Tok.
Tok.
Tok.
"Masuk" jawab Agata. Airin memasuki kamar majikanya membawa nampan segelas minuman jahe hangat lalu dia meletakan diatas meja.
Airin melihat majikanya senderan disofa sambil memegang keningnya. Sepertinya memang nyonya sedang tidak enak badan.
"Mmm apa nyonya masih pusing?" tanya Airin.
"Iya sedikit" jawab Agata sambil memejamkan matanya.
"Boleh sama pijit nyonya?" Airin minta izin.
"Kamu bisa mijit?" tanya Agata.
"Kalau hanya dipelipis saja saya bisa nyonya hehehe" kata Airin, Agata mengangguk.
"Maaf ya nyonya" izin Airin untuk memegang dan memijat pelipisnya. Agata mengangguk.
Agata menikmati pijitan dari Airin "Enak pijitan kamu Airin" Airin tersenyum, dia senang majikanya menyukai pijitanya "Apa kamu sering memijitin orang?"
"Iya nyonya, saya sering mijitin bunda" Agata pikir orang yang disebut bunda itu ibu kandunya dia belum tau kalau Airin yatim piatu dan tinggal dipanti asuhan. Dia belum sempat membaca data dari Airin, sejak pertama kali melihatnya dia sudah suka tidak peduli lagi dengan data Airin seperti apa.
Dan dia pikir mengapa Airin yang masih muda terbilang anak - anak bisa bekerja disini karena masalah perekonomian yang mengharuskan Airin bekerja keras.
"Aku heran sama mereka semua" ucap Agata.
"Siapa nyonya?" tangan Airin masih memijit.
"Itu, para perjaka itu. Usia sudah pada matang masih saja jomlo" keluh kesah Agata, Airin tersenyum.
"Mungkin belum ada yang berjodoh nyonya, tuan muda tampan dan keren semua, pasti banyak yang suka" puji Airin pada semua tuan mudanya.
"Buat apa punya tampang doang tapi tidak bisa menggaet perempuan" kesalnya Airin tersenyum.
"Apa lagi Arga, anakku yang bungsu itu, suka sekali merayu cewek tapi nggak ada yang satu dijadikanya serius. Mama kan juga pengen gimana rasanya, bercerita, jalan bareng, apa - apa bareng sama calon menantu perempuan, kalau perlu bisa kompak gitu" lanjutnya Agata tidak sadar dia memangil dirinya mama untuk Airin, Airin membatin majikanya menyebut kata 'mama?' ah dia kan majikan terserah dialah.
Karena sudah agak membaik Agata meminta menyudahi pijitan dari Airin. Lalu dia izin pamit keluar dari kamar.
"Ai..." panggil Agata saat Airin akan beranjak pergi.
"Iya nyonya. Apakah masih ada lagi yang nyonya butuhkan?" tanya Airin dia pikir majikanya meminta dibuatkan sesuatu lagi atau minta dibantu apa gitu.
"Tidak ada. Sini" Agata melambai meminta Airin duduk disebelahnya.
"Ta tapi nyonya" Airin terkejut majikanya meminta dia duduk disebelahnya.
"Sini duduk" Agata menarik tangan Airin untuk duduk. Dengan terpaksa dia duduk disebelahnya, dia merasa tidak enak tapi ini permintaan majikanya.
Agata membuka album foto, dia memperlihatkan foto - foto anak - anaknya, dan bercerita tentang masa kecil ketiga putranya. Airin sempat terbahak mendengar cerita lucu Erlangga, karena dibalik dinginya Erlangga ada cerita lucu juga dimasa kecilnya.
Airin menutup mulutnya telah tersadar karena dia tertawa lepas dihadapan majikan, dia merasa tidak sopan.
"Maaf nyonya" ucap Airin.
"Tidak apa - apa. Tertawalah mumpung mereka tidak ada disini" kata Agata, Airin tersenyum, majikanya benar - benar orang baik tidak pernah merendahkan pelayan - pelayannya.
Agata kembali bercerita, dia bukan cuma bercerita tentang ketiga anaknya tapi juga bercerita tentang suaminya.
***
Diperjalanan pulang mobil yang ditumpangi Mahendra sempat hampir disenggol mobil orang yang tidak dikenal. Untunganya dengan cekatan sang sopir bisa menghindar.
Dengan segera kedua bodyguard mengejar mobil yang hampir menyenggol mobil milik tuanya sepertinya sengaja, suruhan orang.
"Apa tuan baik - baik saja?" tanya asisten Jo sambil menengok tuanya dibelakang.
"Tidak apa - apa" kata Mahendra sambil mengangkat tanganya tanda dia baik - baik saja.
Lalu Jo menelfon bodyguard yang mengejar mobil tadi. Sayang sekali mereka kehilngan jejak. Tiba - tiba mobil mengilang ditengah - tengah keramain jalan banyak pengendara mobil dan montor.
"Bagaimana?" tanya Mahendra setelah Jo menutup sambungan telfonya.
"Maaf tuan, mereka kehilangan mobil itu" kata Jo.
"Tapi, mereka sudah mencatat plat no nya tuan" lanjutnya, Mahendra mengangguk.
Setelah sampai rumah Mahendra mencari keberadaan istrinya, pasti istrinya bahagia mendengar kabar kalau anak yang dia kandung dulu yang terakhir adalah seorang perempuan apa lagi masih hidup pasti bahagia sekali istrinya.
Mahendra membuka pintu kamar dia melihat pemandangan yang indah bagaimana tidak, istrinya bisa sebahagia itu dengan Airin mereka layaknya seorang ibu dan anak. Pasti sekarang usia putrinya sudah sebesar Airin.
"Khmm"
Semua menoleh, Airin lansung berdiri tau kalau ada tuan besar memergoki dirinya tidak sopan dengan nyonyanya.
"Ma maaf tuan" ucap Airin menunduk. Mahendra tersenyum menyentuh kepala Airin.
"Papa sudah pulang" Agata berjalan mendekati suaminya "Kok papa nggak bilang mama sih kalau papa pulang" Agata membantu melepaskan jas ditubuh suaminya.
"Mama lagi asik sama Airin, papa masuk mama nggak denger" Agata tersenyum.
"Kalau begitu saya permisi nyonya, tuan" izin Airin keluar dia tidak enak melihat majikanya srpertinya akan bermesraan.
"Ai..." pangil Agata, Airin berhenti sejenak "Ini rahasia kita berdua ya, jangan sampai para lelaki tau" suaranya agak dipelankan agar suaminya tidak dengar, tapi Mahendra tetap bisa mendengar bisikan istrinya karena Agata bicara pelan didepanya. Airin tersenyum.
"Iya" lalu Airin beranjak pergi.
"Rahasia apa sih ma?" tanya Mahendra penasaran apa yang mereka bicarakan tadi.
"Kalau mama beritau namanya udah nggak rahasia lagi dong" kata Agata, sepertinya istrinya lagi bahagia karena adanya Airin. Nanti dia beritau istrinya tentang putrinya. Dia juga tidak memberitau keistrinya soal kejadian tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 94 Episodes
Comments
amara agustina
nah kan airin yatim piatu...bayi nyonya agata yg dibuang/dititipkan dipanti asuhan
2024-01-05
2