RU-ELDEGRA - Mencari Jalan Keluar
Pergi
Di sebuah padang rumput yang hijau, terlihat sebuah keluarga kecil sedang melakukan piknik. Kebahagian keluarga itu sepertinya membuat alam sekitarnya ikut merasakannya juga. Hamparan bunga, dedaunan di pohon dan lainnya terlihat menari terhembus angin.
Kinna
Kalo aku udah besar, aku mau jadi peneliti seperti ayah
Ayah
Bukannya minggu lalu kamu mau jadi koki ya?
Kinna
Kalo sekarang aku maunya jadi peneliti
Ibu
Kamu mah selalu aja begitu
Ibu
Yang jadi Penatua lah, ahli agama lah, model lah
Ibu
Semuanya aja kamu pengenin
Ayah
Ayah ngga masalah nanti kamu gede jadi apa
Ayah
Yang terpenting itu, kamu harus tetap jadi orang baik ya nak
Ayah
pxuwhwi hwoskbd.. Hsiowbs
Ibu
Gwyshw osnwj eowneh auaj
Ayah
Bsiwna snaieh ajaia dheiw osnejw jsj?!
Ibu
Jsisjs ajiebdg fpxjwnwg vorneu sjsu?!! dbjd sjissn kxisns aisnw teuksow ysbw akwow!!!
Sekelebat bayangan hitam datang membesar ke arah wajah Kinna membuatnya berpindah ke adegan lain.
Kinna
'Hutan? Kak Walan? Kenapa aku digendong Kak Walan?'
Kinna
Kak Walan jangan cepet-cepet larinya. Ibu sama Ayah masih di belakang!
Walan
Tidur saja di peluka....
Kinna
'Ishh siapa lagi itu?'
Kinna
'Baru aja aku digendong sama Kak Walan ada aja yang ganggu'
Kinna
'Biarin aja lah, gausah dibuka, siapa suruh dateng ke rumah orang tengah malem gini.'
Kinna
'Kenapa malah makin kenceng sih?!'
Kinna pun memutuskan untuk beranjak dari kasurnya dan pergi keluar dari kamarnya.
Namun rupanya Walan juga terbangun lalu meraih tangan Kinna dari belakang.
Walan
Kamu tetep di kamar, jangan keluar sampai kusuruh
Kinna mengangguk tanpa bertanya apapun, dirinya pun kembali ke kamarnya.
Walan bergegas pergi ke pintu depan untuk melihat siapa yang mengganggu mereka.
Bapak 3
Kan, saya bilang apa
Bapak 1
Kamu ngapain di sini, Walan?
Walan
Loh Bapak yang lagi ngapain di sini?
Bapak 1
Kenapa kamu balik tanya?
Bapak 1
Jelas-jelas kamu yang ga sopan
Bapak 1
Tengah malem begini ada di rumah gadis yang tinggal sendiri
Walan
Ga sopan di bagian mananya? Saya dan Kinna sudah seperti sodara sendiri
Walan
Yang seharusnya dipertanyakan itu, kenapa bapak-bapak sekalian yang rumahnya jauh dari sini bisa sampai ke sini?
Walan
Atau jangan-jangan...
Walan
Kalian yang neror saya ya?
Bapak 2
Sudahlah ngga usah kamu nuduh kami kayak gitu
Bapak 2
Sekarang dimana Kinna?
Bapak 2
Kamu ngapain dia hah?!
Walan
Kinna lagi di mana itu bukan urusan bapak!
Walan
Sekarang saya minta, bapak-bapak sekalian untuk pergi dari sini sebelum saya panggil keamanan!
Dengan amarah, mereka bertiga memaksa untuk masuk.
Karena tidak ingin mereka masuk ke dalam, Walan pun melayangkan tinjunya ke salah satu dari mereka untuk menghentikan langkahnya.
Bapak 3
Sialan kamu Walan!!
Ketika salah satu dari mereka ingin membalas Walan. Tiba-tiba yang lainnya berteriak.
Bapak 1
Arghh!!! Dasar tikus sialan!
Rupanya terdapat satu tikus besar yang menggigit salah satu dari mereka. Setelahnya, sisanya juga digigit oleh tikus besar tersebut.
Melihat bahwa ia punya kesempatan. Walan langsung menutup pintu dan menguncinya. Dirinya pun pergi ke kamar Kinna
Walan
Bawa semua barang berharga yang kamu punya
Tanpa memproteskan apapun, Kinna segera membawa semua barang berharganya di ransel hitam miliknya. Kemudian dia memakai jaket, topi dan sepatunya.
