat rencana mereka terhambat. Lawan mainnya hanya tersenyum masam mendengarnya.
Sedangkan Kinna, dari luar dia tampak mempertanyakan maksud Zoya tapi dari dalam hatinya ia sangat senang dengan saran Zoya. Tapi tentu saja Kinna tahu diri dan tidak ingin membuat mereka direpotkan oleh dirinya jadi dia harus memperkuat dirinya setidaknya sampai mereka sampai ke tempat Rhea.
Mereka bertiga akhirnya keluar dari rumah tersebut. Lalu Zoya menuntun mereka pergi ke jalan rahasia yang sempit.
***
Senin 09:21
Aisha
Aisha
'Tumben banget anak ini offline total'
Aisha
Aisha
'Biasanya kalo sakit parah pun pasti dia online walau cuma sebentar'
Bu Chica
Bu Chica
Aisha
Aisha
Aisha
Iya bu
Bu Chica
Bu Chica
Kinna ke mana?
Aisha
Aisha
...Kinna demam bu
Ibu
Ibu
Ohh demam ya, kalo besok masih ngga bisa masuk suruh kirim surat dokternya ya
Aisha
Aisha
Baik Bu nanti aku sampein ke Kinna
Aisha
Aisha
'Mentang-mentang udah sama pacarnya jadi lupa temen, huhh'
Aisha
Aisha
'Awas aja kalo aku udah punya pacar, nanti kubales kamu!'
***
Jalan rahasia yang kini mereka lewati sangatlah sempit, lebarnya hanya muat untuk dilewati satu orang jadi mereka berbaris untuk melewatinya dengan Zoya yang memimpin jalan dan di paling belakang ada Walan.
Tentu saja Zoya memilih jalan ini agar tidak terdeteksi oleh orang-orang Jewada.
Jalan yang mereka lewati lebih mirip dengan gang dengan tembok setinggi dua meter dengan atap yang tertutup oleh bangunan lantai 2 sepanjang jalannya.
Walan
Walan
'Aku baru tahu rute ini, apa ini rute baru?'
Di situasi seperti ini, tentu saja tidak ada yang bersuara. Sunyi, senyap, hanya ada suara langkah kaki mereka yang minimalis.
Tanpa henti mereka terus berjalan yang entah mengapa rasanya jalanan ini semakin memanjang sejauh kaki melangkah.
Kinna
Kinna
'...'
BRUKKK
To Be Continued
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!