Bab. 3 Ayah Rere Kangen

Setelah sahabat yang menurut Rere menyebalkan itu pulang. seperti biasa Rere menyendiri di kamar dan hanya di temani oleh komputer dan hp untuk menyelesaikan pekerjaan atau mengecek usaha butik yang dia miliki, para pekerja butik yang di pekerjakan oleh nya seperti biasa melaporkan hasil penjualan setiap hari selesai closing malam dan juga melaporkan pengeluaran bon melalui email. setiap malam sebelum tidur Rere mencoba mengecek usaha kecil nya di bidang fashion itu.

Dia menjual baju dan hijab di butik dan juga toko online di seluruh aplikasi e-commerce yang ada di negara nya itu. Rere mengecek dengan teliti laporan penjualan dan laporan stock yang ada di butik yang dia miliki baik yang di jakarta maupun cabang yang dia miliki di kota lain total butik yang dia miliki sebanyak 3 butik, setelah selesai mengecek semua pendapatan dan juga pengeluaran dia membuka m-banking butik untuk menyamakan data yang telah di Terima sesuai atau tidak.

dddrrrrtttt dddddrrrttt ddddrrttt

Hp lain yang Rere miliki bergetar terlihat ada pesan masuk melalui aplikasi percakapan bergambar gagang tlp berwarna hijau. Rere memiliki 2 hp khusus untuk bisnis dan juga hp untuk pekerjaan nya di bank. sekilas Rere melihat siapa yang mengirim pesan. dan ya dia Geri. dengan menarik nafas dalam Rere membaca pesan masuk itu.

(Rere aku udah sampe rumah, met tidur cantik)

Rere hanya membaca tanpa membalas pesan Geri. dia melanjutkan pekerjaan yang sempat terhenti itu dengan teliti mengecek stock in dan stock out Baju dan Hijab. di data stock in ada tambahan akaesoris yang dia beli dari para pengrajin di daerah bandung. Rere terbiasa bekerja sama dengan para pengusaha umkm di bidang fashion dan juga para pengrajin yang ada di daerah. oleh karena nya saat weekend dia kadang pergi ke daerah jogja, bandung ataupun bali. hanya untuk melihat lihat hasil kerajinan mereka dan juga membeli bebrapa baju hasil para pengrajin dan penjahit di daerah sana.

Setelah selesai mengecek pekerjaan nya Rere kembali mengambil hp dan membaca kembali pesan dari Geri. dia tersenyum setelah membaca ulang. dia pergi ke kamar mandi membersihkan diri sebelum tidur setelah itu dia merebahkan diri di tempat tidur. dan mengecek semua pesan masuk dan membuka semua aplikasi sosial media yang dia miliki. sesekali dia melihat apa yang lagi tranding topik di dunia maya itu. dan juga melihat aplikasi e-commerce untuk membeli peralatan mandi dan skincare yang biasa di gunakan.

ddrrttt dddrrrrttt dddrrrttt

(teteh kata ibu sabtu pulang tidak)

Ada pesan masuk dari aplikasi bergambar gagang tlp berwarna hijau.

(iya tapi lihat nanti ya neng, teteh masih banyak kerjaan di butik, kenapa ada masalah?)

(ga ada cuma ibu kangen ama teteh)

(iya udah teteh pulang ya insyaallah)

(ya ok)

Setelah membalas pesan untuk adik nya dia memeluk guling kembali dan menghadap ke langit kamar, pikiran nya kembali kemasa sulit sebelum diri nya memutuskan pergi ke ibukota untuk mencari pekerjaan baru yang dia harap dapat merubah ekonomi keluarga nya.

Flashback 18 tahun yang lalu

"Bangun neng, neng bangun..." suara ibu membangunkan dengan suara tangisan

"kenapa bu" Jawab Rere

"Ayah kamu neng nafas nya seperti udah mau... " suara ibu terhenti lalu di susul tangisan pilu

Bergegas Rere bangun dan beranjak dari tempat tidur nya lalu menuju ke kamar ayah. "Ayah Ayah Ayah" teriak Rere sambil menangis. "ibu, ayah kenapa bu" lanjut Rere sambil berteriak dan menangis.

ibu Rere mendatangi kamar dan melihat ayah dan Rere memegang tangan ayah, tunggu ya nak ibu mau panggil kakek dan nenek di rumah samping" sambil berlari ibu mendatangi rumah orang tua nya dan tidak lama kakek datang dan juga paman adik ibu. Rere masih menangis dan paman memberitahukan bahwa air mata tidak boleh menetes. cukup bacakan ayat suci al'quran atau surat yasin jangan menangis. itu akan memberatkan langkah ayah saat akan pergi menghadap ALLAH SWT. Rere tetap menangis, dia membayangkan bagaimana hidup nya tanpa ayah dan siapa yang akan membiaya hidup diri nya ibu serta adik perempuan dia yang masih berumur 2 tahun. ya jarak usia Rere dan Arsyila memang jauh berjarak 12 Tahun. seharus nya Rere anak bungsu tapi ntah kenapa ibu nya yang saat itu berusia matang 43 tahun hamil Arsyila mungkin ini yang di namakan rencana Tuhan.

"Ayah jangan sedih dan jangan kuatir ibu dan Arsyila akan Rere urus dengan baik, Rere akan bertanggung Jawab untuk hidup ibu dan Arsyila

jika ayah sudah tidak kuat melawan sakit ayah, Rere ikhlas ayah, ayah jangan sedih dan jangan nangis" bisik Rere sambil mencium pipi, tangan dan juga telapak kaki ayah nya. lalu mundur kebelakang kakek dari ibu nya. lalu menunduk sambil membaca Ayat suci al'quran. kemudian kakek mendekat ke arah ayah. ntah apa yang di bisikan kakek ke ayah. tidak lama ayah menghembuskan nafas terakhir.

"Ayah kamu sudah tidak ada" sambil menoleh ke arah aku, ibu dan ketiga saudara dan saudariku

"Ayah" tanpa sadar Rere berteriak dan merangkak ke arah jenazah ayah lalu memeluk nya.

"Sudah Rere tidak boleh seperti itu, ikhlaskan, Ayah kamu sudah tidak sakit" begitulah bibi dari ibu membelai punggung dan membisikan kalimat itu ke Rere.

"Jangan menangis nanti air mata nya jatuh ke pipi, itu tidak boleh" begitu lanjutnya. dan terdengar juga tangisan 3 saudara dan saudari rere. dan saat menoleh kebelakang terlihat ibu sedang menangis dan menggendong Arsyila. Rere anak ke 4 dari 5 bersaudara. dia tetap menangis dan perlahan mundur kebelakang tidak ingin mengganggu keluarga nya yang ingin mengurus jenazah ayah.

Duduk di belakang dengan tatapan kosong dia memikirkan ayah nya yang telah pergi untuk selamanya, dia tidak dapat lagi bertemu sang ayah, lalu bagaimana dengan nasib ke 4 saudara nya setelah ayah pergi terutama Arsyila yang masih sangat kecil. lalu dia menoleh ke ibu nya yang terbiasa di manja oleh ayah tidak boleh bekerja ataupun berjualan, biarkan ayah yang mencari uang untuk keluarga. Meski hidup sederhana dan terkadang sulit keluarga Rere hidup dengan bahagia. dan 2 kakak laki-laki dan 1 kakak perempuan ikut bersama kakek dan nenek dari ibu. hanya Rere yang ikut ayah dan ibu tinggal di salah satu kota di Jawa Tengah hal itu di sebabkan karena faktor ekonomi.

Setelah ayah sakit keluarga Rere pulang ke kota di mana orang tua nya lahir dan besar di salah satu kota di Jawa Barat. Ayah Rere sudah mengindap kanker paru-paru sejak usia Rere 10 tahun. dan saat ayah meninggal Rere usia nya 14 tahun. ayah sudah berjuang 4 tahun lama nya, walaupun sakit ayah tetap bekerja untuk memenuhi kewajiban nya sebagai seorang suami dan ayah. sesekali Rere ingat ayah dan ibu nya menangis bersama saat ayah mengeluarkan darah dari mulut. sedih sekali saat itu. sampai akhir nya ayah menyerah tidak lagi berobat karena uang sudah sangat tidak ada, seluruh tabungan habis dan sering juga ayah dan ibu meminta uang untuk berobat kepada orang tua ibu dan aset warisan ayah sudah habis dijual, tidak murah berobat untuk kanker. dan ayah sudah tidak memiliki apapun hanya tinggal rumah yang di tempat ini nenek dari ayah yang sekarang saat itu sudah sangat tua. dan 1 sawah untuk biaya hidup nenek dan rencana nya untuk biaya kuliah Rere dan Tia kakak perempuan nya.

"Rere kamu tidur dan kalian juga" ujar bibi sambil menoleh kepada 3 saudara dan saudari Rere. "jangan di tangisi, Ayah kalian sudah tidak sakit, dan kamu Inah jangan nangis nanti anak-anak kamu terpuruk walaupun kamu sedih, jangan perlihatkan itu ke anak-anak kamu" lanjut bibi menasehati ibu. "ini sudah takdir dari ALLAH SWT, yang lebih sayang sama suami kamu abbas" pungkas nya.

ibu tidak menjawab dan tidak juga berhenti menangis dia sangat terpukul dan bingung dengan apa yang terjadi itu yang dapat di lihat dari ibu inah. "kalian pergi tidur besok ibu bangunkan setelah sholat subuh, tidurlah nak ibu yang akan jaga Ayah di sini" ujar ibu sambil menatap pilu suami nya yang sudah tiada.

"Rere bangun nak, sudah subuh, sholat sana doakan bapak" bisik ibu. Rere diam tidak begeming tapi mata nya sudah terbuka, dia berharap ini mimpi bukan kenyataan, semoga ayah nya masih hidup dan berjuang melawan sakit nya. perlahan Rere merangkak ke arah pintu, dan melihat ibu nya sedang menatap jenazah sang suami tercinta sambil menggendong Arsyila dan sesekali mengusap air mata di pipi ibu.

"ternyata ini bukan mimpi" ucap Rere sambil menangis.

persiapan untuk penguburan ayah sudah selesai setelah sholat dhuhur ayah akan di bawa ke pemakaman umum untuk di makamkan. Teman sekolah Rere dan Tia pun datang dan ikut serta mensholati ayah Rere dan tia. setelah selesai keranda Ayah di bawa

"Ayah Ayah Ayah" Rere dan Tia berteriak, ketika Rere akan berlari ke arah ayah nya dengan sigap bibi memeluk erat Rere kuat dan berkata "ikhlaskan neng" lalu bibi memberi kode tangan supaya jenazah terus dibawa kemakaman tidak mungkin kedua anak nya ikut serta ke pemakaman jika dilihat dari berata histeris nya Rere dan Tia.

Setelah keranda ayah di bawa ke makam dan setelah selesai teman sekolah Rere dan Tia kembali ke sekolahan dan sebelum nya berpamitan terlebih dahulu kepada keluarga yang di tinggalkan dan membawa sumbangan dari sekolah. Kebetulan Rere dan Tia bersekolah di sekolah yang sama. Tia sudah tingkat 3 SMA dan Rere tingkat 1.

Tanpa terasa air mata Rere berjatuhan, dia mengingat betul pedih dan sedih nya hidup tanpa ayah setelah kepegian sang ayah hanya ibu inah yang menjadi tulang punggung keluarga karena 5 anak nya belum bekerja karena 2 anak laki-laki nya kehilangan pekerjaan karena ada nya phk sepihak dari perusahaan. dimana perusahaan ingin mengganti karyawan tetap menjadi karyawan kontrak jadi harus merubah management di perusahaan nya tersebut. dan itu terjadi sebelum ayah Rere meninggal.

Jadi ingat betul Rere hanya mengandalkan ibu nya yang hanya buruh cuci dan menjual gorengan keliling. Rere membantu ibu nya sebelum dan setelah sekolah. Rere menjaga adik nya yang masih 2 tahun. hidup nya rumit begitupun hubungan nya dengan kakak perempuan nya memang tidak begitu dekat karena mereka terbiasa terpisah dimana Tia ikut sang nenenk dan Rere ikut orang tua nya di salah satu kota di Jawa Tengah.

Flashback Selasai

"Ayah Rere kangen Ayah, sekarang Rere punya banyak uang, tapi uang Rere tidak bisa mengembalikan ayah" isak tangis Rere menggema di kamar nya.

"Ayah dulu ayah pernah berkata, coba ya neng bapak ada uang pasti bapak bisa di rawat di rumah sakit dan bapak bisa sembuh" kenang Rere.

Sekarang Rere ada uang tapi Rere merasa uang nya tidak ada berarti karena tidak bisa menyembuhkan dan membawa sang ayah. Rere melanjutkan tangis hanya dia yang merasakan kesedihan nya itu. tidak ada satu orang pun yang tahu bahwa kepergian sang ayah menggores luka dan trauma yang sangat besar bahkan geri sahabatnya, keluarga besar maupun sang ibu. Mereka berpikir Rere baik-baik saja dan kesuksesan adalah kebanggan buat mereka tanpa mereka sadari itu sumber kesedihan terbesar bagi Rere, uang nya dia miliki tidak dapat membantu mengembalikan ayah nya yang sudah tiada.

"Ayah Rere kangen" tangis nya.

Episodes
1 Bab. 1 Rere
2 Bab. 2 Numpang Makan
3 Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4 Bab. 4 Cinta Pertama
5 Bab. 5 Lelah
6 Bab. 6 Mawar
7 Bab. 7 Kesedihan Aditya
8 Bab. 8 Cemburu
9 Bab. 9 Berjuang
10 Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11 Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12 Bab. 12 Menyesal
13 Bab. 13 Gosip
14 Bab. 14 Diner
15 Bab. 15 Kunjungan mendadak
16 Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17 Bab. 17 Menua Bersama
18 Bab. 18 Makan Siang
19 Bab. 19 Amarah Aditya
20 Bab. 20 Hancur
21 Bab. 21 Sisilia Renata
22 Bab. 22 Tanggung Jawab
23 Bab. 23 Trauma
24 Bab. 24 Berita Viral
25 Bab. 25 Menolak
26 Bab. 26 Masalah Baru
27 Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28 Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29 Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30 Bab. 30 Saling Menguatkan
31 Bab. 31 Menjenguk
32 Bab. 32 Bertemu
33 Bab. 33 Kesedihan
34 Bab. 34 Curahan Hati Renia
35 Bab. 35 Pengkhianatan
36 Bab. 36 Wanita Rubah
37 Bab. 37 Rumit
38 Bab. 38 Ikhlas
39 Bab. 39 Pindah
40 Bab. 40 Pertemuan
41 Bab. 41 Tangisan Renia
42 Bab. 42 Mengunjungi Geri
43 Bab. 43 Memeluk
44 Bab. 44 Panik
45 Bab. 45 Berdamai
46 Bab. 46 Tamparan
47 Bab. 47 Jangan Pergi
48 Bab. 48 Bahagia
49 Bab. 49 Kemana Papi
50 Bab. 50 Melihat Papi Hans
51 Bab. 51 Wanita Lain
52 Bab. 52 Minta Petunjuk
53 Bab. 53 Sendu
54 Bab. 54 Dua Pilihan
55 Bab. 55 Siapa Wanita itu
56 Bab. 56 Kacau
57 Bab. 57 Sadarkan Diri
58 Bab. 58 Rencana Gagal
59 Bab. 59 Seperti Ayah
60 Bab. 60 Menemui Geri
61 Bab. 61 Menahan Marah
62 Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63 Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64 Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65 Bab. 65 Pilih Siapa
66 Bab. 66 Mantan
67 Bab. 67 Ria Pergi
68 Bab. 68 Apa Hubungannya
69 Bab. 69 Sayang
70 Bab. 70 Aditya Pulang
71 Bab. 71 Sedih Ayu
72 Bab. 72 Kita Keluarga
73 Bab. 73 Rumah Mewah
74 Bab. 74 Kerjasama
75 Bab. 75 Senja
76 Bab. 76 Keputusan Tya
77 Bab. 77 Panggilan Telepon
78 Bab. 78 Perjanjian
79 Bab. 79 Jangan Halangi
80 Bab. 80 Menjemput
81 Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82 Bab. 82 Curiga
83 Bab. 83 Perdebatan
84 Bab. 84 Rahasia
85 Bab. 85 Kesal
86 Bab. 86 Isi Hati Cantika
87 Bab. 87 Mendukung Cantika
88 Bab. 88 Curiga dan Ragu
89 Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90 Bab. 90 Mencari Tahu
91 Bab. 91 Zayn
92 Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93 Bab. 93 Bertanya
94 Bab. 94 Mendiamkan
95 Bab. 95 Membujuk
96 Bab. 96 Takut Kehilangan
97 Bab. 97 Tidur
98 Bab. 98 Mimpi Buruk
99 Bab. 99 Malam Indah
100 Bab. 100 Luka Sisillia
101 Bab. 101 Desakan Menikah
102 Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103 Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104 Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105 Bab. 105 Menjenguk Ria
106 Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107 Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108 Bab.108 Merasa Bersalah
109 Bab. 109 Sisillia Setuju
110 Bab. 110 Rasa Sakit
111 Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112 Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113 Bab. 113 Renia Di Usir
114 Bab. 114 Kekecewaan
115 Bab. 115 Semua Panik
116 Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117 Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118 Bab. 118 Memgikuti Hans
119 Bab. 119 Mencari Tahu
120 Bab. 120 Rencana Pergi
121 Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122 Bab. 122 Memendam Rindu
123 123 Ayu Kecewa
124 Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125 Bab 125. Hans Marah
126 Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127 Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128 Bab. 128 Aditya Panik
129 Bab. 129 Hati Renia Hancur
130 Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131 Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132 Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133 Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134 Bab. 134 Salah Mencintai
135 Bab. 135 Hans Mengancam
136 Bab. 136 Penuh Kesedihan
137 Bab. 137 Fitnah
138 Bab. 138 Rencana Sisillia
139 Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140 Bab. 140 Berita Menyakitkan
141 Bab. 141 Cobaan
142 Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143 Bab. 143 Menemani Zayn
144 Bab. 144 Semua Berakhir
145 Bab. 145 Geri Menemui Renia
146 Bab. 146 Renia Sakit.
147 Bab. 147 Ria Panik
148 Bab. 148 Geri Terpukul
149 Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150 Bab. 150 Keinginan
151 Bab. 151 Tekat
152 Bab. 152 Harus Kuat
153 Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154 Bab. 154 Perasaan Berat
155 Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156 Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157 Bab. 157 Kedatangan Aditya
158 Bab. 158 Hamil
159 Bab. 159 Kemarahan Hans
160 Bab. 160 Kecelakaan
161 Bab. 161 Kabar Duka
162 Bab. 162 Rasa Bersalah
163 Bab. 163 Rumah Duka
164 Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165 Bab. 165 Menemani Renia
166 Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167 Bab. 167 Pemakaman Hans
168 Bab. 168 Pengakuan Lisna
169 Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170 Bab. 170 Pemakaman Aries
171 Bab. 171 Kenyataan Pahit
172 Bab. 172 Demi Anak
173 Bab. 173 Tetap Cinta
174 Bab. 174 Takdir Indah
175 Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176 Bab. 176 Keputusan Menikah
177 Bab. 177 Penolakan Zayn
178 Bab. 178 Shalat Istikharah
179 Bab. 179 Menikah
180 Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181 Bab. 181 Kebohongan Bryan
182 Bab. 182 Honeymoon
183 Bab. 183 Perasaan Bryan
184 Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185 Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186 Bab. 186 Menghubungi Aditya
187 Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188 Bab. 188 Ijin Bertemu
189 Bab. 189 Pasrah
190 Bab. 190 Merajuk
191 Bab. 191 Kumpul Keluarga
192 Bab. 192 Berbuat Baik
193 Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194 Bab. 194 Photo
195 195. Renia Bahagia
196 196. Tamat
Episodes

Updated 196 Episodes

1
Bab. 1 Rere
2
Bab. 2 Numpang Makan
3
Bab. 3 Ayah Rere Kangen
4
Bab. 4 Cinta Pertama
5
Bab. 5 Lelah
6
Bab. 6 Mawar
7
Bab. 7 Kesedihan Aditya
8
Bab. 8 Cemburu
9
Bab. 9 Berjuang
10
Bab. 10 Rahasia Besar Aditya
11
Bab. 11 Drama Di Hari Minggu
12
Bab. 12 Menyesal
13
Bab. 13 Gosip
14
Bab. 14 Diner
15
Bab. 15 Kunjungan mendadak
16
Bab. 16 Bertemu Papi Aries
17
Bab. 17 Menua Bersama
18
Bab. 18 Makan Siang
19
Bab. 19 Amarah Aditya
20
Bab. 20 Hancur
21
Bab. 21 Sisilia Renata
22
Bab. 22 Tanggung Jawab
23
Bab. 23 Trauma
24
Bab. 24 Berita Viral
25
Bab. 25 Menolak
26
Bab. 26 Masalah Baru
27
Bab. 27 Kekasih Masa Lalu
28
Bab. 28 Diah Ayu Erlangga
29
Bab. 29 Fakta Yang Terungkap
30
Bab. 30 Saling Menguatkan
31
Bab. 31 Menjenguk
32
Bab. 32 Bertemu
33
Bab. 33 Kesedihan
34
Bab. 34 Curahan Hati Renia
35
Bab. 35 Pengkhianatan
36
Bab. 36 Wanita Rubah
37
Bab. 37 Rumit
38
Bab. 38 Ikhlas
39
Bab. 39 Pindah
40
Bab. 40 Pertemuan
41
Bab. 41 Tangisan Renia
42
Bab. 42 Mengunjungi Geri
43
Bab. 43 Memeluk
44
Bab. 44 Panik
45
Bab. 45 Berdamai
46
Bab. 46 Tamparan
47
Bab. 47 Jangan Pergi
48
Bab. 48 Bahagia
49
Bab. 49 Kemana Papi
50
Bab. 50 Melihat Papi Hans
51
Bab. 51 Wanita Lain
52
Bab. 52 Minta Petunjuk
53
Bab. 53 Sendu
54
Bab. 54 Dua Pilihan
55
Bab. 55 Siapa Wanita itu
56
Bab. 56 Kacau
57
Bab. 57 Sadarkan Diri
58
Bab. 58 Rencana Gagal
59
Bab. 59 Seperti Ayah
60
Bab. 60 Menemui Geri
61
Bab. 61 Menahan Marah
62
Bab. 62 Pengakuan Mengejutkan Aditya
63
Bab. 63 Cerita Masa Lalu
64
Bab. 64 Menutupi Kehamilan
65
Bab. 65 Pilih Siapa
66
Bab. 66 Mantan
67
Bab. 67 Ria Pergi
68
Bab. 68 Apa Hubungannya
69
Bab. 69 Sayang
70
Bab. 70 Aditya Pulang
71
Bab. 71 Sedih Ayu
72
Bab. 72 Kita Keluarga
73
Bab. 73 Rumah Mewah
74
Bab. 74 Kerjasama
75
Bab. 75 Senja
76
Bab. 76 Keputusan Tya
77
Bab. 77 Panggilan Telepon
78
Bab. 78 Perjanjian
79
Bab. 79 Jangan Halangi
80
Bab. 80 Menjemput
81
Bab. 81 Perkataan yang Menyakitkan
82
Bab. 82 Curiga
83
Bab. 83 Perdebatan
84
Bab. 84 Rahasia
85
Bab. 85 Kesal
86
Bab. 86 Isi Hati Cantika
87
Bab. 87 Mendukung Cantika
88
Bab. 88 Curiga dan Ragu
89
Bab. 89 Julukan Perawan Tua
90
Bab. 90 Mencari Tahu
91
Bab. 91 Zayn
92
Bab. 92 Sisilia Dan Aditya Panik
93
Bab. 93 Bertanya
94
Bab. 94 Mendiamkan
95
Bab. 95 Membujuk
96
Bab. 96 Takut Kehilangan
97
Bab. 97 Tidur
98
Bab. 98 Mimpi Buruk
99
Bab. 99 Malam Indah
100
Bab. 100 Luka Sisillia
101
Bab. 101 Desakan Menikah
102
Bab. 102 Saling Mengenal Kembali
103
Bab. 103 Halaman Kisah Aditya
104
Bab. 104 Kisah Kelam Aditya
105
Bab. 105 Menjenguk Ria
106
Bab. 106 Bertemu Di Cafe
107
Bab. 107 Hancurnya Perasaan Geri
108
Bab.108 Merasa Bersalah
109
Bab. 109 Sisillia Setuju
110
Bab. 110 Rasa Sakit
111
Bab. 111 Hari Pertama Setelah Cuti
112
Bab. 112 Kesedihan Untuk Renia
113
Bab. 113 Renia Di Usir
114
Bab. 114 Kekecewaan
115
Bab. 115 Semua Panik
116
Bab. 116 Janji Renia Untuk Aditya
117
Bab. 117 Rahasia Hans Terbongkar
118
Bab. 118 Memgikuti Hans
119
Bab. 119 Mencari Tahu
120
Bab. 120 Rencana Pergi
121
Bab. 121 Kebohongan Aditya Terungkap
122
Bab. 122 Memendam Rindu
123
123 Ayu Kecewa
124
Bab. 124 Berhentilah Bertemu Geri
125
Bab 125. Hans Marah
126
Bab. 126 Perdebatan Rere Dan Geri
127
Bab. 127 Terbongkar Semuanya
128
Bab. 128 Aditya Panik
129
Bab. 129 Hati Renia Hancur
130
Bab. 130 Ayu Mengetahui Semua
131
Bab. 131 Kepanikan Keluarga Erlangga
132
Bab. 132 Kesedihan Renia dan Ayu
133
Bab. 133 Keributan Riki dan Hans
134
Bab. 134 Salah Mencintai
135
Bab. 135 Hans Mengancam
136
Bab. 136 Penuh Kesedihan
137
Bab. 137 Fitnah
138
Bab. 138 Rencana Sisillia
139
Bab. 139 Aries Meminta Maaf
140
Bab. 140 Berita Menyakitkan
141
Bab. 141 Cobaan
142
Bab. 142 Membatalkan Lamaran
143
Bab. 143 Menemani Zayn
144
Bab. 144 Semua Berakhir
145
Bab. 145 Geri Menemui Renia
146
Bab. 146 Renia Sakit.
147
Bab. 147 Ria Panik
148
Bab. 148 Geri Terpukul
149
Bab. 149 Hubungan Riki dan Ayu
150
Bab. 150 Keinginan
151
Bab. 151 Tekat
152
Bab. 152 Harus Kuat
153
Bab 153. Ayu Bertemu Zayn
154
Bab. 154 Perasaan Berat
155
Bab. 155 Rere Sadarkan Diri
156
Bab. 156 Aries Meminta Maaf
157
Bab. 157 Kedatangan Aditya
158
Bab. 158 Hamil
159
Bab. 159 Kemarahan Hans
160
Bab. 160 Kecelakaan
161
Bab. 161 Kabar Duka
162
Bab. 162 Rasa Bersalah
163
Bab. 163 Rumah Duka
164
Bab. 164 Pertemuan Aditya dan Rian
165
Bab. 165 Menemani Renia
166
Bab. 166 Rafli Melamar Tya
167
Bab. 167 Pemakaman Hans
168
Bab. 168 Pengakuan Lisna
169
Bab. 169 Semua Sudah Berakhir
170
Bab. 170 Pemakaman Aries
171
Bab. 171 Kenyataan Pahit
172
Bab. 172 Demi Anak
173
Bab. 173 Tetap Cinta
174
Bab. 174 Takdir Indah
175
Bab. 175 Kesepakatan Keluarga Hans
176
Bab. 176 Keputusan Menikah
177
Bab. 177 Penolakan Zayn
178
Bab. 178 Shalat Istikharah
179
Bab. 179 Menikah
180
Bab. 180 Kesepakatan Bebas
181
Bab. 181 Kebohongan Bryan
182
Bab. 182 Honeymoon
183
Bab. 183 Perasaan Bryan
184
Bab. 184 Kekecewaan Ayu
185
Bab. 185 Suami Sepenuhnya
186
Bab. 186 Menghubungi Aditya
187
Bab. 187 Pernikahan Sisillia
188
Bab. 188 Ijin Bertemu
189
Bab. 189 Pasrah
190
Bab. 190 Merajuk
191
Bab. 191 Kumpul Keluarga
192
Bab. 192 Berbuat Baik
193
Bab. 193 Rencana Jahat Sisillia
194
Bab. 194 Photo
195
195. Renia Bahagia
196
196. Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!