Membuka tirai jendela kamar tamu. Alexa bisa melihat langsung taman dari balik kaca. Dengan meja bundar diletakkan di antara dua kursi putih. Beberapa bunga tumbuh di antara semak, pemandangannya cukup indah, tepat di samping halaman kamar tamu, itu memberinya kesempatan baik untuk menikmati udaranya.
Namun tidak untuk sekarang. Sprei tidak terpasang, lantai yang belum dipel, debu di atas meja kecil. Menamparnya kembali pada kenyataan. Kalau ia harus membersihkan kamar tamu yang diberikan oleh Pamannya.
Alexa mendesah, mengangkat koper dan menyeretnya ke atas tempat tidur. Membuka jaket crop topnya lalu ia lempar asal ke atas tempat tidur, meninggalkan kaos polos ketat berwarna hitam di tubuhnya. Sepatu sneakersnya Alexa tendang untuk terlepas dari kedua kakinya.
Rumah pamanya cukup besar. Apakah pria itu tidak berkeinginan menyewa asisten rumah tangga dan membiarkan harta bendanya tak terurus seperti ini? Kamar tamu ini sangat lengkap, ada walk-in closet hanya saja tidak tersentuh barang-barang apa pun. Apa sebelumnya kamar tamu ini memang selalu dibiarkan kosong?
Baru berkeinginan melangkah keluar untuk bertanya kebutuhan kamar. Suara ponselnya terdengar. Dengan gerakan cepat, Alexa meraih ponsel dari saku jaketnya.
"Udah di rumah Om kamu?"
"Ma, please deh aku gapapa tinggal sendiri di rumah, di sini beban banget," keluh Alexa mendudukan dirinya di pinggir tempat tidur,"Aku kan tamu kenapa harus beresin sendiri kamarnya? Nyebelin banget, Ma."
"Alexa, Mama tidak aman meninggalkan kamu sendiri di rumah--,"
"Lebih enggak aman aku tinggal sama Papa dan tinggal di sini."
"Adaptasi dulu pelan-pelan. Masih untung Om kamu mau bantu Mama jaga kamu. Kerjaan Mama selesai, kita pulang sama-sama ke rumah, ya sayang?"
Alexa menghela napas."Iya," balasnya sedikit mendengus.
Sambungan telepon terputus setelah Ariane mengatakan masih ada pekerjaan yang harus diurus. Begitu juga dengan Alexa, ia melangkahkan kakinya keluar, berniat bertanya dari mana ia bisa dapatkan perlengkapan kamar suramnya ini.
...
Berjalan melewati ruang tengah tempat ia dan pamannya sempat mengobrol tadi. Alexa mendekati pintu yang beberapa menit lalu menelan pria itu dari hadapannya. Ruangan yang tertutup rapat itu tidak Alexa ketahui apakah kamar pamannya atau bukan.
Dengan santainya ia mengetuk keras pintu di depannya. Tidak ada respon, Alexa kembali mempekerjakan tangan kanannya untuk terus mengusik penghuni di dalam.
"Om--,"
Ekspresi datar memotong kalimatnya."Ada apa?"
"Di kamar tamu ga ada isinya, sprei ga ada, selimut ga ada, handuk juga. Sama alat bersih-bersih di mana?"
Menarik gagang pintu–Menutup kembali pintu ruangan kerjanya. Darrel membawa kakinya melangkah melewati Alexa.
"Sprei dan selimut ada di dalam lemari kamar--,"
"Tapikan lemarinya debu mulu, pasti isinya juga udah kotor."
Kedua kakinya berhenti mengikuti Darrel saat pria itu mendadak menghentikan langkahnya. Dua langkah di depannya, pamannya berbalik memandang Alexa.
"Udah diliat?"
Alexa menggeleng.
"Yang kotor hanya bagian luar lemari. Sprei dan selimutnya juga masih baru, belum terbuka, tidak mungkin kotor," jelas Darrel panjang lebar."Alat bersih-bersihnya ambil di ruangan kecil yang ada di dapur."
"Terus?"
Kembali akan meninggalkannya. Alexa mengerutkan keningnya ketika membaca gelagat Darrel yang akan kembali ke ruangannya.
"Saya masih ada kerjaan, ambil sendiri."
Langkah kaki yang terdengar santai itu semakin mencampur adukan perasaan Alexa yang jengkel sekali melihat tingkah Darrel. Secepat itukah niat baik pria itu berubah? Memang ada yang salah dari perkataannya?
Pintu ruangan kerja kembali tertutup. Memutuskan tatapan dingin dan kesalnya, Alexa mengikuti arahan pamannya tentang di mana keberadaan alat-alat yang ia butuhkan.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Talklesswinmore
Jangan tinggalin aku kaya gini thor, aku butuh kelanjutannya 😭
2023-09-07
0