Bab 5

POV Author

Satu bulan berlalu.

"Perkenalkan semua, mulai hari ini, dia akan bekerja untuk Tim Manajemen dengan kita, sapalah semua orang" ucap Dewa kepada tim, untuk memperkenalkan seorang wanita muda yang akan bekerja dengan mereka.

"Perkenalkan saya Yona" sapa Yona dengan canggung, yang ternyata nama dari wanita muda yang baru akan bergabung dengan Tim Manajemen itu. Yona terlihat seperti anak yang lugu dan polos kalau di nilai dari penampilannya.

Stefan pun memulai bertepuk tangan tanda menyambut kehadiran Yona, di ikuti dengan yang lainnya sambil tersenyum.

Rini masuk kedalam ruangan kerja Tim Manajemen.

"Jadi bener lo udah balik ke Jakarta, tapi ngga mau menunjukkan wajah lo itu ke gue, gitu?" ucap Rini ke Helena.

Helena tertawa menanggapinya "Bukan ngga mau, tapi sebulan ini bener-bener sibuk kami di sini" ucap Helena.

Rini pun melihat ada seorang wanita muda yang sedang berada didalam ruangan Dewa.         "Itu siapa?" tanyanya.

"Dia baru masuk hari ini" jawab Helena menanggapi pertanyaan Rini.

"Jadi rumor itu benar?" tanya Rini kembali.

"Rumor apa?" tanya Stefan kepo dengan berbisik.

"Dia gadis yang dulu bekerja di lantai basement kantin kan?" tanya Rini kembali.

"Iya" ucap Stefan.

"Bukankah aneh pegawai kontrak di lantai basement kantin, tiba-tiba dipindahkan kesini?" ucap Rini terus membahas pegawai baru itu. "Ini ngga seperti penunjukan pegawai biasa, karena itulah menurutku rumor itu benar". sambung Rini.

"Iya rumor apa?" tanya Stefan lagi.

"Stef, draftnya sudah siap, ambil dari Tim Desain ya." ucap Lala sengaja memotong obrolan mereka, karena khawatir di dengar oleh Yona langsung.

Rini hanya manyun melihatnya.

"Iii iya bu" jawab Stefan terbata. Stefan memberikan gerakan tangan menelfon ke arah Rini yang dibalas anggukan dan senyum mengiyakan Rini.

"Cukup" ucap Lala.

"Anak baru sangat cepat dalam hal-hal seperti ini, dia akan segera mendengarnya" ucap Rini.

"Lo ngga perlu menyebarkan rumor yang belum di pastikan benar" kata Lala ke Rini.

"Bukti ngga langsung menyatakan rumor itu bukan sekedar rumor" sanggah Rini.

Helena dan Raisa hanya menyimak ucapan Rini.

Dewa dan Yona pun keluar dari ruangan, memasuki ruangan kerja tim.

"Kamu disini Rin?" sapa Dewa saat melihat Rini ada disini.

"Iya aku ingin memberikan sesuatu untuk Bu Lala" jawabnya sambil tersenyum sopan.

"Yona kamu bisa memakai meja yang ini" tunjuk Dewa, ke salah satu meja yang masih kosong kepada Yona.

"Baik pak" jawab Yona.

Dewa pun kembali masuk ke ruangannya sendiri.

Lala memanggil Yona untuk mendekat dan duduk di sampingnya agar bisa menjelaskan cara bekerja di Tim Manajemen PT. Future Bright.

"Jadi intinya, tugas kita adalah bagaimana cara memproses pesanan via web aplikasi dan lainnya, masuk ke halaman ini lalu ketik nomor pegawai dan kata sandi, nanti kamu akan melihat akun khusus untukmu bekerja" Lala menjelaskan ke Yona.

"Aku belum pernah bekerja di kantor, jadi aku ngga tau kata sandi ku" ucap Yona.

"Kalau begitu, biar aku minta Tim SDM memberikan kata sandi awal untukmu" jawab Lala memberikan solusi.

"Baik terima kasih bu" sahut Yona sambil menganggukkan kepala.

"Halooo selamat siang semua" tiba-tiba ruangan Tim Manajemen kedatangan adik dari sang Direktur yaitu Bu Desi. "Kamu ya, selalu menunjuk kan raut wajah ngga suka, kalau melihat saya datang" ucap bu Desi kembali saat menatap Helena.

Helena hanya tersenyum canggung merespon ucapan bu Desi.

"Ini siapa?" tunjuk bu Desi kepada Yona, karena menurutnya wajah itu asing berada diruangan Tim Manajemen.

"Perkenalkan bu ini Yona pegawai yang baru masuk hari ini" ucap Lala membantu memperkenalkan Yona Ke Bu Desi.

