[STARGATE ACTIVATED]
>>>>>>> DESTINATION<<<<<<<<
UNIVERSE URSA - 455TB : Stardust.
...****************...
Semenjak kembalinya Silvia dari universe Beta - 2000347, ia telah diberondong oleh pertanyaan dari anggota kelompok Fire Hound. Blast adalah kaptennya mereka, jadi itu wajar saja terjadi. Hingga sampai saat ini, Silvia masih berusaha untuk menggonta-ganti tubuh baru miliknya, atau yang sering disebut sebagai frame, supaya dia dapat terbebas dari kejaran orang-orang Fire Hound, sehari saja cukup untuknya. Ia merasa bersalah karena tidak dapat membawa kembali tubuh Blast ke bulwark. Jika saja dia tidak selemah ini, Blast pastinya dapat kembali bersama dengan party miliknya.
15 hari kemudian setelah misi Beta - 2000347. Silvia terus-menerus berlatih memperkuat tubuhnya, baik itu lewat simulasi ataupun bertarung secara real-time dengan anomali yang ada di bumi. Ia masih tinggal di bumi sekarang ini, dan yang selalu ia lihat sekarang hanyalah puing-puing bangunan dan reruntuhan sisa-sisa kota. Comss nya tiba-tiba berbunyi, dan ia langsung menjawabnya. Sebuah layar hologram dengan cepat muncul di depan matanya, menunjukkan gambar seorang wanita yang sedang menatapnya dengan tajam dan terlalu dekat dengan kamera.
“Hei, bocah ! Kamu ingat siapa aku, kan !?”
“Einsteina, yang mengurus frame baru pertama ku.”
“Hah, boleh juga ingatan mu itu, bocah ! Tapi aku juga orang yang sama yang mengurus frame keduamu, tahu !!”
“Apakah itu penting ? Kenapa tidak langsung ke intinya saja ?”
“Itu sangat penting, bocah !! Ehem, baiklah, langsung ke intinya. 5 jam 24 menit lagi, atau lebih mungkin, kamu akan dijemput kembali ke bulwark karena ada misi baru buat mu !!”
“Tapi Tamashi mengatakan kalau aku akan dapat libur sebulan penuh setelah misi itu.”
“Memang benar demikian, tapi satu kata 'sayang sekali' untukmu. Ini masih bukan harinya, bocah !!”
“Oh, sialan sekali dia. Apa aku akan dijemput secara paksa ?”
“Yup ! Secara paksa....”
“Dan jangan coba-coba untuk melawan balik, karena jenderal Nero yang akan menjemputmu kali ini. Bye !!”
Comms dimatikan.
“Jenderal Nero ? Siapa dia ?”
Layar hologramnya masih menyala, menunjukkan bahwa Einsteina pergi bukan tanpa meninggalkan apapun. Sebuah email ditinggalkan untuknya.
Catatan untukmu newbie : Nero itu orang yang menyeramkan ! Sangat, sangat, sangat menyeramkan !!!!!!!!!!!!!!!
“Tanda serunya banyak sekali. Apakah dia semenyeramkan itu ?” gumam Silvia.
...****************...
Slash !
Pedang Silvia membelah tubuh anomali kecil yang paling terakhir dilihatnya. Sebagai seorang mechanoid yang dibuat semirip mungkin dengan tubuh manusia, Silvia mengeluarkan keringat di berbagai bagian tubuhnya. Ia bahkan terengah-engah karena kelelahan. Matanya seketika menyala terang, dan sebuah alarm tiba-tiba berbunyi di dalam telinga dan kepalanya juga. Benar-benar hampir membuat kepalanya terasa ingin meledak begitu saja.
Peringatan ! Peringatan ! Penggunaan stamina berlebihan terdeteksi !!
“Diam sebentar saja, bodoh !! Ini masih baru satu jam saja tanpa ada yang serius selama ini, brengsek !!”
“Sebaiknya jangan terlalu memaksakan dirimu, ****** muda.”
“Siapa !?”
Silvia seketika menoleh ke belakang, dan di situlah, ia mendapati seorang pria tua dengan seragam militernya sedang menatapnya dengan tajam. Wajahnya benar-benar mengerikan, seperti yang dikatakan oleh Einsteina, apalagi perkataannya. Orang itu bahkan memanggilnya dengan sebutan jal*ng muda.
