Siapakah Mbah Lastri?
“Bang buruan bang buruannn" ucap Cakra yang terburu buru beranjak dari kasur
“Ih napa, ini tangan gue ketarik anj" ucap Nova yang tadi nya sedang bersantai duduk di lantai kini tangan nya tertarik tarik oleh Cakra.
“Bang mahen lagi bahaya, mangkanya CEPET"
“ini yang lainnya gimana anj, masa cuma kita berdua kan bisa ko"
Selagi mereka membangunkan yang lainnya, kita beralih ke si Mahendra
Mahen sudah tidak bisa lagi bergerak, ia seperti patung sekarang, dan hanya bisa menggerakkan mata dan mulut nya.
Betapa terkejutnya terlihat sosok perempuan memakai baju berwarna merah, ia melayang mengelilingi tubuh Mahen sebanyak 7 kali, lalu ia berhenti tepat di depan wajah, Mahen.
Dengan wajah busuk, mata yang begitu merah, lalu ia berbicara dengan mulut yang menyeringai lebar
“kamu seharusnya tau, apa yg dibuat teman mu itu SALAH, Kamu seharusnya tau jika kamu adalah ketua yang paling BODOH" Selepas ia berbicara, kunti itu tertawa mengelengking sehingga telinga Mahen mengeluarkan darah.
Tidak lama dari itu mahen merasakan tangan kunti itu kini mulai mencekik dirinya, dan kini dirinya sudah mengapung di udara dengan cekikikan di leher nya
Mahen sangat ingin merasakan terbang tapi bukan ini yang ia maksud, Mahen berpikir bahwa berdoa lah sejelas jelas nya
Tidak lama dari itu Mereka ber 6 datang membawa sebuah tangga lipat yang lumayan panjang dan bisa untuk menjangkau Mahen yang sudah melayang itu.
Dari sisi kanan Hendra yang menaiki, dan sisi kiri Cakra yang menaiki
"HEH ANJ LO TUH UDAH GAGUNA,NGAPAIN LO NGANGKAT TEMEN GW GINI HAH?! IRI KAH LO DIA PUNYA KAKI DAN BADAN YANG LENGKAP? KENAPA LO ANGKAT DIA ANJING,UDAH MUKA LO HANCUR JELEK LAGI JIJIK TAU GA SEMUA ORANG LIAT LO"
-Ucap Hendra .... Ya Dia Tau Ini Konyol Mungkin Karna Ia Sangat Kesal Jadi Ia Melontarkan Seluruh Kata-Kata Itu....Maybe
Entah mengapa mungkin kunti itu menjadi abu sesudah Hendra berbicara itu, kini ia berhenti mencekik Mahen dan menghilang.
Kini Mahen pun ditangkap oleh Hendra dan mereka pun jatuh, tapi tidak apa apa ini enggak sebanding sakit nya dengan kaki nya yang waktu tadi di sayat sayat.
“Mahen, Mahen, Mahen" tidak ada jawaban sama sekali dari si Mahen, akhirnya Jevan memutuskan untuk menggendong Mahen keluar dari villa ini, semua kini mulai mengambil tas nya dan berlari menuju pintu keluar villa itu, tetapi hasil nya nihil, pintu itu tertutup rapat dan tidak bisa di buka, kini mereka beralih untuk keluar dari villa lewat pintu belakang, tetapi hasilnya sama seperti tadi.
Mereka semua sangat lelah dan memutus kan untuk beristirahat di depan pintu, jika saja waktu sudah pagi mereka bisa membuka villa itu
----------------------------------------------------
Hendra
Ihh Anj,Kalian Ninggalin Gw?
Hendra
Kok Cuman Gw Sendiri Sih
Reza
Masih Pagi Jangan Bikin Erosi
Novaa
Kita Lagi Dikamar Ndra
Hendra
Kok Ga Bangunin Gw Sih Mau Kekamar?!
Novaa
Orang Lo Dibangunin Kebo Amat
Novaa
Yaudah Kita Tinggalin
Hendra Telah Mengubah Subjek Dari 'Kelompok 4' Menjadi 'Barudak Langit'
Jevan
Dih Anj Napa Diubah?
