Aku harus pulang sekarang. Papaku bilang, ada urusan penting yang ingin dibicarakan denganku.
*Memelas
Steve
Urusan penting?
*Mengangkat kedua alisnya
Lusi
Ya! Maaf!
Steve
*Mengelus kepala Lusi
Steve
Aku akan mengantarmu pulang.
*Senyum
Lusi
Ayo!
*Semangat tiba-tiba sambil merangkul tangan Steve
Steve merupakan teman dekat Lusi. Dia seorang mahasiswa dan jika ada jam kosong, dia pasti selalu mengantar Lusi pulang.
Sebenarnya mereka berdua saling suka, hanya saja Steve belum mengungkapkan perasaan khususnya pada Lusi.
Di depan rumah Lusi..
Lusi
Kamu gak mampir?
Steve
Tidak usah! Aku mau ke tempat magang dulu.
Steve
Kamu, masuklah!
Lusi
Bye! Bye!
*Melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan
Steve
Bye! Bye!
*Membalas lambaian Lusi
Steve
*Melihat Lusi hingga masuk ke dalam
Lusi
*Sudah masuk ke dalam rumah
Lusi
Pa! Aku, pulang!
*Teriak
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Baru keluar dari area dapur
Tn. Ando (Papa Lusi)
Ya!
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Ikutan keluar sambil membawa minuman
Lusi
Ma!
*Sapa saat melihat mamanya
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Lusi, kamu pasti sangat lelah. Bagaimana sekolahmu tadi?
Lusi
Tumben, mama nanya. Hehe..
*Nada usil
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Menaruh minumannya ke atas meja ruang tamu
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Emang mama gak boleh nanya?
Lusi
Boleh dong!
*Senyum manis
Lusi
Minum ah!
*Mengambil salah satu cangkir minuman yang di atas meja
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Melirik istrinya
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Melirik suaminya
Lusi
*Memperhatikan gelagat kedua orangtuanya yang mencurigakan
Lusi
Papa, mama, kenapa? Kok aneh banget hari ini?
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Kagok
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Diam
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Menyenggol lengan tangan suaminya dengan siku tangannya
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Mengumpulkan keberanian
Tn. Ando (Papa Lusi)
Begini....
*Atur nafas
Lusi
*Nahan tawa lihat reaksi papanya
Tn. Ando (Papa Lusi)
Sebentar lagi kan kamu sudah lulus sekolah.
Lusi
*Mengangguk cepat
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Menatap suaminya dengan raut wajah sedih
Tn. Ando (Papa Lusi)
Ada yang ingin kami sampaikan, yang selama ini kami tutup rapat.
Lusi
Apaan sih? Bikin takut aja deh.
*Gak nyaman
Lusi
Gak usah terlalu serius gitu dong, pa!
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Tapi ini memang serius, Lusi. Bagi kami, ini berat.
Lusi
Berat, bagaimana?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Kamu ingat saat kamu kecelakaan dan kamu koma selama sebulan lamanya setelah operasi saraf di otakmu?
Lusi
Ya.
*Mengingat kembali
Lusi
Bukannya itu udah kisaran empat tahun lalu?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Benar!
Tn. Ando (Papa Lusi)
Saat itu, merupakan perjuangan yang berat bagi kami. Kami sudah menjual apa yang kami punya demi keselamatan nyawamu, Lusi.
Lusi
*Mendengarkan dengan serius
Lusi
(Perasaan aku gak enak nih)
Tn. Ando (Papa Lusi)
Harusnya... kami memang tidak bisa membawamu pulang saat itu, karena hutang kami pada rumah sakit dimana kamu dirawat sangatlah diluar perkiraan kami.
Tn. Ando (Papa Lusi)
Sampai papa terpaksa mengambil suatu keputusan.
*Tegang
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Mengantur nafasnya kembali
Lusi
Keputusan apa, pa?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Kami sepakat menikahkan kamu pada salah satu dokter yang menjadi penanggung jawab seluruh hutang perawatan kamu.
Lusi
*Tercengang
Lusi
Apa?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Kami terpaksa, karena kami tidak punya pilihan lain.
Lusi
Jadi... aku dijadikan tumbal atas hutang-hutang perawatan di rumah sakit?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Mengangguk sambil menangis
Tn. Ando (Papa Lusi)
*Menunduk
Lusi
*Kecewa pada kedua orang tuanya
Lusi
(Mereka melakukan itu tanpa sepengetahuanku. Kenapa harus seperti itu caranya?)
Lusi
*Menangis sambil menutupi wajahnya
Lusi
Kenapa tidak bayar cicil saja padanya saat aku sembuh?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Posisinya berat saat itu. Kami pun tertekan. Apalagi... kamu sangat membutuhkan alat khusus untuk membantu proses penyembuhanmu. Belum lagi, obat-obatan khusus agar imun tubuhmu cepat pulih.
Tn. Ando (Papa Lusi)
Itu semua bukan murah.
Tn. Ando (Papa Lusi)
Hutangnya terlalu besar dan dia juga tidak mau memberikan hutang sebesar itu pada kami.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
*Mengelus dada suaminya seraya memintanya lebih tenang
Lusi
*Kepala terasa berat
Lusi
Emangnya kita hutang berapa saat itu?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Tiga milyar.
Lusi
(What? Sebesar itu?)
Lusi
*Mencoba tenang
Lusi
*Mengusap air matanya
Lusi
Jadi... aku sudah menikah?
Tn. Ando (Papa Lusi)
Iya!
Lusi
Lalu? Apa rencana papa mama padaku sekarang?
Lusi
Apa aku harus mengurus rumah tangga setelah kelulusanku?
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Mama akan mengenalkanmu pada suamimu.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Kalian putuskan saja apa yang terbaik untuk kalian.
Ny. Kendis (Mama Lusi)
Siapa tau, dia masih mengizinkanmu kuliah atau kerja ditempat lain agar kamu tidak terkekang.
mending untuk tanda batin , teriak atau sedang melakukan setua itu gini thor
tanda * untuk sedang melakukan sesuatu tanda () untuk membatin tanda !!! untuk teriak
klau untuk percakapan ,, biasa aja gak perlu pakai tanda " thor ..
2023-05-23
2
Ny. Min Lita 💫
maaf sebelum'nya kalau banyak kritik 🙏🙏
2023-05-23
1
Ny. Min Lita 💫
thor gak perlu pakai tanda " di percakapan ,, bikin bingung baca'nya .. kasih tanda * untuk apa yang sedang dilakukan . misal sedang memasak . penusilan'nya begini *memasak kalau batin *batin kalau percakapan cukup kata² tanpa tanda " " begini thor
Comments
Ny. Min Lita 💫
mending untuk tanda batin , teriak atau sedang melakukan setua itu gini thor
tanda * untuk sedang melakukan sesuatu
tanda () untuk membatin
tanda !!! untuk teriak
klau untuk percakapan ,, biasa aja gak perlu pakai tanda " thor ..
2023-05-23
2
Ny. Min Lita 💫
maaf sebelum'nya kalau banyak kritik 🙏🙏
2023-05-23
1
Ny. Min Lita 💫
thor gak perlu pakai tanda " di percakapan ,, bikin bingung baca'nya .. kasih tanda * untuk apa yang sedang dilakukan . misal sedang memasak . penusilan'nya begini *memasak
kalau batin *batin kalau percakapan cukup kata² tanpa tanda " " begini thor
2023-05-23
1