“Aku memang terkadang berbuat kekacauan seperti ******, tapi bukan berarti aku bakal terima dipanggil seperti itu, tua bangka !!”
Silvia berlari ke arah pria tua itu, yang sepertinya bernama Nero, dan ia juga sambil memegang pedangnya dengan erat-erat. Begitu ia sudah dekat dengan Nero, Silvia mengayunkan pedangnya langsung ke kepala Nero, hanya untuk di hindari dengan sangat mudah oleh Nero.
“Cih, benar-benar seperti ******.” gumam Nero sambil beralih ke frame miliknya.
...****************...
Kota mati tersebut kini terasa seperti sudah hidup kembali, karena suara bising dari ledakan yang ada dimana-mana. Itu semua adalah ulah Nero, yang dengan tenang berhasil membuat Silvia kewalahan karena rentetan misilnya yang tanpa henti menyerang itu.
“Pak tua bajingan ! Biarkan aku menyentuh pantat mu itu sekali saja dengan ujung pedang ku, brengsek !!”
“Jangan mimpi. Seinci pun kamu tidak akan pernah bisa menyentuh ujung pantatku dengan pedang mainan mu itu, ******.”
“Aku masih 17 tahun, bangsat !!”
“Ohh ?? Aku tidak peduli dengan itu. Menyerahlah, atau ini akan menjadi seperti ledakan nuklir.”
“Aku juga sama-sama tidak pedulinya dengan mu, bangsat !!”
Mereka berdua memiliki pertarungan yang cukup bagus di bawah sana, sangat cukup untuk membuat orang-orang yang ada di dalam pesawat luar angkasa tidak mengantuk untuk beberapa saat.
“Hei, seberapa dekat mereka berdua sebenarnya ? Sampai-sampai mereka berdua sparring seperti itu secara tiba-tiba ?”
“Itu bukan sparring namanya, bodoh.”
“Lalu bagaimana dengan misinya ?”
“Nah, entahlah. Cewek itu bisa saja diberhentikan sementara waktu karena sudah melakukan banyak hal pelanggaran saat ini. Luar biasa sekali bocah newbie itu.”
Hingga tibalah saatnya pertarungan itu berhenti. Silvia jatuh berlutut dan terengah-engah karena kelelahan. Ia bahkan tidak dapat menyentuh Nero sekalipun selama pertarungan itu berlangsung, bahkan saat Nero sendiri hanya berdiri diam saja. Silvia menatap Nero dengan tajam, menggeram, dan mengutuki nama Nero itu dalam hatinya. Dengan bantuan dari pedangnya yang tertancap di tanah, Silvia masih berusaha untuk bangkit kembali dan ingin menyerang Nero, hanya untuk jatuh kembali ke tanah.
“Sialan kau...... Tua bangka. Aku..... Benar-benar akan menyentuh pantatmu itu dengan ujung pedangku..... Suatu saat nanti !!”
“Itu hanyalah fantasi belaka, ******. Butuh waktu 60 tahun atau lebih buatmu dapat menyentuh pantatku dengan ujung pedang mainan itu.”
“Oi, lepaskan tanganmu, brengsek !! Aku bisa berjalan sendiri !!”
“Kemungkinannya sudah tidak mungkin, bocah. Berhenti memberontak sekarang.”
Dan begitulah. Nero menggeret Silvia dengan menarik armor cybernetic miliknya ke bawah cahaya biru yang dipancarkan oleh pesawat penjemput bulwark, benar-benar tidak menghiraukan Silvia yang berteriak sepanjangia digeret tersebut. Anggap saja itu sebagai hukuman dari orang tua kepada Silvia karena ia sudah berani-beraninya kurang ajar pada Nero barusan.
...****************...
Stardust, waktu tidak diketahui.
“Sialan. Lama sekali bocah baru itu.”
“Kapten, ada perintah baru dari Einsteina secara langsung ! Katanya abaikan saja bocah baru itu. Dia saat ini sedang ditahan di bulwark karena baru saja menghajar jenderal Nero !!”
“Bocah itu menghajar siapa KATAMU !!?”
“Tenang saja, ayahmu tidak terluka sama sekali, Vierra.”
“Tch, rasakan itu, bocah baru.”
