Dihalaman rumah Agam masih terpasang tenda untuk para tamu yang turut berdukacita. Seorang wanita nampak berdiri di ujung jalan dan hanya menatap dari kejauhan. Namanya Della, dia adalah teman lama Agam yang bekerja satu kantor denganya.
Rupanya dia menunggu beberapa teman satu kantornya yang akan datang namun masih dalam perjalanan.
"Del!" Panggil Dika saat melihatnya berdiri sendirian.
"Mana yang lainnya?" tanya Della.
"Tuh!" nampak dua lagi temannya sedang berjalan ke arah mereka.
Merekapun berempat bersama-sama akan berjalan menuju rumah Agam. Sampai dirumah Agam, mereka satu persatu mengucapkan bela sungkawa. Agam menemui teman-temannya dan nampak duka masih terlihat jelas di matanya.
"A....yang sabar ya...." ucapan dari Della dan mereka bertatapan. Agam mengangguk pelan. Della adalah teman lama yang selalu memicu pertengkaran antara dia dan istrinya.
Tiara sangat tidak suka Agam dekat dengannya, bukan tanpa sebab dia tidak menyukai Della. Karena Tiara mengetahui dari salah seorang rekannya jika Della dan Agam pernah berpacaran saat masih SMA.
Dan Agam sering pulang terlambat dan bahkan sering makan berdua saja bersama Della sepulang dari kerja. Dan sejak itu, Tiara mulai merasakan jika suaminya itu berubah. Apalagi mereka satu kantor, dan beberapa Minggu terakhir terdengar kabar jika Agam dan Della pergi ke puncak sama-sama. Padahal pamit sama Tiara kalau ada acara di luar kota. Namun nyatanya temannya mengatakan jika mereka berdua pergi ke puncak.
Dan itu adalah puncak dari pertengkaran mereka. Tiara ingin berpisah dari Agam jika sampai dia mengkhianati dirinya. Dan Agam berkata jika tuduhan Tiara tidak benar.
.
Beberapa hari kemudian, keluarga Tiara datang kerumah besannya dengan begitu sangat terluka. Mereka semua pergi ke tanah suci dan berdoa disana agar putrinya bahagia. Namun saat kembali, ternyata hanya batu nisan yang bisa mereka temui.
"Bagaimana bisa terjadi?" tanya ayahnya kepada Agam sang menantu.
"Dia kecelakaan saat pulang kerja," jawab Agam tertunduk.
Nampak sang ayah mengusap airmatanya begitu juga keluarga yang lainnya. Mereka sangat sedih karena tidak bisa bertemu dan melihat Tiara untuk yang terakhir kalinya.
"Sella, Alvin, yang sabar ya nak...." nampak ibunya Tiara memeluk kedua cucunya itu.
"Sekarang ibu kalian sudah tenang disana, kalian jangan bersedih lagi ya...."
Kedua anak itu mengangguk pelan.
"Kami minta maaf.....atas apa yang terjadi pada Tiara...." kata besannya.
"Tidak pak. Semua sudah takdirnya. Ini bukan salah kalian...."
Tidak lama mereka pulang dan berpesan pada Agam sebelum pergi. Agar Agam menyayangi dan sabar pada kedua anak yang di tinggalkan Tiara. Sekarang ibunya sudah meninggal, dan Agam harus merangkap menjadi ayah dan ibu bagi keduanya.
"Saya berjanji....akan menjaga mereka dengan baik..." kata Agam sebelum berpisah dengan keluarga Tiara.
.
Didalam mobil, keluarga Tiara masih membahas kepergian putrinya yang tiba-tiba. Mereka juga masih tidak menyangka jika saat mereka kembali dari umroh, hanya batu nisan yang bisa mereka temui.
"Beberapa hari yang lalu Mbak Tiara pernah bilang jika rumah tangganya berada di ujung tanduk," kata adiknya sambil membuka foto terakhir dirinya dan kakak perempuan nya itu. Usia mereka hanya selisih satu tahun. Dan kakaknya itu yang biasanya tidak pernah curhat, dua Minggu yang lalu bercerita padanya tentang kondisi rumah tangganya.
"Apa?" Ibunya terkejut mendengarnya. "Di ujung tanduk bagaimana?"
"Itu Bu....mas Agam bertemu sama cinta pertamanya, dan mereka satu kantor, jadi mbak Tiara khawatir jika mas Agam selingkuh di belakangnya,"
"Tidak mungkin! Palingan mereka hanya rekan kerja saja. Agam itu sangat mencintai kakakmu. Dan dia juga pria berpendidikan. Mereka tidak akan berbuat serendah itu dan menghancurkan rumah tangganya,"
"Aku juga ngga yakin Bu, tapi biasanya naluri seorang istri juga sering tidak meleset,"
"Sssttt....jangan kau hiraukan apa yang kau dengar dari kakakmu. Dia sudah tiada. Jangan sampai ada fitnah setelah kematiannya. Dan....mungkin saat itu, kakakmu sedang cemburu, jadi wajar jika dia galau dan berfikir yang tidak-tidak tentang suaminya," nasehat ibunya lagi.
