Korban Pertama

Sudah seminggu, Mega kembali masuk sekolah. Memperingati semua sahabatnya untuk berhati-hati dimanapun mereka berada. Andaikan guru biologi memberitahu siapa orang yang ia maksud, maka Mega tidak perlu mengawasi semua sahabatnya selama 24 jam.
Grup Chat
Maria
Maria
Sial, tugas ku tertinggal di sekolah
Natasha
Natasha
Tugas apa?
Maria
Maria
Tugas kesenian. Lukisan ku ada di kolong meja
Sophia
Sophia
Ambil saja besok pagi. Aku temani
Maria
Maria
Males banget, besok Sabtu. Akan ku ambil sekarang
Mega
Mega
Ini sudah sore. Sebentar lagi langit gelap. Sudah besok pagi saja ambilnya
Stevan
Stevan
Kau letakkan dimana Maria? Aku masih di sekolah, biar aku bawa pulang. Jadi kau mengambilnya di rumah ku
Mega
Mega
Kau masih di sekolah? Sedang apa?
Stevan
Stevan
Tadi aku di panggil guru. Persiapan untuk lomba cerdas cermat besok
Mega
Mega
Setelah ambil tugas Maria, segera pulang.
Stevan
Stevan
Mega, aku bukan anak kecil
Mega
Mega
Kalau aku menganggap mu anak kecil, sudah sejak tadi aku jemput kau dari sekolah
Grup berhenti komunikasi. Semua mengerjakan kegiatan masing-masing, bahkan Mega memilih sibuk dengan lukisannya dibandingkan mengkhawatirkan Stevan.
Akan tetapi, kali ini ada yang berbeda dengan lukisannya. Selama beberapa menit Mega merasa mengantuk, dan ketika tersadar dari rasa kantuk, sebuah kursi dengan latar gelap, dan lampu di atasnya, sudah terlukis sempurna di atas kanvas. Rasa takut mulai ia rasakan. Rasa cemas mulai menyelimuti jantungnya yang berdegup kencang.
Mega
Mega
Apa kalian baik-baik saja?
Maria
Maria
Aku sedang menginap di rumah Natasha
Sophia
Sophia
Hei! Kenapa kau tidak bilang? Aku juga mau ikut!
Natasha
Natasha
Ayo datang. Aku tunggu di depan rumah
Maria
Maria
Belikan kami makanan di jalan nanti
Sophia
Sophia
Tentu, kalian mau menitip apa?
Maria
Maria
Strawberry milkshake dan roti selai kacang
Natasha
Natasha
Manggo Juice dan pizza
Stevan
Stevan
Segelas darah dan daging mentah
Beberapa detik grup kembali sepi. Setiap orang mencoba memastikan bahwa mereka tidak salah baca pesan yang dikirim Stevan.
Mega
Mega
Jangan main-main, Stevan! Cepat pulang dari sana!
Stevan
Stevan
NovelToon
Stevan
Stevan
Ini kelas berapa? Aku tidak pernah melihatnya
Maria
Maria
Hei, kau dimana? Sejak kapan sekolah modern ada kelas usang seperti itu?
Natasha
Natasha
Aku rasa, Mega benar. Kau harus cepat pulang
Sophia
Sophia
Akan ku jemput sekalian lewat. Bagaimana?
Stevan
Stevan
Berikan nyawamu, ku tukar dengannya
Mega
Mega
Stevan! Ini bukan waktunya main-main! Katakan kau dimana, biar Sophia menjemput mu!
Stevan
Stevan
Main? Kau ingin bermain? Mari ... Kita main petak umpet.
Stevan
Stevan
Temukan jiwa yang hilang, siapa cepat, dia pemenangnya
Maria
Maria
Orang gila!
Kedua mata Mega terbelalak menatap lukisan di hadapannya. Kursi yang tadinya kosong, kini menunjukkan wujud seseorang yang tertutupi seluruh tubuhnya dengan kain putih dan terikat tali tambang.
Stevan
Stevan
Ayo, siapa yang mau mulai bermain? Apa harus aku yang memulainya?
Mega dengan cepat meraih jaket dan kunci motor yang tergeletak di samping meja. Setelah berbohong dengan kedua orang tuanya, bahwa ia ingin mengambil buku yang tertinggal di Sophia, ia berhasil mendapatkan izin pergi dengan sepeda motornya.
Stevan
Stevan
Baiklah, aku akan mulai. Karena aku baik, akan ku beri kalian semua clue.
Stevan
Stevan
Begitu dingin dan basah. Begitu sunyi, tapi ramai. Tempat kesukaan ku. Semua rahasia berada di sana. Di mana kah ... Aku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!