Vierra, kapten dari tim Cerberus Glow. Ia sudah menjadi pemimpin dari tim ini sejak umurnya 14 tahun, dan kini ia sudah 18 tahun dan masih mampu mempertahankan titelnya itu. Ia menolak berkali-kali seluruh promosi yang diberikan oleh pihak militer bulwark untuk menjadi seorang komandan atau bahkan yang ada jauh di atasnya, karena ia hanya menginginkan bertarung secara langsung di lapangan. Sementara itu, pria yang baru saja berbicara dengannya adalah Gamma, lulusan dari akademi militer bulwark terbaik di bidang penembak jitu. Ia dan Vierra sudah menjadi teman lama, dan bahkan sedang berada dalam sebuah 'hubungan' saat ini.
“Tapi sebagai gantinya, kita dapat seseorang dari Myriad Angels. Benar-benar menyebalkan.”
“Tim yang seluruhnya healer itu ? Memang benar katamu, menyebalkan.”
hanya selang beberapa detik setelah itu, seorang gadis mulai muncul dari integrasi atom tepat di hadapan Vierra. Bahkan setelah baru saja tubuhnya kembali dari integrasi atomnya, ia masih saja berteriak kencang karena kesakitan, terlihat sangat menjijikkan di mata Vierra. Setelah tubuh gadis itu kembali sepenuhnya, barulah ia berhenti berteriak kesakitan, hanya nafasnya saja yang tersengal-sengal. Masih beruntung ia sampai di dunia ini tanpa cacat sama sekali, namun di dalam hatinya, ia bersumpah untuk tidak pernah ikut lagi dengan misi yang berhubungan dengan Stargate. Masih mending mati karena anomali daripada mati menghancurkan diri di dalam Stargate.
“Uh, maaf. Aku benar-benar kesakitan sejak awal tadi.....”
“Cih, tidak apa-apa. Asalkan jangan berbuat kacau seperti bocah baru Silvia yang kamu gantikan itu.”
“Huh ? Uh, baiklah, aku akan berusaha !!”
Silvia ? Seperti apa orangnya ?
“Jangan berusaha tapi gagal, bodoh !! Paksa badan sialanmu itu tetap baik sampai kamu mati !”
Eeeeek !! Kakak ini sangat menyeramkan !!
Dengan begitu, mereka pun mulai berpetualang di dunia yang lain ini. Hal yang paling mencolok dari dunia ini adalah langitnya, dimana itu dipenuhi oleh bintang jatuh yang sepertinya tidak akan pernah berhenti. Vierra langsung mencatat ciri khas dunia ini di dalam memori internal nya.
“Hei, Vierra. Beberapa struktur di sini, itu seperti...”
“Benar, seperti bekas spaceship.”
Hal kedua yang unik, adalah batu-batuan yang ada di dunia ini. Seperti yang dikatakan oleh Gamma dan Vierra, beberapa dari batu tersebut seperti terlihat seperti bekas-bekas sebuah spaceship. Walaupun mereka sebenarnya tidak tahu sama sekali spaceship macam apa itu, beberapa dari bagiannya terlihat sangat familiar untuk digunakan sebagai bahan utama pembangunan spaceship. Itupun dicatat secara langsung oleh Vierra dalam memori internalnya, dalam folder yang terpisah karena ia masih tidak yakin dengan itu sepenuhnya.
“Anu.... Kak Vierra..... Kemana bintang-bintang itu jatuh sebenarnya ?”
“Jangan tanya aku, bodoh !! Kamu kira aku yang punya dunia ini !?”
“Ma-maaf !!”
“Tapi pikirkan sekali lagi, Vierra. Bagaimana kalau semua bintang-bintang sialan itu menjatuhi kita di tempat yang sedatar ini ? Kita harus mencari tempat persembunyian, tahu.”
“Ah, kamu benar juga. Lupakan saja, kita selesaikan ini dengan cepat.” ucap Vierra sambil mempercepat langkahnya, seperti yang ia suruh barusan saja.
Hal pertama yang penting bagi misi ini, telah ditemukan. Mereka menemukan bahwa gravitasi di dunia ini hampir sama dengan gravitasi yang ada di bumi. Kadar oksigen pun juga sama. Mereka sempat memikirkan bahwa ini adalah dunia yang cocok untuk ditinggali oleh manusia, namun Vierra teringat sesuatu saat itu juga.
“Sayangnya, tidak ada air disini ? Dan dari mana juga oksigen-oksigen ini berasal ?”
