Sudut pandang Adi.
Bertepatan saat Adi hendak mengambil pekerjaan, Riho datang mendekat.
"Adi?"
"Apa ada sesuatu?"
Riho mengembungkan pipinya, walau usianya tidak muda lagi, itu sudah cukup membuatnya terlihat seperti gadis pada umumnya.
"Aku ingin mengundangmu untuk mengambil misi khusus dari guild, maukah kamu menerimanya?"
"Misi khusus?"
Riho memberikan penjelasan lebih detail, ada sebuah permintaan dari kesatria kerajaan untuk mengirimkan bantuan ke kota sebelah, sebelumnya kota tersebut menjadi lokasi pertarungan melawan pasukan raja iblis akibatnya banyak orang yang terluka serta memerlukan bahan makanan dan lainnya, untuk menyuplai hal itu mereka meminta guild kota Arbelon yang tidak jauh dari lokasi untuk melakukannya.
Adi hanya meminta untuk menjadi salah satu yang mengawal kereta barang.
"Bukannya empat orang petualang tingkat 5, sudah cukup."
"Bukan berarti aku meragukan mereka, tapi entah kenapa aku lebih senang jika ada salah satu orang yang kukenal baik ikut juga."
Riho menempelkan kedua tangannya dengan mata memelas, itu cukup imut bahkan bagi Adi hingga dia sedikit tersipu.
Tidak hanya berhenti di sana, Riho juga mendorong dirinya untuk menempelkan kedua dadanya.
Ini merupakan teknik mematikan yang bisa menghancurkan pertahanan apapun.
(Dasar kucing garong, wanita ini mengincarmu Adi... jangan mau)
(Ia hanya tidak terbiasa dekat orang lain)
(Omong kosong, bukannya dia resepsionis guild, jelas dia akan mengenal semua orang dengan baik)
itu juga memang benar akan tetapi Adi merasa tidak keberatan untuk melakukannya, dulu dia tidak pernah berfikir ada orang yang akan memintanya melakukan sesuatu.
Jika ada, dia jelas tidak ingin membuat orang tersebut kecewa, mengingat sebelumnya ia sudah menaklukkan gua goblin, yang bisa dia lakukan berikutnya hanya melawan monster-monster di sekitarnya jadi tidak ada alasan yang kuat untuk menolaknya juga.
"Aku mengerti, aku akan bergabung."
Riho melompat kegirangan.
"Besok pagi kita akan berangkat, sebelum matahari terbit pastikan sudah ada di luar gerbang."
Adi mengangguk sebagai jawaban melihat bagaimana Riho akhirnya menjaga jarak dengannya.
"Ngomong-ngomong keluarga dari pemilik kartu petualang yang kamu berikan mengucapkan terima kasih, tapi yakin mereka tidak tahu tentangmu Adi."
"Aku hanya kebetulan berfikir ingin membawanya, tidak perlu memberitahu mereka."
"Aku mengerti."
Sekembalinya ke toko, ia memeriksa kamar para budak dan menemukan bahwa mereka tengah berada di sana, duduk dengan frustasi.
Lantai satu memang dijadikan sebagai toko yang belum buka namun untuk lantai dua tetaplah sebuah kamar.
"Kalian terlihat tidak baik?"
Elsa yang lebih dulu menanggapi.
"Kami hanya tidak tahu bahwa menjadi petualang sangat sulit."
"Itu benar, tubuhku rasanya sakit," tambah Kamui disusul Mebel lalu Yorin.
"Tapi aku yakin kami akan terus berada di sana bukan."
"Aku akan berjuang."
Sepertinya sebagian dari mereka terlihat kesal pada Adi, itu wajar saja karena menjadi petualang bukan sesuatu yang mudah, kematian selalu membayanginya.
Tatapan Adi berpindah kepada Misa yang merupakan seekor ras kucing. Dia memang sedikit jarang bicara dan terkesan pemalu.
"Kamu baik-baik saja Misa?"
"Iya, aku hanya sedikit lelah."
Adi menghela nafas panjang, jelas sekali bahwa semua orang di sini perlu dihibur.
"Mari berkumpul di lantai satu, aku akan menunjukan sesuatu yang membuat kalian jadi lebih baik."
Mereka semua memiringkan kepalanya, walau bingung mereka tetap mengikuti Adi dari belakang.
Di hadapan mereka ia memunculkan jendela tampilan dari menu sistem belanja onlinenya. Hanya ia saja yang bisa melihat tampilan tersebut membuatnya seolah sedang menyentuh udara.
"Tuan Adi, apa yang Anda lakukan?"
"Memesan makanan, apa ada sesuatu yang kalian inginkan?"
Tidak ada yang menanggapi perkataan Adi karenanya ia memilih untuk memesankan banyak makanan untuk mereka.
Pertama adalah makanan ringan, ia memesan banyak snack termasuk makanan manis dan asin, untuk membuat semuanya bervariasi ia menambahkan berbagai makanan pedas.
