Di sudut kota ada sebuah bangunan megah dengan banyak barang-barang antik dijual di depan tokonya yang mana memberikan nuansa dari penjualan yang ramai. Tempat ini juga digunakan sebagai penjualan budak yang legal.
Ketika Adi sampai, dia diarahkan ke pemilik tempat ini yaitu seorang pria gemuk dengan kumis melingkar
Penampilannya terlihat seperti penjahat pada umumnya walaupun sebenarnya dia tidak seperti itu
"Selamat datang tuan, apa yang bisa saya bantu di hari cerah ini? Sepertinya Anda memiliki keinginan untuk membeli budak bukan."
"Begitulah, aku ingin membeli budak yang murah, pastikan mereka semua gadis dengan dada besar."
"Sesuai yang diinginkan tuan."
Tidak ada niat buruk dari apa yang dikatakan Adi, bukan karena ia ingin membuat Harem atau semacamnya hanya saja jika dia memilih seorang gadis, mereka akan dengan cepat diajari dalam hal apapun, terlebih mereka akan sangat pandai dalam penyamaran.
Untuk syarat kedua, ia hanya mengatakannya secara iseng, bagaimanapun pria lemah akan hal itu.
Walau demikian.
(Sudah aku duga, akhirnya kamu hanya ingin bersenang-senang dengannya)
Reaksi Mesna terlalu berlebihan.
(Padahal kamu sudah punya aku, apa dadaku tidak cukup untukmu, dasar fetish dada gede)
Mengabaikan perkataan Mesna di belakang, kini sekitar 5 budak telah berdiri menghadap Adi. Masing-masing dari mereka mengenakan kain seadanya dan terlihat sedikit gelisah.
Pada dasarnya mereka dibeli hanya akan digunakan di atas ranjang, seperti itulah derita dari menjadi seorang budak. Di situasi buruk mereka mungkin akan diperlakukan kasar.
Si penjual mulai memberitahukan harga mereka dari 40 perak, 50 perak, 70 perak, 90 perak dan juga satu koin emas.
"Apa Anda sudah memutuskannya, mereka sangat baru dan semuanya seperti yang anda ingin berada di G cup."
"Aku bisa melihatnya."
Kelima gadis tersebut mulai semakin gelisah, masing-masing dari mereka hanya memikirkan bagaimana mereka akan kelelahan setiap malamnya dengan nafsu orang di depan mereka.
Setelah memberikan waktu pada Adi untuk memikirkannya dia akhirnya memutuskan.
"Sulit untuk memilih mereka, jadi aku akan membeli mereka semua."
Semua orang serempak berkata "Apa?" dari sudut mereka Adi dituduh sebagai maniak **** yang tidak ada ampun.
"Anda serius?"
"Tentu saja aku serius, untuk membuktikannya ambilah uang ini."
Adi menarik uang dari tempat yang tidak bisa mereka duga, sihir penyimpanan bukan hal yanga asing namun tetap saja kemampuan seperti itu sangatlah jarang.
"Aku akan mempersiapkan kontraknya tolong tunggu sebentar."
Para budak hanya berfikir mungkin sudah waktunya bagi mereka kehilangan keperawanan mereka. Jika dipikirkan mungkin itu lebih baik menghabiskan malam dengan pria muda dibandingkan pria tua yang serakah.
Ritual kontrak kini telah dimulai. Adi perlu memberi mereka nama untuk menjadikan ritual ini sempurna. Dia memikirkan semuanya dengan keras dan akhirnya satu persatu dari mereka mulai mendapatkan nama mereka.
Seorang elf dengan rambut perak yang memiliki harga paling tinggi bernama Mebel.
Seorang demi-human rubah dengan rambut pirang bernama Elsa.
Seorang gadis biasa berambut biru sebahu Yorin.
Gadis dengan rambut coklat ekor kuda, Kamui.
Dan terakhir seorang gadis dari ras kucing berambut ungu, Misa.
Tidak ada alasan khusus dari nama tersebut, Adi hanya mengatakan apa yang dia pikirkan pertama kali saat melihat mereka.
Sebuah lambang budak mulai muncul di bagian samping leher mereka, dengan itu apa yang diinginkan Adi tidak akan bisa mereka tolak bahkan jika semua perintah itu merupakan hal-hal cabul.
"Kalau begitu Anda bisa membawa mereka."
"Aku benar-benar mendapatkan hal bagus di sini hahaha."
Dia tertawa seperti orang jahat sementara semua orang hanya bisa tersenyum masam.
Adi berbalik untuk melihat kelima gadis yang dibelinya.
"Kenapa kalian terlihat tidak senang, oh mungkinkah kalian tidak suka namanya."
Elf berambut perak melangkah maju.
"Apa kami akan melayani Anda sebagai budak ****?" Elsa datang sebagai perwakilan.
"Bukannya kalian terlalu pesimis, aku tidak akan menjadikan kalian semacam itu, walaupun aku rasa kalian tetap harus bekerja keras."
Kelimanya hanya memiringkan kepalanya, bahkan saat mereka dibelikan pakaian dan makanan mereka jadi semakin bingung.
Elsa melangkah maju, dia yang terlihat seperti wanita dewasa pada umumnya.
"Mungkinkan kami hanya diberi makanan agar lebih memanjakanmu nanti di atas ranjang."