Kedua pertanyaan dari Vierra itu membuat ketiganya harus memutuskan apakah dunia ini layak ditinggali oleh manusia atau tidak. Mereka akhirnya memilih bahwa 'tidak' adalah sebuah jawaban yang tepat untuk sekarang ini. Vierra menghela nafasnya, dan memandang ke atas langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang jatuh. Sebenarnya dunia ini memiliki pemandangan yang indah, itulah yang ada di dalam pikirannya. Gamma seketika mengarahkan senapan sniper nya ke arah depan, diikuti dengan suara 'bip' yang keras.
“Radar mu berbunyi, Gamma.”
“Karena itu aku menodongkan sniper ku, Vierra !”
Walaupun begitu, sejauh mata memandang, tidak ada yang terlihat sama sekali oleh mata mereka. Beberapa kali hembusan angin sepoi-sepoi menerbangkan pasir-pasir ke kiri dan kanan, hanya itu saja.
“35 meter dari sini. Mau memeriksanya, Vierra ?”
“Kita tidak akan pernah dapat jawaban yang pasti apa sebenarnya dunia ini kalau tidak menjelajah, kan ?”
“Benar.”
...****************...
Mereka mengikuti arah yang ditujukan oleh radar Gamma, hingga mereka akhirnya berhenti dan tidak bisa apa-apa selain tercengang oleh sebuah struktur yang sangat besar, dan sangat jelas bahwa itu adalah sebuah spaceship yang telah lama terkubur dan beroperasi. Menurut catatan sejarah yang pernah di pelajari oleh Vierra, pernah ada satu spaceship yang menghilang entah kemana dan kenapa. Ia masih memastikan lagi, namun jawabannya tetap tidak berubah.
“Ini..... Adalah spaceship yang menghilang itu ?”
“Bagaimana bisa itu sampai ke sini ?”
“Tidak ada tahu, brengsek. Kita di sini buat cari alasan itu sekarang.”
Dengan sedikit kekuatan paksaan, Vierra membuka pintu otomatis yang sudah tidak berfungsi lagi itu dengan kekuatan fisiknya saja. Interiornya sangat gelap, pastinya. Setelah sekilas mendapati beberapa pesawat terbang di dalamnya, Vierra mengetahui ruang apa yang akan mereka masuki saat ini.
“Kita memasuki bagian hangar. Bersiaplah untuk kemungkinan terburuk.”
Vierra yang memasuki hangar tersebut paling pertama, disusul oleh Gamma, dan yang paling terakhir adalah sang healer, Mox Luna. Beruntung Vierra dan Gamma memiliki senter saat ini. Dua senter saja sudah cukup untuk menerangi ruangan ini. Sambil berjalan, Vierra dan yang lainnya mulai mengamati pesawat-pesawat yang masih berbaris dengan rapi di tempatnya masing-masing.
“Mengejutkan. Pesawat-pesawat ini bahkan tidak berpindah sedikitpun dari tempat awalnya.”
“Uhm..... Kak Vierra..... Kenapa aku tidak pernah melihat pesawat pesawat jenis ini di bulwark ?”
“Karena mereka semua produksi dari tahun 2050, bodoh.”
“Itu..... Sudah lama sekali.”
“Yup. Dan yang lebih menyebalkannya, mereka semua terlihat sangat terawat.”
Tidak pernah Vierra sangka kalau dirinya itu akan bisa seramah ini dengan healer yang dia anggap sebagai lemah dan tidak berguna. Ia mengenal kebanyakan dari pesawat pesawat kuno ini. Semuanya masih tercatat dengan baik di dalam otaknya. Mereka bertiga sempat melewati sebuah pintu otomatis yang cukup besar. Itu adalah pintu di mana seluruh pesawat ini akan keluar dan lepas landas. Lalu, kalau begitu, untuk apa pintu yang mereka gunakan untuk masuk ke sini barusan ?
“Spaceship ini...... Dimodifikasi untuk meniru bulwark.” gumam Vierra yang seketika berhenti dan menyadari sesuatu.
“Apa maksudmu, Vierra ?”