Mereka berdua kemudian bergerak dengan cepat namun sunyi, keluar melalui pintu belakang.
Berjalan cepat namun tidak berlari agar tidak membangunkan orang lain.
Setelah dirasa sudah cukup jauh meninggalkan rumah, kini Kinna berani untuk membuka suaranya walaupun dengan suara yang pelan.
Kinna
Ada apa ini sebenernya Kak?
Kinna
Kalo begitu, sekarang kita mau kemana?
Setelahnya, Kinna tidak bertanya apa-apa lagi. Melihat wajah panik Walan sudah cukup membuatnya percaya bahwa situasinya sangat genting sekarang.
Setelah melewati jalan yang cukup panjang dan berliku akhirnya mereka sampai di tempat tujuan.
Rumah terpencil yang dari luar terlihat cukup jelek dan rapuh.
Walan segera membuka telepon genggamnya. Tak lama setelah itu, pintu di hadapan mereka berdua terbuka memperlihatkan seorang wanita cantik bertubuh tinggi tegap.
Mereka berdua pun masuk. Tidak lupa wanita itu mengunci pintu depan lalu membawa mereka berdua ke jalan rahasia yang menghubungkan dengan ruang bawah tanah yang mewah dan kaya akan teknologi.
Zoya
Jadi, mereka menemukanmu Walan?
Walan
Di sini sudah tidak aman
Walan
Kurasa aku harus pergi
Kinna menganga akan ruangan besar yang sedang dipijakinya ini. Teknologi canggih ada di mana-mana.
Kinna
'Bukannya teknologi ini cuma ada di kota Ru?'
Zoya
Jadi dia ini anak yang sering kau bicarakan?
Zoya
Apa kau ingin aku menjaganya?
Walan
Tidak, aku akan membawanya bersamaku
Mendengar namanya disebut Kinna pun tersadar akan situasinya. Kini rasa penasaran dan panik bercampur aduk.
Kinna
Kakak mau bawa aku ke mana?
Kinna
Terus sebenernya ini kenapa?
Melihat bahwa Kinna mulai panik, Walan pun berusaha menenangkannya.
Walan
Besok aku ceritain ya
Walan
Jadi Kinna tidur dulu ya
Walan berbicara dengan selembut mungkin agar Kinna tidak merasa panik.
Kinna
Kalo begitu aku mau tidur sama Kakak.
Walan tidak heran jika Kinna merasa takut.
Walan
'Pasti anak ini kelelahan, apalagi dengan semua hal yang baru saja terjadi.'
Zoya juga mengerti akan hal itu, walau bagaimanapun Kinna masih lah remaja kecil berusia 14 tahun. Pasti semua kejadian itu berhasil mengguncangnya. Zoya pun berusaha menenangkannya juga dengan melembutkan suaranya.
Zoya
Kinna mau tidur bareng aku ngga?
Kinna
Aku mau sama Kak Walan aja
Walan
Zoya, wajah garangmu tidak mendukung suara lembutmu
Zoya
Kau pasti belum mempercayaiku ya Kinna
Zoya
Kalau begitu kalian bisa pakai kamar di sebelah, terdapat dua kasur di dalamnya
Zoya
Aku akan tidur di kamar lain
Zoya pun mengantar mereka ke kamar yang dituju. Setelahnya ia pergi ke kamar lain.
Mereka berdua pun tidur di kamar yang sama namun dengan kasur yang berbeda.
Walan
Ini udah malem, jangan main hp terus Kinna
Sebelum tidur, Kinna mengirimkan pesan kepada teman baiknya.
Kinna
Besok aku ngga masuk sekolah soalnya demam mendadak, izinin aku ya
Kinna
Btw, aku lagi sama Kak Walan
Setelahnya, Kinna pun mematikan telepon genggamnya, dan akhirnya terlelap dengan pandangan terakhirnya yang tertuju pada punggung Walan
Walan
'Sepertinya Kinna sudah tidur.'
Walan mengendap keluar kamar lalu menemui Zoya.
Walan
Bisa bantu aku untuk keluar desa?
Walan
Aku harus ke bagian utara
Walan
Lebih bagus lagi jika keluar negeri
Zoya
Jadi kau ingin menyerah?
Walan
Setidaknya sampai semuanya berjalan lancar
Zoya
Bos tidak akan senang dengan itu
Zoya
Seorang Walan memohon?
Zoya
Aku akan menghubungi yang lainnya
Walan
Aku akan membayarnya suatu saat nanti
Comments