"Pikiran kalian terlalu ekstrim, aku serius."
Tidak ingin membuat semuanya jadi salah paham, Adi menjelaskan apa yang diinginkannya. Itu membuat mereka terbelalak bahkan sulit untuk diterima oleh akal sehat mereka.
"Aku ingin menyelamatkan dunia, dan aku rasa aku perlu tangan kanan yang bisa dilatih untuk mencapai tujuan tersebut."
"Menyelamatkan dunia? Maksudmu seperti Pahlawan."
"Mungkin seperti itu, aku tidak ada alasan untuk menyembunyikannya, tapi aku adalah orang yang berasal dari dunia lain."
Itu membuat semua keinginannya masuk akal, semua orang yang berasal dari dunia lain akan berakhir jadi seorang pahlawan namun Adi tidak ingin mengumbarnya walaupun pada dasarnya setiap pahlawan akan diberikan fasiltas apapun dari kerajaan.
Meski begitu.
Singkatnya yang Adi inginkan adalah membuat sebuah organisasi bawah tanah yang melindungi dunia ini.
Dia belum tahu siapa saja lawan yang harus dia hadapi, yang jelas di dunia ini bukan hanya satu raja iblis melainkan itu cukup banyak.
"Lalu apa jawaban kalian?"
"Kami hanyalah budak, apa yang diinginkan tuan kami maka itu menjadi perintah mutlak."
"Aku memberikan kalian kebebasan untuk memilih, bukan berarti aku akan membuang kalian jika tidak mau melakukannya."
Kelima gadis tersebut saling memandang satu sama lain, dan pada akhirnya memutuskan untuk ikut.
(Benar-benar, kamu membuat sesuatu yang berbeda dengan pahlawan yang aku kirim sebelumnya?)
(Bukannya itu membuatku orang yang kreatif)
(Awalnya aku bingung kenapa kamu tiba-tiba membeli salah toko di pinggir jalan, jika membeli mereka aku yakin kamu berniat mempekerjakan mereka di sana sebagai penyamaran)
(Tepat sekali, semuanya akan dilakukan secara bertahap)
Adi hanya menatap matahari yang bersinar menerpa dirinya. Dia sudah menghabiskan seluruh tabungannya paling tidak dia harus kembali menabung lagi.
Adi memasukkan mereka ke sebuah pelatihan untuk para petualang agar mereka bisa bertarung, selama mereka melakukannya Adi telah menyelam ke sebuah dungeon seorang diri.
Ini adalah dungeon lantai 5 gua goblin, seperti namanya semuanya hanya diisi oleh goblin. Untuk kedalaman sendiri mencapai 10 lantai dengan banyak cabang di setiap jalannya, tidak aneh jika beberapa goblin menyelinap untuk memberikan serangan kejutan.
Walau goblin disebut makhluk lemah yang bisa diatasi pemula namun mereka memiliki kepintaran dalam bertarung, mereka bisa membuat siasat serta menghabisi semuanya tanpa belas kasih.
Mesna tampak meringis.
"Dari yang aku tahu, goblin suka bermain-main dengan wanita sebelum mereka memakannya."
"Itu hanya ada di novel, sesungguhnya mereka tidak memiliki nafsu apapun kecuali makan dan minum."
"Benarkah begitu?"
"Begitulah adanya, dungeon masih merupakan hal misterius namun cara kerjanya mudah dimengerti. Bukannya kamu dewi pasti sudah tahu bukan?"
"Tidak juga, aku hanya bertugas untuk mengawasi dunia, menuntun jiwa-jiwa yang tersesat selain itu aku tidak akan tahu sebelum mencari tahu sendiri."
"Begitu."
Adi turun ke lantai enam dan di sana para goblin telah mengepungnya. Dia mengarahkan ujung revolver dan secara bergantian menjatuhkan selongsong peluru.
Bagi dirinya sekarang mungkin mirip seperti sebuah game tembak-tembakan yang sederhana.
"Lalu seperti apa dungeon itu?"
"Dungeon bekerja karena mereka memiliki inti core, inti core itu menyerap mana dari luar yang kemudian menciptakan mereka secara terus menerus."
"Dengan kata lain dungeon memiliki kesadarannya sendiri."
"Benar, di guild sendiri dilarang untuk menghancurkan inti core, bagaimana pun monster memang ancaman tapi di sisi lain mereka juga merupakan mata pencarian untuk mendapatkan uang."
"Bagaimana kalau mereka keluar? Bukannya itu jauh lebih berbahaya."
"Setiap monster yang dibuat dari dungeon akan hancur sebelum mereka mencapai kota, tubuh mereka tidak bisa bebas jika tidak memiliki asupan dari dungeon itu sendiri, jika pun ada monster di luar sana mereka dipastikan berada di sana sejak awal."
"Itu jadi masuk akal kenapa inti core dungeon tidak perlu dihancurkan."
Adi menembakan satu timah panasnya pada goblin terakhir hingga ia tersungkur dan jatuh dengan wajah lebih dulu. Sejauh ini dia telah menghabiskan seribu butir peluru untuk sampai kemari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 174 Episodes
Comments
wesdy sked
hiperbola banget dah
2024-12-23
1
wesdy sked
kejadiannya begitu cepat
2024-12-23
0
Gabutdramon
sepertinya adi ingin jadi dic kageno
2023-12-23
3