“Babylon, spaceship yang awalnya hanya digunakan untuk mengirimkan pesawat tempur dalam jumlah yang besar saja. Kecepatannya bisa mencapai kecepatan cahaya dengan warp tech, jadi tidak perlu ada maintenance yang dilakukan di tengah-tengah udara. Tugasnya hanya itu saja. Sementara itu, pintu yang tadi kita lewati, itu adalah sebuah pintu untuk para mekanik keluar dan memperbaiki kerusakan di bagian luar. Ada seseorang yang mencoba meniru spaceship ini, dan itu adalah sebuah kegagalan besar. Siapapun itu, tujuan mereka pasti adalah untuk membuat spaceship ini bertahan jauh lebih lama daripada tujuan awalnya.”
“Dan standar pabrik manusia sulit untuk dirubah, sehingga fungsinya tidak dapat bekerja dengan baik, membuat spaceship ini pada akhirnya jatuh dan terdampar di planet ini.”
“Jawaban yang sangat benar, Gamma tersayang.”
Spekulasi keduanya itu terdengar begitu luar biasa di telinga Mox Luna, membuatnya tercengang. Pantas saja mereka terlihat sebagai pasangan yang sangat cocok dan sempurna baginya.
“Itu jawaban yang luar biasa, kak Vierra !!”
“Hmph, biasa saja, bodoh.”
Mox Luna tidak tersakiti hatinya atau apa. Ia justru termotivasi untuk menjadi lebih hebat seperti Vierra dan Gamma. Ia akan selalu berjuang keras, dan suatu saat nanti, usahanya itu pasti akan terbayar dan tidak akan sia-sia. Dia mengetahui itu, sangat.
Beberapa saat kemudian, ketiganya telah keluar dari hangar. Keanehan interior dari spaceship ini mulai terlihat dengan jelas, seperti tangki bensin di tempat yang tidak seharusnya.
“Pantas saja Spaceship ini bisa jatuh. Mereka menaruh tangki bensin di atas seperti ini ?”
“Yang membuat tidak terlalu pintar sepertinya.”
“Kemungkinan.”
Sedikit pemandangan yang mengejutkan mereka terjadi, walau tidak seberapa. Percikan-percikan api terlihat menyembur dari balik tembok.
“Mesin spaceship ini masih menyala ternyata.”
“Apakah bisa diperbaiki ?”
“Kemungkinannya sangat kecil, sayang.”
Mox Luna menghela nafasnya di belakang mereka. Sifat bucin itu, akhirnya keluar juga. Mereka terus berjalan, hingga akhirnya tiba di sebuah ruangan yang sepertinya adalah sebuah ruangan kontrol, penuh dengan kabel-kabel raksasa, dan berbagai monitor tabung yang sudah mati. Teknologi yang ada di dalam ini sangatlah ketinggalan jaman, namun beberapa ada juga yang lebih canggih daripada yang manusia miliki saat ini. Misalnya saja, sebuah portal yang mereka yakini sebagai tiruan dari Stargate, namun memiliki beberapa modifikasi spesifik yang cukup jelas.
“Tabung besar macam apa itu ? Mereka ingin memerangkap partikel atom dengan gradien medan magnet dan berusaha untuk mengontrol jalurnya ? Buat apa ?”
“Dilihat dari kelemahan Stargate saat ini, mereka sepertinya berusaha mengurangi kegagalan re-integrasi atom di tahap kelimanya. Itu adalah usaha yang tidak pernah terbayangkan olehku.”
“Sebuah analisis yang sangat mendalam, wahai para manusia. Sungguh luar biasa rasanya bisa bertemu dengan entitas sehebat kalian.”
“Siapa di sana !?”
Vierra, Gamma, dan Mox Luna dengan cepat menoleh ke belakang. Terlihat di sana, sesosok entitas humanoid wanita tinggi dengan tubuh hitam sepenuhnya dan satu mata besar berwarna merah terang di tengah-tengah wajahnya sedang berdiri di dekat pintu ruang kontrol saat ini. Kemunculan entitas tersebut yang secara tiba-tiba membuat ketiganya langsung siaga dengan senjata mereka. Vierra mengeluarkan pedang lurus gandanya, Gamma menodongkan sniper nya, dan Mox Luna memegang erat scepter nya. Bagaimanapun juga, mereka tidak dapat merasakan ada yang berbahaya dari makhluk itu.
“Bisakah kalian turunkan senjata-senjata itu ? Saya adalah pemilik spaceship ini, menyambut kalian semua dengan damai atas nama Star breeder.
“Hmph, nama yang aneh.”
...****************...
