Bab. 2 Numpang Makan

Geri menghampiri Rere, lalu menyerahkan kunci mobil milik temannya itu.

"Baru pulang cantik?" tanya pria tampan dengan postur tubuh ideal, tinggi 180cm dan warna kulit sawo matang

"Hhhmm... iya" jawab Rere.Wanita ini tersenyum malas.

"Kenapa kamu yang mengantarkan mobilku, Geri?" sambungnya.

"Kangen sama kamu, Re." jawab pria itu, dengan tangannya mencubit pipi Rere.

"Ih, apaan sih" wanita itu menepis dengan wajah tidak suka.

"Terima kasih! tapi sekarang kamu pulang, ya! ehm, matahari akan tenggelam, itu tanda sebentar lagi maghrib." Jelas Rere.

Setelah mengatakan itu, ia pun segera melangkah menuju ke lobby apartment.

Namun ia menghentikan langkah saat mendapati sahabatnya berjalan melewati dirinya dengan langkah panjang.

"Loh, ingin pergi kemana kamu, Geri?" tanya Rere.

"Tentu saja, ke unit apartment kamu, sudah 1 jam menunggumu datang, masa aku langsung cabut aja. Ngomong-ngomong kamu dari mana? Em, aku curiga jangan-jangan kamu pergi ngedate, ya? sama siapa? ayo cerita!" canda Geri sambil menatap ke belakang dan memainkan alisnya ke atas.

Akan tetapi reaksi Rere justru memperlihatkan ekspresi sinis, bahkan melayangkan tangan pelan ke lengan sahabatnya itu.

"Seorang Geri menunggu satu jam? aku tidak percaya" katanya.

"Terserah kamu percaya atau tidak! yang jelas sekarang perutku lapar. Itulah kenapa aku ingin ke unitmu, Re!"

Rere mengabaikan pria ini, ia justru mempercepat kakinya ke arah lift, setelah keduanya masuk ke lobby gedung apartemen.

"Aku tidak nyaman jika ada yang melihatmu datang ke apartemen, khuatir mereka berpikir yang aneh-aneh. Sebaiknya kamu tunggu di sini. Aku mandi hanya sebentar, setelah itu kita makan di luar. Ok!" pinta Rere sambil menekan tombol lift.

"Tega sekali kamu Rere! padahal aku telah lama menunggu di parkir. Kenapa kamu justru meninggalkan aku disini. Jika pun ada yang melihat kita memang kenapa? lagian aku tidak akan berbuat macam-macam di apartement kamu" tegas Geri.

Ia pun masuk ke dalam lift, Rere menghela nafas panjang dengan menatap menggunakan ekor matanya.

"Suruh siapa masuk Geri"

Keduanya kembali berdebat, dan tanpa mereka ketahui, tidak jauh dari sana berdiri seseorang yang mana mengepalkan tangannya dan raut wajah tampak menahan emosi.

Tidak lama pintu lift tertutup dan pria itu membalikan tubuh dan berjalan keluar lobby utama dan menuju ke arah mobil dengan ekspresi sulit dijelaskan.

"Ah Sial" katanya dalam hati.

Kemudian ia masuk ke dalam kendaraan itu. Tanpa diminta pria yang saat ini duduk di kursi pengemudi menghidupkan mesin dan mobil ini perlahan meninggalkan area apartment ini.

"Riki! Apakah benar laporan kamu yang mengatakan jika Renia masih sendiri sampai saat ini? tanya pria itu.

"Benar saya sudah mencari tahu tentang nona Renia" jawab Riki, tetap fokus dengan jalanan yang ada di depan.

"Aku ingin kamu memastikan lagi dan cari tahu tentang hubungan mereka berdua" tambah pria yang duduk di belakang pengemudi dengan suara tinggi.

"Baik" jawab Riki. lalu mengarahkan mobil ke arah kiri menuju kawasan apartemen mewah yang ada di kota Jakarta.

Setelah sampai di basement sebuah gedung apartemen. Pria ini keluar dari mobil dan berjalan ke arah Lift dan masuk ke dalamnya.

