Aku akan memulai pertandingan pertamaku disini. Menunggu Golden Lions memulai kickoff, aku mulai untuk meloncat dan bersiap-siap menghadapi gempuran dan melancarkan serangan kematian dari sang legenda Asagiri Kyouma. Wah terlalu percaya diri padahal belum tentu menang. Ini formasi Golden Lion.
Seperti yang kubilang sebelumnya, aku berada di posisi Attack Midfielder. Ten Haag sudah memberi bola pada Hoon Wo. Hoon Wo sepertinya tipe Playmaker. Dia mulai menunggu pergerakan kami setim untuk menyerang.
Namun, dia terlalu lama berpikir, pemain Wild Bulls sudah merebut bola darinya. Ceroboh sekali, dia didorong begitu saja.
"Hangul, " hardikku "main yang benar dong!! "
Kemudian ia pun kembali memarahiku.
"Apa maksudmu memarahiku begitu. Sopankah mengingatkan trauma masa lalu? "
Ia menghampiri ku dan menarik bajuku karena begitu kesalnya padaku. Aku mulai menepis lengannya yang sedang memegang bajuku.
Zücken sebagai kapten pun memerhatikan kami dan melerai kami dengan perkataan nya.
"Kalau satu tim bermusuhan, bisa jadi formasi kita hancur. "
Kalimat singkat itu mengakhiri tindakan kasar dan frontal dari Hoon Wo.
Gelandang tengah mereka kembali dan menyerang sambil memerhatikan keadaan dan mencari celah tim kami. Ia pun kemudian mengumpan pada striker Wild Bulls yang bernama Granger.
Granger amat lihai menggiring dan menggocek kami satu per satu. Ada dengan cara roullete, ada yang dengan umpan tipuan dan tidak terasa sudah, dia sudah one on one melawan Mancini.
Dia pun menembak dan gol. Gawang kami dengan begitu mudahnya dibobol oleh belut beruban itu. Skor 0-1 untuk Wild Bull
Kami semua begitu kecewa. Air muka kami sudah menunjukkan rasa frustasi karena sudah kebobolan., kecuali sang kapten, Liams Diamond.
"Ayolah" ucapnya dingin "hanya kebobolan satu, ayo kita kembali menyerang"
Raut wajah kami kembali netral. Kami akan berusaha mengembalikan keadaan. Aku berharap dengan bekerjasama, kami dapat memenangkan pertandingan ini
Pertandingan kembali dimulai. Kisavic pun mulai mengumpan padaku. Sementara Aku mencari celah kosong dan tempat yang cocok, Aku menggiring bola maju . Bersama dengan Kanele yang ternyata gocekannya luar biasa, Aku pun mengadakan umpan 1-2.
Sejauh ini tidak masalah. Aku bisa mengumpan dengan benar dari settingan akurasi ku dan Kanèle juga baik memberi dan mengecoh lawan. Namun, wakil wasit mengibar bendera offside. Tidak kusangka, mereka ternyata pandai membuat jebakan .
Tendangan bebas oleh Wild Bull yang dibawa oleh Julian Banses. Bola diumpan pendek pada gelandang bertahan mereka, yaitu Garert Saveful. Kisavic mulai mengincar bola yang berada dalam penguasaan Saveful.
Namun, sesuai namanya, dia membawa bola itu sehingga selamat dalam penguasaannya. Saveful mulai mengumpan pada sayap kiri bernama Meggie Water. Water mulai membawa bola yang diberikan Saveful dan berlari akselerasi di jarak sisi gawan Golden Lions.
Meggie pun mulai memberi tembakan. Namun bola ditepis sempurna oleh Mancini. Namun, secara tidak beruntung, akselerasi Water menggapai bola liar dan menyundul nya di celah milik Mancini.
Dan lagi-lagi gol untuk Wild Bull. Skor 0-2 untuk keunggulan Wild Bull.
"Hey, jaga yang serius" ucap Mancini di gawang. Terlihat dia marah pada rekan setimnya karena tidak ada yang menjaga para wild bulls.
30 menit sudah berlalu. Ten Haag memberi bola pada Diamond di sisi kanan. Aku terlihat sudah mulai resah karena ketinggalan 0-2.Apa yang kurang dari timku? apa yang kutinggalkan? percuma saja kerjasama.
Diamond sudah memberi bola itu pada Ten Haag. Ten Haag menendang bola, namun tangkapan bersih dari gawang lawan menggagalkan gol yang bakal dibuat oleh Ten Haag.