"Ohh apa selera berpakaian anak zaman sekarang seburuk ini ya?" ucap bu Desi meremehkan cara berpakaian Yona, menggunakan kemeja putih, rok sepan hitam dibawah lutut serta blazer hitam kebesaran dan juga rambut dikucir kuda. Menurutnya itu kuno, di banding dengan bu Desi yang selalu mementingkan fashion.

"Hari ini saya ingin di temani belanja ya ke Mall, hmm siapa nama kamu tadi?" tanya bu Desi ke Yona.

"Yona Bu" Yona menjawab sambil menunduk takut.

"Ah iya, Yona kamu temani saya shopping ya, sana rapihkan dirimu lalu temani, saya tunggu di lobby" ucap bu Desi memerintah.

"Menurut lo apa Yona baik-baik aja?" tanya Lala ke Helena.

Saat ini mereka sedang menikmati makan siang di meja kerja mereka masing-masing. Karna rasanya sedang malas untuk keluar membeli makanan jadi lebih memilih delivery.

"Tenang aja, Yona cuma lagi di pelonco sama bu Desi" jawab Helena sembari tertawa.

"Tapi ini agak berlebihan untuk hari pertamanya" kata Lala kembali.

"Dia harus bisa bertahan sendiri, lo ngga perlu terus ngehandle anak-anak baru, yang nantinya ada saja di kantor ini" ucap Helena.

"Iya sih lo bener, gue harus ngurus hidup gue sendiri aja" tawa Lala memebenarkan perkataan Helena.

Yona yang saat ini sedang duduk di salah satu coffee shop di dalam Mal,l dengan bu Desi terus merasa canggung, setelah menemani adik dari bosnya itu berbelanja macam-macam.

"Minumlah, americanomu keburu dingin nanti" ucap bu Desi ke Yona karna dilihatnya Yona hanya menunduk sedari tadi.

"Iya bu" jawab Yona sambil mengambil americanonya untuk ia esap. Tetapi karena americano itu masih dalam keadaan panas, Yona pun terbatuk.

uhuk uhuk

"Hahahahaah" bu Desi malah tertawa melihat itu.

"Kamu gugup kan?" ucap bu Desi yang masih tertawa.

"Iya bu" jawab Yona.

"Kenapa? Apa saya mengintimidasi mu?" tanya bu Desi kepada Yona. "Kamu mengingatkanku kepada diriku sendiri, pasti kamu sulit membaur dengan tim mu" lanjut bu Desi lagi. "Kamu tidak bisa bicara? Kenapa kamu diam saja?" tanya bu Desi karena Yona hanya diam saja mendengarkannya tanpa merespon.

"Apa aku harus menyesuaikan diri?" tanya Yona yang membuat bu Desi tertawa lagi, ia heran kenapa Yona segitu polosnya.

"Ehem, ambil ini, akan bagus buat kamu punya ini, ini akan cocok untukmu" bu Desi memberikan 1 kantong papper bag ke Yona.

"Ngga usah bu" tolak Yona merasa sangat sungkan.

"Jangan mengabaikan hadiah dariku, aku orang kaya, ini bukan apa-apa" ucap bu Desi kembali yang tidak menerima penolakan.

"Ingat, orang-orang akan menilai dari penampilan, jadi lakukan itu, agar kamu bisa lebih mudah berbaur, yuk habiskan minumanmu" ucap bu Desi.

Pada saat Stefan membuka website kantor mereka, ia menemukan sebuah forum yang sedang membahas Yona.

"Kudengar Yona memiliki koneksi dengan wakil presdir"

Itulah yang tertulis di dalam forum itu.

"Astagaa" ucap Stefan kaget ketika membacanya. Ia lantas memanggil Helena "Bu Helena apa rumor ini benar?". "Yona sungguh ada hubungan dengan wakil presdir?" tanya Stefan.

"Fokuslah pada pekerjaanmu Stef" respon Helena menanggapi ke kepoan Stefan.

"Hehehe iya bu" Stefan tersipu.

Yona kembali ke kantor, pada saat akan memasuki lift hendak menuju ruangan timnya.

Ting.. Suara lift menandakan pintu terbuka. Di dalam lift, ada Dewa sang Manajer dan juga seorang lelaki tua usia berkisar 50 tahunan yaitu Rangga sang Wakil Presdir di PT. Future Bright ini.

Yona pun tampak segan untuk ikut memasuki lift yang sama

"Masuklah" ucap Rangga kepada Yona.

Yonapun mengiyakan dan memasuki lift. Di dalam lift, suasana tampak menegangkan. ketiganya saling diam, tidak ada yang mengobrol.

POV Lala

Sore hari jam pulang kantor. Aku dan teman tim ku bersiap untuk pulang masing-masing. Aku sendiri memilih menghampiri Dewa yang ku lihat masih betah duduk di ruangannya itu.

