Setelah selesai makan siang team Rere di antarkan langsung oleh CEO menuju ke lobby dan hal itu menjadi sangat aneh dan dianggap tidak biasa oleh karyawan perusahaan tersebut
CEO mereka terkenal dingin, kaku dan tegas terlihat berjalan mengantar tamu sampai ke lobby. semua karyawan tentu saja membicarakan hal tersebut dengan sesama rekan kerja.
"Apa tamu ini sangat istimewa atau ada proyek besar. Hingga wanita itu berjalan di samping CEO" kata salah satu dari mereka.
"Ya tentu saja, wanita itu kekasih pak Aditya" sahut karyawan Erlangga Nusantara Corporation yang lain.
"Aku dengar mereka dari staff Bank yang ingin bekerja sama dengan perusahaan ini" temannya menimpali
"Bukankan hal itu cukup dilakukan oleh manager keuangan atau asisten Riki bahkan staff biasa pun bisa, iyakan? tapi kenapa CEO harus turun tangan."
****
Bukan hanya Staff Perusahaan Erlangga yang bingung dan tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh CEO nya itu.
Team yang ikut bersama Rere juga merasa sangat aneh dengan sikap sang CEO perusahaan tersebut Tapi tidak untuk Rere yang merasa sangat bahagia.
Wanita ini rasanya ingin terbang mendapatkan perlakuan yang sangat manis pria ini. Dwi dan Rendi sudah bersiap dengan mobilnya hendak kembali ke kantor.
Ketika Rendi ingin meminta Rere ikut menaiki kendaraan itu. Ia melihat sang managernya itu sedang terlibat pembicaraan serius dengan CEO tersebut.
"Pak Aditya besar harapan saya agar bapak dapat bekerjasama dan mempercayai bank kami untuk saving fund dan menjadi tempat untuk salary payment perusahaan bapak"ucap Rere.
"Baik, saya akan meminta staff keuanganku, untuk mempelajari terkait dengan permintaan bu Rere. Hmm, Ngomong-ngomong apa boleh aku menemuimu di luar jam kerja Rere"
"Tapi untuk apa?" balas Rere.
"Membahas kisah kita yang kamu tinggalkan begitu saja" ucap Aditya dengan tatapan sulit diartikan.
"kisah apa yang pak Aditya maksudkan itu?" tanya Rere yang terlihat bingung.
Tapi jujur di dalam hatinya justru tumbuh bunga dan kelopaknya yang indah bertebaran di dalam sana, sebagai ungkapan rasa bahagia wanita ini.
"Kisah cinta yang kamu bawa pergi Rere" jelasnya tanpa ekspresi.
Rere mengulangi kalimat pertama, "Ehm...tapi itu sangat lama dan usia kita masih sangat muda saat itu, pak Aditya. Aku tidak tahu apakah kamu sekarang telah memiliki kekasih atau bahkan istri. Jadi tidak perlu dibicarakan lagi" ucap Rere dengan tatapan serius.
"Aku masih sendiri. Hem, apakah justru kamu yang telah memiliki penggantiku?" tanya Aditya.
Rere belum menjawab, mobil yang dikendarai oleh Rendi datang, "Aku pergi dulu pak Aditya, maaf sekarang masih jam kantor. Tidak enak rasanya bicara seperti ini. Lihatlah teman-temanku menunggu di sana"
Aditya hendak membuka mulutnya tapi Rere segera berlalu dari hadapannya begitu dan masuk ke dalam mobil itu.
"Kita pasti akan bertemu lagi, sayang" ucapnya lirih sambil tersenyum dan asisten yang juga ada berdiri tidak jauh darinya, menatapnya dengan banyak pertanyaan.
...****************...
Di dalam mobil Dina bertanya, "Bu Rere, apa ibu kenal dengan pak Aditya"
Wanita in telah mempersiapkan pertanyaan itu, saat melihat keduanya menujukan sikap yang aneh.
"Kenapa sih lu kepo banget Dina, dan ga usah panggil ibu di luar kantor, gw bukan ibu lu" jawab Rere ketus seperti biasa.
Tapi Dina tidak pernah mengambil hati. ia tahu sahabatnya itu jutek dan memiliki mood yang cepat berubah, itulah yang membuat Rere tidak memiliki banyak teman di kantor. Bahkan banyak yang menggunjingkan Rere.
Seperti kenapa wanita ini belum menikah dan menurut rekan kerja Rere, alasan utamanya karena dia ketus.
Sehingga tidak ada pria yang mau mendekatinya. begitulah mulut manusia mengatakan orang lain buruk. Padahal sering kali melakukan hal yang sama bahkan lebih buruk.
Tapi Rere tidak ambil pusing dengan orang-orang yang selalu mencibir statusnya. dia yakin suatu saat dia akan bersama dengan belahan jiwanya yang hilang, itu yang selalu dia tanamkan dalam hati.