"Iya Bu...."
.
Flash back.
Diatas tanah yang masih basah, Agam terduduk dan salah satu tangannya memegang batu nisan yang baru di pasang. Istri tercintanya baru saja meninggal dunia. Memutus semua cinta dan ikatan dengan dunia. Di tinggalkan saat kebahagiaan sedang mekar-mekarnya rasanya sangatlah menyakitkan.
Semua orang menangis namun hanya dia yang terluka sangat dalam. Panggilan sayangnya tidak akan lagi membangunkannya dalam tidur panjangnya.
Hanya kenangan yang tertinggal akan menjadi saksi malam-malam dingin yang akan dia lalui setelah hari ini. Tidak ada lagi canda tawa. Tidak ada lagi pelukan hangat. Tidak ada lagi pertengkaran kecil dan rayuan manja. Semua sudah hilang bersama kepergiannya.
Teriakan dan tangisan anaknya tidak akan membuatnya berlari datang seperti biasanya. Dia yang tergopoh-gopoh berlari setiap kali mendengar suara tangisan buah hatinya, kini terdiam dalam gundukan tanah merah.
"Apakah kau mendengar tangisan kami karena kehilangan mu?" kata Agam lirih sambil sesekali menyeka air matanya.
"Anakmu yang kecil akan mencarimu saat malam hari. Dia masih ingin mendengarkan dongeng indahmu, namun kau pergi tanpa pamit pada kami. Kau tidak menepati janjimu untuk tetap setia dan sabar pada keliaranku!"
Agam bangun dari duduknya.Hujan mulai mengguyur dengan lebih deras. Ibunya datang membawa payung untuknya. Dan mengajaknya pulang.
.
Pagi hari sebelum istrinya meninggal dalam sebuah kecelakaan, masih teringat jelas dalam ingatan Agam.
Agam yang akhir-akhir ini sering bertengkar kecil dengan istrinya, pagi itu tidak mau minum kopi buatannya.
Agam dan Tiara sama-sama bekerja setiap hari. Dan sudah menjadi kebiasaan jika setiap pagi, sebelum berangkat kerja, Tiara akan membuatkan minuman untuk suaminya. Bagaimana hebatnya pertengkaran mereka, namun dia tidak melalaikan tugasnya sebagai seorang istri.
Dia bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan. Setelah itu membuatkan kopi untuk suaminya. Dan pagi itu, lain dari biasanya. Suaminya yang biasanya minum kopi buatannya, tapi pagi itu memilih untuk mendiamkan kopi itu dan tidak meminumnya.
Dia marah karena pertengkaran semalam yang berlanjut hingga pagi hari. Kemarahannya membuatnya mengabaikan istrinya sejak semalam dan membiarkan kopi itu dingin tanpa di seruput.
Tiara yang setiap bertanya tidak di sahutin oleh suaminya akhirnya hanya bisa pasrah. Dia berangkat ke kantor tanpa mencium tangan suaminya karena aksi diam-diaman itu. Kopi itu juga masih utuh ketika dia meninggalkan rumah.
Hingga sore hari jam 17.00 ada telepon dari kepolisian yang mengatakan jika istrinya mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat. Motornya terserempet mobil tronton dan dia terlempar hingga beberapa meter.
Wajahnya bahkan harus di operasi sebelum di kafani. Ada beberapa luka sobek di bagian wajah. Helm yang dia pakai juga pecah.
Awalnya Agam tidak percaya, namun identitas lengkap istrinya yang di sebutkan oleh polisi itu membuktikan jika itu adalah benar istrinya.
Hancur luluh seluruh persendiannya saat itu juga. Bahkan airmatanya tidak keluar meski seberapa kuatnya dia ingin menangis. Dia hanya terpaku lalu mengambil kunci mobil dan pergi kerumah sakit.
Sampai disana, istrinya sudah di sucikan dan semua luka terbuka sudah di jahit. Dia berbicara padanya dan berusaha membangunkannya serta minta maaf padanya, tapi apalah gunanya. Cacian serta makian istrinya tidak lagi terdengar dari mulut mungilnya itu. Tidak ada lagi keluhan dan kemarahan. Yang ada hanya wajah pucat tak bergerak di hadapannya yang sudah menjadi mayat.
Akhirnya,
Istrinya di bawa pulang kerumahnya. Bahkan yang lebih memilukan adalah karena saat ini keluarga istrinya semua sedang umroh ke tanah suci. Ibunya Agam sudah mengabari kecelakaan yang merenggut menantunya itu. Namun apalah daya, mereka tetap tidak bisa datang dan akhirnya semua upacara pemakaman di selenggarakan saat itu juga di keluarga suaminya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Tavia Dewi
berarti benar firasat istri u y bahwa suami berhubungan ma mantan y
2023-03-27
0