"Kamu lembur yang?" tanya ku ke Dewa.

"Akan ku usahakan ngga lembur yang" jawab Dewa sambil tersenyum tipis kepada ku.

"Kalau bosku sangat bekerja keras, aku jadi merasa bersalah" ucapku sambil mengelus pundak Dewa. "Jangan terlalu malam dan makanlah dirumah" lanjut ku lagi.

"Iya yang kamu hati-hati ya pulangnya" Dewa mengecup tangan ku sebelum aku beranjak pergi meninggalkan ruanganya.

Sebelum pulang ke rumah, aku memutuskan untuk singgah terlebih dahulu ke supermarket, membeli stok belanjaan mingguan seperti yang ku lakukan biasa. Bedanya kali ini tidak bersama dengan Dewa suamiku tercinta. Ngga lupa aku mampir ke toko pakaian dalam dan membeli sebuah lingerie berwarna hitam kesenangan mas suami apabila aku memakainya hehehe.

Di apartemen aku dengan penuh semangat menyiapkan makan malam untukku dan suami nanti setelah ia pulang dari bekerja, yaitu Steak tenderloin kesukaan Dewa. Setelah aku rasa selesai memasaknya, aku pun membersihkan diri dan mengambil kantong belanjaan yang berisi kotak lingerie hitam aku beli tadi, akan ku gunakan malam ini guna menyambut sang suami tercinta.

Lalu aku mengecek aplikasi kesuburan di ponselku, hal yang saat ini menjadi rutinitasku, dengan wajah yang masih tersenyum, aku melihat kalau hari ini adalah tingkat kesuburan tinggi untuk ku. Yang mana artinya apabila malam ini aku dan suami melakukan ibadah itu, besar kemungkinan untuk ku akan segera hamil. Aamiin kan saja ya dulu hihi.

"Semoga ini berhasil" ucapnya sendiri.

Lalu aku sudah stand by duduk di bangku meja makan, yang sudah tersedia steak, jus dan juga lilin-lilin, yang membuat suasana akan romantis, ngga lupa juga aku menggunakan lingerie hitam yang tadi aku baru beli untuk menanti kepulangan sang suami.

Kudengan suara kode pintu apartemen terbuka, akua pun melangkahkan kaki kedepan, untuk menyambut suami ku pulang dengan senyum yang merekah.

"Kamu sudah pulang yang? Aku udah dari tadi nungguin lo hihi" ucapku sambil tetap berjalan ke depan.

"Ibu?" ucap ku kaget, ternyata yang datang adalah ibunya Dewa, aku pun merasa malu karena sedang memakai pakaian se sexy ini, lantas aku berusaha menutupi bagian dada dengan kedua tangan ku.

"Astaga, kenapa ibu kemari tanpa kabari Lala dulu" ucapku sambil berlari kecil memasuki kamar, untuk mengganti pakaian ku pastinya dengan yang lebih sopan.

Setelah itu berganti pakaian, aku pun menelfon suami ku, tetapi tidak di angkat. "Aku kirimkan pesan aja lah" lalu aku pun keluar kamar dan menghampiri ibu mertua yang sedang berada di dapur.

"Ibu tadi berbelanja di dekat sini, jadi hanya ingin mampir sebentar untuk memberikanmu ini" ucap ibu mertua kepada ku, sambil tetap memasukkan makanan serta vitamin ke dalam kulkas ku lihat.

"Ibu kira kamu masih di luar, jadi ibu langsung masuk saja" lanjutnya sambil tersenyum.

"Iya gapapa bu" jawab ku canggung. Aku tidak keberatan kalau ibu mertua mau mampir kapan pun, tetapi kalau tanpa pemberitahuan begini rasanya sangat segan menyambutnya dalam keadaan yangg-- ah sudahlah, seperti tadi sangat tidak pantas.

"Anak temen ibu meminum obat herbal ini dan bisa hamil, jadi bagus untukmu" ucapnya lagi sambil tetap tersenyum karna sepertinya takut menyinggung perasaan menantunya ini. Padahal aku tidak tersinggung, justru senang ibu mertua masih memedulikan ku.

"Itu bagus untuk kamu, jadi minumlah dua kali sehari mulai besok ya La" lanjut ibu mertua.

"Baik bu makasih banyak ya" ucap ku sambil memegang tangan ibu mertua sebagai wujud terimakasih.

"Kalau gitu ibu balik ya" ucap ibu mertua.

"Mau makan buah dulu ngga bu?" tanyaku merasa sungkan kalau ibu mertunya harus langsung balik.

"Haduhh ibu paham kapan ibu harus singgah lama dan sebentar, sampai jumpa La semoga malam ini berhasil ya dengan Dewa" ucap ibu mertua cepat.