Mungkin sudah saatnya untuk maju dan kembali menyusul ketinggalan timku. Aku tidak boleh meninggalkan permainan begitu saja. Akan kubuktikan hari-hari aku yang selalu bermain eFootball setiap hari.
...****************...
Tiba-tiba, sebuah suara memasuki telingaku. Siapa yang berbicara? bukan., ini ingatanku. Itu suara begitu familiar. Ya, ini adalah suara dari ibuku yang petuah nya begitu amat menggigah jiwa.
"Yang berlalu biar lah berlalu. Yang dulunya lemah cukup jadi lemah. Yang dulunya kuat cukup menjadikan penurunannya sebagai pelajaran. "
Ya, ini begitu berkairan denganku. Tidak ada waktu untuk memikirkan betapa berhasilnya aku memainkan eFootball. Sialan, aku begitu lemah.Kenapa harus menerima kenyataan kalau aku hanya maniak game video, bukan berbakat bermain sepak bola?.
...****************...
Rekan-rekanku tidak berhenti menekan gawang lawan walaupun ditekan balik oleh para pemain bertahan Wild Bulls. Aku hanya orang bodoh disini. Namun, pelatih ku yang berbentuk Cristiano Ronaldo meneriakiku dari bangku cadangan.
"Hey nomor 23," ia sedang memanggilku "ayo cepat bantu mereka serang juga"
Aku tidak bisa apa-apa kini. Kini yang sedang terjadi adalah Aku tidak dapat membantu mereka menyerang.
Ku perhatikan lagi gerakan mereka. Aku tidak boleh terjebak offside lagi oleh mereka. Inilah tingkat dari Legend, sangat hebat dalam hal menjebak.
Aku dengan hati-hati berada di belakang Kisavic dan membantunya untuk mencetak gol. Seperti yang kuduga, Kisavic ditahan bek dan gelandang bertahan Wild Bulls.
Kisavic mulai melihat diriku yang tidak dijaga dan mulai waspada dengan jebakan offside.
Dia dengan kuat melakukan tendangan keras yang bertujuan padaku. Aku menerima bola itu dan menendang bola itu secara volley. Arahnya sudah benar, namun kurang bertenaga.
Kiper pun melemparkannya kembali pada Granger sebagai striker kunci mereka. Granger pun mulai melakukan tiki-taka dan melewati pertahanan Golden Lions dengan lihainya.
...****************...
Aku tidak ada waktu, Aku harus bisa menghentikan serangan itu dan menyamakan kedudukan atau setidaknya tidak menambah keburukan. Dia sudah ingin menembakkan bola dari dalam lapangan. Tidak boleh, dia begitu berbahaya. Aku harus menghentikannya.
Jarak dengannya 70 meter. Bagaimana aku akan mengejarnya. Berlari lebih cepat pun percuma. Aku tidak bisa mengejar nya lebih jauh. Masih ada Omar dan Lame bersiap menjaga sekitaran gawang.
...****************...
Aku dari kejauhan meneriaki Lame yang mempunyai kaki panjang untuk sliding lawan. Dengan akal yang cerdik, Aku meneriaki hal sederhana namun membunuh seperti Edogawa Ranpo.
"Granger, di sampingmu"
Dengan bodohnya, si uban itu malah menoleh dan langsung di slide tackle bersih oleh Lame dan dia mendapatkan bola. Namun, Granger malah jatuh dan melakukan diving sehingga di titik putih, Lame diganjar kartu kuning.
Cara dia mengekspresikan rasa sakit begitu menjiwai orang yang betul2 ditackle keras. Dan ketika wasit sudah memberi penalti, dia pun mulai tersenyum. Senyuman indah seorang iblis, itulah yang terpancar dari wajahnya.
Eksekutornya adalah adalah Doan. Tentu bulan Doan pahlawan piala Dunia 2022 dari Jepang, namun CF mereka yang dalam formasi 433 itu yang mengeksekusi.
Doan mulai membaca pergerakan Mancini, begitu pula sebaliknya. Doan pun mengarahkan bola ke kiri dan Doan dapat membacanya. Namun sayang, reflek Mancini terlalu lambat sehingga melahirkan gol lain lagi. Skor menjadi 0-3 untuk keunggulan Wild Bulls
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Lari Ada Wibu
mantap thor.
2023-11-27
0