Hendra
Yaudah Lagian Kemah Kita Udah Selesai😍
Hendra
Terus Kita Kan Gatau Dimana Wkwkw
Nova Telah Mengubah Subjek 'Barudak Langit' Menjadi 'Kelompok 4'
Reza
Keknya Bangga Banget Ilang Dari Dunia Ini
------------------------------------------------
"Maksudnya Kunti Semalem Apa Ya?"
--------------------------------------------------
"Dari Tadi Keknya Mahen Diem Terus Sambil Main Hp"
"Keknya Ada Yang Disembunyiin"
----------------------------------------------------
Novaa
Lo Kenapa Sih Daritadi Diem Mulu
Novaa
Ada Hubungan Nya Dengan Tadi Malem?
Novaa
Kalo Lo Belum Siap Bilang Ke Yang Lain Yaudah Sama Gw Dulu
Mahendra
Waktu Semalem Kunti Itu Bilang 'Seharusnya Kamu Tau Yang Dilakukan Teman Mu Itu Salah'
Mahendra
Masalahnya Itu Siapa Hendra Atau Cakra
Mahendra
Terus Kenapa Gw Yang Jadi Imbasnya
Novaa
Lo Liat Hantunya Kagak?
Mahendra
Liat Lah Orang Depan Mata Banget
Novaa
Pakek Baju Warna Apa?
Novaa
Yang Salah Si Hendra
Novaa
Waktu Kita Belum Kesini
Novaa
Hendra Kan Liat Pentas Gamelan
Novaa
Nah Kebetulan Baju Si Penarinya Kan Merah Kek Yang Di Potoin Hendra
Mahendra
Kagak Kepikiran Gw
Mahendra
Kenapa Jadinya Ke Gw?
Novaa
Kapan Kita Keluar Btw?
Mahendra
Kita Beres-beres Dulu Aja
---------------------------------------------------
Mahendra
Cepet Beres-Beres!
Jevan
Buruan Pintunya Kebuka Sendiri
Hendra
Hayuu Buru Sebelum Ntar Ketutup Tiba"
Mahendra
Gw Duluan Kedepan Ya
Mahendra
Ini Udah Semua Kan?
Novaa
Udah,Langsung Tutup Pintunya
"Kalo Udah Keluar Pasti Aman Kan?"
Novaa
Ini Pada Diem Napa Dah?
Andry
Bang Kita Bisa Pulang Kan?
Novaa
Persediaan Kita Mulai Menipis Nih
Jevan
Cok Liat Depan Anjrit
Jevan
Itu Nenek" Atau Setan?
Cakra
Kayaknya Nenek" Asli Deh
Cakra
Kakinya Napak Ke Tanah Soalnya
Mahendra
Apapun Yang Terjadi Kita Harus Hati-Hati
Mahendra
Ingat Kita Ga Lagi Didunia
Seorang Wanita Paruh Baya Itu Menghampiri Mereka Ber-7
"Kalian Siapa? Dan Darimana?" Nenek Itu Bertanya Dengan Suara Lirih
"Kami Dari Anggota Kemah Nek"
"Jadi Kami Mau Bantuin Temen Kita Yang Dibawa Setan,Terus Kami Masuk Sini Sama Pak Eric ..."
"Dan Kami Kehilangan Pak Eric, Mungkin Pak Eric Sudah Pergi Dan Ninggalin Kami Nek..."
"Jadi Kita Kesasar Nek...."
"Ohh Yowes,Ikut Mbah...."
Mereka Yang Sudah Sangat Pasrah Akhirnya Mengikuti Nenek Tersebut
Mahendra
Ingat Tetap Waspada!
Novaa
Ini Beneran Kita Ngikutin Dia?
Hendra
Enakin Dulu Perasaannya
Hendra
Lo Mau Kita Mati Kelaparan?
Novaa
Tapi Kita Ga Lagi Didunia
Novaa
Lo Yakin Makanannya Aman?