Kemudian kotak besi itu bergerak ke atas sesuai dengan angka yang telah ditekan oleh pria ini. Tidak perlu menunggu lama ia telah sampai di depan unit penthouse miliknya.

Lalu ia membuka pintu dan kini telah berada di dalam kamar, ia berteriak sambil menarik rambut. Setelah itu melepaskan kancing kemeja yang digunakan.

Raut wajah masih sama mengerikan, terdengar deru nafas panjang juga berat. Pria ini menghempaskan diri ke tempat tidur.

Matanya menatap kosong ke arah langit kamar dengan tangan ia rentangkan. Pria ini kembali teringat dengan kejadian di lift apartemen Rere.

Kepalanya terasa berdenyut, pria ini duduk secara tiba-tiba. Setelahnya kembali berteriak, ia meraih apa yang ada di atas nakas dan menjatuhkan ke atas lantai sebagai pelampi*san kemarahan yang sejak tadi mengganggu hati dan pikirannya.

Kemudian ia bangkit dan mendekati dinding, lalu melayangkan tangan beberapa kali dengan terus berteriak.

"Apakah aku terlambat Re? siapa pria yang bersama denganmu itu?" katanya dengan mengepalkan tangan yang mana mengeluarkan d*rah.

Belum juga reda ia pun berjalan ke arah lemari dan kembali mengepalkan tangan, lalu melesatkan dengan keras, membuat kaca lemari hancur berserakan di lantai kamar.

Setelah itu ia pun terdiam dengan nafas semakin berat. Amarahnya belum dapat ia kontrol.

"Rere...sayangku" katanya, ia menjatuhkan diri dan melipat kakinya, terdengar tangis pilu menggema di dalam kamar. Setalah dua puluh menit, pria ini mulai tenang.

Ia pun membersihkan diri dari noda merah yang meluncur dari sela-sela jemari. Lalu meraih kota medis dan mengobati lukanya sendiri.

****************

Satu jam setelahnya

Ia keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit di pinggang, rambut basah dan telapak tangan telah dibalut oleh perban.

Kemudian ia berjalan secara perlahan ke arah work in closet dan meraih pakaian satu set. Beberapa menit kembali keluar dari ruangan itu juga kamar pribadinya.

Tanpa menunggu perintah mbok ijah memiliki inisiatif untuk memasuki kamar majikannya itu dan membereskan kekacauan yang ada di dalamnya.

Sedangakan Pria itu kini telah berada di ruang tamu dan di sana duduk Riki dengan tenang.

"Kita ke apartemen Renia lagi, ayo! aku ingin memastikan apakah pria itu masih berada di sana atau telah pergi" ujarnya.

Lalu ia pun kembali berjalan dan assistennya ini bangkit dari sofa, lalu mengikuti sang bos dan keduanya telah masuk ke dalam lift.

Setalah dua jam perjalanan, mobil sport mewah kembali terparkir tepat di depan apartemen Rere.

Riki menatap atasannya itu dari spion dalam mobil. Jelas terlihat olehnya, atasannya itu menatap lekat apartemen sederhana.

"Bos, apa anda tidak lapar? Sebaiknya kita pergi ke restaurant dekat-dekat sini. Setelahnya kita kembali ke tempat ini lagi. Bagaimana setuju tidak?" tanya Riki memecah kesunyian.

Akan tetapi atasannya itu justru hanya diam, dia masih menatap ke arah lobby apartemen. Riki bertanya sekali lagi.

"Kamu pergi cari makan atau pesan lewat aplikasi di ponselmu saja Riki, aku tidak ingin pergi dari tempat ini" jawabnya.

"Baiklah tapi pak Adit, ingin makan apa? nanti akan aku balikan juga" tanya assistennya itu.

"Kamu saja, saya tidak lapar" sahut Adit.

"Ok, pak permisi" balas Riki

Pria ini juga memiliki paras tampan dan tinggi sekitar 182 cm dan hidung mancung kulit putih, usia 32 tahun.

Setelah itu Riki keluar dari dalam mobil dan berjalan ke arah gerbang.