Ruang utama Babylon, Stardust.
Waktu : tidak diketahui.
“Sejarah ras kami sebagai Star breeder sangatlah panjang, dan semuanya berkembang karena anda, umat manusia.”
”Jelaskan. Bagaimana bisa kami membantu ras brengsek mu itu ?”
Gamma menyenggol Vierra, dan ia kemudian membisikkan sesuatu kepada Vierra.
“Hush, jangan kurang ajar, Vierra. Dia ini alien, bodoh !”
“Tidak peduli sama sekali, brengsek. Kepalanya itu kelihatan gampang sekali buat dipenggal.”
“Apa yang kalian bisikkan ?”
“Tidak ada !”
Baru kali ini aku menghargai usaha mu, Mox brengsek. Kamu adalah penyelamat saat ini.
Makhluk itu memalingkan wajahnya kembali dari mereka, terus berjalan dan akhirnya duduk di sebuah kursi dengan sandaran yang sangat tinggi, sepenuhnya terbuat dari besi dan terhubung dengan kabel-kabel misterius.
“Baiklah, akan ku mulai dari namaku terlebih dahulu. Aku adalah Voidlings, keturunan terakhir dari ras Star breeder....”
Hei, Cerberus ! Apa yang terjadi di sana !? Kalian sudah melebihi durasi maksimal dari penjelajahan biasanya, tahu-
Vierra segera mematikan comms miliknya, kemudian menatap Voidlings kembali. Sebelum itu, ia juga mendengarkan Gamma yang berbisik sekali lagi padanya.
“Dengar itu ? Kita harus keluar dari sini secepatnya, tahu.”
“Aku sudah tahu semuanya, brengsek !! Pertama, kita cari kesempatan buat membunuh bajingan ini dulu !”
“Baiklah.”
Vierra berdehem, kemudian melanjutkan untuk berbicara kembali.
“Lupakan saja itu. Lanjutkan.”
Voidlings diam sejenak, sebelum akhirnya menciptakan sebuah simulasi di belakangnya, menampilkan sebuah galaksi yang tidak diketahui.
“Ras kami, Star breeder, berasal dari galaksi Longinquus, empat belas miliar tahun cahaya dari galaksi Bima sakti kalian semua. Kami adalah ras makhluk hidup paling pertama di seluruh alam semesta ini, dan kami hanya memiliki satu tugas, menciptakan bintang-bintang, planet, satelit alami, dan objek luar angkasa lainnya, kemudian menyebarkan semua itu dengan energi gelap. Namun, kepunahan akhirnya mengancam keberadaan kami. Seperti bintang yang berumur panjang masih bertemu kematian, itulah yang terjadi pada kami saat itu. Kami mulai menggunakan kemampuan kami untuk melihat masa depan, dan di sanalah kami akhirnya menemukan ciptaan kalian ini. Sebuah kendaraan terbang, yang mampu bergerak dengan kecepatan yang luar biasa. Kami kira itu akan mampu melintasi antar bintang, namun dugaan kami ternyata salah. Berbagai bintang jatuh yang ada di luar sana, adalah sisa-sisa dari rekanku yang meninggal dalam percobaan kendaraan itu, terjebak di dalam masa lalu dan juga masa depan di saat yang bersamaan. Mereka..... menghentikan waktu.”
“Menghentikan waktu ? Buat apa ?”
“Walaupun mati, mereka masih ingin mengamati dunia kalian. Masih berusaha untuk mengetahui apa saja yang dapat diciptakan oleh kalian. Masih berjuang, untuk meniru kemajuan teknologi kalian, dan menyelamatkan ras yang sudah tidak memiliki harapan ini.”
“Dan mereka semua tidak mengetahui bahwa ras mu sudah punah, bukan ?”
“Benar. Bahkan setelah meninggal sekalipun, mereka sama sekali tidak tenang.”
"Intinya, kalian hanya terlalu terobsesi dengan manusia, bukan ? Betapa ironis sekali, karena saat ini, manusia juga sedang mengalami hal yang sama, dekat dengan kepunahan.”