Mahendra
Udah Nov,Kita Ikutin Aja
Mahendra
Kalo Ada Apa-apa Bilang Gw Aja
Reza
Lama Banget Anjrit Kaga Nyampe"
Jevan
Iya Anj,Auto Putus Nih Kaki
Cakra
Jangan Gitu Bang,Kalo Beneran Putus Gimana?
Jevan
Inget Ya,Gw Masih Ga Terima Kalo Kita Kesini Gara" Lo!
Novaa
Kalian Bisa Gasih Ga Ribut?
Novaa
Dikit Dikit Ribut...Dikit Dikit Ribut
Novaa
Kalian Udah Besar Kan?
Jevan
Noh,Si Cakra Yang Mulai
Cakra
Lagian Ini Bukan Dunia Kita
"Cape,Pengen Nyusul Bunda Sama Ayah"
"Bunda,Ayah...Tungguin Cakra Ya?"
Setelah mereka melewati beberapa jam perjalanan akhirnya mereka pun sampai di depan rumah si nenek itu.
“Ayo masuk, maaf rumah nya berantakan
Mereka semua pun duduk si sofa ruang tamu, mereka melihat ke arah sudut sudut rumah itu, rumah itu tidak begitu besar namun berlantai 2 dan rumah nya itu terlihat sedikit kuno.
Nenek itu terlihat keluar dari ruang dapur dan memanggil mereka.
“Ayo, kita makan dulu, stok makanan kalian habis kan?”
Mereka ber-7 pun berjalan ke dapur itu dan duduk di kursi makan
Mereka hanya membalas dengan senyuman, entah mengapa makanan itu terlihat tidak enak untuk dimakan
“Nih, mbah ambilin nasi" nenek tersebut pun menaruh nasi dan lauk tersebut pada piring mereka masing masing.
Mereka masih berfikir dan terus melihat ke piring mereka, mereka berfikir apakah makanan ini sangat aman untuk dimakan?
Dan Mahen, mahen tau apa yang di pikir kan oleh mereka, jadi Mahen memutuskan untuk memberi isyarat mata dan tangan.
Kini mata Mahen melihat ke arah piring nya sekilas dan mengangkat kedua tangan nya, mereka semua pun mengerti apa yg di maksud oleh mahen, mereka semua pun kini membaca doa, kecuali nenek itu, nenek itu sudah sangat lahap memakan nya.
Mereka semua selesai berdo’a dan mereka mulai memakan makanan tersebut, dan ternyata ekspetasi mereka benar makanannya tidak enak, tetapi mereka tetap memakan makanan tersebut, mereka tidak enak untuk menolak, dia sudah baik memberi kita numpang di rumahnya
Apanya yg ingin ditambah?! Makanannya tidak ada yg enak menurut mereka, dan mereka hanya membalas dengan senyum dan lambai-an tangan
“Eh gausah mbah, udah kenyang hehe"
Setelah acara makan makan akhirnya nenek itu pun memberi tahu namanya..
“Nama mbah, mbah lastri, mbah tinggal sendiri disini, nama kalian siapa?”
"Nama Saya Mahen,Mbah..."
"Namanya Bagus" Ya....Mbah Jadi Inget Sama Anaknya Mbah"
"Emangnya Anak Mbah Kemana Kalo Boleh Tau?"
“Anak mbah meninggal, namanya Janu, mbah nyesel suka nyiksa dia waktu dulu"
Mereka hanya bisa mendengarkan cerita dari mbah Lastri tersebut.
“Yasudah, kalian pasti cape kan, ayo mbah anter ke kamar"
Mbah Lastri pun menunjukkan kamar yg akan ditempati oleh mereka ber7. Kamar itu berada di lantai 2
“Maaf ya, kamarnya berantakan, tapi ini masih bisa untuk tidur kok"
"Iya Mbah gapapa,kita bisa beresin kok..."
“Oh iya, kalo Mbah gaada di rumah jangan buka kamar, deket dapur ya"
“Oh iya mbah, tenang aja"
“Yaudah mbah turun dulu ya, kalian tidur aja, pasti cape"
“Iya mbah, makasih ya mbah"
“Halah gausah makasih, mbah anggep kalian anak sendiri, yasudah mbah turun ya"
Comments