"jangan bilang pak Aditya itu mantan lu" selidik Dini.
Rere tidak menjawab, pikirannya masih sibuk dengan pertemuan mereka. Ia masih belum percaya, jika Aditya benar nyata dan dirinya sempat berjabat tangan dengan pria itu.
Aditya yang pernah dirinya kenal berubah menjadi pria yang sangat sukses. Rere sempat mencari tahu tentangnya melalui internet disela meeting.
Ternyata pria itu pemilik perusahaan terbesar di negara ini, bahkan 3 besar di ASEAN dengan usianya yang masih 34 tahun. Seingat Rere, mereka terpaut 2 tahun.
Kemudian isi kepalanya mengganti topik, tentang bagaimana kehidupan Aditya, setelah dirinya pindah dari kota itu.
Hatinya menyesal belum sempat menanyakan kabar mami dan papi dari aditya. Mungkin jika mereka bertemu kembali dirinya akan bertanya mengenai itu semua.
...****************...
Mereka sampai kantor jam 2 sore masih ada waktu untuk bekerja, Rere kembali ke ruang kerja dan masih memikirkan hal yang terjadi hari ini di PT Erlangga Nusantara Corporation
Yang membuatnya merasa aneh adalah panggilan sayang yang disematkan oleh Adityq kepada dirinya.
Padahal mereka telah hilang kontak, hampir 18 tahun dan apakah pria itu benar belum menikah. Apakah pria itu berbuah menjadi genit dan mudah mengatakan sayang kepada banyak wanita.
Pikirian yang rumit ini terus menggelayuti isi kepala Rere. Tanpa sadar atasannya yang bernama Edo telah memasuki ruangan. Rere tersentak, ketika pria itu bertanya
"Bu Rere bagaimana hasil kunjungan kalian ke PT Erlangga Nusantara. Apakah mereka bersedia saving dana ke kita, ya minimal salary payment gitu?" ucapnya, lalu duduk di kursi tepat di depan Rere yang mana hanya terhalang meja.
Rere menyahut, "Oh tadi, kami meeting bersama CEO perusahaan itu dan dia memperhatikan presentasi kami dengan serius pak, berdoa saja hasilnya baik, tapi maaf aku tidak bisa memastikan mereka bersedia atau tidak bergabung dengan bank kita"
Edo membenarkan duduknya, ketika mendengar pemaparan yang diberikan Rere.
"Karena Pak Aditya sebagai CEO mengatakan ingin mempelajari kembali materi yang telah kami uraikan" imbuhnya.
"Apa? pak Aditya CEO Erlangga ikut meeting bersama kalian?" Edo bertanya dengan raut wajah yang tidak percaya.
"ya itu benar sekali" ujar Rere.
Hatinya kesal melihat ekspresi pria yang mana memiliki jabatan Brand Manager. Rere menunjukan photo saat melakukan meeting dan photo bersama dengan jajaran staff perusahaan dan CEO pun bergabung di dalamnya.
"Apa sekarang pak Edo percaya dengan apa yang aku sampaikan?" Rere menarik salah satu sudut bibirnya.
"Wah... hebat kamu Re! Hem, semoga approve ya?! Tahu gitu aku juga ikut tadi" kata pria itu dengan masih menatap photo.
"Andaikan perusahaan ini menyimpan dana ke kita. Aku yakin kepala direksi dan jajaran pusat akan datang ke sini" tambahnya sambil tersenyum bangga.
Rere menatap atasannya ini dan bermonolog di dalam hati
Bagaimana jika Pak Edo tahu, jika pemilik Perusahaan itu adalah mantanku. Aku yakin Pak Edo akan kejang- kejang.
Tanpa sadar Rere tersenyum. Edo mengerutkan dahi dan bertanya, "Kenapa Bu Rere tersenyum seperti itu?!"
"Tidak! Em, aku hanya memikirkan hal yang sama dengan pak Edo, jika semua terwujud aku yakin pasti penilaian tahunan kita akan bagus" jawab nya dengan masih tersenyum.
"Iya benar bu dan semoga saja ya." jawab Edo singkat dibalas senyuman kecil.
"Baiklah, Bu Rere! Aku telah mendengarkan hasil pertemuan itu, sekarang aku ingin pergi ke ruanganku, semoga ada kabar baik dan selamat bekerja kembali" pamit Edo.
"Ok Pak" jawab Rere.
Setelah pintu tertutup kembali Wanita ini merentangkan tangan agar tidak kaku dan berucap, "Ya ALLAH"
Kemudian menggerakan kepala ke kanan dan juga kiri. Jujur Rere merasa lelah seharian bekerja. Rere menarik napas panjang dan menghembuskan dengan kasar.
Lalu wanita ini melanjutkan pekerjaan yang masih menumpuk dan fokusnya kembali ke layar komputer.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 196 Episodes
Comments