Kaos oblong dan celana training. Pria itu sudah duduk di atas kursi meja makan. Di sana Darrel dengan santainya tengah mengunyah sarapannya. Tidak menunggu Alexa, tidak juga terdengar membangunkannya.
Alexa mendengus kecil. Perutnya lapar, kemarin sore tidak makan apa pun dan hanya sibuk membersihkan kamar. Menolak saat diajak makan malam dengan pamannya. Ia sudah keburu kesal dengan sikap pria itu.
"Besok bangun lebih awal, karena jarak dari sini ke sekolah kamu lumayan memakan waktu, saya yang antar."
Alexa yang tengah mengoleskan selai kacang di selembar roti miliknya, mengangkat pandangan menatap Darrel."Aku bisa berangkat sendiri," kata Alexa."Btw menurut aku ini masih pagi juga, enggak ada yang salah sama jam bangun aku," lanjutnya ketus.
"Mama kamu yang minta saya antar kamu."
"Oh kalo gitu nanti aku bilang lagi ke Mama, enggak usah sampai harus ngerepotin Om."
Darrel menatap Alexa datar.
"Ini masih hari libur. Nanti sejam lagi saya harus ke kantor. Kalau butuh apa-apa bilang saya, jangan ke mana-mana tanpa bilang ke saya--,"
Mengangkat alisnya."Kok ngatur?" tanya Alexa to the point.
"Mama kamu minta saya jaga kamu."
Membawa mug kopinya. Darrel berdiri meninggalkan ruang makan. Lagi-lagi percakapan mereka hanya memunculkan perasaan kesal di diri Alexa.
...
"Om kamu itu emang begitu sifatnya, maklum saja ya."
Alexa duduk sendirian di dalam kamarnya. Saat ini kembali melakukan panggilan telepon dengan Ariane—Mamanya. Setengah hari ia menghabiskan waktu sendirian. Merasa waktunya tepat untuk mengobrol dengan Ariane. Alexa memilih untuk menelepon wanita itu, membicarakan asal usul sikap Darrel.
"Aku pikir istri ular Papa doang yang rese. Ternyata Om Darrel sama aja."
"Alexa," panggil Ariane mengingatkan."Mama sama Om kamu kan setelah Omah dan Opah meninggal hanya tinggal berdua. Semakin dewasa kami jarang menceritakan hidup masing-masing. Apalagi sejak Mama menikah. Om Darrel juga memulai kehidupannya sendiri. Om kamu dulu itu tidak seacuh sekarang. Waktu kamu kecil, Om kamu sangat perhatian."
"Karena dia adik Mama jadi dibelain terus. Aku enggak inget yang dulu-dulu. Ingetnya yang sekarang, dan ya ampun, mau aku jambak aja rasanya."
Suara tawa kecil terdengar disebrang sana."Sudah, pokoknya berangkat bersama Om Darrel besok. Soal Papa kamu, Mama sudah bicara, balas pesan Papa kalau kamu mau membalasnya."
"Enggak mau."
"Yasudah, tidak apa. Ada lagi yang mau dibicarain?"
"Jemput Alexa sekarang."
"Love you sayang."
Alexa menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur. Hampir seminggu lebih Mamanya berada di kota lain melakukan perjalanan bisnisnya. Ia dititipkan ke rumah Papanya yang sudah menikah dengan perempuan lain sejak tiga tahun lalu. Dari awal Alexa memang tidak suka saat Mamanya mendiskusikan soal ia harus tinggal bersama Papanya sementara waktu.
Kemarin akhirnya ia bisa keluar dari rumah itu. Saat Alexa pulang malam, tidak memberi kabar apa-apa dan istri Papanya marah, mengatai Alexa anak tidak benar, tidak terdidik, seenaknya pulang malam disaat sedang numpang tinggal. Alexa yang tidak suka, tidak terima, berani menjambak rambut wanita itu hingga jatuh terbentur meja.
Ya, sudah bisa ditebak akhirnya. Ia diusir oleh wanita itu dan Papanya mendukung-mendukung saja. Tidak ada keinginan membelanya. Justru menelepon Ariane untuk segera membawanya pulang.
Sekarang Alexa masuk kandang yang salah lagi. Suasananya sama-sama tidak mengenakan.
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
iza
Membaca cerita ini bikin aku kangen banget sama masa kecilku.
2023-09-07
0