Aku pun mengantarkan ibu mertua sampai ke depan apartemen dan membukakan pintu taksi yang sudah menjemput ibu. "Tolong hubungi Lala kalau ibu sudah sampai ya" ucapku sebelum menutup pintu taksi.

"Iya, udah sana cepat masuk" sahut ibu mertua.

POV Author.

Pukul 9 malam, Dewa yang sudah selesai dengan pekerjaannya hendak ingin pulang, lalu ia mendapatkan sebuah pesan yang berisi.

"Kamu masih di kantor Pak Dewa?"

Dewa akan membalas, tetapi masuk kembali pesan.

"Boleh aku ke sana sekarang?"

Dewa pun membalas pesan tersebut.

Malam ini, terlihat Raisa sedang berada di taksi online,  hendak menuju ke rumahnya. Tetapi secara tiba-tiba ia mendapat sebuah pesan ke handphonenya, lantas ia meminta sang supir untuk memutar balik.

Helena saat ini sedang menyetir mobil, mendapatkan sebuah pesan, lantas ia memutar balikkan mobilnya ke arah yang sebelumnya.

Yona yang baru saja keluar dari gedung kantor, berlari kecil kembali menuju arah sebaliknya.

Di Kantor.

Pintu ruangan Dewa pun terbuka dari luar. Terdengar suara langkah heels mendekati dirinya. Dewa menatapnya dengan tatapan datar seperti biasanya. Dewa pun berdiri hendak mengunci ruangannya, tetapi tertunda karena ia seperti mendengar langkah kaki seseorang, saat ia mengecek ke luar ruangan. tidak ada apapun disana. Ia lanjut mengunci pintu ruangannya dan menghampiri seseorang yang sudah berada di ruangan yang sama dengannya.

Disaat yang hampir bersamaan, pintu lift terbuka dan terdengar langkah kaki heels yang mendekat ke ruangan Dewa, dan ia memundurkan kembali langkahnya dan bersembunyi ketika melihat Dewa berdiri sedang bersama dengan wanita tetapi itu bukan Lala sang istri, yang artinya Dewa sedang bersama wanita lain.

Tidak lama, Dewa yang melihat handphonenya berdering dengan tertera nama "Belahan Jiwaku" hanya mematung melihat layar tanpa ingin mengangkat panggilan telfon dari istrinya itu. Lalu masuk sebuah pesan.

 "Ibumu datang yang"

Di Apartemen.

Lala pun kembali masuk ke dalam apartemen, dan membereskan meja makan yang tadi sudah ia persiapkan untuknya dan suami. "Sepertinya ini memang bukan harinya" ucapnya lirih.

Ngga lama Dewa pulang dengan tergesa. "Ibuku datang?" tanyanya ke Lala.

"Iya yang tetapi baru saja pulang. Lala pun memilih mengganti pakaiannya dengan piyama, saat keluar dari walking closet ia melihat sang suami sudah tertidur lelap. Melihat itupun ia berkata lagi. "Aku yakin ini memang bukan harinya" dengan tarikan nafas Lala berkata seperti itu sambil merebahkan dirinya juga disamping Dewa.

Sebelum ia memejamkan mata, ponselnya berbunyi 1x menandakan ada pesan masuk, begitu juga dengan ponsel milik sang suami. Saat membuka pesan tersebut di handphonenya, Lala pun merasa kaget lalu melirik ke Dewa yang sedang tertidur lelap disampingnya. Pesan tersebut dari nomor tidak dikenal yang berisikan.

"Suamimu berselingkuh dengan seseorang di tim mu"

Terpopuler

Comments

Kotodeva

Kotodeva

laki laki kalau banyak uang begini model nya

2023-11-11

1

Marta Quispe

Marta Quispe

📖Saya telah membaca banyak cerita sepanjang hidupku, dan ini salah satu yang paling berkesan.

2023-11-01

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 BAB 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 Bab 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 BAB 42
43 BAB 43
44 BAB 44
45 BAB 45
46 BAB 46
47 BAB 47
48 BAB 48
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 Draft
54 BAB 54
55 BAB 55
56 BAB 56
57 BAB 57
58 BAB 58
59 BAB 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 1
90 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 2
91 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 3
92 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 4
93 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 5
94 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 6
95 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 7
96 Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 8
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
BAB 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
Bab 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
BAB 42
43
BAB 43
44
BAB 44
45
BAB 45
46
BAB 46
47
BAB 47
48
BAB 48
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
Draft
54
BAB 54
55
BAB 55
56
BAB 56
57
BAB 57
58
BAB 58
59
BAB 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 1
90
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 2
91
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 3
92
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 4
93
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 5
94
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 6
95
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 7
96
Rumitnya Sebuah Hubungan Bab 8

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!