****************

Sementara itu di dalam unit apartment Renia, dua orang sedang melahap beberapa menu makan malam yang mereka masak berdua.

"Selesai kamu makan, kamu sholat maghrib di ruang tamu. Setelahnya silahkan pulang" ketus nya.

"Ya allah cantik, kenapa bicaramu ketus seperti itu sih? Memang tidak iklas, ya? Lihat mulutnya juga manyun. Padahal aku udah bantuin memperbaiki mobil kamu, Re! Jika tidak mungkin masih mangkrak di bengkel" gerutu geri.

"Aku yakin itu hanya klaim dari kamu saja! mana mungkin itu terjadi, aku yakin staff bengkelmu yang telah membantuku" jawab Rere ketus dengan menjulurkan lidah.

Geri tidak marah justru menurutnya, wanita ini terlihat imut dan juga menggemaskan.

Tiga menit kemudian

Setelah sholat Geri menghampiri Rere di meja makan, sambil mencubit pipi sahabatnya itu yang berisi makanan yang masih ia kunyah.

"Sekarang giliran kamu, sholat sana, Re!" ucap Geri.

"Jangan sentuh aku, ingat kita bukan muhrim. Hem, aku sedang berhalangan jadi absen sholat" jawab rere, tangannya meraih ayam goreng dan memasukan ke dalam mulutnya.

"Oh" jawab Geri. Lalu ia duduk di kursi yang ia duduki sebelumnya.

"Jika kita bukan muhrim, kenapa tidak kita rekatkan saja, agar menjadi muhrim?" balas Geri dan kembali mencubit hidung Rere.

"ih, apaan sih kamu Geri dikasih tahu malah ngeyel. Ingat dilarang cubit-cubit, bisa jadi kamu naksir aku loh nanti" omel Rere sambil melirik tajam Geri yang menurutnya menyebalkan.

"Lah memang aku telah lama suka dan cinta dengan kamu , Re! Aku pun selama ini menunggumu dan berharap menjadi imam dalam rumah tangga kita kelak!" sambil mengacak-acak hijab Rere dan ia pun terkekeh.

"Geri, jangan bersikap seperti ini, tolong hargai hijabku. Aku bukan Rere yang dulu lagi, sekarang aku telah mengenakan penutup kepala dan ingat batasanmu" omel Rere dengan mata membulat sempurna.

Geri meminta maaf ia berkata jika dirinya hanya becanda dan belum terbiasa dengan perubahan Rere.

Sebelumnya Rere tidak mengenakkan hijab dan Geri terbiasa mengacak-acak rambut sahabatnya itu.

"Sebaiknya kamu minta maaf kepada Allah dan mulailah terbiasa dengan penampilanku ini Geri!" sahut Rere

"Iya, astaghfirullahalazim, ya Allah ampuni hamba-Mu ini ya rob" Geri mengadahkan tangan ke atas, lalu mengusap wajahnya sendiri.

"Kamu pulang kerja jam berapa Geri? tadi udah nongol aja di depan apartemen gw" tanya Rere dengan tatapan serius.

"Hari ini aku cuti, cantik. Jadi saat Rizal memberitahukanku bahwa mobil kamu telah selesai kami service, ya sudah aku antarkan saja" balas Geri.

"oh" jawab Rere singkat.

"Aku bereskan sisa makan malam kita, kamu bisa tunggu di ruang tamu. Setelahnya aku antarkan hingga ke lobby" kata Rere dengan bangkit dari kursi dan meraih piring kotor.

"Aku bantu ya Re?" kata Geri.

"Jangan!"

Lalu Rere berkata sekali lagi agar sahabatnya menuruti apa yang ia ucapkan tadi.

"Baiklah! Padahal akan ringan jika dilakukan berdua!" Geri berkata dengan bangkit.

Kemudian Rere membereskan apa yang ada di atas meja makan, lalu membersihkan peralatan makan.

"Bawa makanan ini ke bengkel untuk teman-temanmu di sana Geri!" kata Rere.

"Tidak aku lelah karena seharian berada di bengkel dan aku pun kenyang, sekarang mengantuk" balas Geri.

"ya sudah pergi sana!" ketus Rere.

"Perasaan sejak tadi kamu mengusirku, Re?" sahut Geri sinis.

"Ini udah malam. Aku tidak enak hati, jika ada pria berada di unit apartmentku, bagaimana pendapat para tetanggaku nantinya?" jawab Rere sedikit kesal.

"Siapa yang kenal kamu, memangnya Rere" ledeknya sambil senyum dan hampir menyubit pipinya tapi di tepis Rere.

"Eh, maaf aku lupa" Geri tertawa kecil.

"Pulang-pulang" kembali Rere mengusir sahabatnya itu.

"Ya elah Re, ini baru jam 9 malem lagian gw masih kangen kamu " ujar Geri.

Wanita ini berkaca pinggang, Pria itu kembali berucap, "Iya, aku pulang sekarang. Terima kasih atas makan malamnya dan bye cantik" sambil senyum menyebalkan.

Ia pun berjalan ke arah pintu diikuti oleh Rere. "Ok bye" jawab Rere sambil menutup pintu apartemen nya.

****************

Dari luar apartemen sepasang mata yang penuh tanya dan menahan amarah menatap Geri yang mana keluar dari Lobby utama.

Bertepatan dengan itu Riki juga kembali dari makan malam, ia pun masuk ke dalam mobil dan menoleh ke arah belakang.

"Pak Adit, kita ikuti dia atau pulang" tanya Riki.

"Apa harus bertanya?" jawab Adit dengan tatapannya masih mengarah ke Geri yang mana memasuki mobil online yang dia pesan.

Riki menatap spion dalam mobil sebelum menjalankan kendaraan ini. Jelas tampak atasannya itu menatap ke luar jendela dengan tatapan kosong.

"Rere siapa dia, apakah dia suami kamu. Lalu ingin pergi kemana dia setelah keluar dari apartemenmu tadi. Hem apa mereka sepasang kekasih?" batin Adit bermonolog.

Berulang kali selalu ditanyakan dan masih belum mendapatkan jawabannya.

"Kenapa lama sekali pria itu berada di apartemen Rere apa yang lakukan di sana?" tambahnya masih dalam hati.

"Pak dia masuk tol arah keluar Tangerang" ujar Riki

"Tetap ikuti dia" jawab pria itu tanpa mengalihkan pandangan.

Empat Puluh menit berlalu.

"Pria itu masuk ke dalam rumah ini pak Adit, sepertinya dia tinggal di sini" ujar Riki

"Itu artinya mereka bukan pasangan suami istri" gumam Adit. Ekspresi dan juga raut wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Kita pulang sekarang" perintahnya singkat dan Riki mengangguk.

Episodes
1 Bab. 1 Rere
2 Bab. 2 Numpang Makan
3 Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4 Bab. 4 Cinta Pertama
5 Bab. 5 Lelah
6 Bab. 6 Mawar
7 Bab. 7 Kesedihan Aditya
8 Bab. 8 Cemburu
9 Bab. 9 Berjuang
10 Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11 Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12 Bab. 12 Menyesal
13 Bab. 13 Gosip
14 Bab. 14 Diner
15 Bab. 15 Kunjungan mendadak
16 Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17 Bab. 17 Menua Bersama
18 Bab. 18 Makan Siang
19 Bab. 19 Amarah Aditya
20 Bab. 20 Hancur
21 Bab. 21 Sisilia Renata
22 Bab. 22 Tanggung Jawab
23 Bab. 23 Trauma
24 Bab. 24 Berita Viral
25 Bab. 25 Menolak
26 Bab. 26 Masalah Baru
27 Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28 Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29 Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30 Bab. 30 Saling Menguatkan
31 Bab. 31 Menjenguk
32 Bab. 32 Bertemu
33 Bab. 33 Kesedihan
34 Bab. 34 Curahan Hati Renia
35 Bab. 35 Pengkhianatan
36 Bab. 36 Wanita Rubah
37 Bab. 37 Rumit
38 Bab. 38 Ikhlas
39 Bab. 39 Pindah
40 Bab. 40 Pertemuan
41 Bab. 41 Tangisan Renia
42 Bab. 42 Mengunjungi Geri
43 Bab. 43 Memeluk
44 Bab. 44 Panik
45 Bab. 45 Berdamai
46 Bab. 46 Tamparan
47 Bab. 47 Jangan Pergi
48 Bab. 48 Bahagia
49 Bab. 49 Kemana Papi
50 Bab. 50 Melihat Papi Hans
51 Bab. 51 Wanita Lain
52 Bab. 52 Minta Petunjuk
53 Bab. 53 Sendu
54 Bab. 54 Dua Pilihan
55 Bab. 55 Siapa Wanita itu
56 Bab. 56 Kacau
57 Bab. 57 Sadarkan Diri
58 Bab. 58 Rencana Gagal
59 Bab. 59 Seperti Ayah
60 Bab. 60 Menemui Geri
61 Bab. 61 Menahan Marah
62 Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63 Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64 Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65 Bab. 65 Pilih Siapa
66 Bab. 66 Mantan
67 Bab. 67 Ria Pergi
68 Bab. 68 Apa Hubungannya
69 Bab. 69 Sayang
70 Bab. 70 Aditya Pulang
71 Bab. 71 Sedih Ayu
72 Bab. 72 Kita Keluarga
73 Bab. 73 Rumah Mewah
74 Bab. 74 Kerjasama
75 Bab. 75 Senja
76 Bab. 76 Keputusan Tya
77 Bab. 77 Panggilan Telepon
78 Bab. 78 Perjanjian
79 Bab. 79 Jangan Halangi
80 Bab. 80 Menjemput
81 Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82 Bab. 82 Curiga
83 Bab. 83 Perdebatan
84 Bab. 84 Rahasia
85 Bab. 85 Kesal
86 Bab. 86 Isi Hati Cantika
87 Bab. 87 Mendukung Cantika
88 Bab. 88 Curiga dan Ragu
89 Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90 Bab. 90 Mencari Tahu
91 Bab. 91 Zayn
92 Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93 Bab. 93 Bertanya
94 Bab. 94 Mendiamkan
95 Bab. 95 Membujuk
96 Bab. 96 Takut Kehilangan
97 Bab. 97 Tidur
98 Bab. 98 Mimpi Buruk
99 Bab. 99 Malam Indah
100 Bab. 100 Luka Sisillia
101 Bab. 101 Desakan Menikah
102 Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103 Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104 Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105 Bab. 105 Menjenguk Ria
106 Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107 Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108 Bab.108 Merasa Bersalah
109 Bab. 109 Sisillia Setuju
110 Bab. 110 Rasa Sakit
111 Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112 Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113 Bab. 113 Renia Di Usir
114 Bab. 114 Kekecewaan
115 Bab. 115 Semua Panik
116 Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117 Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118 Bab. 118 Memgikuti Hans
119 Bab. 119 Mencari Tahu
120 Bab. 120 Rencana Pergi
121 Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122 Bab. 122 Memendam Rindu
123 123 Ayu Kecewa
124 Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125 Bab 125. Hans Marah
126 Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127 Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128 Bab. 128 Aditya Panik
129 Bab. 129 Hati Renia Hancur
130 Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131 Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132 Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133 Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134 Bab. 134 Salah Mencintai
135 Bab. 135 Hans Mengancam
136 Bab. 136 Penuh Kesedihan
137 Bab. 137 Fitnah
138 Bab. 138 Rencana Sisillia
139 Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140 Bab. 140 Berita Menyakitkan
141 Bab. 141 Cobaan
142 Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143 Bab. 143 Menemani Zayn
144 Bab. 144 Semua Berakhir
145 Bab. 145 Geri Menemui Renia
146 Bab. 146 Renia Sakit.
147 Bab. 147 Ria Panik
148 Bab. 148 Geri Terpukul
149 Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150 Bab. 150 Keinginan
151 Bab. 151 Tekat
152 Bab. 152 Harus Kuat
153 Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154 Bab. 154 Perasaan Berat
155 Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156 Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157 Bab. 157 Kedatangan Aditya
158 Bab. 158 Hamil
159 Bab. 159 Kemarahan Hans
160 Bab. 160 Kecelakaan
161 Bab. 161 Kabar Duka
162 Bab. 162 Rasa Bersalah
163 Bab. 163 Rumah Duka
164 Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165 Bab. 165 Menemani Renia
166 Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167 Bab. 167 Pemakaman Hans
168 Bab. 168 Pengakuan Lisna
169 Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170 Bab. 170 Pemakaman Aries
171 Bab. 171 Kenyataan Pahit
172 Bab. 172 Demi Anak
173 Bab. 173 Tetap Cinta
174 Bab. 174 Takdir Indah
175 Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176 Bab. 176 Keputusan Menikah
177 Bab. 177 Penolakan Zayn
178 Bab. 178 Shalat Istikharah
179 Bab. 179 Menikah
180 Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181 Bab. 181 Kebohongan Bryan
182 Bab. 182 Honeymoon
183 Bab. 183 Perasaan Bryan
184 Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185 Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186 Bab. 186 Menghubungi Aditya
187 Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188 Bab. 188 Ijin Bertemu
189 Bab. 189 Pasrah
190 Bab. 190 Merajuk
191 Bab. 191 Kumpul Keluarga
192 Bab. 192 Berbuat Baik
193 Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194 Bab. 194 Photo
195 195. Renia Bahagia
196 196. Tamat
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Bab. 1 Rere
2
Bab. 2 Numpang Makan
3
Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4
Bab. 4 Cinta Pertama
5
Bab. 5 Lelah
6
Bab. 6 Mawar
7
Bab. 7 Kesedihan Aditya
8
Bab. 8 Cemburu
9
Bab. 9 Berjuang
10
Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11
Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12
Bab. 12 Menyesal
13
Bab. 13 Gosip
14
Bab. 14 Diner
15
Bab. 15 Kunjungan mendadak
16
Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17
Bab. 17 Menua Bersama
18
Bab. 18 Makan Siang
19
Bab. 19 Amarah Aditya
20
Bab. 20 Hancur
21
Bab. 21 Sisilia Renata
22
Bab. 22 Tanggung Jawab
23
Bab. 23 Trauma
24
Bab. 24 Berita Viral
25
Bab. 25 Menolak
26
Bab. 26 Masalah Baru
27
Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28
Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29
Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30
Bab. 30 Saling Menguatkan
31
Bab. 31 Menjenguk
32
Bab. 32 Bertemu
33
Bab. 33 Kesedihan
34
Bab. 34 Curahan Hati Renia
35
Bab. 35 Pengkhianatan
36
Bab. 36 Wanita Rubah
37
Bab. 37 Rumit
38
Bab. 38 Ikhlas
39
Bab. 39 Pindah
40
Bab. 40 Pertemuan
41
Bab. 41 Tangisan Renia
42
Bab. 42 Mengunjungi Geri
43
Bab. 43 Memeluk
44
Bab. 44 Panik
45
Bab. 45 Berdamai
46
Bab. 46 Tamparan
47
Bab. 47 Jangan Pergi
48
Bab. 48 Bahagia
49
Bab. 49 Kemana Papi
50
Bab. 50 Melihat Papi Hans
51
Bab. 51 Wanita Lain
52
Bab. 52 Minta Petunjuk
53
Bab. 53 Sendu
54
Bab. 54 Dua Pilihan
55
Bab. 55 Siapa Wanita itu
56
Bab. 56 Kacau
57
Bab. 57 Sadarkan Diri
58
Bab. 58 Rencana Gagal
59
Bab. 59 Seperti Ayah
60
Bab. 60 Menemui Geri
61
Bab. 61 Menahan Marah
62
Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63
Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64
Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65
Bab. 65 Pilih Siapa
66
Bab. 66 Mantan
67
Bab. 67 Ria Pergi
68
Bab. 68 Apa Hubungannya
69
Bab. 69 Sayang
70
Bab. 70 Aditya Pulang
71
Bab. 71 Sedih Ayu
72
Bab. 72 Kita Keluarga
73
Bab. 73 Rumah Mewah
74
Bab. 74 Kerjasama
75
Bab. 75 Senja
76
Bab. 76 Keputusan Tya
77
Bab. 77 Panggilan Telepon
78
Bab. 78 Perjanjian
79
Bab. 79 Jangan Halangi
80
Bab. 80 Menjemput
81
Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82
Bab. 82 Curiga
83
Bab. 83 Perdebatan
84
Bab. 84 Rahasia
85
Bab. 85 Kesal
86
Bab. 86 Isi Hati Cantika
87
Bab. 87 Mendukung Cantika
88
Bab. 88 Curiga dan Ragu
89
Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90
Bab. 90 Mencari Tahu
91
Bab. 91 Zayn
92
Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93
Bab. 93 Bertanya
94
Bab. 94 Mendiamkan
95
Bab. 95 Membujuk
96
Bab. 96 Takut Kehilangan
97
Bab. 97 Tidur
98
Bab. 98 Mimpi Buruk
99
Bab. 99 Malam Indah
100
Bab. 100 Luka Sisillia
101
Bab. 101 Desakan Menikah
102
Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103
Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104
Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105
Bab. 105 Menjenguk Ria
106
Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107
Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108
Bab.108 Merasa Bersalah
109
Bab. 109 Sisillia Setuju
110
Bab. 110 Rasa Sakit
111
Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112
Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113
Bab. 113 Renia Di Usir
114
Bab. 114 Kekecewaan
115
Bab. 115 Semua Panik
116
Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117
Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118
Bab. 118 Memgikuti Hans
119
Bab. 119 Mencari Tahu
120
Bab. 120 Rencana Pergi
121
Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122
Bab. 122 Memendam Rindu
123
123 Ayu Kecewa
124
Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125
Bab 125. Hans Marah
126
Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127
Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128
Bab. 128 Aditya Panik
129
Bab. 129 Hati Renia Hancur
130
Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131
Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132
Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133
Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134
Bab. 134 Salah Mencintai
135
Bab. 135 Hans Mengancam
136
Bab. 136 Penuh Kesedihan
137
Bab. 137 Fitnah
138
Bab. 138 Rencana Sisillia
139
Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140
Bab. 140 Berita Menyakitkan
141
Bab. 141 Cobaan
142
Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143
Bab. 143 Menemani Zayn
144
Bab. 144 Semua Berakhir
145
Bab. 145 Geri Menemui Renia
146
Bab. 146 Renia Sakit.
147
Bab. 147 Ria Panik
148
Bab. 148 Geri Terpukul
149
Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150
Bab. 150 Keinginan
151
Bab. 151 Tekat
152
Bab. 152 Harus Kuat
153
Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154
Bab. 154 Perasaan Berat
155
Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156
Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157
Bab. 157 Kedatangan Aditya
158
Bab. 158 Hamil
159
Bab. 159 Kemarahan Hans
160
Bab. 160 Kecelakaan
161
Bab. 161 Kabar Duka
162
Bab. 162 Rasa Bersalah
163
Bab. 163 Rumah Duka
164
Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165
Bab. 165 Menemani Renia
166
Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167
Bab. 167 Pemakaman Hans
168
Bab. 168 Pengakuan Lisna
169
Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170
Bab. 170 Pemakaman Aries
171
Bab. 171 Kenyataan Pahit
172
Bab. 172 Demi Anak
173
Bab. 173 Tetap Cinta
174
Bab. 174 Takdir Indah
175
Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176
Bab. 176 Keputusan Menikah
177
Bab. 177 Penolakan Zayn
178
Bab. 178 Shalat Istikharah
179
Bab. 179 Menikah
180
Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181
Bab. 181 Kebohongan Bryan
182
Bab. 182 Honeymoon
183
Bab. 183 Perasaan Bryan
184
Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185
Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186
Bab. 186 Menghubungi Aditya
187
Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188
Bab. 188 Ijin Bertemu
189
Bab. 189 Pasrah
190
Bab. 190 Merajuk
191
Bab. 191 Kumpul Keluarga
192
Bab. 192 Berbuat Baik
193
Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194
Bab. 194 Photo
195
195. Renia Bahagia
196
196. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!