Ia memunculkan koin perak lalu memasukannya ke dalam sistem miliknya, bagi mereka itu terlihat seperti Adi menghilangkan koinnya di udara.
Tak lama kemudian dari langit-langit atap mereka seluruh makanan berjatuhan layaknya hujan, semua orang terkejut hingga tidak bisa mengatakan apapun lagi.
Pengiriman juga bisa dilakukan dengan kotak-kotak kardus namun Adi memilih seperti ini agar terlihat hebat.
"Apa ini kekuatan seseorang dari dunia lain?" ucap pelan Mebel yang tidak bisa didengar siapapun.
Adi mengambil salah satu Snack untuk memberikan sedikit contoh.
"Kalian hanya membuka plastiknya lalu memakan isinya, seperti ini."
"Semua makanan di sini belum pernah aku lihat."
"Apa aman?"
"Tentu saja, semuanya bisa dimakan," balas Adi pada Yorin dan Kamui. Untuk Elsa dia tidak ragu dan memasukan batang coklat ke dalam mulutnya walaupun dia sengaja melakukannya dengan erotis.
"Manis sekali."
"Aku juga ingin mencobanya."
Tatapan mereka telah bersinar, bahkan bagi Misa juga ia tidak berhenti untuk mengambil apapun di dekatnya. Mesna menyela.
(Mana pudingku, aku belum dapat?)
(Kau ini, masih ingin makan puding walaupun setiap hari memakannya?)
(Tentu saja, cepat berikan)
(Baik-baik)
Adi tersenyum kecil, hal ini hanya awalan saja selanjutnya dia mengeluarkan banyak minuman bersoda untuk dinikmati, ketika mereka meminumnya mereka terlihat lebih menikmatinya.
Mebel dengan malu-malu menarik sedikit pakaian Adi.
"Aku ingin minum sesuatu yang beralkohol tolong minta satu."
Ini pertama kalinya Mebel terus terang akan sesuatu.
"Maaf Mebel tapi kamu belum cukup umur."
"Tapi umurku sudah 100 tahun."
Adi baru menyadarinya bahwa Mebel adalah Elf, mereka cenderung terlihat seperti muda bahkan ketika umur mereka ratusan bahkan ribuan tahun.
Menyadari apa yang diucapkan olehnya, Mebel buru-buru menutup mulutnya.
"Lupakan soal umurku."
"Aku mengerti, aku akan memberikanmu bir.. Elsa kamu juga mau?"
"Ara, aku sudah lama tidak minum hal semewah itu."
Sebagai budak kemungkinan mereka makan sangat terbatas. Adi tanpa ragu terus menambah hal-hal yang mereka belum pernah temukan di dunia ini.
Ia juga membeli bahan-bahan untuk membuat hamburger untuk mereka hingga mereka terlihat kekenyangan.
"Aku sudah lupa sejak kapan aku bisa makan sebanyak ini."
"Aku juga."
Elsa yang sudah sedikit mabuk memeluk Adi dari belakang.
"Aku mencintaimu tuan, mari habiskan malam bersama."
"Yap, kamu sudah mabuk."
Selain menghibur mereka, Adi juga memberikan kabar bahwa dirinya besok pagi harus meninggalkan kota. Ia memberikan beberapa uang untuk mereka gunakan.
Adi menggendong Elsa di pangkuannya.
Ketika ia hendak menaiki tangga Mebel melemparkan kaleng pada kepalanya dan berteriak.
"Kenapa kau baik pada kami, apa kau sedang merencanakan buruk? Menyelamatkan dunia, aku tidak percaya ada orang seperti itu, katakan rencanamu sesungguhnya, aku, aku yakin kamu berniat ingin melakukan hal-hal buruk pada kami."
"Mebel, kamu sedang mabuk?"
"Katakan padaku!"
Adi mengambil waktu sejenak sebelum membuka mulutnya.
"Aku membeli kalian hanya untuk memenuhi keinginanku, selama masih ada raja iblis dunia ini tidak terasa aman dan akan sulit untuk memiliki sebuah petualangan menyenangkan. Sebenarnya di dunia sebelumnya aku hanya bisa berbaring di tempat tidurku karena sakit, namun ketika aku berada di dunia ini aku bisa berjalan, melakukan hal-hal seperti apa yang dilakukan banyak orang, sangat menyenangkan."
Semua orang terdiam tapi Mebel memaksakan diri kembali untuk bertanya.
"Bukannya kamu bisa melakukannya sendiri?"
"Tidak, aku tidak bisa melakukannya sendiri... jika aku terang-terangan mengatakan bahwa aku seorang pahlawan, akan ada kemungkinan kota ini akan dihancurkan, bagiku sekarang kota ini seperti rumahku yang baru."
Hanya langkah kaki Adi saja yang mengisi keheningan tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
Author pemula
kapan kuda-kudaan nya??
2023-12-19
4
lance lor
lanjoet
2023-10-05
1
Benny
next
2023-09-16
1