Voidlings berdiri seketika, seakan tidak percaya. Harapan yang selalu ia pegang selama hidupnya ini, yang selalu ia percaya dan pegang teguh, ternyata sama-sama tidak berdaya dengan ras nya. Ia telah melihat begitu jauh ke masa depan, melihat berbagai galaksi, bintang-bintang, dan planet-planet. Semua makhluk hidup yang selama ini ia temui, hanyalah binatang buas tak berakal, bertindak berdasarkan instingnya saja. Mereka berevolusi hanya untuk bertahan hidup saja, tidak memiliki keinginan untuk menjadi penguasa di alam mereka. Namun, berbeda dengan manusia. Mereka berakal, dan memiliki keinginan. Mereka berambisi untuk menjadi penguasa segalanya, menggunakan apapun yang mereka miliki untuk melindungi, dan bertahan hidup. Pada awalnya, hanya seekor primata, kemudian bangkit dengan sebuah nyala api yang memulai perjalanan panjang mereka menuju puncak. Itulah manusia, yang akan selalu bertarung dan bangkit dari keterpurukan. Itulah yang menjadi pegangan Voidlings selama ini. Namun sekarang, ras yang menjadi kepercayaannya itu akan segera hancur ? Tidak mungkin ia akan membiarkan hal itu terjadi. Jika makhluk seperti mereka musnah, apalagi yang bisa ia lakukan untuk rasnya ?
“Apa !?”
“Begitulah nasib kita saat ini. Aku dan temanku harus kembali, bertarung bagi ras kami. Supaya manusia dapat kembali lagi ke masa kejayaan mereka. Tidak punah seperti kalian.”
Voidlings mengepalkan kedua tangannya, dan mata merah ruby itu seketika bercahaya terang seluruh kulitnya yang bagaikan cacing-cacing menggeliat mulai terbuka, menampakkan wujud aslinya yang jauh lebih mengerikan.
“Tidak ! Tidak akan kubiarkan kalian pergi dari sini !! Seperti kalian manusia yang telah bertahan selama ber milenia-milenia kali, ras ku akan bangkit kembali !! Aku..... Hanya perlu mempelajari otak kalian, apa yang telah kalian pelajari selama ini !! Apa yang kalian umat manusia telah alami selama ini ! Dengan begitu, aku dapat membangkitkan ras ku kembali !! Kembali menjadi penguasa, sama seperti kalian di bumi !!!”
Voidlings menerjang ke arah Vierra, namun sebelum mampu menangkapnya, Gamma telah terlebih dahulu membuat ia terhempas ke belakang dengan sebuah tembakan yang tepat mengenai bagian dalam kepalanya yang terbuka.
“Oi, healer. Saatnya untuk membunuh alien !”
Vierra menyeringai, dan dengan cepat, ia sudah berada di depan Voidlings yang baru saja menyerangnya. Gamma menghentikan serangan Voidlings tersebut dengan sebuah tembakan yang mengenai punggung Voidlings, karena sejak tadi, ia sudah berpindah tempat bersama dengan Vierra. Itu memberi waktu yang cukup bagi Vierra untuk melakukan serangkaian serangan beruntun terhadap tubuh Voidlings, yang kelihatannya masih tidak terluka sedikitpun.
“Oi, Gamma ! Sepertinya kita punya musuh yang kuat di sini !”
“Bukankah itu akan menyenangkan !?”
“Tentu saja !! Siapa bilang aku ketakutan, bangsat !!”
Voidlings mengeluarkan teriakan keras, menciptakan sebuah gelombang yang menghempaskan Vierra dan Gamma dari sekelilingnya. Ia kemudian terbang menjauh ke arah kiri, kemudian menembakkan beberapa peluru kosmis ke arah Vierra, yang dapat dengan mudah menghindari ketiga tembakannya itu.
“Aku hanya membutuhkan pengetahuan kalian, manusia ! Hanya itu saja-”
Sebelum Voidlings menyelesaikan kalimatnya, salah satu pedang Vierra telah terlempar dan menusuk bahunya, hingga setengah dari pedang itu menembus keluar dagingnya Voidlings.
“Tidak ada peduli dengan ras mu, bodoh.”
Voidlings dengan cepat jatuh ke lantai, dan ia masih harus menerima serangan tak terhentikan dari ketiga orang itu. Gamma meloncat ke atas, dan dengan cepat, ia menembakkan peluru es yang diperkuat ke arah Voidlings, membekukan area sekitar Voidlings seketika.
“Dasar makhluk rendahan !!”
