MSK-Bab 5

"Hai, Sella, Alvin?" sapa Della dengan manis pada kedua anak Agam. Keduanya terkejut karena tante ini tahu namanya.

"Kalian pasti terkejut. Ayahmu sering bercerita tentang kalian..." kata Della lagi dan kembali membuat Della dan Alvin saling berpandangan.

Agam lalu mengajak Della masuk kedalam rumahnya. Agam lalu membuatkan minuman untuk Della. Sella dan Alvin naik ke atas untuk mandi.

"Kenapa kau datang kemari?" tanya Agam dengan dingin.

"Kenapa? Apa tidak boleh?" tanya balik Della nampak tidak suka dengan pertanyaan Agam. Sudah jelas untuk apa dia datang? Kenapa Agam masih pura-pura tidak terjadi apa-apa diantara mereka.

"Kita setiap hari bertemu dikantor, kau bisa bicara dan menemuiku disana," ucap Agam kemudian. Dalam hati dia keberatan Della datang kerumahnya.

"Aku juga ingin dekat dengan kedua anakmu," Agam menoleh kearahnya dan menatapnya, dalam hati tidak mengerti maksud ucapan Della.

"Maksudmu?"

"Karena aku akan menikah denganmu dan menjadi ibu sambung mereka,"

Mendengar hal itu, Agam menarik nafas dengan kesal dan menarik tangan Della, hingga mereka menjadi berhadapan sangat dekat.

"Pulanglah! Aku akan menjemputmu besok sebelum ke kantor. Dan jangan datang kemari jika aku tidak menyuruhmu datang."

"Kau mengusirku?" Della menghempaskan pegangan tangan Agam.

"Della, aku sudah memberikan solusi untuk masalah kita. Dan kita tidak akan menikah."

"Apa katamu?" Della terkejut hingga mendongakkan wajahnya menatap tajam manik mata Agam. "Kita tidak akan menikah? Apakah para pria seburuk dirimu? Mereka memakai lalu membuangnya seperti bungkus makanan?"

Agam diam saja.

"Aku tidak akan pernah menggugurkannya. Aku akan mempertahankan bayi ini. Aku pergi! Aku sangat kecewa padamu Agam!"

Della lalu berpaling dari menatap Agam dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Saat Della keluar dan berjalan ke halaman rumahnya, Della dan Alvin mengintip dari jendela kamar Alvin yang menghadap ke halaman.

"Siapa dia?" tanya Alvin penasaran.

"Teman papah!" jawab Sella.

"Apakah dia akan menjadi ibu kita?"

"Aku tidak tahu!" jawab Sella sambil mengangkat kedua bahunya. Alvin masih menatap melalui jendela hingga teman papahnya tidak terlihat lagi. Tiba-tiba saja dia berfikir, tentang masalah ibu sambung ketika melihat wanita muda itu bicara pada papahnya tadi.

"Aku tidak mau ibu sambung!" ucapnya lirih.

.

Dirumah lain, orang tua Agam sedang berkeluh kesah pada anaknya yang paling besar yang bernama Asti. Asti adalah kakaknya Agam. Dan saat orang tuanya bicara soal gadis yang mengandung anak Agam, diapun tak kalah terkejutnya.

Bagaimana mungkin dia bisa percaya adiknya yang berpendidikan dan mencintai istrinya bisa melakukan perselingkuhan itu. Namun kenyataannya, ibunya menceritakan jika hal itu benar adanya dan Agam juga mengakuinya. Jadi, Asti sangat sedih dan kecewa setelah mendengar semua ini. Dia memikirkan kedua keponakannya karena mereka pasti bingung dan sulit menerima pernikahan ayahnya jika gadis itu menuntut untuk di nikahi.

"Jadi apa yang harus kita lakukan Bu?" tanya Asti pada ibunya.

"Ibu juga bingung Asti. Di satu pihak gadis itu sudah hamil dan itu adalah anaknya Agam. Namun dipijak lain,kita punya hubungan besan dengan orang tua Tiara yang baru saja meninggal. Apakah yang akan mereka pikirkan jika mereka tahu hal ini?" Ibu Agam terlihat tidak punya jalan keluar dari masalah ini. Wajahnya terlihat lelah dan putus asa.

"Ibu benar. Jika sampai mereka menikah, maka hubungan dua keluarga akan jauh. Keluarga Tiara tidak akan menerima semua ini."

"Bapak tidak sanggup menanggung malu dan hinaan masyarakat nantinya jika sampai Agam menikah dengan gadis itu!" ayahnya tiba-tiba bicara dan duduk dengan gelisah juga.

"Bagaimana kau sampai tidak tahu soal ini Bu? Kau sangat dekat dengan Agam. Kau yang tahu bagaimana dirinya? Istrinya baru saja meninggal dan dia akan menikah lagi? Apa kata orang nanti!" suaminya nampak kesal dan menyalahkan istrinya.

"Jangan selalu menyalahkan aku untuk semua perbuatan buruknya. Dia sudah besar. Mana mungkin aku akan terus mengikutinya sepanjang hari? Kau selalu menyalahkan aku jika ada masalah seperti ini!"

"Kau selalu membelanya. Akhirnya dia menjadi melonjak dan menyusahkan kita semua!"

Tidak terima disalahkan oleh suaminya, ibunya Agam lalu berlalu sambil mengomel didepan Asti.

"Lihat ayahmu itu! Jika anaknya sukses itu berkat didikannya. Dan jika anaknya melakukan kesalahan dia mengatakan itu karena didikan ibunya!"

Asti hanya bisa diam dan menarik nafas dalam-dalam melihat ayah dan ibunya bersitegang memikirkan masalah Agam.

.

Dirumah lainnya, ayah dan ibunya Della juga tak kalah cemasnya. Bagaimana mereka tidak cemas saat mengetahui putrinya hamil saat dia masih lajang. Bukan hanya cemas, mereka juga khawatir jika sampai masyarakat tahu aib itu. Dan sebelum semuanya menjadi buah bibir masyarakat, maka mereka harus menyelesaikan semua ini.

"Pria itu harus bertanggung jawab!" kata ayahnya Della pada istrinya.

"Kau benar...jika tidak maka siapa yang mau menikah dengan gadis yang hamil diluar nikah?" kata istrinya.

"Kita akan datang ke rumahnya dan meminta pertanggungjawaban darinya!"

"Ya. Mari kita kesana!" kata istrinya.

Didalam mobil mereka masih bicara dan menyesal karena terlalu memberi kebebasan pada putrinya itu.

"Harusnya aku lebih banyak menasehatinya ketika dia remaja dan beranjak dewasa. Agar dia menjaga kehormatannya yang paling berharga. Karena ketika pria sudah mendapatkan keinginannya, mereka berada diatas angin, dan para gadislah yang berganti untuk mengejar pertanggungjawaban nya. Seperti yang terjadi pada putri kita,"

"Kau ibunya, kau yang harus lebih dekat dengannya. Aku sibuk di kantor, kau harusnya lebih peka pada sikap putrimu itu!" dari nada bicaranya, nampak suaminya menyalahkan istrinya.

"Dia sudah dewasa. Aku tidak mungkin setiap hari mengikutinya,"

Mereka berdua sama-sama menarik nafas dalam dan panjang. Dalam hati sebenarnya merasa malu karena saat ini mereka harus memohon pada keluarga pria untuk menerima putrinya dan menikahkan mereka berdua.

Harusnya keluar pria yang datang dengan hantaran untuk melamar putrinya. Namun hal ini terpaksa dilakukan karena putrinya sudah hamil di luar nikah.

.

Mereka sampai di rumah orang tua Agam. Mereka turun perlahan-lahan dan ragu untuk masuk kedalam. Rasa malu yang saat ini mereka rasakan tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

"Ayo kita katakan baik-baik pada mereka. Semoga mereka mengerti niat baik kita," kata istrinya menoleh pada suaminya.

Suaminya mengangguk pelan. Dan mereka berdiri di pintu yang tertutup itu.

tok tok tok!

"Siapa Bu?" tanya ayahnya Agam yang saat itu sedang membaca koran.

"Asti tolong buka pintunya!" kata ibunya yang lagi berada di dapur.

Asti lalu berjalan ke pintu dan membukanya.

"Silahkan masuk....!" sapa Asti ramah.

"Kami orang tua Della," kata ibunya Della dan membuat Asti terbelalak. Dia lalu mengangguk dan mempersilakan mereka dengan dada berdebar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!