Tiga Sahabat

Temaram indah lampu-lampu kota, menemani setiap detik para penikmat malam. Menjadi teman nan setia, meski tanpa mereka meminta.

Nisa baru saja selesai mandi. Tak lama, makan malam yang ia pesan melalui aplikasi pesan antar pun juga tiba. Nisa sedang malas memasak hari ini. Jadi, ia memilih untuk memesan makanan melalui aplikasi pesan antar. Lagi pula, Jeni juga sedang pergi dengan kekasihnya, Elvin.

"Untung ada pak Reyhan tadi. Kalau enggak, aku pasti sudah dipaksa oleh Revan. Hiiissshhh!" Kesal Nisa, sembari menyiapkan makanannya ke dalam piring.

"Tapi, apa iya, pak Reyhan nggak tahu kalau bu Vio selingkuh? Secara, dia punya pak Rudi dan anak buah yang jelas hebat. Masa nggak tahu kalau bu Vio selingkuh sama Revan?" Gumam Nisa lagi.

"Ah udah ah, biarin deh! Aku kok malah jadi mikirin pak Reyhan sih?"

Nisa akhirnya fokus pada makanan yang sudah tersaji di hadapannya. Seporsi mi goreng Jawa, yang sudah biasa Nisa beli. Karena memang, rasanya pas di lidah Nisa.

Baru saja Nisa selesai makan, Jeni dan Elvin pulang ke apartemen.

"Aku kira, kalian mau kencan kemana gitu?" Tanya Nisa bingung.

"Kan aku tahu, kamu baru patah hati. Masa iya, ninggalin kamu sendirian di apartemen." Sahut Jeni santai.

"Alasan. Palingan, kamu penasaran kan, kenapa aku bisa dianter pulang sama pak Reyhan?" Cibir Nisa paham.

"Tuh, paham. Kamu udah makan?" Tanya Jeni, saat melihat piring bekas makan Nisa di atas meja makan.

"Baru aja selesai."

"Padahal aku beliin kamu makan malam juga."

"Uuhh, baik banget sih sahabat aku satu ini." Puji Nisa gemas, sambil memainkan pipi Jeni dengan kedua tangannya.

"Kalian ini ya!" Sela Elvin.

Nisa dan Jeni tertawa bersama sambil melirik sekilas pada Elvin.

Elvin adalah kekasih Jeni. Elvin dan Jeni bekerja di hotel milik Revan. Karena mereka jugalah, Nisa dan Revan tidak sengaja bertemu. Dan akhirnya sampai menjalin hubungan.

Nisa sudah sangat terbiasa dengan kedekatan hubungan Jeni dan Elvin. Begitu juga sebaliknya. Elvin juga sudah sering menyambangi apartemen Jeni dan Nisa. Apartemen itu, bahkan sudah seperti rumah kedua bagi Elvin.

"Iya, Nis. Kata Jeni, semalem kamu mergokin pak Revan?" Tanya Elvin, sembari menikmati makan malam.

Nisa mengangguk malas.

"Kamu nggak bilang ke atasan kamu tentang ulah istrinya?"

"Tadi pagi bu Vio nemuin aku di kantor." Aku Nisa.

"Dia ngancem kamu?" Terka Jeni tidak terima.

Nisa mengangguk sekali. "Dia ngancem, mau ngelakuin sesuatu ke keluargaku, kalau sampai aku bilang ke pak Reyhan."

"Dasar wanita sialan!" Umpat Jeni kesal.

"Terus, kamu mau gitu aja?" Timpal Elvin.

"Aku sebenarnya kasihan sama pak Reyhan. Dia dikhianati oleh dua orang yang ia kenali."

"Jangan bilang, kamu malah langsung jatuh cinta sama atasan kamu itu? Hayo, ngaku!" Sela Jeni tak sabar.

"Mana ada. Aku bukan tipe cewek yang mau sama suami orang, ya. Catat itu!" Tegas Nisa.

"Terus, kamu bilang apa ke bu Vio?" Tanya Jeni penasaran.

"Aku coba panas-panasin dia." Aku Nisa.

"Maksudnya?"

"Aku bilang ke bu Vio, bukannya impas kalau aku merebut pak Reyhan darinya."

"Kamu bilang gitu?" Tanya Nisa dan Elvin tak percaya.

Nisa mengangguk bangga. Dan hal itu langsung disambut tawa lepas dari Jeni dan Elvin. Mereka tidak mengira, Nisa bisa memanas-manasi Viona yang jelas-jelas adalah wanita kelas atas dengan banyak hal yang bisa ia miliki.

"Terus? Gimana reaksi bu Vio?" Tanya Elvin setelah tawanya sedikit reda.

"Dia jelas menyombongkan apa yang dimilikinya saat ini. Dan dia juga bilang, kalau pak Reyhan itu sangat mencintainya. Jadi, pak Reyhan nggak mungkin tergoda sama wanita lain. Apalagi, sama aku." Santai Nisa.

"Menurutku ya Nis, kalau kamu kerja dengan wajah aslimu, jangankan pak Reyhan, Rizki Nazar atau bahkan Reza Rahadian, pasti bakal noleh pas ketemu kamu." Yakin Elvin.

"Dia nggak mau, Yang. Aku sampe capek ngerayu ini cewek dengan nama Nisa Amora. Kamu juga udah pernah, kan? Tapi dia tetep aja keukeuh mau pake wajah jerawatan gitu." Sahut Jeni paham.

"Terus?"

"Jawabannya masih sama. Cuma buat suami aku, Vin. Khususon." Santai Nisa lagi.

Iya, wajah Nisa sebenarnya sangat cantik. Mulus tanpa jerawat. Ia juga sebenarnya sangat tahu mode. Tapi, karena masa lalunya, ia memilih untuk menutupi wajah aslinya dengan jerawat jadi-jadian, alias jerawat buatan, dan berpakaian sangat cupu. Jauh dari kata modis.

Nisa setiap hari mengenakan kacamata bulat dalam setiap aktivitasnya. Itu hanyalah kacamata fantasi, tapi terlihat sangat mirip dengan kacamata minus pada umumnya. Rambut hitam panjangnya, sering kali ia ikat rendah, tepat di atas leher. Dan sesekali, ia gerai lurus begitu saja.

Selain itu, hampir setiap hari, Nisa mengenakan setelan celana kain dan kemeja yang dilengkapi dengan blazer berwarna senada dengan celananya. Atau kadang, ia hanya mengenakan sweater sebagai outernya, dan rok selutut sebagai temannya.

Jeni dan Elvin sudah berkali-kali menasehati Nisa untuk melepas jerawat jadi-jadiannya. Tapi selalu saja ditolak oleh Nisa. Dan alasannya masih tetap sama, wajah aslinya hanya akan ia tunjukkan untuk suaminya kelak.

Atau mungkin, berdandan dengan pakaian lebih modis dan tanpa kacamatanya. Tapi itu juga ditolak oleh Nisa. Karena sebenarnya, Nisa dikaruniai tubuh yang sangat proporsional dengan wajah yang cantik.

Semua itu terjadi karena masa lalu Nisa. Masa lalu yang menghantui Nisa hingga saat ini. Dan, Jeni dan Elvin tahu tentang itu.

"Terus, Revan?" Tanya Jeni kembali.

"Tadi pagi Revan mencoba menemuiku, tapi beruntung, aku bisa lolos darinya. Dan tadi waktu aku keluar kantor, dia kayaknya udah nungguin aku keluar. Karena nggak lama aku keluar dari parkiran, mobil Revan langsung berhenti di depanku." Aku Nisa.

"Kamu nggak sampai jatuh dari motor, kan?"

"Motorku kempes bannya, aku tinggal di parkiran kantor."

Jeni menghela nafas lega.

"Terus, gimana bisa kamu pulang sama pak Reyhan?"

"Revan maksa aku ikut sama dia, tapi aku kan nggak mau. Pas itu, pak Reyhan keluar dari parkiran trus nolongin aku dari Revan."

"Oohh, so sweet banget sih pak Reyhan." Goda Jeni.

"Tuh, Vin! Jeni mulai ngelirik pak Reyhan." Sahut Nisa.

"Ya kan aku masih normal, Nis. Mataku juga masih normal kayak mata kamu. Munafik namanya kalau aku bilang pak Reyhan itu nggak ganteng, hhihi." Jujur Nisa santai.

Jeni jelas langsung dilirik tajam oleh Elvin.

"Tapiii, kamu tetep yang terbaik kok, Yang." Imbuh Jeni manja pada Elvin.

Elvin melengos merajuk. Tapi bukan Jeni jika menyerah begitu saja. Ia langsung menggelayut manja di lengan Elvin. Dan bahkan langsung mencium pipi Elvin tanpa permisi. Tapi Elvin, tetap merajuk pada Jeni.

Dan itu, jelas membuat Nisa tertawa. Ia pun tertawa lepas melihat tingkah pasangan kekasih di hadapannya itu.

"Tapi Nis, kayaknya, kamu perlu kasih pelajaran itu bu Vio! Biar dia nggak macem-macem sama kamu." Usul Elvin.

"Keluargaku gimana?"

"Kan yang penting, pak Reyhan nggak tahu kalau dia selingkuh, kan?"

"Tadi dia bilang gitu."

"Ya udah, panas-panasin aja itu wanita nggak bener!"

Nisa terdiam. Ia memikirkan ucapan Elvin dengan seksama.

"Terus, Revan?" Sela Jeni.

"Aku nggak mau balikan lagi sama dia." Tegas Nisa.

"Bagus. Jangan mau kalau dirayu apapun!" Jawab Jeni mantap.

Nisa pun mengangguk setuju.

"Terus, gimana aku manas-manasin bu Vio? Dia kan jarang ke kantor. Masa iya, aku mbuntutin pak Reyhan ketemu bu Vio?"

"Ya karena jarang ke kantor itu, kamu kan jadi lebih enak manas-manasin dia. Dia bakal mikir, kalau kamu diam-diam ndeketin pak Reyhan kalau di kantor."

"Kalau pak Reyhan salah paham?"

"Ladenin aja kalau dia emang mau sama kamu!"

"Dia nggak kalah tajir Nis, dari Revan. Kayaknya, juga orangnya lebih baik dari Revan."

"Enak aja! Emang aku cewek apaan?" Sahut Nisa tidak terima.

"Cewek jadi-jadian." Goda Jeni antusias.

"Sialan!"

Nisa segera melempar bantal sofa yang ada di dekatnya. Tiga sahabat itu pun lalu tertawa bersama sambil menikmati makan malam.

Waktu akan terasa indah jika kita menikmati setiap detik yang berjalan. Meski tanpa hal istimewa, tapi jika bersama dengan orang-orang yang kita sayangi dan menyayangi kita, semua akan terasa lebih indah dan bermakna.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Nahhh.. suka niii.. kalau aslinya tokoh wanitanya sebenarnya juga gak kalah cantik dan hebat dalam segala hal 👍😍

2024-05-05

1

lihat semua
Episodes
1 Kejutan Nisa
2 Menemui Nisa
3 Bicara Dengan Nisa
4 Diantar Pulang
5 Tiga Sahabat
6 Obrolan
7 Menyelidiki Nisa
8 Kecurigaan Rudi
9 Putus
10 Curiga
11 Ketahuan
12 Memastikan
13 Sikap Ihsan
14 Rencana Menemui
15 Kedatangan Dena
16 Kenalan
17 Dinner
18 Penawaran
19 Keputusan Nisa
20 Asisten Dadakan
21 Pertama Kali
22 Asisten
23 Kecewa
24 Mengunjungi Proyek
25 Riska
26 Selangkah Lebih Dekat
27 Sarapan
28 Dipuji
29 Sandiwara
30 Membongkar Kecurangan
31 Perhatian
32 Kemarahan Reyhan
33 Liburan Dadakan
34 (Masih) Liburan Dadakan
35 Perhatian Nisa
36 Kelembutan Hati Nisa
37 Kejutan Kecil
38 Kejutan Luar Biasa
39 Firasat Rudi
40 Kemarahan
41 Rumit
42 Surat Gugatan
43 Meminta Maaf
44 Sikap Nisa
45 Urusan Pagi
46 Kedatangan Viona
47 Keputusan Nisa
48 Pengunduran Diri
49 Niat Hati
50 Memastikan
51 Kekhawatiran
52 Mencoba Bunuh Diri Part 1
53 Mengakui
54 Mencoba Bunuh Diri Part 2
55 Mbak Nia
56 Jalan-Jalan Di Taman
57 Kedatangan Tamu
58 Kepulangan Nisa
59 Sakit Jantung Bawaan
60 Kedatangan Reyhan
61 Acara Sederhana
62 Perhatian
63 Resmi Menikah
64 Mengobrol Dengan Nisa
65 Malam Pengantin
66 Amunisi Semangat
67 Kecurangan Revan
68 Hasil Akhir
69 Kambuh
70 Kemarahan Ihsan
71 Kondisi Nisa
72 Rencana
73 Ketahuan
74 Perhatian
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Kejutan Nisa
2
Menemui Nisa
3
Bicara Dengan Nisa
4
Diantar Pulang
5
Tiga Sahabat
6
Obrolan
7
Menyelidiki Nisa
8
Kecurigaan Rudi
9
Putus
10
Curiga
11
Ketahuan
12
Memastikan
13
Sikap Ihsan
14
Rencana Menemui
15
Kedatangan Dena
16
Kenalan
17
Dinner
18
Penawaran
19
Keputusan Nisa
20
Asisten Dadakan
21
Pertama Kali
22
Asisten
23
Kecewa
24
Mengunjungi Proyek
25
Riska
26
Selangkah Lebih Dekat
27
Sarapan
28
Dipuji
29
Sandiwara
30
Membongkar Kecurangan
31
Perhatian
32
Kemarahan Reyhan
33
Liburan Dadakan
34
(Masih) Liburan Dadakan
35
Perhatian Nisa
36
Kelembutan Hati Nisa
37
Kejutan Kecil
38
Kejutan Luar Biasa
39
Firasat Rudi
40
Kemarahan
41
Rumit
42
Surat Gugatan
43
Meminta Maaf
44
Sikap Nisa
45
Urusan Pagi
46
Kedatangan Viona
47
Keputusan Nisa
48
Pengunduran Diri
49
Niat Hati
50
Memastikan
51
Kekhawatiran
52
Mencoba Bunuh Diri Part 1
53
Mengakui
54
Mencoba Bunuh Diri Part 2
55
Mbak Nia
56
Jalan-Jalan Di Taman
57
Kedatangan Tamu
58
Kepulangan Nisa
59
Sakit Jantung Bawaan
60
Kedatangan Reyhan
61
Acara Sederhana
62
Perhatian
63
Resmi Menikah
64
Mengobrol Dengan Nisa
65
Malam Pengantin
66
Amunisi Semangat
67
Kecurangan Revan
68
Hasil Akhir
69
Kambuh
70
Kemarahan Ihsan
71
Kondisi Nisa
72
Rencana
73
Ketahuan
74
Perhatian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!