Voidlings kini telah kehilangan akalnya. Manusia yang dulu ia anggap sebagai dewa penyelamat, kini ia anggap sebagai sampah murahan di bawah kakinya. Bagaimanapun, semua kebaikannya di awal hanyalah muncul karena ambisinya yang besar untuk membangkitkan ras nya kembali. Hanya itu saja.
Voidlings kembali berdiri, namun ia sudah tidak dapat bergerak karena sebuah replika bola hitam yang muncul di belakangnya, akibat manipulasi quantum yang dimiliki oleh scepter Luna. Vierra tanpa basa-basi lagi langsung melesat ke arah Voidlings, kemudian berputar di udara dan menebas tubuh Voidlings hingga ia terhempas ke belakang dan menghantam ke tembok besi.
Walaupun dirinya mengetahui bahwa ia sangat terpojok, ia masih keras kepala, berusaha untuk mengalahkan ketiga manusia itu yang ada di hadapannya. Ia terbang ke atas, dan mengeluarkan kedua sayapnya.
“Fase kedua. Ini jauh lebih menyenangkan !!”
Voidlings memanggil gugus-gugus bintang untuk menghujani area di sekitarnya, yang secara perlahan bergerak menuju Vierra. Namun serangan itu berhenti seketika, saat Voidlings terkena tembakan tepat di kepalanya oleh Gamma. Bukan saja menghantam tembok sekali lagi, namun Voidlings terhempas hingga menembus tembok tersebut, berpindah ke ruangan lain yang penuh dengan jembatan besi.
Di saat dirinya masih di udara dan jatuh dengan kecepatan tinggi, Vierra sudah menyusulnya, melemparkan kedua pedangnya yang kini telah bergabung menjadi satu menjadi sebuah tombak dengan bilah pedang di kedua sisinya. Lemparan tombak tersebut menembus dada kiri Voidlings, dan setelah itu, Vierra langsung menukik ke arahnya hingga jatuh di atas salah satu jembatan besi di ruangan tersebut.
Pertarungan sengit masih berlanjut. Voidlings tanpa henti menembakkan peluru kosmis dari dalam mulutnya, dan semua itu dapat dihindari dengan mudah oleh Vierra. Setelah dua kali menghindar sambil mendekati Voidlings, Vierra berhasil menebas tubuh Voidlings kembali hingga Voidlings terluka cukup parah. Masih belum cukup, tembakan beruntun dari peluru es milik Gamma membuat Voidlings harus berjalan mundur menjauhi Vierra, memberinya jarak yang efisien untuk mengeluarkan serangan pamungkasnya.
Lubang hitam dari Mox Luna yang menyebalkan itu kembali lagi, membuat Voidlings tidak bisa melakukan apa-apa selain pasrah menerima serangan terakhir Vierra.
Dalam sekejap mata, Vierra telah membelakangi Voidlings dengan kedua tangan dan pedangnya terentang. Ribuan tebasan pedang berwarna merah mencabik-cabik tubuh Voidlings, hingga akhirnya ia dapat merasakan apa itu dinginnya kematian.
“Selamat tinggal, alien.”
Voidlings jatuh berlutut ke lantai, dan mata merahnya itu mulai meredup. Ia secara perlahan mengamati sang manusia, harapan satu-satunya, Vierra, berjalan menjauhinya dan meninggalkan dirinya sendirian di ruangan ini.
Jadi, beginilah akhirnya. Sejarah panjang dari ras penguasa alam semesta, Star breeder, akhirnya berakhir hanya sampai di sini saja. Aku telah berusaha melakukan yang terbaik, namun manusia itu terlalu kuat. Apa itu takdir ? Kenapa ras masih saja tetap punah di saat kita memercayai hal yang tepat ?
Apakah..... Ini adalah takdir bagi ras kita, Star breeder, untuk akhirnya benar-benar meninggalkan alam semesta ini ?
Seluruh gugus-gugus bintang yang kita ciptakan. Seluruh galaksi-galaksi yang kita lahirkan. Dan seluruh planet-planet yang kita kembangbiak kan, apa gunanya semua itu ? Apakah seluruh sejarah kita, dan seluruh kehebatan kita, akan menghilang begitu saja ? Dan apakah, mereka para umat manusia, juga akan mengalami hal yang sama nantinya ?
Ah, lupakan. Setidaknya aku sudah berjuang keras, sama seperti kalian semua. Akhirnya, kita akan bertemu kembali......
Dia antara bintang-bintang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments